All Chapters of Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan: Chapter 161 - Chapter 170

213 Chapters

87 [bagian 2]

Maira mencubit gemas pipi Kayla membuat wanita itu memekik kesal. "Kamu ini, suka banget ya! Sakit tau," omel perempuan tersebut.Wanita itu hanya mengulas senyuman melihat sang teman mengomel lalu merangkul Kayla. "Bukan acara Abangku, La. Tapi acara aku, nani malam acara seserahan. Pokoknya kamu harus nemenin aku ya. Aku deg-degan banget, padahal yang kedua kalinya ini," ujar Maira. Kayla langsung menatap Maira lalu memeluk perempuan tersebut. Sedangkan di tempat lain, Reyhan terus mengeluarkan amarahnya. Bahkan beberapa kali kasar dengan Thania. "Kamu kenapa sih, Mas! Marah-marah terus padahal aku lagi hamil anak kamu lho," sungut Thania. Reyhan hanya mendelik kesal, ia menggeram dan menggebrak meja. "Kalau gitu kamu jangan deket-deket sama aku! Kamu payah banget gak bisa bantu redahin amarahku, beda banget sama Maira," seru Reyhan.Mata Thania membulat, ia melempar bantal sofa ke meja membuat gelas yang berada di sana terjatuh. Melihat kelakuan istrinya, Reyhan semakin geram
Read more

88 [bagian 1]

"Wati, setelah pulang sekolah kamu langsung ke butik saya! Ambil gamis buat acara nanti malam. Calon menantuku harus tampil cantik, ingat itu! Sekalian pakaian buat Hana juga, cepat ke sini setelah pulang sekolah," seru Anggrek. Mata guru itu melebar mendengar perkataan Anggrek, ia langsung pergi tanpa mengatakan apapun. Suara langkah kaki yang terdengar lumayan cepat, wanita tersebut mengulas seringai."Apa dia sudah pergi, enak saja pengen mendekati anakku," sinis wanita itu. Setelah memberikan perintah wanita itu segera mematikan sambungan. Sedangkan Wati hanya menggelengkan kepala lalu bangkit saat mendengar para anak-anak tengah berdoa. "Nyonya memang begitu, beruntung Maira disukainya. Kalau enggak bisa-bisa sakit hati terus denger ocehannya," gumam Wati. Hana langsung keluar mencari Wati, gadis kecil itu sangat bersemangat. Lalu ia mengulas senyum saat melihat pengasuhnya, perempuan kecil tersebut melambaikan tangan. "Bibi! Ayo cepat kita naik mobil, Hana gak sabar ketemu
Read more

88 [bagian 2]

Suara teriakan Hana sampai terdengar di dapur, orang yang jalan di depan kediaman Maira langsung menoleh. Melihat Kayla yang berada di sana hanya mengulas senyum dan dibalas olehnya. Maira segera keluar dari dapur dan melihat anak Hafiz yang berusaha ditenangkan oleh Wati. "Eh, Hana? Kapan datangnya, Sayang. Ayo masuk, Bibi juga yuk masuk pasti capek," ujar Maira. Gadis kecil itu langsung menatap Maira lalu memeluk wanita yang ia panggilan Mama ini. Sedangkan Kayla masih kebingungab dengan peristiwa tersebut."Dia siapa Ra? Kenapa manggil kamu Mama, kapan kamu punya anaknya. Bukannya kamu belum pernah hamil ya," seru Kayla. Maira menoleh mendengar sahabatnya bertanya, ia langsung memandang Kayla. Sedangkan Hana dengan cepat menunjuk wanita tersebut membuat mata Kayla melebar. "Dia pecuri, Mah! Lihat banyak makanan yang di tangan cewek itu. Dia kaya orang yang baru aja diceritain sama Ibu guru. Tante harusnya jangan mencuri dong, Tante itu kalau pengen sesuatu harus kerja," tutur H
Read more

89 [bagian 1]

Waktu mendekati isya, kini Maira dan Hana tengah sibuk berpakaian. Gadis kecil yang akan jadi anak sambungnya hanya ingin di dandani oleh wanita tersebut. Dengan cepat ia segera berdandan dan mengembuskan napas setelah selesai. "Hana, sini Mama pakein bajunya," seru wanita itu. Ya gadis kecil itu baru saja membersihkan diri tadi. Setelah selesai Maira mandi, perempuan tersebut sudah berada di depan pintu membuat Maira langsung membantu memandikan Hana. "Iya, Mah. Hana mau kaya Mama dong, pake ini," pinta gadis itu. Maira langsung menganggukan kepala, ia segera membantu Hana berpakaian lalu sedikit mendandani gadis tersebut. "Masyaallah, cantik banget anak Mama pake jilbab gini," puji Maira.Hana tersipu malu mendengar pujian dari calon Mamanya. Sedangkan di luar kediaman, David baru saja sampai, Ajeng segera turun meninggalkan kekasihnya dan memilih mengetuk pintu lalu masuk mencari Maira. "Eh, La. Kamu di sini juga, di mana Maira?" Kayla yang sibuk melahap makanan menoleh,terl
Read more

89 [bagian 2]

"Bu, liat, ternyata mereka doain itu buat acara seserahan Maira. Sialan! Semua yang dibawa calon suaminya mewah semua," seru Syafa. Mendengar perkataan Syafa, wanita itu langsung mendekat. Matanya melebar kala seserahan calon suami perempuan tersebut dibawa masuk ke kediaman. "Mana muat itu, rumah kecil gitu dimasukin seserahan sebanyak itu," ucap Devi. Mata mereka semakin membulat saat melihat lelaki yang akan menikahi Maira. "Padahal baru aja selesai masa iddah, kayanya dia hamidun deh kaya aku. Cih! Dasar," sinis Syafa. Devi menganggukan kepala, sedangkan Syafa mengepalkan tangan karena sepupunya sangat beruntung. Padahal seorang janda, tetapi dia seperti gadis perawan saja. Saat dibandingkan dengan dirinys, rasa iri langsung bersarang. "Besok pokoknya aku mau pulang, Bu. Dan pulangnya harus dijemput sama mobil cowok ini!" pinta wanita. Lelaki yang berstatus suami wanita itu belum juga terlihat batang hidungnya. Membuat Bapak perempuan tersebut sangat kesal. Saat masuk ke
Read more

90 [Bagian 1]

Mendengar pertanyaan sang majikan Wati semakin menundukan kepala, ia berkata dengan gemetar menjawab ucapan Hafiz. "Eum, anu ... Tuan, kalau Maira udah jadi istri Tuan. Pasti Bibi udah gak dibutuhkan, pasti Bibi bakal dipecat ya, Tuan," balas Wati. Anggrek dan Hafiz mengulas senyum mendengar perkataan jujur sang pengasuh anaknya. "Kata siapa, Bi? Bibi gak bakal dipecat kok, Bibi bekerja kaya biasa. Tapi setelah saya nikah, Bibi sebulan bekerja sama Mama dulu ya. Biasalah Bi, pengantin baru gitu," lontar Hafiz. Wati langsung mendongak dan menatap berkaca-kaca pada Hafiz dan Anggrek. "Makasih Tuan, anda gak memecat saya," seru wanita itu.Hafiz menganggukan kepala lalu wanita itu tak berselang lama ikut terlelap karena rasa khawatir telah hilang. Sedangkan Anggrek dan sang anak, mereka masih membahas tentang pernikahan yang akan diselenggarakan dua minggu lagi. Sedangkan di kediaman Maira, Kayla dan Ajeng menginap di sana. Mereka menatap dengan meneguk ludah beberapa kali melihat
Read more

90 [bagian 2]

Waktu telah menunjuk angka setengah tujuh, Maira kini sedang sibuk membuat pesanan untuk pagi ini. Senyuman selalu terulas, ia segera menaruh orderan di sepeda. Yaps semenjak Kakaknya bekerja di pabrik, motor itu selalu dipakai oleh David. "Allhamdulillah udah selesai," gumam wanita itu. Baru saja hendak masuk ke kediaman, seseorang memanggil membuat ia menoleh.Ia mengeryitkan alis saat melihat suaminya Kayla mendekat. "Kata Ibu, Kayla ada di sini?" tanya lelaki itu. Maira menganggukan kepala sambil mengiyakan pertanyaan pria tersebut. Saat hendak pergi membangunkan Kayla, tangannya langsung dicekal lalu segera dilepaskan saat wanita tersebut menatap tajam jemari suami Kayla yang memegangnya. "Eh, maaf. Itu ... saya cuma mau nanya, apa bener kamu bakal dinikahin Tuan Hafiz, saya wanita yang di video ini adalah kamu. Lagian yang disamping kamu itu Kayla," ujar pria tersebut."Apa tebakan saya bener?" Maira menatap video yang ditunjukan oleh lelaki itu. Ia mengangguk sebagai jawa
Read more

91 [bagian 1]

Lelaki itu langsung menjelaskan semua, ia bahkan menyuruh Kayla untuk berteman sang baik dengan Maira. Setelah mengatakan segalanya pria tersebut segera mendekati Maira. "Maafkan saya ya, saya gak maksud fitnah kamu. Cuma syok aja gitu, Bos perusahaan saya bisa menikah sama kamu," ujar lelaki itu. Maira langsung menoleh mendengar ujaran suami Kayla. Ia menganggukan kepala mengiyakan ucapan lelaki tersebut. Lalu mereka segera pamit karena cowok yang berstatus pasangan sang teman akan mengantar pulang istrinya. "Ra, udah jam berani ini, mendingan kamu cepetan anterin pesanan. Gak boleh ngecewain pelanggan lho," seru Dewi. Mendengar perkataan Ibunya Maira mengangguk, wanita itu langsung masuk dan mengambil orderan. Setelah itu ia segera menaiki sepeda, baru saja hendak menggoes. Sebuah telepon menghentikannya, memilih mengangkat panggilan tersebut. Sedangkan Dewi tengah menjemur pakaian tak jauh dari dia duduk di kendaraan yang harus di goes. "Ada apa, Bi?" tanya Maira. Dewi langsu
Read more

91 [bagian 2]

Dua hari berlalu, kini Maira masih menikmati kesibukan mengantar orderan. Saat hendak pergi, ia dihentikan oleh Dewi. Dia langsung menoleh ke asal suara, wanita itu keluar dengan menenteng sesuatu. "Kamu bisa anterin ini buat Syafa, gak? Ini kata orang-orang bagus buat mulihin setelah operasi sesar," lontar Dewi. Maira menghela napas tetapi mengangguk sebagai jawaban. Ia segera mengambil plastik yang berisi makanan itu lalu menaruh di keranjang. "Kalau gitu Maira anterin dulu ya, Bu. Ass alamualaikum," ucap wanita itu. Dia segera menggoes sepeda mengantar pesanan. Karena ia akan mengirim titipan Ibunya saat searah dengan orderan yang memang dekat dengan kediaman Bibinya. Satu jam berlalu, Maira berhenti di kediaman Devi, ia turun dari sepeda dan menyodorkan titipan sang Ibu pada Syafa. Lumayan beberapa orang tengah menjenguk Syafa, wanita itu bersandar di teras. Melihat kedatangan Maira dengan sepeda, wanita itu menyeringai karena mendapatkan bahan omongan. "Ini titipan dari Ibu
Read more

92 [bagian 1]

Hari libur kembali tiba, Hafiz saat malam menyuruh agar Maira tidak berjualan minggu ini. Lelaki itu jam enam pagi sudah berada di depan kediaman sang calon istri bersama Hana. "Hana yang ketuk pintunya, ya, Pah," seru gadis itu. Hafiz menganggukan kepala, Hana dengan semangat mengetuk pintu. Kala benda itu terbuka, Dewi yang terlihat. Kedua manusia yang baru datang ini langsung mencium punggung tangan wanita tersebut. "Assalamualaikum, Bu. Hafiz mau ngajak Maira pergi buat fiting baju sama cari cincin." Dewi langsung menganggukan kepala paham lalu mengajak mereka untuk masuk. Ia segera ke dapur, mengambil cemilan dan minuman dan diberikan kepada tamu yang datang pagi hari ini."Maaf Bu, jadi ngerepotin. Padahal gak usah disuguhin apapun, karena mau langsung pergi," ujar Hafiz. Wanita itu hanya tersenyum kecil mendengar perkataan Hafiz. Ia langsung mendaratkan bokongnya di sofa lusuh berhadapan dengan kedua tamu tersebut."Gak bisa langsung pergi, Nak Hafiz. Soalnya Maira aja be
Read more
PREV
1
...
1516171819
...
22
DMCA.com Protection Status