Share

88 [bagian 2]

Author: Pena_Receh01
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Suara teriakan Hana sampai terdengar di dapur, orang yang jalan di depan kediaman Maira langsung menoleh. Melihat Kayla yang berada di sana hanya mengulas senyum dan dibalas olehnya. Maira segera keluar dari dapur dan melihat anak Hafiz yang berusaha ditenangkan oleh Wati.

"Eh, Hana? Kapan datangnya, Sayang. Ayo masuk, Bibi juga yuk masuk pasti capek," ujar Maira.

Gadis kecil itu langsung menatap Maira lalu memeluk wanita yang ia panggilan Mama ini. Sedangkan Kayla masih kebingungab dengan peristiwa tersebut.

"Dia siapa Ra? Kenapa manggil kamu Mama, kapan kamu punya anaknya. Bukannya kamu belum pernah hamil ya," seru Kayla.

Maira menoleh mendengar sahabatnya bertanya, ia langsung memandang Kayla. Sedangkan Hana dengan cepat menunjuk wanita tersebut membuat mata Kayla melebar.

"Dia pecuri, Mah! Lihat banyak makanan yang di tangan cewek itu. Dia kaya orang yang baru aja diceritain sama Ibu guru. Tante harusnya jangan mencuri dong, Tante itu kalau pengen sesuatu harus kerja," tutur H
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   89 [bagian 1]

    Waktu mendekati isya, kini Maira dan Hana tengah sibuk berpakaian. Gadis kecil yang akan jadi anak sambungnya hanya ingin di dandani oleh wanita tersebut. Dengan cepat ia segera berdandan dan mengembuskan napas setelah selesai. "Hana, sini Mama pakein bajunya," seru wanita itu. Ya gadis kecil itu baru saja membersihkan diri tadi. Setelah selesai Maira mandi, perempuan tersebut sudah berada di depan pintu membuat Maira langsung membantu memandikan Hana. "Iya, Mah. Hana mau kaya Mama dong, pake ini," pinta gadis itu. Maira langsung menganggukan kepala, ia segera membantu Hana berpakaian lalu sedikit mendandani gadis tersebut. "Masyaallah, cantik banget anak Mama pake jilbab gini," puji Maira.Hana tersipu malu mendengar pujian dari calon Mamanya. Sedangkan di luar kediaman, David baru saja sampai, Ajeng segera turun meninggalkan kekasihnya dan memilih mengetuk pintu lalu masuk mencari Maira. "Eh, La. Kamu di sini juga, di mana Maira?" Kayla yang sibuk melahap makanan menoleh,terl

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   89 [bagian 2]

    "Bu, liat, ternyata mereka doain itu buat acara seserahan Maira. Sialan! Semua yang dibawa calon suaminya mewah semua," seru Syafa. Mendengar perkataan Syafa, wanita itu langsung mendekat. Matanya melebar kala seserahan calon suami perempuan tersebut dibawa masuk ke kediaman. "Mana muat itu, rumah kecil gitu dimasukin seserahan sebanyak itu," ucap Devi. Mata mereka semakin membulat saat melihat lelaki yang akan menikahi Maira. "Padahal baru aja selesai masa iddah, kayanya dia hamidun deh kaya aku. Cih! Dasar," sinis Syafa. Devi menganggukan kepala, sedangkan Syafa mengepalkan tangan karena sepupunya sangat beruntung. Padahal seorang janda, tetapi dia seperti gadis perawan saja. Saat dibandingkan dengan dirinys, rasa iri langsung bersarang. "Besok pokoknya aku mau pulang, Bu. Dan pulangnya harus dijemput sama mobil cowok ini!" pinta wanita. Lelaki yang berstatus suami wanita itu belum juga terlihat batang hidungnya. Membuat Bapak perempuan tersebut sangat kesal. Saat masuk ke

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   90 [Bagian 1]

    Mendengar pertanyaan sang majikan Wati semakin menundukan kepala, ia berkata dengan gemetar menjawab ucapan Hafiz. "Eum, anu ... Tuan, kalau Maira udah jadi istri Tuan. Pasti Bibi udah gak dibutuhkan, pasti Bibi bakal dipecat ya, Tuan," balas Wati. Anggrek dan Hafiz mengulas senyum mendengar perkataan jujur sang pengasuh anaknya. "Kata siapa, Bi? Bibi gak bakal dipecat kok, Bibi bekerja kaya biasa. Tapi setelah saya nikah, Bibi sebulan bekerja sama Mama dulu ya. Biasalah Bi, pengantin baru gitu," lontar Hafiz. Wati langsung mendongak dan menatap berkaca-kaca pada Hafiz dan Anggrek. "Makasih Tuan, anda gak memecat saya," seru wanita itu.Hafiz menganggukan kepala lalu wanita itu tak berselang lama ikut terlelap karena rasa khawatir telah hilang. Sedangkan Anggrek dan sang anak, mereka masih membahas tentang pernikahan yang akan diselenggarakan dua minggu lagi. Sedangkan di kediaman Maira, Kayla dan Ajeng menginap di sana. Mereka menatap dengan meneguk ludah beberapa kali melihat

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   90 [bagian 2]

    Waktu telah menunjuk angka setengah tujuh, Maira kini sedang sibuk membuat pesanan untuk pagi ini. Senyuman selalu terulas, ia segera menaruh orderan di sepeda. Yaps semenjak Kakaknya bekerja di pabrik, motor itu selalu dipakai oleh David. "Allhamdulillah udah selesai," gumam wanita itu. Baru saja hendak masuk ke kediaman, seseorang memanggil membuat ia menoleh.Ia mengeryitkan alis saat melihat suaminya Kayla mendekat. "Kata Ibu, Kayla ada di sini?" tanya lelaki itu. Maira menganggukan kepala sambil mengiyakan pertanyaan pria tersebut. Saat hendak pergi membangunkan Kayla, tangannya langsung dicekal lalu segera dilepaskan saat wanita tersebut menatap tajam jemari suami Kayla yang memegangnya. "Eh, maaf. Itu ... saya cuma mau nanya, apa bener kamu bakal dinikahin Tuan Hafiz, saya wanita yang di video ini adalah kamu. Lagian yang disamping kamu itu Kayla," ujar pria tersebut."Apa tebakan saya bener?" Maira menatap video yang ditunjukan oleh lelaki itu. Ia mengangguk sebagai jawa

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   91 [bagian 1]

    Lelaki itu langsung menjelaskan semua, ia bahkan menyuruh Kayla untuk berteman sang baik dengan Maira. Setelah mengatakan segalanya pria tersebut segera mendekati Maira. "Maafkan saya ya, saya gak maksud fitnah kamu. Cuma syok aja gitu, Bos perusahaan saya bisa menikah sama kamu," ujar lelaki itu. Maira langsung menoleh mendengar ujaran suami Kayla. Ia menganggukan kepala mengiyakan ucapan lelaki tersebut. Lalu mereka segera pamit karena cowok yang berstatus pasangan sang teman akan mengantar pulang istrinya. "Ra, udah jam berani ini, mendingan kamu cepetan anterin pesanan. Gak boleh ngecewain pelanggan lho," seru Dewi. Mendengar perkataan Ibunya Maira mengangguk, wanita itu langsung masuk dan mengambil orderan. Setelah itu ia segera menaiki sepeda, baru saja hendak menggoes. Sebuah telepon menghentikannya, memilih mengangkat panggilan tersebut. Sedangkan Dewi tengah menjemur pakaian tak jauh dari dia duduk di kendaraan yang harus di goes. "Ada apa, Bi?" tanya Maira. Dewi langsu

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   91 [bagian 2]

    Dua hari berlalu, kini Maira masih menikmati kesibukan mengantar orderan. Saat hendak pergi, ia dihentikan oleh Dewi. Dia langsung menoleh ke asal suara, wanita itu keluar dengan menenteng sesuatu. "Kamu bisa anterin ini buat Syafa, gak? Ini kata orang-orang bagus buat mulihin setelah operasi sesar," lontar Dewi. Maira menghela napas tetapi mengangguk sebagai jawaban. Ia segera mengambil plastik yang berisi makanan itu lalu menaruh di keranjang. "Kalau gitu Maira anterin dulu ya, Bu. Ass alamualaikum," ucap wanita itu. Dia segera menggoes sepeda mengantar pesanan. Karena ia akan mengirim titipan Ibunya saat searah dengan orderan yang memang dekat dengan kediaman Bibinya. Satu jam berlalu, Maira berhenti di kediaman Devi, ia turun dari sepeda dan menyodorkan titipan sang Ibu pada Syafa. Lumayan beberapa orang tengah menjenguk Syafa, wanita itu bersandar di teras. Melihat kedatangan Maira dengan sepeda, wanita itu menyeringai karena mendapatkan bahan omongan. "Ini titipan dari Ibu

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   92 [bagian 1]

    Hari libur kembali tiba, Hafiz saat malam menyuruh agar Maira tidak berjualan minggu ini. Lelaki itu jam enam pagi sudah berada di depan kediaman sang calon istri bersama Hana. "Hana yang ketuk pintunya, ya, Pah," seru gadis itu. Hafiz menganggukan kepala, Hana dengan semangat mengetuk pintu. Kala benda itu terbuka, Dewi yang terlihat. Kedua manusia yang baru datang ini langsung mencium punggung tangan wanita tersebut. "Assalamualaikum, Bu. Hafiz mau ngajak Maira pergi buat fiting baju sama cari cincin." Dewi langsung menganggukan kepala paham lalu mengajak mereka untuk masuk. Ia segera ke dapur, mengambil cemilan dan minuman dan diberikan kepada tamu yang datang pagi hari ini."Maaf Bu, jadi ngerepotin. Padahal gak usah disuguhin apapun, karena mau langsung pergi," ujar Hafiz. Wanita itu hanya tersenyum kecil mendengar perkataan Hafiz. Ia langsung mendaratkan bokongnya di sofa lusuh berhadapan dengan kedua tamu tersebut."Gak bisa langsung pergi, Nak Hafiz. Soalnya Maira aja be

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   92 [bagian 2]

    Maira langsung menjerit kala melihat calon suaminya berada di depan pintu. Sedangkan Hafiz yang tersadar lalu berbalik, Dewi segera menutup benda tersebut. Ia lupa jika sang anak hanya memakai tank top dan celana pendek. "Mama kenapa teriak?" tanya Hana. Gadis itu kebingungan dengan Maira tiba-tiba menjerit. Kala mereka bercanda dengan saling mengejar. Sedangkan wanita yang masih terkejut menatap Hana. "Gini Han, kan Mama sama Papamu belum nikah. Jadi Papa gak boleh lihat Mama pake baju terbuka gini. Kecuali kalau udah nikah, baru boleh," jelas wanita.Walau napas wanita itu masih terengah dan dada berebar ia menjawab pertamyaan Hana dengan lancar. Mendengar jawaban dari Mamanya, dia menganggukan kepala."Oh iya, ayo Mah! Kita ke butik Grandma sama jalan-jalan," ajak gadis itu. Maira mengerutkan kening mendengar ajakan gadis itu. Ia segera menggeleng tanda penolak. "Ini pasti suruhan Grandma, ya. Bilang aja ke Grandma, gak usah kasih pakaian lagi. Ini aja banyak yang belum ke pak

Latest chapter

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   114 [TAMAT]

    "Mas," panggil wanita itu.Dia tidak menanggapi, lelaki itu melangkah lebar dan mengambil kunci. Maira hendak mengejar tetapi sangat kesulitan. "Jangan tunggu aku! Aku gak bakal pulang," seru lelaki itu. Pria tersebut menutup pintu dengan kencang, Maira menatap nanar adegan di depannya. Lalu berusaha mendekati benda tersebut dan membuka, terlihat kendaraan roda empat milik Hafiz telah melaju."Mas ...."Anggrek segera mendekati menantunya lalu mengusap pundak wanita tersebut. "Sayang, tenangin diri kamu. Jangan begini, kamu lagi hamil lho," seru wanita itu.Maira langsung memeluk sang mertua dan menangis tersedu-sedu. Sedangkan Hana masih syok karena kemarahan Hafiz. Gadis kecil itu bergegas mendekati Maira dan memeluk wanita tersebut. "Mama, jangan nangis. Nanti biar Hana bantuin minta maaf sama Papa," ujar gadis itu.Wanita paling tua dari mereka langsung membelai puncuk kepala Hana. Sedangkan Maira segera memeluk anak sambungnya. Anggrek segera mengajak sang menantu untuk masuk

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   113

    Setelah berkata demikian wanita itu langsung mematikan sambungan telepon, tanpa mendengarkan perkataan sang suami. Sedangkan Hafiz hanya menggelengkan kepala lalu mengetik pesan pada Maira. [Makanan udah mateng, kamu turun makan dulu. Susu juga udah aku buatin,] [Karna kamu gak mau ketemu, aku ke kantor aja kalau gitu ya.]Mata Maira melebar membaca deretan pesan sang suami. Dengan berusaha secepat mungkin ia turun dari ranjang lalu melangkah membuka pintu. Mulutnya baru saja hendak berteriak tetapi, terhenti kala seseorang menarik membuat wanita itu tertarik ke pelukan lalu terhalang perut. "Haha ... untung di depannya bantal, kalau bukan perutku pasti sakit."Lelaki itu ikut terbahak karena ucapan sang istri. Setelah melihat Maira memegang perut, pria tersebut menebak jika Maira merasa sakit akibat tertawa. Ia segera memperintah untuk berhenti."Udah, jangan ketawa mulu. Nanti perutmu sakit, mendingan ayo makan," ajak Hafiz.Dia menganggukan kepala lalu ikut melangkah bersama san

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   112 [bagian 2]

    Seharian ini lelaki itu dikerjain sang istri, ia didandani seperti ibu hamil. Tetapi keletihan tersebut tergantikan dengan tawa bahagia sang istri."Yang ... udah ya, aku udah ngerasain kok ini. Capek banget baru beberapa jam juga, udah ya aku lepasin semua," pinta Hafiz. Maira yang tertawa langsung cemberut, wanita itu menggelengkan kepalanya. Membuat Hafiz mendapatkan tanggapan tersebut menghela napas. "Ya udah kalau gak boleh, sekarang kita makan yuk! Aku lapar nih," ajak lelaki itu.Wanita itu mengangguk lalu dibantu berdiri oleh sang suami. Ia menggenggam tangan lelaki tersebut kala terulur, dan melangkah bersama ke ruang makan. Terlihat meja yang hanya tersaji buah-buahan, Maira segera duduk di kursi dan Hafiz lekas melihat isi kulkas. "Mau makan apa, Yang?" tanya Hafiz.Semenjak Bi Wati sudah tidak bekerja, lelaki itu mulai belajar memasak kembali. Karena dia sangat sulit percaya dengan orang lain, dan hanya menyuruh pembantu membereskan kediaman saja. Kalau memasak itu ad

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   112 [bagian 1]

    Maira akhirnya menelepon nomor handphone Maira, telepon langsung tersambung. Wanita itu segera bertanya pada tetapi ia terdiam kala jawaban dari yang mengangkat."Kamu bohong kan, padahal seminggu yang lalu aku telepon sama Bibi lho," pekik wanita itu. Anggrek yang mendengar teriakan Maira terkejut, bahkan Hana yang terlelap terbangun. Gadis kecil itu kaget kala melihat Mama sambungnya menangis sangat kencang."Ada apa, Ra? Siniin handphonenya!" pinta wanita itu.Dia langsung merebut handphone itu karena tak kunjung diberikan oleh Maira. Hana membantu menenangkan wanita tersebut yang terus menangis tersedu-sedu. Sedangkan Anggrek sekarang tau kenapa menantunya menangis sampai begini. "Makasih ya, kalau gitu saya matiin teleponnya."Setelah mematikan sambungan telepon tersebut, Anggrek segera menelepon handphone anaknya. Hafiz yang memilih bekerja melirik benda pipih itu lalu mengeryitkan alis saat snag Mama menelepon."Kebiasaan banget," gerutu lelaki itu. Hafiz segera mengangkat t

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   111 [bagian 2]

    Lima hari berlalu, keinginan Wati untuk pensiun tidak bisa dicegah. Kini mereka tengah mengantarkan wanita itu untuk kembali ke kampung. Hana yang mengetahui hal tersebut terus memeluk perempuan paruh baya ini. "Bibi ... kenapa Bibi pulang, apa Bibi gak sayang sama Hana. Apa Hana nakal bikin Bibi marah," cerocos gadis tersebut. Sesampai di kediaman wanita itu, Hana sudah terlelap karena kelelahan menangis. "Jaga kesehatan ya kalian," ucap Wati.Mereka menganggukan kepala sebagai jawaban, lalu segera pamit karena Hafiz hendak kembali ke kantor. "Maaf mengganggu waktu kalian jadinya," tutur wanita itu. Hafiz dan Maira langsung menggeleng, lalu wanita yang suka dipangil Neng oleh Wati itu memeluk perempuan tersebut."Pokoknya nanti Bibi harus angkat telepon aku," rengek Maira. Wati hanya menganggukan kepala pelan, lalu mereka segera pulang. Hana yang terbangun tidak mendapati perempuan yang menjaganya sangat lama itu menangis kembali. Maira berusaha menenangkan Hana.*** Waktu te

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   111 [bagian 1]

    Maira bernapas lega setelah menaruh kue ulang tahun itu ke kulkas. Suara telepon terdengar, Wati terkejut karena hal tersebut. Ia mengelus dada sedangkan Hana tertawa melihat keterkejutan sang pengasuh. "Tuan Hafiz yang nelepon, Neng," lapor Wati. Maira menyuruh wanita ituhmengangkat telepon Hafiz. Sedangkan dia menyuruh sang supir untuk memarkirkan kendaraan di garasi. "Bi! Udah ditangkep belum hewan itu, pokoknya harus di tangkep ya, Bi!" seru lelaki itu. Terdengar suara lelaki itu sedikit gemetar. Wati merasa bersalah karena hal tersebut. "Udah ketangkep Tuan, Tuan bisa keluar sekarang. Nyonya Maira juga udah pulang nih," balas Wati.Hafiz langsung mematikan sambungan telepon, lalu tak lama lelaki itu keluar dari kamar. Tubuh pria tersebut masih gemetar. "Sini Mas, kamu takut banget ya."Lelaki itu menganggukan kepala, ia mendekati Maira dan duduk di tengah-tengah para perempuan. Mereka segera memeluk pria tersebut."Kita peluk nih, Pah. Papa jangan takut lagi ya," ucap Han

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   110 [bagian 2]

    Maira menyipitkan mata mendengar suara Thania. "Beneran kamu Nia? Kok bisa kamu ngemis gini, emang harta Mas Reyhan habis?" tanya wanita itu. Mendengar deretan pertanyaan Maira, wanita itu langsung menatap sinis sang mantan teman."Gak usah pura-pura gak tau, kamu! Aku begini gara-gara kamu. Pasti kamu bilang kalau anakku bukan anak Mas Reyhan, kan! Kamu menghasut dia kan," sentak wanita itu.Alis Maira sampai menyatu mendengar sentakan wanita di hadapannya ini. "Dia tau kalau kamu bukan hamil anaknya? Lagian emang bukan anak Mas Reyhan, kan. Ngaku aja kamu, karena Mas Reyhan itu mandul.""Lagian main nuduh aja, aku gak pernah ketemu dia semenjak menikah. Hidupku udah bahagia, Nia, ngapain ngurusin kalian. Kita jalani masing-masing aja," lontar Maira. Setelah mengatakan hal itu semua mobil melaju, Maira segera menyuruh sang supir agar menjalankan kendaraan roda empat ini. Sedangkan Hana, gadis kecil tersebut mengeluarkan suara."Mah, Tante-Tante yang tadi itu yang pernah ngomelin

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   110 [bagian 1]

    Mendapatkan notifikasi balasan dari istrinya, ia segera membaca lalu mengelus dada kala mendapatkan deretan permintaan istrinya lagi. "Kenapa gak minta beliin aja sih, Yang. Kamu demen banget buat aku nyobain hal baru," keluh lelaki itu."Untung cinta, kalau enggak. Huh ...."Hafiz langsung bangkit dari duduknya lalu melangkah menuju dapur. Wati yang mau keluar, terkejut dengan kedatangan sang majikan yang tiba-tiba."Kenapa jalan Tuan gak kedengaran suara," lontar wanita itu. Pria tersebut tidak menjawab, malah helaan napas yang terdengar. Wati mengerutkan kening kala sang majikan mengambil cobek dan ulekan. "Bi, ini gimana caranya buat sambel rujak?" tanya Hafiz. Mendengar pertanyaan Hafiz, Wati segera melihat kulkas mengambil bahan untuk membuat rujak. "Tuan pengen ngerujak? Sini biar saya aja yang bikinin," ucap Wati. Lelaki itu menggeleng, lalu menganggukan kepala saat paham. "Ini biar saya yang siapin ya, terus Tuan yang ulek," lontar perempuan tersebut. Hafiz hanya meng

  • Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan   109 [bagian 2]

    Hafiz langsung menyuruh Wati untuk tidak mengatakan hal itu. Ia segera bangkit dan melangkah keluar, dia lekas menoleh menatap wanita tersebut. "Kamu ikut, Bi. Sekalian videoin sebagai bukti kalau aku yang beneran minta mangga itu ke pemiliknya," ajak pria tersebut. Wati langsung menganggukan kepala, ia segera mengeluarkan benda pipih miliknya dan menvideokan lelaki itu yang melangkah. Saat sampai di kediaman sang tetangga, Hafiz segera memencet bel. Pintu terbuka terlihat seorang wanita yang perkiraan lebih muda dari pengasuh Hana. "Boleh minta tolong panggilin pemilik rumah ini gak," pinta Hafiz. Wanita itu mengerutkan keningnya tetapi menganggukan kepala mengiyakan permintaan Hafiz. Dia pamit sebentar untuk memanggil sang majikan. Beberapa menit kemudian, keluar seorang wanita yang lebih tua dari perempuan tadi. "Ada apa ya, Hafiz?" tanya wanita itu. Hafiz menundukan kepala dan mengatur napasnya. Sedangkan wanita paruh baya itu mengerutkan kening melihat pembantu pria tersebu

DMCA.com Protection Status