All Chapters of Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan: Chapter 141 - Chapter 150

213 Chapters

77 [bagian 2]

Dewi mengulas senyum mendengar lanjutan perkataan sang anak. Ia langsung memeluk dan mendaratkan kecupan di pipi Maira. "Ayo kalau gitu kita siap-siap," ujar wanita itu. Maira merangkul Ibunya, lalu mengajak masuk wanita itu. "Gak perlu sekarang, Bu. Nanti aja, mendingan sekarang kita santai-santai nonton televisi," ajak Maira. Wanita itu menghela napas mendengar perkataan Maira tetapi menurutinya. Sedangkan di tempat lain, Devi tengah menggerutu lalu ia dihentikan temannya."Kamu kenapa dilihat menggerutu aja, Dev," lontar wanita itu.Devi langsung menatap temannya lalu menyeringai kala melihat lumayan banyak ibu-ibu berkumpul. "Itu lho, Mbakku, masa gak mau ngasih minjem duit, padahal aku butuh uang buat nikahan anakku."Mereka yang memang berteman dengan Devi, langsung menatap wanita itu. Semua kini membicarakan kakak perempuan tersebut. "Wah, bagus nih buat jadi bahan gosip," batin salah satu dari mereka. "Padahal kan, jualan Maira lumayan laris. Masa gak punya uang sih bua
Read more

78 [bagian 1]

Maira dan Dewi saling pandang, tak lama pintu itu ditarik. Membuat wanita tersebut terbawa. Tatapan sinis dari Devi langsung menyerang. "Haduh, Bi. Bisa gak jangan langsung tarik," seru perempuan itu. Devi hanya mendelik melirik Maira lalu ia berpaling menatap kakaknya. "Ngapain ke sini! Mau lihat keluargaku ribut gara-gara kamu," sentak Devi. Mata Maira melotot, ia langsung memegang lengan Ibunya dan menatap kesal ke arah sang Bibi. "Kami datang baik-baik lho, Bi. Bibi malah nuduh Ibu buat kalian ribut," geram Maira. Devi bersidekap dan memutarkan bola matanya malas. Lalu tak lama muncul Syafa, perempuan itu sedikit berantakan."Ini, Mbak cuma bisa minjemin segini," ucap Dewi. Dia mengeluarkan uang dari dompetnya lalu Devi langsung menyambar. Wanita tersebut menghitung jumlah yang diberikan oleh sang Kakak. "Kok cuma segini, lagian masa dibilang minjem. Harusnya Mbak memang harus bantuin karena kita keluarga!" Walau berkata demikian, Devi langsung memasukan uang itu ke dalam
Read more

78 [bagian 2]

Maira langsung menoleh ke orang yang berbicara. Lalu beberapa menyahuti perkataan perempuan tadi. "Kalian tau dari mana Ibuku gak kasih minjem uang ke Bibi?" tanya Maira. Wanita itu menanggapi dengan santai, bahkan kini sambil memilih belanjaan. Melihat hal tersebut salah satu dari mereka geram lalu mencekal tangan Maira. Membuat perempuan tersebut melirik yang memegangnya."Mpok, aku lagi milihin lho. Kalian kalau mau keluarin perkataan sesuatu ya keluarin aja. Kalau udah selesai baru aku jawab. Cuma aku kasih tau ya, jangan nelen berita mentah-mentah padahal gak tau apa-apa," balas Maira. Mata wanita itu langsung melotot begitupun beberapa dari mereka karena merasa tersindir. "Yang ngasih tau kami dari sumbernya sendiri," ucap salah satu dari mereka. Maira memiringkan kepala lalu menyeringai, membuat mereka memandang heran."Udahku duga kalau Bibi yang sebar ini semua," kata wanita itu. Selesai ia mengatakan demikian, Maira menoleh ke asal suara kala mendengar ada yang menyebu
Read more

79 [bagian 1]

Maira langsung bergegas menutup pintu dan berlari ke dapur. Segera menyiapkan makanan dan terus menoleh melihat jam dinding. Dewi melangkah keluar kamar karena ingin buang air kecil dan mengeryitkan alis kala melihat tingkah anaknya yang selalu melirik benda yang berada di tembok."Kenapa Maira ngeliatin jam terus, sampe gak enggeh aku yang lewat sini. Sibuk banget masak sama nengokin arah jarum jam," batin wanita itu. Kala hendak bertanya, wanita itu malah buang gas. Membuat dirinya langsung memegang perut, sedangkan Maira menoleh dan segera membekam bibir agar tidak tertawa. Dewi segera berlari ke bilik mandi dan karena tidak tahan Maira terbahak."Aduh ... perutku sakit," kata wanita itu. Lalu kala mencium bau hangus, ia langsung menoleh ke wajan dan segera mengangkat tempe yang lumayan gosong. "Yah ... gosong, pasti ini aku dapet karma karna ngetawain Ibu," ujarnya. Ia segera melakukan pekerjaannya lagi, beberapa menit kemudian. Dewi keluar dari bilik mandi dan memilih lesehan
Read more

79 [bagian 2]

Wanita itu mengambil napas sangat banyak lalu mengembuskan dengan terburu-buru. Ia lekas bangkit dan mengambil benda pipih, segera menelepon Hafiz. Tetapi, lelaki tersebut sudah beberapa kali ditelepon masih belum diangkat."Kayanya Tuan sibuk, kalau gitu aku kirim pesan aja. Kasih tau kalau Nyonya ada disini," ucapnya. [Tuan, yang datang ngejemput itu Nyonya, gimana ini? Aku bingung.] Setelah mengirim pesan, Maira langsung menoleh mendengar panggilan dari Hana. Gadis kecil itu berdiri di tengah pintu Maira segera mendekat dan menarik Hana untuk masuk ke kamarnya."Hana jangan berdiri di sana, kalau kata ibu mama, pamali," tegur Maira.Hana mengerutkan dahi tetapi mengangguk kan kepala mengiyakan teguran salon Mamanya."Tapi, pamali itu apa Mah?" tanya perempuan kecil itu.Perempuan itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal, mendengar pertanyaan gadis kecil di hadapannya. "Mendingan kita ke luar aja, takut Mamanya Papa kamu nunggu lama," ajak Maira.Hana menganggukan kepala lalu men
Read more

80 [bagian 1]

Memiringkan kepala sambil menyipitkan mata. "Emang kenapa, Mah?" tanya gadis itu. Sedangkan Anggrek baru saja membuka pintu dan ia menatap cucu dan calon menantunya. "Kalian lagi bahas apa," lontar Anggrek. Wanita itu langsung mendaratkan bokong di kursi depan. Lalu menyuruh supir segera melajukan kendaraan roda empat ini."Eum ... itu, Grandma. Kata Mama, Hana gak boleh sembarangan cium orang. Apalagi kalau cowok," lapor Hana. Anggrek menoleh mendengar perkataan Hana dan menganggukan kepala. "Emang bener kata Mamamu, ini. Jangan asal cium sembarangan orang." Hana mengangguk tanda paham, lalu dia mulai mengoceh memecahkan keheningan di sana. Ia terus mengajak berbicara Anggrek dan Maira. Sedangkan di tempat lain, mata Hafiz membulat mendapati pesan dari sang calon istri. "Haduh ... kenapa Mama yang turun tangan," keluh lelaki itu. Lelaki itu segera mengirim pesan pada Maira dan ia mengembuskan napas kasar karena pekerjaan masih ada yang belum dikerjakan. [Sekarang apa kamu u
Read more

80 [bagian 2]

Maira membulatkan matanya terkejut dengan perkataan Anggrek. Ia langsung menggeleng lalu tanpa sadar memegang lengan wanita tersebut. "Saya gak bermaksud gitu, Nyonya," kata wanita itu. Wajah Anggrek berubah datar, ia menatap lurus memandang Maira. "Bahkan kamu pake bahasa formal? Memang kita rekan kerja, dan segala panggil Nyonya. Memang kamu bawahan Mama."Mendengar itu pundak Maira melemas, pandangan mata menatap ke bawah. Bibir perempuan tersebut membentuk garis lurus, tidak tahan dengan calon menantunya, Anggrek menyemburkan tawa. Membuat Maira melihat heran. "Udah, kamu rileks sedikit bisa gak? Mama gak bakal gigit kamu kok. Tenang aja," ucap wanita itu. Anggrek menepuk bahu Maira, membuat wanita itu masih kebingungan. Perempuan tersebut segera merangkul calon istri anaknya dan mengajak melangkah menuju dapur. "Gak usah tegang, kan udah Mama bilangin. Lagian ... emang kamu lagi masuk master chef sampe tegang gitu. Oh iya, jangan panggil Nyonya, panggil Mama aja sama kaya H
Read more

81 [bagian 1]

Hafiz menggelengkan kepala dengan tingkah orang tuanya. "Apa sekarang Mama ganti hoby? Yang dulu hoby ngoleksi tas sekarang koleksi handphone." Ia mengembuskan napas lega karena jam setengah enam pekerjaan telah selesai. Bergegas merapikan barang bawaan lalu melangkah keluar. Para pegawai menyapa sang pemilik perusahaan dan Hafiz hanya menganggukan kepala sebagai jawaban. "Moga aja gak macet, biar bisa secepetnya ke rumah, Mama," gumam lelaki itu. Sedangkan di tempat lain, Maira terkejut kala sebuah box handphone disodorkan padanya. "Ini buat apa, Mah? Mama nyuruh Maira unboxing buat cek handphone bagus atau enggak?" tanya wanita itu pelan. Anggrek hanya menghela napas lalu wanita itu menaruh box yang berisi ponsel di atas meja. Sedangkan Hana tengah asik memainkan games di handphone. "Itu buat kamu, Mama sedih banget lihat kamu masih pake handphone jelek gitu," balas Anggrek. Maira menatap tak percaya dengan perkataan Anggrek lalu ia melihat handphonenya yang tergeletak di so
Read more

81 [bagian 2]

Semua menoleh kala mendengar suara Hafiz yang memanggil nama sang calon istri. Sesampainya di dekat Maira, ia langsung memegang bahu wanita tersebut lalu pandangan menatap wajah perempuan tersebut walau dengan napas lumayan terengah-engah. "Kamu gak papa kan?" tanya lelaki itu.Maira terkejut dengan tindakan calon suaminya, bahkan kini wanita itu menatap Hafiz tanpa berkedip. Karena tidak mendapatkan jawaban dari calon istrinya, ia membuat perempuan tersebut agar berdiri lalu memutar-mutar tubuh Maira. "Aduh ... stop Tuan, kepala saya pusing," pinta Maira. Lelaki itu segera menghentikan memutar tubuh Maira. Sedangkan perempuan tersebut menggelengkan kepala dan memegang kening yang terasa pening. Melihat tingkah mereka, Anggrek mengulum senyum."Kamu ini, ya! Fiz. Sampe segitunya emang Mama mau ngapain Maira, kamu khawatir keterlaluan banget lho," lontar Anggrek. Hafiz langsung menoleh mendengar sang Mama berbicara, ia menghela napas lalu melepaskan tangannya yang memegang bahu Mai
Read more

82 [bagian 1]

Maira ikut menatap Hafiz, lelaki itu langsung bangkit kala sang Mama berkata demikian."Mama gak usah ngada-ngada deh, mendingan makanannya dihabisin. Habis itu aku anter pulang dia, jangan kemalaman bawa anak orang," sela Hafiz. Anggrek hanya menyeringai mendengar perkataan anaknya. Ia langsung mendaratkan bokong ke kursi lagi lalu menarik tangan Hafiz agar ikut duduk. "Kamu gak perlu musingin itu, karena Mama udah izin sama calon besan kalau Maira bakal nginep di sini. Malam ini pokoknya khusus girl time," ujar Anggrek. Mata lelaki itu melebar mendengar perkataan Mamanya. Sedangkan Maira terkejut juga dengan ucapan Anggrek. "Kalian gak perlu kaget gitu," kata wanita tersebut. Mendengar perkataan Anggrek, lelaki itu langsung menoleh menatap Maira. Lalu Hafiz segera memandang wanita yang melahirkannya. "Berarti Mama pasti gak ngomong dulu sama Maira, kan. Mama ini main putusin sesuka hati aja," seru lelaki itu. Maira langsung melirik sinis Hafiz dan tertangkap basah oleh Anggre
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
22
DMCA.com Protection Status