All Chapters of Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan: Chapter 121 - Chapter 130

213 Chapters

67 [bagian 2]

Mata wanita itu membulat kala melihat sang mantan datang ke kediamannya. Ia segera menutup tirai lalu memilih pergi tidak menanggapi pria tersebut. Tetapi, sudah berapa lama tidak ditanggapi. Reyhan terus mengetuk pintu, bahkan kini menyalakan klason terus."Itu siapa sih, Nduk. Ganggu banget," seru Dewi. Wanita itu menghela napas, ia mendaratkan bokong dikursi kayu. Menatap sang Ibu yang masih sibuk membereskan dapur. "Itu ... Mas Reyhan, Bu," sahut Maira.Mendengar nama lelaki itu, Dewi langsung menoleh. Ia mendekati sang anak. "Apa dia tau kamu di rumah, Nduk? Soalnya kemaren pas kamu pergi dia dateng ke sini."Maira terkejut dengan perkataan sang Ibu, ia langsung bangkit dari duduknya. "Kenapa Ibu gak nelepon, Ibu gak di apa-apain kan sama dia," kata wanita itu. Dia langsung memegang tubuh sang Ibu, memeriksa takut ada luka. Dewi menggeleng sebagai jawaban, ia menangkap tangan Maira dan menggenggamnya. "Allhamdulillah dia gak ngelakuin sesuatu yang jahat, Nduk. Cuma dia kaya
Read more

68 [bagian 1]

Perkataan lelaki dihadapannya seperti meremehkan, ia langsung menarik kasar berusaha agar cekalan pria tersebut lepas."Kalau aku gak mau jangan maksa dong! Lagian aku udah siapin buat gugat cerai kamu ke pengadilan," balas Maira.Mendengar balasan Maira, lelaki itu malah tertawa. Bahkan melepaskan cekalan hanya untuk bertepuk tangan, tatapan remeh tertuju dari manik mata memandang wanita dihadapannya."Bangun, Ra! Kamu pasti tadi baru aja bangun tidur ya. Pas liat aku dikaca pasti nyawamu belum kumpul."Lelaki itu sambil menepuk-nepuk pipi Maira. Anak Dewi ini langsung menepis tangan sang mantan suami. "Kalau gak percaya juga gak papa, tunggu aja surat panggilan dari pengadilan," jawab Maira.Dia berkata dengan santai, bahkan bersidekap dan menatap malas lelaki di depannya. Sedangkan para tetangga masih belum pergi, ingin melihat mereka."Mana mungkin! Aku gak percaya, kamu pasti cuma ngulur waktu aja. Biar aku gak bawa kamu, sombong banget sih. Siapa lagi yang mau nikahin wanita ma
Read more

68 [bagian 2]

Bola mata yang jika dekat terlihat cokelat itu bergerak sangat lincah. Perempuan tersebut kebingungan harus menyahuti bagaimana agar Hana tidak tersinggung atau kecewa. "Gimana ya, Han. Kalau besok aja gimana, Sayang? Soalnya Mama malam ini mau bukber sama calon istri kakaknya Mama," tutur Maira.Penolakan halus sang calon Mama, Hana langsung cemberut karena sedikit kecewa. "Kalau Hana sama Papa bukbernya bareng di rumah Mama, gimana? Sebenernya ... Hana cuma pengen bukber bertiga aja sih," lontar gadis itu. Maira semakin merasa bersalah mendengar nada suara Hana yang kini melemah. "Kalau gitu Hana bilang dulu ke Papa, nanti Mama tunggu kabarnya ya," balas Maira. Hana menganggukan kepala dengan semangat lalu mengiyakan perkataan Maira. Setelah lumayan lama berteleponan, gadis kecil itu mematikan sambungan telepon saat melihat Wati melangkah mendekat."Ini Nona susu kotaknya, kan lagi ada Maira udah dibilangin kalau gak kuat sampe sore batalin aja pas jam dua belas, gak papa kok,"
Read more

69 [bagian 1]

Maira yang kini tengah sibuk memisahkan pesanan pelanggan, terganggu dengan nada dering telepon. Ia segera menyalakan sambungan tersebut tak lupa menyalakan speaker tanpa melihat sang penelepon. "Kamu jangan ke mana-mana, anakku mau ke rumahmu. Tungguin dia, kalau mau pergi, jangan anakku nanti bakal dijemput setelah saya pulang dari kantor," seru Hafiz. Mendengar suara lelaki di ponsel anaknya, Dewi mengeyitkan alis. Dia mendekati sang putri dan menatap dengan pandangan ingin dijelaskan. "Ya,Saya gak bakal kemana-mana Tuan. Nanti nganterin pesanan pelanggan kalau Hana udah sampe," balas Maira. Hafiz yang di kantornya mengulas senyuman, ia langsung memutarkan kursi."Nganterin pesanan diantar supir aja, lagian jangan buat anakku kepanasan kalau naik motormu," kata lelaki itu lagi. Sekali lagi Maira menuruti karena dia tengah malas berdebat."Apa cuma Hana yang ke sini?" tanya Maira.Pria tersebut menyeringai kala mendengar pertanyaan Maira. "Ah ... apa kamu mendambakan saya ikut
Read more

69 [bagian 2]

Beberapa hari kemudian ...Reyhan baru saja pulang dari kantor, lelaki itu langsung merebahkan tubuhnya. Ia memejamkan mata, Thania yang kini tengah menonton televisi menoleh lalu teringat sesuatu. Segera bangkit dan mengambil dari laci, melangkah mendekati sang suami. "Ini, Mas. Ada surat tadi siang, takutnya penting kan," lontar Thania.Lelaki yang berkumis tipis ia mengeryikan alis. Dia segera menerima suara itu lalu membuka dan melihat isinya. Mata sipit miliknya membulat membuat Thania penasaran karena reaksi sang suami. "Emang isi suratnya apa, Mas? Apa Ibumu meninggal terus ngasih warisan banyak buat kamu, atau enggak sama sekali."Mendengar perkataan istrinya Reyhan langsung mendelik kesal. Dengan Thania yang tau salah menangkupkan tangan dan memasang wajah memohon. "Boleh aku liat isinya apaan?" tanya wanita itu. Dengan kasar lelaki itu menaruh kertas tersebut ke meja. Thania melihat kemarahan Reyhan semakin besar, jadi sangat penasaran. Dia langsung mengambil lembaran i
Read more

70 [bagian 1]

Kini hari penantian tiba, Maira tengah bersiap-siap untuk pergi. Suara klason mobil terdengar, ia bergegas membuka pintu. Terlihat Hafiz telah rapi menunggu di sambil kendaraan roda empat. Begitupun Atha, lelaki itu baru saja sampai dengan motornya. "Siapa dia," batin lelaki itu. "Apa dia pengacaranya Maira."Lelaki itu memiringkan kepalanya, lalu tak lama pintu kendaraan tersebut terbuka. Gadis kecil keluar dari mobil, lalu berlari memeluk Maira yang melangkah mendekat."Mama, Hana kangen," seru gadis itu. Mata Atha melotot mendengar perkataan gadis itu. Maira tersenyum menanggapi ucapan perempuan tersebut. Ia sedikit menunduk dan mendaratkan kecupan, netranya menangkap keberadaan Atha."Kamu tunggu di mobil gih, soalnya sekarang cuaca panas banget," perintah Maira. Hana mengangguk sebagai jawaban. Setelah gadis itu melangkah ke kendaraan roda empat, Maira bergegas mendekati pria yang masih duduk di atas motor."Mas, kamu ada perlu apa ke sini? Apa mau cari Bang David. Dia pergi
Read more

70 [bagian 2]

Kala wanita itu menoleh, Reyhan terpesona melihat kecantikan yang terpancar dari diri Maira. Bahkan bahkan sampai terus menatapnya, melihat hal tersebut Hafiz memegang lengan sang anak lalu mendorong Reyhan yang hendak semakin berdekatan dengan calon istrinya. "Jaga batasanmu, apa kamu mau cari ribut! Ini dipengadilan jangan macam-macam," sentak Hafiz. "Siap-siap kamu botakan tuh kepala, jangan jilat ludah sendiri lho."Mata Reyhan melotot mendengar ucapan Hafiz, apalagi lelaki itu menghalangi pandangannya untuk menatap Maira."Apaan sih, minggir sana!Melihat mereka yang hendak bertengkar, Maira segera menarik lengan Hafiz. "Ayo mendingan masuk, gak usah ladenin dia gak bakal ada habisnya." Hafiz segera menoleh dan melemparkan seringai ke arah Reyhan. Membuat lelaki itu terbakar amarah, ia bahkan mengepalkan tangan dan menunjuk Papanya Hana."Sialan!" maki lelaki itu. Ia melangkah mengejar mereka, lalu acara itu segera di mulai. Semua berjalan dengan lancar, tetapi Reyhan memin
Read more

71 [bagian 1]

Thania sangat terkejut saat tau siapa yang dekat dengan Maira. Ia segera menelepon sang suami, terdengar nada kesal dari lelaki itu. "Ngapain sih, nelepon! Mas lagi bawa mobil nih," sentak lelaki itu. Wanita itu mendengar omelan Reyhan mengembuskan napas kasar. Sebenarnya ia langsung malas karena diomeli oleh pria tersebut. Tetapi, dia masih menginginkan dimanja oleh Reyhan. Lelaki yang direbut dari sahabatnya. "Gak usah cari masalah, Mas. Mendingan kita cari pembantu aja. Gak perlu buat Maira jadi pembantu," lontar Thania. Pria tersebut mendengkus dengan perkataan sang istri. Ia mematikan sambungan telepon lalu melempar ke tempat duduk belakang. "Siapa lagi yang cari masalah! Lagian aku cuma mau istriku kembali lagi. Apa salahnya, malah sok banget dia juga, sok dapet pengganti yang lebih baik. Pasti cowok itu cuma supir orang kaya, lagian mana ada lelaki kaya yang mau sama cewek berpendidikan rendah dan kampungan gitu. Cuma aku yang mau mungut dia.""Tapi dia sekarang lumayan ca
Read more

71 [bagian 2]

Perkataan Hafiz, sang anak langsung menatapnya. Lalu gadis kecil itu menoleh memandangi Maira dan menggenggam jemari wanita tersebut."Sama Papa mah udah biasa, kalau sama kan, beda. Pokoknya Hana, sayang .... banget, sama Mama," ujar gadis itu. Hana langsung memeluk Maira dan dibalas perempuan tersebut. Sedangkan Hafiz memasang wajah cemberut padahal hatinya sangat gembira. "Akh ... Hana pilih kasih nih, Papa merajuk akhhhh ...," ujar lelaki itu. Kedua perempuan itu tertawa mendengar ujaran Hafiz. Hana segera melepaskan dekapan lalu memandang sang Papa. "Hana juga sayang sama Papa dong, cuma sekarang lebih ke Mama. Pokoknya Papa jangan sakitin Mama ya, Papa harus nurutin kemauan Mama kaya nurutin kemauan aku," tutur Hana. Maira mengalihkan topik kala Hana seperti menunggu jawaban Hafiz. Mereka mengobrol terus, yang tadinya Hana lesu sekarang kembali ceria."Udah, sampe. Ayo turun!" seru lelaki itu.Hafiz segera membuka pintu mobil tak lupa mengambil masker di tempatnya. Maira m
Read more

72 [bagian 1]

Maira menatap malas Syafa yang memandang sinis padanya. Sedangkan lelaki yang berada di samping sang sepupu adalah preman pasar."Gak usah ikut campur urusan orang lain, napa! Mendingan kamu urusin diri kamu sendiri, setidaknya aku masih tau batasan. Lihat perut kamu, ada yang beda. Apa jangan-jangan kamu hamil," balas Maira. Mendengar perkataan Maira, Syafa membulatkan mata. Tangannya langsung hendak menyerang wanita itu tetapi ditahan sang kekasih. Pria tersebut membuat Syafa berhadapan padanya dan segera memegang perut anak Devi. "Iya, bener kata dia. Perutmu agak berbeda, apa jangan-jangan kamu hamil," ucap lelaki itu. Matanya melotot menatap Syafa, sedangkan perempuan itu langsung menunduk. Ia melirik dengan tatapan kesal ke Maira. "Ayo ikut, aku!" sentak lelaki itu. Perempuan tersebut langsung ditarik sang kekasih, sedangkan Syafa menunjuk-nunjuk Maira. Wanita itu hanya memutarkan bola mata malas dan memilih mengabaikan lalu fokus lagi berbelanja. "Dia siapa? Kamu berani y
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
22
DMCA.com Protection Status