All Chapters of Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan: Chapter 101 - Chapter 110

213 Chapters

57 [bagian 2]

Dua hari berlalu, kini Maira berjanjian bertemu dengan Hafiz di suatu tempat. Perempuan itu sekarang tengah menunggu di sebuah rumah makan, ia sesekali melirik jam di pergelangan tangan. Menghela napas kala melihat jarum jam, lelaki yang akan ditemuinya sepertinya akan datang telat. "Mbak, apa anda mau pesan sekarang?" tanya pelayan. Ini sudah ketiga kalinya ia ditanyai seperti itu, dia menjadi tidak enak. Memilih memesan terlebih dahulu, lalu segera merogoh benda pipihnya untuk menghubungi Hafiz kembali. Kala mendengar suara nada tersambung, lelaki yang ditelepon langsung mengeluarkan suara. "Sabar sebentar lagi, bisa kan! Hari ini macet banget. Apalagi sekarang Hana terus merengek pengen buru-buru sampe, kepalaku rasanya mau pecah aja," lontar lelaki itu.Maira mendengar itu meneguk ludah dengan susah payah. Mendengar suara Hafiz, ia merasakan bulu kuduknya langsung berdiri. "Kalau gitu santai aja, coba kasih handphonenya ke Hana. Biar aku ajak bicara dia, kamu cukup fokus nyeti
Read more

58 [bagian 1]

"Cie ... Mama diliatin Papa terus," goda Hana.Mendengar ucapan Hana, Maira langsung mendongak manik mata mereka saling bertabrakan. Lalu Hafiz segera mengangkat tangan seraya melambai-lambai untuk memanggil pelayan."Saya mau pesan, mana daftar menunya," pinta lelaki itu.Pelayan itu langsung memberikan apa yang dimau Hafiz. Lelaki itu lekas memesan beberapa makanan, membuat Maira melotot mendengarnya. Setelah pelayan pergi, wanita tersebut menggerutui Hafiz."Emang kita bisa habisin makanan sebanyak itu, kalau gak habis mubazir lho."Mendengar gerutuan Maira, Hafuz langsung melirik wanita tersebut. Dia menopang dagu dengan tangan, seraya memandang perempuan yang kini duduk dihadapannya. "Kenapa protes? Bukannya kamu yang bilang mau traktir kami dan mengajak ketemu di sini," balas Hafiz. Maira mendengkus lalu mengembuskan napas kasar, ia memilih diam tidak ingin berdebat lagi. "Sayang, kangen banget sama kamu," tutur Maira. "Kamu dari sana kayanya makin montok ya, jadi makin geme
Read more

58 [bagian 2]

Pegawai itu memasang wajah songong, bahkan ia menyeringai membuat Hafiz geram. "Anda kira saya gak mampuh bayar, bahkan saya bisa beli tempat lo kerja ini!" geram lelaki itu.Melihat keributan yang ditimbulkan kedua orang itu. Maira segera mendekati dan begitu juga pemilik tempat ini."Ada apa ini? Kenapa kalian buat keributan di sini," seru bos tempat ini.Ia melirik pegawainya terus Hafiz. Perempuan itu mengeryitkan alis, dia terus menatap Papanya Hana. "Ini Bu Bos, dia mau seenaknya aja bawa mangkok kita keluar, udah banyak orang modus begitu dan ternyata mereka malah kabur lho. Saya hanya tidak ingin itu kejadiin lagi, gayanya seperti dia, sok kaya orang berada aja," lapor pegawai itu. Perempuan yang dipanggil Bu Bos itu, hanya melirik sekilas karyawannnya. Lalu kembali menatap Hafiz. "Maaf, Tuan. Kalausaya gak salah ingat, anda Tuan Hafiz bukan?" tanya wanita itu.Mendengar namanya disebut, Hafiz segera melirik wanita itu dengan tatapan malas. Membuat karyawan perempuan itu s
Read more

59 [bagian 1]

Setelah mengatakan demikian, lelaki itu menatap Maira dan Hana. "Balik ke tempat duduk kalian, makan duluan. Papa mau pergi sebentar nanti balik lagi kok," perintah Hafiz. Selesai memberikan perintah, Hafiz segera berbalik dan melangkah keluar. Sedangkan pemilik tempat ini menatap geram karyawannya uang menundukan kepala. "Bos ... tolong jangan pecat saya," pinta lelaki itu. Wanita itu memutarkan bola matanya malas, lalu tak berselang lama Hafiz sudah kembali. "Sebentar lagi asisten saya sampe," ucap Hafiz. Hafiz segera melangkah lalu pegawai yang tadi menatap tajam lelaki itu langsung memegang lengan Papa Hana. "Tuan ... tolong maafkan sikap saya, jangan pecat. Sekarang susah cari pekerjaan, apalagi saya jadi tulang punggung keluarga," mohon pria tersebut. Pria tersebut menghela napas, ia menarik tangannya lalu menatap kesal ke arah pegawai tersebut. "Singkirin tangan anda dari tangan saya!" Mendengar suara Hafiz yang terdengar kecil tetapi
Read more

59 [bagian 2]

Hafiz menatap sekilas pegawai itu, lalu memilih melewati pria tersebut. Ia menyambut Hana dan menggendong gadis kecil tersebut. "Tuan, dia udah memohon beberapa kali ke kamu, maafin dia dong," ucap Maira. Lelaki itu langsung menatap malas wanita yang ada di dekatnya dengan memiringkan kepala. "Ayo kita pergi ke tempat lain, kamu mau main ke mana lagi, Sayang?" Pria tersebut menyahuti dengan malas Maira, lalu memilih bertanya pada sang anak. Mendengar pertanyaan Papanya, Hana langsung sumringah. Ia segera terdiam dan mengetuk-ngetuk dahu, bergaya seperti berpikir dengan keras. "Maaf, Neng. Ini kami antar mangkoknya bekas makannya tadi," ucap seorang nenek. Pegawai yang melihat pakaian nenek itu melotot. Ia segera mengambil dua mangkok berserta garpu dan sendok tersebut. "Kamu mencuri barang kami!" sentak pegawai itu. Mendengar sentakan seseorang, semua langsung menoleh ke sumber suara. Hafiz pun ikut menatap, ia menghela napas kala melihat peristiwa
Read more

60 [bagian 1]

Mata wanita itu membulat sempurna kala melihat arah tunjukan yang sekarang sudah masuk kategori mantan pegawainya. Ia langsung menepuk kening membuat perempuan yng mengadu mengeryitkan alis. "Kamu salah membuat masalah sama orang, dia emang sekarang bos kalian," jelasnya.Dia menatap wanita yang menjelaskan itu dengan tatapan tak percaya. Lalu beralih memandang Hafiz yang menyeringai, lelaki tersebut melangkah keluar. Ia segenap tenaga mengejar bosnya yang baru."Bos, maafkan sikap saya. Tolong jangan pecat saya, saya masih banyak cicilan yang belum lunas. Kalau saya dipecat saya gimana bayarnya," rengek perempuan itu. Ia kini berada di kaki Hafiz, ia duduk di lantai sambil terisak. Sedangkan lelaki tersebut berusaha melepaskan pegangan wanita yang membuatnya marah. "Ayo cepat bangun, lantainya kotor lho," ucap Maira. Dia memegang bahu wanita itu, tetapi segera di tepis perempuan tersebut. Dirinya terkejut dengan balasan pegawai yang tengah berlutut ini. Sedangkan Hafiz hanya terke
Read more

60 [bagian 2]

Hafiz menarik Maira ke sebuah toko, lelaki itu langsung melepaskan pegangannya. Dia segera memilih beberapa pakaian lalu menyuruh Maira memegang dress dan baju tersebut. "Tuan, banyak banget belanja baju. Ini buat siapa? Apa Tuan punya adik," lontar Maira. Wanita itu sepertinya gak betah jika tidak bertanya. Mendapatkan pertanyaan tersebut, Hafiz langsung menatap yang sangat sulit Maira artikan. "Kepo banget sih, udah bantuin pegang aja," ketus Hafiz. Mendengar jawaban Hafiz yang seperti itu, Maira mengerucutkan bibir. Sedangkan Hana juga tengah sibuk memilih pakaian juga, karna di sini semua ada. Dari bayi sampe dewasa, bahkan gadis kecil itu sudah sangat banyak belanjaannya. "Tante, tolong ambilin ya itu," pinta Hana. Dengan penuh semangat para pegawai toko ini membantu Hana membawakan dan mengambilkan pakaian. Setelah merasa cukup membeli, Hafiz segera melangkah menuju kasir. Dia juga mendekati putrinya lalu berjongkok. "Udah belum pilih-pilihnya, Sayang?" tanya Hafiz lembut
Read more

61 [bagian 1]

Mata Maira membulat ia sekali lagi menggeleng. Kala hendak menyahuti, suara Hafiz terdengar. Pria tersebut bahkan langsung menyibakan tirai. "Kenapa lama banget, kau juga. Ngapain coba masuk ke sini, kan dress gak susah pakenya ngapain masuk!"Mereka terkejut dengan kemunculan Hafiz, bahkan karyawan toko itu sampai terperanjak. "Eum ... anu, Tuan." Ucapannya terhenti kala Hafiz hanya melirik sinis. Lelaki itu memilih menarik lengan Maira, wanita tersebut segera mengambil pakaiannya."Kenapa dibawa? Mendingan dibuang aja, kan udah saya beliin baju, apa pakaian yang tadi saya pilihin kurang," lontar Hafiz.Maira menyipitkan mata dan menatap bingung Hafiz. Mendapatkan tatapan seperti itu membuat pria tersebut membuang napas. "Dasar telmi! itu yang dari tadi saya pilihin itu buat calon istri yang ada di samping saya ini."Mata Maira langsung membulat sempurna, bahkan seperti hendak lompat dari tempatnya. "A-apa, pakaian yang tadi Tuan beli itu buat saya? Ya ampun Tuan ... buat apa,
Read more

61 [bagian 2]

Kini Hafiz tengah melajukan kendaraan menuju villa. Sedangkan Maira menelepon Kakaknya untuk memberitahu jika ia menginap. Hana tengah bernyanyi berbagai lagu anak-anak."Udah sampe, ayo kita turun!" Hafiz segera memarkirkan mobil lalu turun dan membukakan pintu untuk sang putri. Kala keluar dari kendaraan tersebut, Maira menatap takjub akan villa dihadapannya. "Besar dan luas banget villanya," gumam Maira. Wanita itu menatap sekeliling, sedangkan Hana memperhatikan reaksinya. Sedangkan Hafiz hanya memandang datar, ia sudah menduga apa ekfresi wajah Maira. "Ayo masuk, langit udah mulai gelap tuh. Kayanya mau hujan deh," ajak lelaki itu. Mendengar perkataan Hafiz, Maira menoleh menatap lelaki itu. Sedangkan Hana langsung melangkah masuk terlebih dahulu, mereka mengikuti langkah kaki gadis kecil tersebut. "Mama ayo cepet! Ikut Hana. Hana mau kasih tau tempat main Hana besar banget lho ...." Perempuan itu langsung menarik Maira, ia mengajaknya pergi. Sedangkan Hafiz memilih mendar
Read more

62 [bagian 1]

"Eum ... Sayang, dimana kamar kamu? Aku pengen liat dekorasinya, di rumah kamu aja bagus pasti di sini juga bagus," ujar Maira.Hana langsung tersenyum lalu menganggukan kepala, dia menggandeng lengan Maira. "Iya dong, Mah. Bagus banget lho kamarku," kata Hana.Saat masuk ke kamar Hana ia dibuat takjub. Di dalam ruangan ini seperti masuk ke negeri dongeng. Di sana seperti dirancang memang khusus seorang gadis kecil yang menyukai disney. "Ayo Mah, Hana mau mandi. Terus makan, tapi Hana pengen makan buatan Mama," seloroh gadis itu. Maira segera mengangguk, ia lekas membantu Hana membersihkan diri. Tidak lupa dirinya juga mandi dan memakai pakaian yang dibelikan Hafiz. "Udah Mah? Ayo kita ke dapur! Hana udah laper nih," ajak perempuan tersebut.Gadis kecil itu mengoyangkan tubuh ke kiri dan ke kanan. Dia menatap Maira lalu memasang wajah imut. "Ahh ... kenapa kamu selalu gemesin sih, jadi pengen gigit deh," seloroh Maira. Ia berjongkok lalu mencubit pipi Hana, membuat gadis itu ter
Read more
PREV
1
...
910111213
...
22
DMCA.com Protection Status