All Chapters of Terjerat Pria Arogan Setelah Dicampakan: Chapter 91 - Chapter 100

213 Chapters

52 (bagian 2)

Dua hari berlalu, Maira termenung di kamar. Dia memikirkan penawaran Hafiz. Besok adalah bulan ramadhan dia sekarang tengah mencatat pesanan bakakak untuk sore ini. "Apa aku terima aja ya, lagian aku sayang sama Hana. Mana mungkin Tuan mencintaiku, palingan dia ingin menikahiku hanya karna permintaan Hana," gumam wanita itu. "Lagian dia niat membantuku lepas dari Mas Reyhan kan, lebih cepat lebih baik kalau segera mengugat lelaki itu," lanjutnya. Wanita itu menyakinkan hati untuk menerima bantuan Hafiz, dia akan memberitahu setelah menyelesaikan kesibukannya. Suara panggilan sang Ibu membuyarkan pikirin perempuan tersebut. Ia bergegas beranjak dari kursi dan lekas membuka pintu, terlihat Dewi sudah berdiri di hadapan. "Anaknya si Mpok katanya mau ngomong sama kamu, Ra." Ia mengeryitkan alis karena tidak paham yang dimaksud sang Ibu. Tetapi wanita itu malah berlalu pergi, padahal dia hendak bertanya. Dari pada penasaran, memilih bergegas ke luar mencari orang yang ingin menemuinya
Read more

53 (bagian 1)

"Abang bingung, La. Abang kan masih kerja serabutan, sedangkan Ajeng udah kerja pabrik. Istilahnya dia udah punya penghasilan bulanan. Abang malu mau ungkapin juga, lagian mana mungkin Ibunya ngerestuin karna Abang yang belum punya penghasilan tetap. Kalau udah ada yang duluin Abang cuma bisa pasrah dan doain dia semoga bahagia," sahut lelaki itu sendu.Mendengar ucapan David, Ajeng sedikit terkejut. Tetapi, wanita itu bisa mengendalikannya. Ia segera bersidekap dan menatap sinis Kakak lelaki Maira."Belum juga dicoba, udah nyerah duluan. Cemen banget sih kamu, Bang!" sindir Ajeng.Suara Ajeng mengejutkan David, lelaki itu langsung menoleh menatap asal suara. Lalu pria tersebut menatap kesal kedua perempuan yang tengah duduk. Dia menetralkan amarah dan menarik napas, mengembuskan kembali."Abang hanya merasa tak pantas, Jeng. Apalagi kerjaan Abang cuma begini, karna Abang bukan ngajak pacaran, tapi ingin langsung menikah," balas pria tersebut.Wanita berambut sebahu itu langsung memal
Read more

53 [bagian 2]

"Kamu ngapain peluk-peluk Ajeng," seru Lena.David tergagap menjawab seruan orang tua Ajeng."E-eh, an-nu Bi, David. David sama." Ucapan David terhenti kala melihat wanita itu tertawa, ia langsung mengeryitkan alis bingung. "Hahaha ... padahal tadi pas lamar anak Bibi kamu lancar banget lho, tapi kok ngomong sama Bibi gagap gitu," ujar Lena.Mendengar ujaran dan suara lembut Lena, lelaki itu langsung menunduk dan menggaruk kepala yang tak gatal. Melihat reaksi David, para wanita tertawa terbahak-bahak."Bibi ke sini mau apa, Bi? Gak mungkin ngikutin Ajeng kan," seru Maira.Wanita itu mendekat lalu mencium punggung tangan perempuan tersebut. "Ya enggak lah, Ra. Kamu ini ya, Bibi ke sini mau pesen bakakak ayam, Ra. Buat sore ini dua aja. Eh dapat kejutan pas dateng, ngeliat drama Abangmu nembak anak kesayangan Bibi," jawab Lena.Maira menganggukan kepalanya, dia segera mengajak Lena untuk duduk. Lalu perempuan itu pamit ke dalam untuk mengambil buku untuk mencatat pesanan Ibunya Aj
Read more

54 [bagian 1]

Maira terdiam sebentar mendengar omelan Abangnya lalu membenarkan perkataan lelaki itu. Ia memilih mendongak menatap David, lalu tatapan malas langsung terpancar di manik kala melihat kedua manusia di hadapannya. "Udah kali itu gak usah meluk aja, lepasin tangannya! Kan kata Abang aku salah ya udah minta maaf deh, dan coba udah jangan cari kesempatan dalam kesempitan," lontar Maira. Mendengar ucapan Maira, Ajeng langsung tersadar. Dia segera melepaskan tangan David dari pinggangnya lalu menggaruk kepala yang tidak terasa gatal. Sedangkan adik pria tersebut masih menatap sinis sang Abang. "Udah kali natapnya jangan gitu, kalau gitu Abang pamit dulu soalnya telat," ucap David. Dia segera menyambar tangan Lena dan mencium punggung tangan wanita itu. Lalu menatap Ajeng dan pamit pada wanita yang baru ditembaknya. "Cie ... yang baru ditembak, jangan lupa PJ lho," goda Kayla. Ajeng tersenyum malu mendengar godaan dari sahabatnya, dia segera menyerang Kayla dengan gelitikkan. Membuat m
Read more

54 [bagian 2]

"Setelah kamu kangen-kangenan sama dia, Grandma gantian ya ngobrol sama dianya," seru Ibunya Hafiz.Maira terkejut mendengar suara perempuan yang dia tebak Ibunya Hafiz. Wanita itu kini tengah memutar otak agar terhindar dari suasana yang tiba-tiba terasa mencengkram. "Eh, Han. Udah dulu ya, soalnya aku masih dijalan nih. Soalnya aku banyak pesenan, nanti dulu ya teleponannya," elak Maira.Terdengar helaan napas dari Hana. Gadis kecil itu sedikit kecewa dengan perkataan Maira. Mendengar hal tersebut, Hafiz paham akan perasaan kedua perempuan ini. "Mairanya lagi sibuk, Han. Tunggu dia luang dulu, kasian dia pasti di jalan dan cuaca di sana pasti panas atau mendung," ujar Hafiz.Hafiz menyuruh Maira untuk segera mematikan sambungan telepon. Wanita itu lekas menurut dan bernapas lega."Udah kaya lagi ujian aja tegangnya," kata wanita itu.Maira mengusap dadanya lalu segera memasukan benda pipih itu kala melihat jam yang tertera. Melajukan kendaraan dan memandang langit yang cerah."Ken
Read more

55 [bagian 1]

"Kamu gak bohong kan? Seorang janda menolak kamu. Fenomena langkah nih," seloroh sang Mama. Wanita itu tertawa membuat Hafiz merasa kesal. Lelaki tersebut memilih bangkit dari duduk dan bergegas ke kamar. Melihat kepergian anaknya, ia melangkah mendekati sang cucu. "Sayang, nanti bantu Grandma ketemuan sama cewek yang kamu panggil Mama, ya," pinta perempuan itu. Hana menoleh kala sang nenek memegang bahunya. Ia langsung menganggukkan kepala dengan semangat lalu memegang tangan wanita itu. "Grandma bisa gak buat Mama, jadi Mama aku," pinta Hana. Mendengar permintaan cucunya dari bibir gadis itu. Dia langsung memerintahkan Hana agar duduk di pangkuan, lalu membelai sayang rambut perempuan tersebut."Apa Hana bener-bener pengen dia jadi Mama, Hana? Kalau misalnya dia cuma baik sekarang aja gimana?" tanya wanita itu.Gadis kecil itu mengeyitkan keningnya, dia memandang paras sang Nenek. "Maksud Grandma, apa? Hana gak paham," sahutnya. Mendengar sahutan polos sang cucu, wanita itu
Read more

55 [bagian 2]

Maira memutarkan bola matanya, lalu mengembuskan napas. "Saya kan lagi kerja, Tuan. Ya pasti jawabnya lama, lagian ada apa Tuan nelepon saya," balas wanita itu.Mendengar Maira menjawab demikian Hafiz mendengkus. "Kamu tuh ngejawab aja, saya cuma mau nanya kamu santainya kapan? Hana udah ngerengek minta nelepon kamu, pengen cerita katanya," cerocos Hafiz.Maira terdiam sebentar lalu melirik jam yang ada dilayar ponsel. "Mungkin habis isya, Tuan. Nanti kalau udah beres kerjaan saya. Saya langsung telepon nomor Hana," balas perempuan itu."Oh iya, eum ... Tuan mau pulang kapan? Soalnya ada yang mau saya bicarakan," tanyanya.Kini giliran Hafiz yang terdiam, lalu lelaki itu menoleh kala pintu kamarnya terbuka. Mata pria tersebut melotot kala melihat sang Mama yang berada di sana. "Lusa, ya. Lusa saya akan pulang. Nanti kita ngobrol sambil ajak Hana jalan-jalan, kalau gitu saya matikan dulu," jawab Hafiz.Pria tersebut langsung bangkit, ia memasukan benda pipihnya ke dalam saku. La
Read more

56 [bagian 1]

"Pasti ada di dapur, ya," celetuk Devi.Mendengar ucapan Devi lagi, Maira semakin mempercepat langkahnya lalu menarik lengan sang Bibi. Membuat wanita itu langsung berhenti. "Kamu tuh apa-apaan sih! Main tarik-tarik aja, dikira tangan Bibi lomba tarik tambang apa," cecar Devi.Maira mendengkus lalu bersidekap. Ia memutarkan bola matanya dengan malas, Kayla ikut mendekat dan berdiri di samping sang teman."Lagian ngapain main nyelonong masuk aja, mau minta ayam lagi dan gak nunggu aku jawab dulu dikasih atau enggak. Malah langsung mau ambil aja," omel Maira.Kayla mengangguk membenarkan membuat Devi melotot lalu ikut bersidekap. "Aku ini Bibimu lho, masa perhitungan sih! Kan Bibi cuma minta satu bakakak ayam aja gak semua kok," sahut Devi.Kayla menatap kesal dengan tingkah Bibinya Maira. "Mpok ini gimana sih, minta bakakak ayam kaya minta permen. Dikira bahan-bahannya beli pake daun apa! Sekarang semua serba mahal Mpok, kalau mau bakakak ayam ya beli," seru Kayla.Devi menggeram me
Read more

56 [bagian 2]

"Gak nyangka aku, Mbak. Mbak bilang begitu, pasti ini karna ulah Maira. Dia meracuni pikiran Mbak biar membenci dan pelit sama aku," seru wanita itu.Setelah mengatakan apa yang ingin diucapan wanita itu beranjak pergi. Dia berhenti sebentar kala di samping Maira. "Awas kamu, Ra. Sombong banget sejak pulang, padahal kamu pulang karna di talak suamimu. Pasti kamu jadi istri tidak becus! Dasar mandul!" sungut Devi. Mendengar hinaan Devi pada anaknya, dia sangat terkejut. Wanita itu langsung berteriak menyebut nama Devi lalu mendekat dan menarik lengan sang adik. Tangan melayang menampar pipi perempuan yang berstatus Bibi Maira. "M-Mbak, berani kamu!" geram perempuan itu. Dewi dengan pancaran mata penuh amarah menatap tajam Devi. "Jangan kamu hina anakku, pergi kamu dari rumahku! Jangan sampai aku bertindak kasar, aku masih ingat kamu adikku," sentak Dewi. Nyali Devi menciut kala mendengar sentakan Dewi, ia mengingat saat dulu wanita itu marah. Dia sangat menyeramkan membuatnya ber
Read more

57 [bagian 1]

Maira mengeryitkan kening mendengar perkataan lelaki itu. Lalu ia memilih mengedikan bahu sebagai jawaban. "Entahlah gak inget, mendingan kamu bantuin bawa bakakak ayam ini, sedangkan Kayla pergi buat ngerapihin diri. Biar keburu, katamu takut keluarga besar keburu datang bukan," lontar Maira. Mendengar itu lelaki membulatkan mata, ia kini ketemu wanita kedua yang tidak peduli atau terpesona padanya. Yang pertama ada sang istri, mengingat ucapan Maira benar, dia segera mengambil bawaan Kayla. "Ayo, Yang. Kamu harus cepet dandannya ya, inget jangan kecewain aku," seru lelaki itu.Kayla mengangguk lemah, ia segera melangkah pergi dengan lesu ke kediaman lewat pintu belakang. Sedang sang suami menyapa para sepupu yang telah tiba. Maira memilih segera masuk dan membawa keluar pesanan dan lekas menaruh ke motor. "Ayo semangat, Ra!" Setelah berkata demikian, wanita itu lekas menyalakan kendaraan roda empat. Ia mulai melajukan motor dan segera mengantarkan pesanan. Perempuan tersebut ti
Read more
PREV
1
...
89101112
...
22
DMCA.com Protection Status