Semua Bab Bucin berujung Sengsara: Bab 121 - Bab 130

145 Bab

Menuju Pertengkaran

"Sya Geino demam. Tadi pas pulang sekolah mukanya pucet banget."Syaila langsung melempar tas nya begitu saja ke atas sofa setelah mendengar penuturan sang mama menuju kamar Geino. Yunita mengekor dari belakang.Dan benar saja, anak itu tengah membungkus tubuhnya dengan selimut. Syaila lantas menyentuh kening sang putra."No, kamu sakit?" tanya Syaila pelan.Geino membuka matanya perlahan. "Aku kedinginan, Ma. Tapi hari ini aku gak les. Maaf ya?" ucap anak itu tidak bertenaga.Syaila mengusap wajahnya cemas. "Nak, kenapa harus minta maaf? Mama gak akan marah kalau kamu gak les, bahkan gak selalu juara kelas. Mama cuma mau kamu jadi anak baik. Mama udah bangga sama kamu. Sekarang ganti baju dulu, ya? Kita ke rumah sakit. Badan kamu panas banget," pinta Syaila sebab anak itu masih mengenakan seragamnya.Geino menggangguk. Kemudian menyingkirkan selimutnya di bantu Syaila. Sementara Yunita mengambil pakaian Geino."Gurunya gak ada hubungin kalau Geino sakit, Ma?" tanya Syaila seraya menu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Brondong Manja

"Mama pulang dulu ya mumpung ada Batara buat bantuin kamu di sini, nanti siang ke sini lagi. Kalau ada apa-apa kabarin mama awas aja," ucap Yunita sebelum wanita itu pulang."Iya, Ma. Mama istirahat jangan kecapean. Geino biar aku yang jagain," jawab Syaila.Yunita kemudian pulang di temani supir pribadi keluarganya.Beberapa saat setelah Yunita pulang, tiba-tiba Syaila melihat wajah Batara berubah muram. Memandanginya dengan kesal dari sofa.Batara datang pagi-pagi sekali ke rumah sakit. Katanya ia tahu Geino masuk ke rumah sakit dari Mamang yang biasa membersikan kebun di rumah Syaila. Sebab Syaila lupa mengabari Batara."Kok mukanya gitu? Kenapa?" tanya Syaila mengambil duduk di samping Batara. Namun seperti seorang anak yang sedang merajuk, pria itu malah menggeser duduknya agar tidak terlalu dekat dengan Syaila. Kening Syaila berkedut kebingungan."Saya kesel sama kamu," katanya."Kok kesel? Aku ada buat salah?" Suara rendah Syaila kembali mengudara. Ia takut Geino terganggu tidu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Kepicikan Azka

"Ada apa ini? Wah siapa yang berbaik hati bagi-bagiin makanan diakhir bulan begini?""Ngerti aja ni kalau gue dah gak punya duit buat beli makanan enak.""Udah kaya acara ulang tahun banyak bunga dimana-mana.""Apa Bu Syaila ulang tahun, ya?""Eh tapi kenapa malah mantan suaminya yang repot-repot bikin acara? Bukannya mereka jadi musuh bubuyutan ya?"Begitulah kira-kira tanggapan para staff Syaila saat melihat banyak makanan yang menggiurkan mata bebas mereka ambil sesuka hati.Suasana kantor Syaila pagi sekali sudah diramaikan dengan kedatangan Azka yang membagikan makanan untuk sarapan kesetiap staff Syaila. Bunga-bunga segar dipajang di setiap penjuru kantor. Bermekaran seperti suasan hati Azka.Semuanya nampak senang, menikmati makanan yang disiapkan Azka."Sya, lu bikin acara?" Nadira yang kebetulan bertemu Syaila di lobi nampak heran saat masuk, melihat para staff kantor membawa banyak makanan. Matanya berkeliaran, mengernyit heran sebab banyak sekali bunga yang di taruh di seti
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bantuan Geino

Seperti yang kemarin Azka katakan, pria itu benar datang ke rumah Syaila. Entah apa tujuannya, tapi dia bilang ingin mengajak Geino jalan-jalan keluar mumpung hari libur.Syaila cukup ragu sebenarnya, mengingat perkataan Azka ingin menggugat hak asuh anak. Bukankah ada kemungkinan Azka akan merayu Geino untuk tinggal bersamanya. Tapi walau begitu, Yunita terus meyakinkannya, bahwa Azka berhak juga atas Geino. Dengan berat hati Syaila mengizinkan."Pulangnya jangan kemaleman, jangan makan makanan cepat saji. Geino masih dalam pemulihan," ucap Syaila dingin.Disampingnya Geino melirik sekilas sang ibu. Ia merasa tidak enak jika harus pergi bersama papanya. Tapi di sisi lain, anak itu juga merindukan sang papa karena sudah lama tidak bertemu."Kamu tenang aja, aku tau apa yang terbaik buat Geino. Aku ini papanya kalau kamu lupa." Azka tersenyum meyakinkan."Ayo, No. Keburu siang. Papa ada kejutan loh buat kamu. Pasti kamu suka!" ajak Azka antusias.Dengan ragu Geino berpamitan pada mama
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Batara vs Azka

"Azka masih ngirim kamu makanan kaya gini setiap hari?" Batara melempar kotak bekal yang Azka berikan hingga isi berceceran kemana-mana. Ruangan Syaila seketika menjadi berantakan dan bau minyak daging yang menguar dari makanan itu."Bar, ini kan bisa kita omongin baik-baik. Kamu jangan marah dulu." Syaila cukup terkejut dengan kemarahan Batara yang sebelum-sebelumnya tidak pernah pria itu tunjukan secara langsung di depan Syaila.Ia mengerti, Batara pasti sangat marah pada Azka yang tidak mau berhenti mengirimkan makanan untuk dirinya walaupun sudah diperingati. Batara merasa harga dirinya diremehkan. Syaila sudah menceritakan semua ini kepada Batara. Termasuk mantan suaminya yang sering menjemput Geino setelah lima hari lalu Azka mengajak Geino jalan-jalan. Tentu Batara tidak diam saja. Puluhan peringatan ia tembakan kepada mantan suami kekasihnya itu. Tapi sayang, sepertinya Azka memang tidak menyayangi nyawanya sendiri.Azka dengan terang-terangan melawan Batara. Tidak, Batara ti
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Hantaman Keras

"Ini Batara kok gak sampe-sampe ya, Nad?"Yang ditanya mengangkat bahunya. "Ya mana gue tau. Coba lo telepon deh, siapa tahu langsung pulang. Atau macet," ucap Nadira.Syaila menuruti perkataan sahabatnya itu, namun Batara tidak mengangkat teleponnya.Meetingnya sudah berakhir sejak 15 menit lalu. Seharunya kekasihnya itu sudah datang sebelum meeting Syaila berakhir."Gak diangkat," eluh Syaila."Macet kali. Tunggu aja 15 menit lagi. Kalau gak ada lo susul."Sembari menunggu Nadira menyelesaikan laporan tentang meeting tadi, Syaila menikmati segelas kopinya. Ia juga menghubungi mamanya, menanyakan apakah Geino sudah di rumah. Dan jawaban sang mama malah menambah rasa cemasnya. Mereka belum sampai rumah.Syaila melongok jam tangannya, sudah 20 menit ia menunggu. Batara tidak kunjung datang juga."Nad, gue harus susul Batara deh. Kaya ada yang gak beres." Wanita itu berdiri dari duduknya.Nadira yang tengah sibuk menata arsip hanya melongok sekilas. "Sip sip. Hati-hati di jalan ya. Jang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Brondong Ngambek

Setelah aksi Batara memukul Azka, pria itu tidak menghubungi Syaila. Bukankah yang seharusnya marah itu Syaila? Beginilah jika memilik kekasih brondong. Prilakunya sangat ke kanak-kanakan.Wanita itu menghela napas panjang. Seharian tidak beraktivitas membuatnya merasa bosan. Hanya berguling-guling tidak sejas di sofa. Geino kemarin pergi ke rumah Azka, malamnya dia meminta izin untuk menginap di sana. Walau tidak rela, ia membiarkan putranya pergi. Apalagi Azka baru keluar dari rumah sakit karena ulah Batara. Mamanya pergi kontrol, beberapa hari ini katanya sering merasakan sakit di bagian dada. Syaila tidak ikut bersama mamanya sebab ia dilarang keras. Yunita menyuruh Syaila untuk tetap di rumah dan beristirahat."Ini beneran Batara ngambek sama gue?" Syaila kembali memeriksa ponselnya. Nihil, tidak ada satu pesan pun yang ia terima dari kekasihnya itu. Padahal biasanya puluhan chat dia kirim, entah itu hanya menanyakan hal tidak penting atau melarang Syaila untuk tidak membawa mob
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Masalah kecil

Keduanya kini sudah duduk saling berhadapan di meja makan rumah Batara. Syaila pikir sebuah panggilan tidak akan menjadi suatu masalah besar karena menurutnya hal itu bisa dibicarakan nanti dan akan terbiasa seiring berjalannya waktu. Namun memiliki hubungan dengan pria brondong rupanya hal kecil pun bisa menjadi masalah yang serius. Maklum belum berpengalaman. Syaila memahaminya.Syaila sudah menyiapkan bubur instan untuk Batara. Ia tahu buah saja tidak akan mengenyangkan perut luas Batara. Kening pria itu masih tertempel penurun panas, dengan segala kekesalan yang menumpuk di dadanya, Batara terpaksa harus menghabiskan bubur tidak ada rasa itu dengan penuh perjuangan.Mulut Batara sudah gatal ingin mengomel, menuntaskan masalah panggilan yang selalu Syaila remehkan. Ia tahu dirinya lebih muda dari Syaila, tapi bukan berarti Syaila harus terus memanggilnya dengan sebutan nama bukan? Itu tidak menggambarkan suatu hubungan yang spesial diantara mereka!"Sekarang kamu bisa protes?" Sya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Si Paling Salting Brutal

Hari ini hari yang sangat cerah. Menjelang sore, Syaila memutuskan untuk pergi ke super market. Membeli banyak sayur dan perlengkapan dapur lainnya. Pekerjaan wanita itu sudah ia selesai kan dengan cepat agar ia bisa pulang lebih awal. Hampir satu jam wara-wiri mendorong troli, Syaila akhirnya bisa pulang dan membawa dua kantong besar belanjaan. Namun ia bukan pulang ke rumahnya, melainkan ke rumah Batara. Syaila ingin memberi kejutan kecil kepada lelaki itu.Tidak perlu menunggu ada yang membukakan pintu, Syaila sudah tahu password pintu rumah lelaki itu. Syaila masuk dengan santai sembari memikirkan makanan apa yang akan ia masak."Loh kok ada di bawah? Bukannya istirahat di kamar." Gagal sudah aksi memberi kejutannya untuk Batara. Lelaki itu sudah melihat keberadaanya. Berbaring di sofa sembari menonton series Korea di televisi."Saya demam, bukan lumpuh, Sya," katanya singkat."Eum, tadinya mau ngasih kejutan si buat kamu. Tapi karena kamu udah tau ada aku jadi gak jadi. Kamu mau
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Kejutan mencengangkan

Satu-satunya obat mujarab Batara hanyalah Syaila. Terbukti, pagi ini lelaki itu sudah terlihat sehat dan segar bugar. Suasana hatinya juga sangat baik. Sampai orang-orang kantor keheranan dengan sikap bosnya sekarang.Membalas sapaan dari karyawan dengan senyum hangat. Itu sungguh keajaiban. "Loh Bapak udah masuk? Bukannya cuti Bapak tiga hari?" tanya sekretaris nya."Saya sudah sehat. Kamu gak liat?"Sekretaris nya itu hanya menyengir sungkan. Takut kena omel pagi-pagi. " Syukur kalau gitu, Pak. Saya belum siapin Bapak kopi, Bapak mau kopi apa?""Jangan kopi deh, nanti calon istri saya marah. Teh anget aja," ucap Batara mesem-mesem tidak jelas."Oh iya, Pak. Saya buatkan."Sekertaris keduanya itu lantas undur diri. Ngeri juga melihat bosnya senyum-senyum sendiri seperti tadi.Sampainya di ruangan, Batara langsung duduk di kursi kebanggaan nya lalu menyalakan ponsel. Untuk apalagi? Untuk mengabari kekasihnya."Kamu lagi di mana?" Sambungan telepon Batara diangkat Syaila di seberang s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status