Semua Bab Bucin berujung Sengsara: Bab 91 - Bab 100

145 Bab

Rencana Indah

Kita hanya bisa berencana, sementara yang mewujudkannya itu kehendak Tuhan. Kutipan itu sepatutnya Batara renungkan. Kegagalan dalam cinta adalah bagian dari rencana Tuhan untuk hidup pria itu selanjutnya.Patah hati untuk pertama kalinya. Patah sampai rasanya ia kehilangan cara untuk menyatukan kepingan-kepingan yang berhamburan dalam dirinya.Di meja kerja rumahnya, pria itu tengah duduk terdiam. Merenung dalam keheningan. Bawah matanya menghitam, wajahnya lelah, tatapannya sayu dan tidak bertenaga. Ini hari ke dua ia hanya berdiam diri di ruangan gelap itu. Tidak melakukan apapun, termasuk berangkat bekerja.Sekretaris nya mungkin sekarang sedang pontang-panting mengemis kabar dari bosnya. Harus membatalkan jadwal meeting penting dan menjadwalkan ulang. Batara tidak memikirkan itu sedikitpun, jikalaupun sekretaris nya datang untuk mencacinya sekarang, ia tidak akan bereaksi marah seperti hari-hari biasanya. Sungguh, ia tidak ada tenaga sedikit pun.Tangan putihnya mengambil sesuatu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Fakta mencengangkan

"Maya nya mana?"Ini sudah hampir dua jam Syaila dan Azka menunggu kedatangan perempuan itu. Seperti rencana awal, Syaila ingin mengenalkan teman wo nya kepada Azka dan Maya. Namun lagi-lagi Maya tidak datang tepat waktu. Bahkan tidak datang."Ini aku enggak enak sama temen aku. Kamu bisa telepon Maya lagi?" desak Syaila.Bukan tidak menghubungi, tetapi Maya tidak bisa Azka hubungi. Puluhan pesan sudah ia kirim, puluhan kali juga Azka sudah menghubungi calon istri itu. Tapi tidak ada satu pun pesan yang dibalas juga telepon yang Maya jawab."Maya enggak ada jawaban," ucap Azka cemas. Jemarinya terus mengotak-atik ponsel."Ini sudah satu jam lebih. Saya masih ada urusan, jika jadwal hari ini tidak bisa. Kalian bisa jadwalkan ulang." Salah satu tim wo teman Syaila angkat bicara.Sebuah tatapan pertanyaan Syaila tujukan untuk Azka. Meminta keputusan dari pria itu. "Bagaimana Bapak Azka?" Sekali lagi tim wo itu mendesak."Maaf, sepertinya calon istri dari pak Azka tidak bisa datang. Saya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Kembali Lagi?

Kaki jenjangnya melangkah cepat. Jas hitam yang tidak ia kancingkan berkibas-kibas. Wajahnya sudah tidak bersahabat sejak kedatangannya. Brak!"Sial!""Aw! Kalau jalan pake mata!" Perempuan berambut digerai marah. Tubuhnya terjengkang kebelakang."Maya, kebetulan sekali. Sebulan ini saya cari kamu enggak ketemu. Ada yang harus saya bicarakan sama kamu." Dengan wajah datar dan dingin pria itu berkata.Sudah berhasil menegakkan tubuhnya, Maya mengernyit. Ia merasa tidak ada urusan dengan pria di hadapannya ini. "Urusan apa? Saya banyak urusan." Perempuan itu sudah ingin angkat kaki mengabaikan permintaan pria yang ia anggap tidak penting itu."Mau kemana kamu? Ikut dengan saya!" "Pak Batara! Jangan kurang aja ya! Saya ada urusan lebih penting. Lepasin saya!" teriak Maya saat tubuhnya diseret paksa oleh Batara.Kedatangan Maya ke kantor Azka bukan untuk bertemu dengan Batara, melainkan ingin menemui Azka untuk memprotes konsep pernikahan yang Azka ambil tanpa persetujuannya. Lagi pul
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Hati siapa yang tahu

Maya gentar. Kekhawatiran besar seorang perebut adalah direbut. Karena akal sehatnya masih berjalan, meski prilakunya mencerminkan orang yang tidak berakal. Dia tahu, seseorang yang pernah mendua lebih tinggi kemungkinan melakakukan perbuatannya lagi. Dan Syaila tahu, sekarang Maya tengah ketakutan miliknya diambil."Mungkin hari ini kamu hanya tahu saya bertemu dengan Azka. Dia bilang cuma mengobrol. Tapi kamu yakin kita tidak melakukan apapun seharian ini?" Syaila tersenyum asimetris. Ujung matanya melihat diam-diam Maya mengepalkan tangannya kuat-kuat. "Mas Azka gak mungkin ngelakuin itu. Dia udah milih saya. Itu berarti mas Azka milik saya. Mba Syaila harus tahu diri, jangan mau sama calon suami orang. Mba gak mikir apa? Kita sebulan lagi akan menikah!"Ah, rasanya Syaila ingin sekali menjambak rambut perempuan di hadapannya ini lalu menabrakan kepalanya ke dinding. Harus tahu diri katanya?"Memang susah ya bicara sama orang yang enggak punya akal kaya kamu. Saya seperti orang wa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Entah siapa yang menyakiti

Permasalahan tidak akan selesai jika tidak dibicarakan. Selepas pekerjaan yang sempat menahannya hingga larut malam, Azka datang ke apartemen Maya untuk bicara kepada perempuan itu. Satu, dua kali pintu di ketuk si pemilik tidak kunjung keluar. Azka pikir mungkin Maya tidak mau membukakan pintu untuknya karena sedang marah.Ketiga kalinya, Azka mendorong pintu di hadapannya. Rupanya tidak di kunci. Dengan langkah pelan, ia masuk ke dalam apartemen Maya yang masih gelap."Pasti udah pulang. Gak mungkin kan belum. Pintunya gak dikunci," gumam Azka seraya mencari saklar lampu."Maya?" panggilnya setelah menyalakan lampu.Hening, sekali lagi dia memanggil," Kamu udah pulang kan?" Hati nya tidak tenang. Apakah apartemen kekasihnya itu sedang dirampok?Pria itu berjalan mengendap-ngendap. Tangannya sudah menggenggam sapu bila mana benar apartemen Maya di rampok setidaknya ia bisa mempertahankan dirinya sendiri. Lampu kamar menyala, pelan-pelan ia membuka pintu. Tidak ada siapa-siapa. Dili
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Memadu kasih

Bila Batara diberi sebuah pertanyaan apakah ia siap melapangkan hatinya untuk melihat Syaila hidup bahagia selain dengan dirinya. Pria itu tidak akan menampik perasaannya sendiri, ia belum bisa melakukan itu. Bayang-bayang wajah lembut wanita itu masih ia harapkan untuk ia lihat setiap ia bangun tidur. Tersenyum menyambut pagi dan menghantarkan tidur kala malam tiba.Batara ikut menoleh, saat Geino menunjuk seseorang yang sedari tadi ia pertanyakan keberadaannya. Ia harap, meski bukan lagi wajah manis tulus Syaila yang ia lihat, setidaknya ia bisa memastikan bahwa wanita itu hidup dengan baik. "Aku mau minuman yang kaya orang itu, Om. Aku haus dari tadi belum minum."Rupanya bukan Syaila, seorang remaja sedang meneguk minuman soda yang Geino tunjuk.Geino bukan sasaran kemarahannya. Jadi Batara harus menahan suasana hatinya yang sedang memburuk itu. Dengan wajah pasrah, pria itu memasuki mini market, membeli minuman yang Geino maksud. Ia kembali, membawa dua minuman yang berbeda. D
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Sya—yang?

Sementara di lain tempat, di ruangan sepi dan sunyi. Syaila masih bergelut dengan komputer dan ponselnya. Mungkin, bila mana Maya melihat kebodohan Syaila yang satu ini, perempuan muda itu tertawa terbahak. Syaila sibuk menyiapkan pernikahan Azka dan Maya, namun mereka berdua sibuk bercinta."Rangkaian acaranya sudah saya kirim lewat email, ya. Oh, iya. Pak Azka mengundang artis ternama untuk mengisi pesta malam harinya. Dia akan nyanyi setelah acara sambutan dari kedua mempelai. Tolong sisipkan, saya lupa. Dan pada acara akad pak Azka juga mau semua tamu undangan jangan ada dulu yang menyicipi makan. Biar fokus pada akad. Usahakan sesuai dengan apa yang saya tulis di email itu, ya?"Sudah selarut ini Syaila masih anteng duduk di kursi kerjanya. Wanita itu sedang sibuk membantu mempersiapkan acara pernikahan Azka yang ia selalu sebut-sebut. Dan sekarang ia tengah terhubung dengan pihak wo nya. Menyeselesaikan semuanya. "Baik, Bu. Saya akan koordinasi dengan kru kami. Jika ada penam
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Ketar-ketir

"Sepertinya Tuhan selalu memberi jalan untuk kita ketemu, ya?" Batara tersenyum asimetris. Melihat ekspresi wajah Maya yang kentara sekali terkejut semakin membuat pria itu bersemangat untuk mendesak.Batara memilki jadwal pemotretan untuk poster yang akan dibuat oleh tim marketingnya. Untuk kali pertamanya, ia menjadi brand ambassador ponsel keluaran terbaru perusahaan miliknya sendiri.Kebetulan Maya menjadi pendamping Batara dalam pemotretan itu. Dia model yang sekretaris nya rekomendasikan. Tidak ada alasan Batara untuk menolak, karir Maya yang sedang dalam masa jaya bisa menguntungkan perusahaan sekaligus membuat perempuan itu semakin tertekan.Entah apa yang dipikirkan Maya sehingga menyetujui kontrak yang ditawarkan Batara. Yang pria itu bingung, kenapa Maya masih terlihat terkejut saat bertemu dengannya, dia jelas tahu sebelum dia akhirnya menandatangi kontrak. Bahwa yang menjadi model utamanya adalah Batara."Jangan bahas masalah pribadi di sini. Saya datang untuk bekerja. Ja
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Ngomongin sesuatu

"Om bisa jemput aku di warnet deket sekolah, gak? Genting banget. Hp mama gak aktif. Kalau bisa buruan ke sini, ya Om."Sebuah pesan yang Batara terima dari Geino 15 menit lalu membuatnya buru-buru datang ke tempat yang Geino sebut dalam pesan itu.Batara tidak bisa menghabaikan Geino hanya karena ia mulai kehilangan respek pada mamanya. Pria yang mengenakan pakaian kantor itu menilik satu persatu bilik komputer di warnet. Mencari keberadaan Geino. Ia khawatir dengan anak itu, ia takut Geino sedang tidak dalam keadaan baik. Atau yang lebih parah dia dirundung teman-temannya, mengetahui sifat Geino yang dingin dan ketus tidak menutup kemungkinan banyak dari temannya yang tidak menyukai prilaku Geino."Om!" Dari meja penunggu warnet itu Geino melambaikan tangannya.Batara lantas segera menghampiri Geino. "Ada apa? Kamu enggak apa-apa kan?" tanya nya khawatir.Geino terdiam beberapa saat, melirik penjaga warnet itu ragu-ragu."Ada apa? Om gak akan tahu kalau kamu enggak cerita," desak B
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Tawaran menggiurkan

Beberapa jam sebelumnya....Pemotretan hanya dilakukan beberapa jam saja. Itu sebabnya Maya menerima tawaran ini. Selain bayarannya besar, ia tidak perlu harus menghabiskan waktunya hanya untuk sebuah foto yang sempurna."Saya pikir kamu masih punya malu untuk menerima tawaran ini."Di ruang makeup, Maya dan Batara duduk bersampingan. Di belakang mereka dua orang crew nya sedang membersihkan riasan mereka berdua."Itu hak saya. Saya di sini bukan semata-mata hanya karena uang, tapi saya juga punya kemampuan dan popularitas. Ponsel terbaru pak Batara bisa lebih melejit hanya karena ada saya dalam poster promosi," ucap Maya percaya diri.Maya melihat Batara tertawa saat kedua mata mereka bertemu di cermin, di depan mereka."Kamu percaya diri sekali ya? Sekalipun itu terjadi. Bayaran kamu tidak akan menutupi hutang kamu terhadap saya.""Saya lebih kaya daripada yang bapak kira. Saya bisa bayar tanpa harus menunggu bayaran dari bapak. Ayah saya seorang Jaksa, apa yang harus saya khawatirk
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
89101112
...
15
DMCA.com Protection Status