Beranda / Rumah Tangga / Bucin berujung Sengsara / Entah siapa yang menyakiti

Share

Entah siapa yang menyakiti

Penulis: Laradin
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-21 21:46:49

Permasalahan tidak akan selesai jika tidak dibicarakan. Selepas pekerjaan yang sempat menahannya hingga larut malam, Azka datang ke apartemen Maya untuk bicara kepada perempuan itu.

Satu, dua kali pintu di ketuk si pemilik tidak kunjung keluar. Azka pikir mungkin Maya tidak mau membukakan pintu untuknya karena sedang marah.

Ketiga kalinya, Azka mendorong pintu di hadapannya. Rupanya tidak di kunci. Dengan langkah pelan, ia masuk ke dalam apartemen Maya yang masih gelap.

"Pasti udah pulang. Gak mungkin kan belum. Pintunya gak dikunci," gumam Azka seraya mencari saklar lampu.

"Maya?" panggilnya setelah menyalakan lampu.

Hening, sekali lagi dia memanggil," Kamu udah pulang kan?" Hati nya tidak tenang. Apakah apartemen kekasihnya itu sedang dirampok?

Pria itu berjalan mengendap-ngendap. Tangannya sudah menggenggam sapu bila mana benar apartemen Maya di rampok setidaknya ia bisa mempertahankan dirinya sendiri.

Lampu kamar menyala, pelan-pelan ia membuka pintu. Tidak ada siapa-siapa. Dili
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bucin berujung Sengsara   Memadu kasih

    Bila Batara diberi sebuah pertanyaan apakah ia siap melapangkan hatinya untuk melihat Syaila hidup bahagia selain dengan dirinya. Pria itu tidak akan menampik perasaannya sendiri, ia belum bisa melakukan itu. Bayang-bayang wajah lembut wanita itu masih ia harapkan untuk ia lihat setiap ia bangun tidur. Tersenyum menyambut pagi dan menghantarkan tidur kala malam tiba.Batara ikut menoleh, saat Geino menunjuk seseorang yang sedari tadi ia pertanyakan keberadaannya. Ia harap, meski bukan lagi wajah manis tulus Syaila yang ia lihat, setidaknya ia bisa memastikan bahwa wanita itu hidup dengan baik. "Aku mau minuman yang kaya orang itu, Om. Aku haus dari tadi belum minum."Rupanya bukan Syaila, seorang remaja sedang meneguk minuman soda yang Geino tunjuk.Geino bukan sasaran kemarahannya. Jadi Batara harus menahan suasana hatinya yang sedang memburuk itu. Dengan wajah pasrah, pria itu memasuki mini market, membeli minuman yang Geino maksud. Ia kembali, membawa dua minuman yang berbeda. D

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-23
  • Bucin berujung Sengsara   Sya—yang?

    Sementara di lain tempat, di ruangan sepi dan sunyi. Syaila masih bergelut dengan komputer dan ponselnya. Mungkin, bila mana Maya melihat kebodohan Syaila yang satu ini, perempuan muda itu tertawa terbahak. Syaila sibuk menyiapkan pernikahan Azka dan Maya, namun mereka berdua sibuk bercinta."Rangkaian acaranya sudah saya kirim lewat email, ya. Oh, iya. Pak Azka mengundang artis ternama untuk mengisi pesta malam harinya. Dia akan nyanyi setelah acara sambutan dari kedua mempelai. Tolong sisipkan, saya lupa. Dan pada acara akad pak Azka juga mau semua tamu undangan jangan ada dulu yang menyicipi makan. Biar fokus pada akad. Usahakan sesuai dengan apa yang saya tulis di email itu, ya?"Sudah selarut ini Syaila masih anteng duduk di kursi kerjanya. Wanita itu sedang sibuk membantu mempersiapkan acara pernikahan Azka yang ia selalu sebut-sebut. Dan sekarang ia tengah terhubung dengan pihak wo nya. Menyeselesaikan semuanya. "Baik, Bu. Saya akan koordinasi dengan kru kami. Jika ada penam

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-25
  • Bucin berujung Sengsara   Ketar-ketir

    "Sepertinya Tuhan selalu memberi jalan untuk kita ketemu, ya?" Batara tersenyum asimetris. Melihat ekspresi wajah Maya yang kentara sekali terkejut semakin membuat pria itu bersemangat untuk mendesak.Batara memilki jadwal pemotretan untuk poster yang akan dibuat oleh tim marketingnya. Untuk kali pertamanya, ia menjadi brand ambassador ponsel keluaran terbaru perusahaan miliknya sendiri.Kebetulan Maya menjadi pendamping Batara dalam pemotretan itu. Dia model yang sekretaris nya rekomendasikan. Tidak ada alasan Batara untuk menolak, karir Maya yang sedang dalam masa jaya bisa menguntungkan perusahaan sekaligus membuat perempuan itu semakin tertekan.Entah apa yang dipikirkan Maya sehingga menyetujui kontrak yang ditawarkan Batara. Yang pria itu bingung, kenapa Maya masih terlihat terkejut saat bertemu dengannya, dia jelas tahu sebelum dia akhirnya menandatangi kontrak. Bahwa yang menjadi model utamanya adalah Batara."Jangan bahas masalah pribadi di sini. Saya datang untuk bekerja. Ja

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-25
  • Bucin berujung Sengsara   Ngomongin sesuatu

    "Om bisa jemput aku di warnet deket sekolah, gak? Genting banget. Hp mama gak aktif. Kalau bisa buruan ke sini, ya Om."Sebuah pesan yang Batara terima dari Geino 15 menit lalu membuatnya buru-buru datang ke tempat yang Geino sebut dalam pesan itu.Batara tidak bisa menghabaikan Geino hanya karena ia mulai kehilangan respek pada mamanya. Pria yang mengenakan pakaian kantor itu menilik satu persatu bilik komputer di warnet. Mencari keberadaan Geino. Ia khawatir dengan anak itu, ia takut Geino sedang tidak dalam keadaan baik. Atau yang lebih parah dia dirundung teman-temannya, mengetahui sifat Geino yang dingin dan ketus tidak menutup kemungkinan banyak dari temannya yang tidak menyukai prilaku Geino."Om!" Dari meja penunggu warnet itu Geino melambaikan tangannya.Batara lantas segera menghampiri Geino. "Ada apa? Kamu enggak apa-apa kan?" tanya nya khawatir.Geino terdiam beberapa saat, melirik penjaga warnet itu ragu-ragu."Ada apa? Om gak akan tahu kalau kamu enggak cerita," desak B

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-29
  • Bucin berujung Sengsara   Tawaran menggiurkan

    Beberapa jam sebelumnya....Pemotretan hanya dilakukan beberapa jam saja. Itu sebabnya Maya menerima tawaran ini. Selain bayarannya besar, ia tidak perlu harus menghabiskan waktunya hanya untuk sebuah foto yang sempurna."Saya pikir kamu masih punya malu untuk menerima tawaran ini."Di ruang makeup, Maya dan Batara duduk bersampingan. Di belakang mereka dua orang crew nya sedang membersihkan riasan mereka berdua."Itu hak saya. Saya di sini bukan semata-mata hanya karena uang, tapi saya juga punya kemampuan dan popularitas. Ponsel terbaru pak Batara bisa lebih melejit hanya karena ada saya dalam poster promosi," ucap Maya percaya diri.Maya melihat Batara tertawa saat kedua mata mereka bertemu di cermin, di depan mereka."Kamu percaya diri sekali ya? Sekalipun itu terjadi. Bayaran kamu tidak akan menutupi hutang kamu terhadap saya.""Saya lebih kaya daripada yang bapak kira. Saya bisa bayar tanpa harus menunggu bayaran dari bapak. Ayah saya seorang Jaksa, apa yang harus saya khawatirk

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-29
  • Bucin berujung Sengsara   Pengkhianat hanya untuk pengkhianat

    "Jadi kamu mau ngomong apa, May?"Maya dan Azka sudah sampai di restoran yang biasa mereka kunjungi. Makanan juga sudah dihidangkan 20 menit lalu, piring Azka sudah separuhnya habis. Berbeda dengan Maya, perempuan itu nampak tidak berselera makan. Malah asik menonton Azka."Eum... Aku kan dari dulu enggak tertarik sama dunia bisnis dan persahaman. Menurut kamu gimana kalau saham aku yang aku beli di perusahaan mba Syaila aku jual lagi?" tanya Maya ragu. Setiap kalimat yang ia utarakan barusan, sudah ia seleksi dalam otaknya saat perjalanan menuju ke sini. Ia tidak mau Azka curiga sedikit pun.Azka melepaskan genggaman sendoknya. Meneguk airnya hingga setengah. "Memangnya ada hal yang mendesak?" tanyanya."Bukan, bukan. Udah aku bilang tadi. Aku enggak tertarik aja. Jadi daripada terbebani mending aku lepas. Lagian aku juga sekarang sibuk sama karir aku kan? Jadi buat apa? Dari awal juga cuma iseng beli. Niatnya buat bantu mba Syaila aja."Maya tidak mau Azka tahu. Ia takut pria itu men

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-29
  • Bucin berujung Sengsara   Gosip Hot

    "Pagi-pagi dah sibuk aja, Bu!"Tahu-tahu Nadira sudah ada di belakang Syaila. Ikut mengintip aktivitas yang sedang dikerjakan wanita itu pagi ini.Tidak seperti manusia kebanyakan, Syaila tidak terkejut sama sekali. Ia tetap fokus, sampai tidak mengalihkan atensinya sedikit pun."Loh cuti lo abis besok kan? Kenapa udah masuk aja?" tanyanya kemudian.Nadira memutari meja, duduk di hadapan meja Syaila, menopang dagu dengan wajah menyebalkan. "Gue mau simulasi kerja dulu takut ntar tahu-tahu diteriakin lo gara-gara lupa caranya kerja karena kelamaan cuti."Hampir sebulan, Nadira meminta izin untuk cuti dari pekerjaannya. Karena konsisi ibunya yang sakit parah. Ia harus mengurus ibunya, membawa ibunya ke kampung untuk pengobatan tradisional. Dan seharusnya, wanita jomblo itu mulai bekerja besok. Tapi karena hidupnya gabut dan kesepian, memilih datang ke kantor adalah hal yang menyenangkan."Ngawur! Harusnya sekalian ngobatin otak lo dah. Makin ke sini makin ke sana." Syaila berdecak. M

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-03
  • Bucin berujung Sengsara   Peringatan Batara

    Di meja kantin yang masih sepi, Syaila melihat Batara sudah duduk membelakanginya. Detak jantungnya mendadak berdebar lebih kencang.Syaila tidak mau mengganggu ketenangan pria itu, namun suara hak sepatunya membuat pria itu menoleh.Kembali menormalkan ekspresi wajahnya, Syaila bertanya sesaat setelah ikut duduk menghadap Batara. "Ada apa?"Dia tidak langsung menjawab malah melemparkan sebuah tatapan yang tidak mampu Syaila artikan. Matanya tidak semarah saat terakhir mereka bertemu. Tapi cukup dalam untuk hanya dikatakan sebuah tatapan."Sampai kaya gitu ternyata?" ucapnya tiba-tiba.Syaila jelas tidak mengerti maksud Batara. Belum ia bertanya, pria itu melanjutkan kalimatnya."Dua kali saya ketemu Geino keluyuran malem-malem. Dan dua-duanya dengan alasan yang sama. Kamu enggak jemput dia. Saya memang bukan siapa-siapanya kamu atau Geino. Tapi saya cukup prihatin dengan kamu. Meninggalkan anak hanya karena mengurusi urusan orang lain. Yang jelas tidak ada sangkut pautnya lagi dengan

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-18

Bab terbaru

  • Bucin berujung Sengsara   Selesai

    "Akhirnya sahabat jomblo gue dari lahir nikah juga hahaha."Nadira melengos sembari berdecak sebal. Ucapan itu sudah puluhan kali Syaila lontarkan bahkan ketika ia bercerita dirinya menerima lamaran Ferdi. Wanita yang kini tengah hamil tua itu tidak berhenti meledek Nadira. "Lu diem deh kalo gak mau anak lo nanti mirip gue," ujar Nadira yang langsung direspon gelak tawa Ferdi. "Jangan dong sayang, biar anak kita aja nanti yang mirip mamanya."Benar, memang hanya Ferdi yang dapat menaklukkan ke bar-bar-an mulut Nadira, hanya dengan ucapan sederhana barusan perempuan itu sudah tersipu malu. "Najis banget mukanya merah. Dahlah gue mau makan dulu. Selamat ya, gue doain Ferdi diberi kesabaran punya istri kaya lo." Syaila memeluk sahabatnya itu meski sedikit kesusahan karena perutnya yang besar. "Makasih ya, Sya. Lu jaga kesehatan juga. Jagain keponakan gue awas aja kalo kenapa-napa gue geplak pala lo." Nadira memberi peringatan. Keduanya kemudian terkekeh, Ferdi dan Batara yang menya

  • Bucin berujung Sengsara   Karma tidak akan salah berlabuh

    Suara tangis bayi cantik berpipi gembul berhasil membuat panik sang ibu. Bayi berusia lima bulan itu nampaknya kepanasan terus berada di dalam mobil selama perjalanan yang lumayan jauh. Maka, sang ibu dengan sigap mengambil botol susu di dalam kantong stok asi. Mobil berhenti bersamaan dengan tangis bayi perempuan itu yang juga mereda. Terlelap di gendongan sang ibu dengan nyaman. "Kamu mau ikut masuk?" Terlihat pria jangkung yang sedari tadi mengemudikan mobil melongok ke jok belakang, untuk menjawab pertanyaan sang istri, "Kamu duluan aja, aku cari parkir dulu. Di sini panas kasian Kanaya," tuturnya yang diangguki istrinya. Wanita itu kemudian keluar dari mobil, menatap bagunan yang mungkin lebih cocok disebut neraka dunia bagi sebagian orang. Ia menatap putri kecil di dalam gendongannya sebelum ia melangkah masuk ke dalam bangunan itu. Tatapan sendu seperti seorang ibu yang akan meninggalkan putrinya untuk waktu yang sangat lama. Lantas ia masuk tanpa ragu lagi. Seolah, putri k

  • Bucin berujung Sengsara   Berita Gembira

    Setelah siang itu Batara bercerita tentang keinginannya yang aneh-aneh, satu jam setelahnya Batara mengajak Syaila makan pecel lele di pinggir jalan. Namun sialnya sore itu hujan deras dan mereka berdua berakhir basah kuyup saat mencari makanan itu, niatnya mereka ingin menghabiskan waktu bersama. Syaila berakhir sakit dan itu yang membuat Batara sekarang sangat merasa bersalah. "Maaf ya gara-gara kamu nemenin aku cari pecel lele kamu jadi sakit kaya gini." Batara benar-benar merasa bersalah. Sampai tidak mau menatap istrinya. "Aku cuma masuk angin sayang. Minum obat juga bakal sembuh." Syaila mengusak rambut Batara. "Kamu muntah-muntah tadi. Kita ke rumah sakit aja ya sekarang? Aku takut kamu kenapa-napa." "Aku gak apa-apa," sanggah Syaila. Ia akui perutnya sekarang memang terasa dikocok. Ia juga tidak nafsu makan sama sekali. Lidahnya terasa pahit dan makanan apapun yang berusaha ia masukkan ke dalam mulutnya selalu mendapat kan penolakan. Ia berkahir muntahan-muntah. Tubuhnya t

  • Bucin berujung Sengsara   Tiba-tiba Kangen

    Tiga bulan sudah berlalu Syaila dan Batara mengarungi bahtera rumah tangga. Seperti kata orang-orang pernikahan tidak ada yang mulus tanpa dibumbui pertengkaran. Syaila sering mengomel seperti istri-istri pada umumnya mana kala Batara lupa menaruh handuk di atas ranjang. Atau perdebatan yang mungkin nampak sepele jika dipikirkan. Tapi beruntung nya Batara adalah orang yang sabar dan lapang mengakui kesalahanannya. Selama tiga bulan hidup dalam atap yang sama Syaila menemukan banyak kejutan dari Batara. Batara yang ternyata begitu manja melebihi anak-anak. Dia bahkan tidak malu menangis jika dirinya tidak sengaja membentak Syaila. Meski begitu, Batara adalah sosok ayah sambung yang baik untuk Geino dan menantu yang berbakti untuk mamanya. Syaila tidak henti-hentinya bersyukur telah dipertemukan dengan pria seperti Batara. "Sayang Geino katanya dikasih tugas buat hewan dari tanah liat. Besok dikumpulnya."Syaila menoleh ke sumber suara, serum wajah yang hendak ia oleskan di wajahnya

  • Bucin berujung Sengsara   Hadeuhhh

    "Tumben kamu jam segini udah bisa diajak jalan? Kerjaan kamu udah selesai?""Udah, aku mau quality time sama suami aku yang ganteng ini."Satu bulan sudah berlalu. Mereka hidup bahagia sebagai sepasang suami istri. Siang disibukkan dengan pekerjaan, dan jika sudah di rumah keduanya sebisa mungkin tidak membawa atau mengerjakan pekerjaan kantor di rumah. Itu sudah menjadi kesepakatan mereka. Sore ini Batara mendapat kabar jika istrinya bisa pulang lebih cepat dan mengajaknya untuk jalan-jalan. Hitung-hitung mengenang masa pendekatan mereka dulu. Batara sih setiap hari memang sibuk, tapi ia lebih santai dari Syaila. Pria itu bisa dengan mudah mengatur jadwalnya berbeda dengan Syaila. Keduanya sudah sampai di sebuah mall ternama di ibu kota. Bergandengan tangan, melihat-lihat store pakaian branded, memilah restoran yang keduanya inginkan. "Mau beli baju?" tawar Batara. Syaila menggeleng. "Baju aku masih banyak yang belum dipake." Baik, Syaila memang berbeda dari kebanyakan perempuan

  • Bucin berujung Sengsara   Pasutri Baru

    Waktu berjalan lebih cepat jika kita berada di antara orang-orang yang kita sayangi. Begitu pun sebaliknya. Tapi Syaila tidak pernah menyangka akan secepat ini. Entah ada kata apalagi yang bisa ia ucapkan selain bahagia. Ratusan orang yang datang ke acara resepsi pernikahan nampak ikut bahagia. Pun dengan mamanya dan Geino yang tersenyum mana kala ia dan Batara akhirnya sah menjadi sepasang suami istri.Dekorasi megah yang ternyata sudah Batara siapkan begitu memesona ditambah undangan tamu yang tidak ada henti-hentinya."Udah aku bilang jangan banyak-banyak ngundang tamu. Ini tangan aku udah mau putus rasanya," bisik Syaila di tengah sibuknya menyambut para tamu yang datang. "Aku cuma undang temen-temen kantor. Itu kolega keluarga-keluargaku. Mana bisa aku batalin." Batara meringis.Keduanya menghela napas panjang. Tidak ada yang bisa mereka lakukan selain terus tersenyum dan menyambut tamu dengan senyum hangat. Meski rasanya pasangan pengantin baru itu sudah ingin cepat-cepat mere

  • Bucin berujung Sengsara   Cerita kepada bulan yang malu-malu

    Ibu kota malam ini terasa lebih tenang. Cahaya lampu yang terpantul sinar rembulan membiaskan cahaya warna-warni memanjakan mata. Entah, sudah berapa lama Syaila tidak datang ke tempat ini. Semasa kuliah semester awal ia sering datang kemari. Hanya menyaksikan gemelapnya ibu kota atau hanya sekedar menikmati segelas kopi panas.Dulu ia manusia paling naif perihal hubungan timbal-balik antar manusia. Percaya bahwa kebaikan akan dibalas kebaikan, pun sebaliknya. Tapi Tuhan sepertinya ingin menunjukan hal lain kepadanya, bahwa jangan berharap selain pada-NYA. Tidak butuh bertemu ribuan orang untuk ia membuktikannya. Orang yang ia amat percaya akhirnya mengkhianati kepercayaannya dengan hal yang bahkan tidak pernah ia duga-duga. Pengorbanan yang selama ini ia lakukan terasa sia-sia hanya karena kekurangan yang mungkin dia harapkan ada pada Syaila.Namun beruntung sejak ia akhirnya memutuskan untuk mengambil cuti kuliah karena hamil hingga ia berpisah dengan Azka ia tidak lagi kemari, jik

  • Bucin berujung Sengsara   Menyambutmu kembali

    Seperti halnya hujan, kita tidak bisa mencegah air yang turun itu untuk tidak membuat kita kedinginan. Kita tidak bisa bernegosiasi agar hujan jangan dulu turun sebelum payung kita siap. Begitu pula yang terjadi dengan Syaila dan Batara. Hampir pukul satu malam keduanya sibuk mengasihani dirinya sendiri. Memandang isi gedung yang seharusnya menjadi saksi bisu kisah cinta mereka bersatu. Kini, dekorasi yang sudah dirangkai sedemikian rupa harus terpaksa dilucuti sebab pasangan lain akan menggunakan gedung ini. Seharusnya pagi tadi adalah acara pernikahan keduanya, dan malam ini seharusnya mereka sudah menjadi pasangan suami istri. Tapi sekali lagi, manusia hanya bisa berencana. "Kamu udah ngantuk belum? Udah malem, kita pulang aja ya?" Tidak bisa dibohongi, jelas Batara juga merasa sedih atas gagalnya pernikahan mereka. Tapi mau dikata apa? Semuanya telah terjadi. Syaila menghela napas panjang. "Rasanya kalau aku bilang ini tidak adil, aku akan dicap sebagai manusia yang gak bersyuku

  • Bucin berujung Sengsara   Boleh ikut menjaga kalian?

    Persidangan pertama dibuka dengan hakim yang menanyakan alasan mengapa Azka tiba-tiba menggugat hak asuh anak padahal sebelumnya mereka sudah sepakat bahwa hak asuh anak diberikan kepada Syaila. Pengacara Azka menjelaskan alasannya. Seperti yang Azka sebelumnya bilang, perihal Syaila yang memiliki kekasih yang trampemental. Ia juga bilang bahwa ia memiliki buktinya. Sebab itu Azka khawatir jika anaknya yang diasuh Syaila akan mendapatkan dampaknya juga. Tidak hanya pihak Azka yang dimintai penjelasan. Syaila juga diberi kesempatan untuk menyanggah. Sama seperti Azka, Syaila menyerahkan semuanya kepada kuasa hukumnya. Kuasa hukum Syaila menceritakan semuanya. Dan perihal apa yang dikatakan Azka hanya sebuah kesalahpahaman. Juga Syaila yang sudah tidak menjalin hubungan lagi dengan Batara. Sidang berjalan lancar. Azka nampak tidak memiliki argumen lagi setelah kuasa hukum Syaila membeberkan semuanya. Dan tanpa sepengetahuan semua orang yang ada dipersidangan, pria yang memakai topi

DMCA.com Protection Status