Semua Bab Bucin berujung Sengsara: Bab 81 - Bab 90

145 Bab

Apakah ini pada akhirnya?

Siang ini Syaila ingin memberi kejutan kepada Batara dengan hadir diacara kecil-kecilan yang diadakan di kantornya. Tidak, seperti yang kalian tahu definisi kecil-kecilan Batara sangat lah beda. Ya, pria itu semalam mengajaknya untuk hadir di acara itu. Merayakan peluncuran ponsel yang ia rakit sendiri dengan fitur yang tentu sangat luar biasa. Syaila menolaknya dengan sebuah alasan ada meeting besar yang harus ia hadiri. Mungkin Batara sedikit sedih, tapi dia bisa memaklumi. Mereka sama-sama bekerja, sudah tahu bagaimana konsekuensinya.Syaila mendatangi resepsionis, kehadirannya disambut dengan baik. Sebab penghuni kantor Batara tentu tahu hubungan mereka saat ini."Acaranya sudah dimulai, Mba?""Sudah dari 30 menit lalu, Ibu."Syaila tahu ia akan terlambat. Sebab ia harus menjemput Geino lebih dulu. Kehadiran anak itu pasti akan menambah keterkejutan Batara."Ayo, No. Om Batara kayaknya udah nunggu kita," ajak Syaila.Acara diadakan dilantai 13, Syaila dan Geino menaiki lift untuk
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-30
Baca selengkapnya

Enggak pake aba-aba

CupMata Batara terbelalak. Saat bibir merah muda Syaila menyentuh bibirnya yang pucat. Aliran darahnya seolah tersendat, hingga otaknya tidak bisa bekerja. Ia mematung."Apa harus kayak gitu dulu baru kamu percaya?" Sudut bibir Syaila tertarik. "Aku bilang udah buka hati buat kamu itu berarti aku udah siap buat apapun. Termasuk mencintai kamu dan menjadikan kamu satu-satunya laki-laki yang aku pilih. Aku ngerti mungkin kamu bingung sama sikap aku yang kaya sibuk sendiri. Tapi asal kamu tahu, aku cuma ngerasa... Malu aja."Batara masih tergugu. Namun saat melihat pipi wanitanya memerah, itu menggelitiknya. Malu katanya? "Saya masih enggak percaya." Batara melipat kedua tangannya di dada."Terserah. Yaudah sana jangan tidur di sini!" Syaila mangambek.Tanpa aba-aba Batara merauk bibir Syaila yang tengah cemberut lucu. Ia sedikit memberi jeda untuk hanya sekedar melihat reaksi wajah Syaila yang begitu terkejut. "Sekarang udah percaya." Pria itu melepaskan tautan bibirnya, kembali tert
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-30
Baca selengkapnya

Geino

Bila ada penobatan manusia paling bahagia, Batara akan mengajukan diri, dan mungkin dia pemenangnya. Memiliki seorang kekasih seperti Syaila membuatnya semakin kehilangan akal. Wanita itu selalu memiliki cara tersendiri untuk menjawab semua pertanyaan yang berlalu lalang dalam kepalanya.Seperti kemarin, dia yang tiba-tiba mengecupnya dan memberinya sebuah keyakinan bahwa tidak perlu ada yang harus dikhawatirkan. Azka hanya masa lalu, dia ayah Geino. Itu saja.Kejutan kehidupan Batara juga tidak sampai di situ. Kemarin malam ia pulang ke rumah orang tuanya, ia juga harus banyak mengucapkan terima kasih atas kesuksesan yang ia raih sekarang selepas acara penutupan di kantor. Karena katanya, bunda sangat merindukan putra satu-satunya itu, Batara berakhir menginap.Ini yang tidak pernah pria jangkung itu sangka-sangka, selepas mandi pagi ia turun ke bawah untuk sarapan sebelum berangkat ke kantor menjalani aktifitas seperti biasanya. Ia tahu, pemandangan dapur memang paling indah dikala
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-07
Baca selengkapnya

Omong kosong!

Setelah mendapatkan kabar dari bundanya mengenai masalah yang menimpa restoran cabangnya, Batara bergerak cepat—setelah tadi pengantarkan Syaila ke kantor dan Geino ke sekolah. Ya, kebiasaannya sekarang. Pria itu berlatih jadi papa muda, katanya.Masalah ini sangat serius. Banyak petugas dari dinas kesehatan yang sedang mangambil sampel makanan untuk dijadikan bahan penyelidikan. Beberapa koki nampak panik, beberapa ada yang diminta keterangan mengenai bahan apa saja yang dipakai untuk membuat makanan restoran ini.Mereka tentu berkata jujur. Karena memang sedari dulu restoran yang sudah berdiri hampir 10 tahun ini memiliki banyak pelanggan sebab makanannya yang enak dari bahan terbaik. Para pelanggan tidak membantah fakta itu, tapi mengapa tiba-tiba ada isu dan melaporkan makanan di restoran cabang ini? Bahwa ada bahan makanan yang di campur dengan kandungan kimia yang berbahaya, bahkan rumornya menyebabkan kanker.Berita itu sudah menyebar ke penjuru kota ternyata. Efek nya, restora
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-09
Baca selengkapnya

Tidak perlu dipaksa

"Sedih banget!""Sedih kenapa, No? Nilai IPA kamu jelek? It's oke mama juga dulu remed."Dua orang yang sedang asik mengobrol itu menoleh serempak. Kedatangan Syaila sedikit membuat keduanya terkejut, tentu saja. Karena tumben sekali sore-sore Syaila sudah ada di rumah."Bukan, Nak. Geino kan Minggu kemarin habis ulangan semester satu. Rapotnya harus diambil sama orang tua. Dia maunya diambil sama Om Batara," terang Yunita.Mengambil remot televisi, lalu merebahkan tubuhnya di sofa Syaila berujar santai, "Bukannya bisa? Asal wali kan?"Geino memasang wajah datar, menatap mamanya. "Pelaturannya sudah beda. Tahun ini harus sama orang tua. Ha-rus-sa-ma-orang-tu-a," eja anak itu gemas.Syaila tercenung beberapa saat. Ia tidak tahu apa alasan Geino semakin segan bertemu dengan Azka. Sebab akhir-akhir ini anak itu selalu menolak apabila papanya menelepon dengan alasan sedang belajar.DrtttttDalam keheningan itu—yang hanya terdengar suara samar televisi—ponsel Syaila bergetar di dalam tasny
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-10
Baca selengkapnya

Pertanyaan dijawab pertanyaan

"Geino udah gede aja, ya?" Mata pria itu masih tertuju pada anak laki-laki yang tengah berjalan menggendong ransel hitam memasuki halaman sekolah melalui kaca mobil. "Apalagi aku yang tiap hari ngurus. Kaya baru aja kamarin nganterin masuk SD." Syaila duduk bersandar. Raut wajahnya tidak ceria seperti biasanya. Mungkin efek semalam menangis karena perkataan Geino yang tidak ia duga."Hahaha makanya." Batara kembali menutup kaca mobil. Tangannya merayap memutar kunci sementara satu kakinya perlahan menginjak gas. Mobil melaju dengan kecepatan sedang meninggalkan sekolah Geino yang mulai sepi karena sebentar lagi gerbang ditutup."Omong-omong kamu memang ngomongin apa sampai bisa nangis. Mata kamu bengkak banget. Orang kantor pasti nyangka saya yang bikin mata kamu sembab. Apalagi Nadira."Syaila tergelak. "Ada-ada aja kamu. Ya enggaklah. Emang cuma sedih doang kalo nangis, bahagia juga bisa nangis.""Ya kan itu opini kamu yang menjalaninya. Orang hanya melihat apa yang mereka bisa li
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-14
Baca selengkapnya

Saran cemerlang

"Nanti saya jemput ya pulangnya? Kamu mau nitip apa? Biar nanti kamu bisa sambil makan di mobil."Syaila diam, hanya menatap gulungan awan melalui jendela kantornya. Telepon itu sudah tersambung 20 menit lalu. Dan yang ia lakukan hanya menjawab singkat atas rentetan pertanyaan yang diberikan oleh Batara.Langit sebentar lagi akan menggelap. Saat senja sudah menyelesaikan pekerjaannya. Tapi ia tidak tahu, lebih dulu malam yang menjemput atau hujan yang turun. Karena petir sudah beberapa kali berkilap."Enggak usah. Aku masih ada urusan. Kamu bisa langsung pulang dan istirahat," jawabnya kemudian.Syaila beranjak dari tempat ia berdiri. Duduk kembali di meja kerja. "Oh, yaudah. Kalau ada apa-apa kabari saya, ya?"Wanita itu mengangguk walaupun ia tahu Batara tidak akan melihatnya. Ia hanya ...."Iya. Aku tutup teleponnya, ya?" ucap Syaila."Tunggu."Syaila mendekatkan benda gepeng itu lagi ke dekat telinganya. "Kenapa?""Kamu baik-baik aja kan? Atau saya ada salah sama kamu?" tanya Bat
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-14
Baca selengkapnya

Fakta mengejutkan

"Aku udah mau omongin ini dari lama. Saat kamu mulai dekat sama pak Batara. Mungkin kalau waktu bisa diulang, aku gak akan berpikir sejauh itu untuk bersama Maya."Syaila sudah muak. Ia senang jika pria yang pernah ia cintai itu menyesal akan perbuatannya dulu. Tapi ia tidak senang saat Batara juga menjadi topik pembicaraan Azka.wanita itu sudah berdiri untuk meninggalkan Azka. Namun pria itu menahannya agar Syaila sebentar merelakan waktunya. Seperti yang sudah dibicarakan dua hari lalu, kini Syaila dan Azka mendampingi Geino untuk mengambil rapot ke sekolah. Acaranya sudah selesai sejak 20 menit lalu. Dan pada saat Syaila mengajak Geino pulang, anak itu malah izin untuk pergi ke toilet. Kebetulan jemputan Batara belum datang, akhirnya Azka juga ikut menunggu di bangku panjang taman sekolah Geino. Alih-alih segera pulang karena urusannya sudah selesai."Itu urusan anda. Pada saat saya pergi, itu berarti tidak ada kesempatan apapun untuk anda lagi." Syaila bersuara.Paru-paru Azka m
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-21
Baca selengkapnya

Kembali kecewa

Selama perjalanan di mobil, Batara menceritakan rencananya. Katanya dia tidak tahu harus membuat acara seperti apa. Dia bilang hanya ingin memasak untuk Syaila dan Geino, menikmati makanan dengan intim sembari berbagi cerita, itu yang ada dipikiran pria itu. Lantas Geino menyarankan untuk membuat acara barbeque saja di halaman rumah mamanya..Pria itu bersorak riang. Menyetujui saran Geino. Syaila tidak ikut andil dalam ide tersebut, wanita itu tidak berhenti melamun setelah percakapannya dengan Azka. Sampai sekarang, saat Batara sibuk memilih daging dan sosis bersama Geino.Ia hanya mengikuti dari belakang, sesekali mengiyakan pertanyaan Batara."Kamu tahu daging yang enak yang mana gak, No?" Pria itu menelaah satu persatu deretan daging yang tertata di lemari pendingin."Aku juga gak tahu. Tapi yang tipis itu lebih sering aku liat dan makan. Enak si rasanya." Geino menunjuk salah satu daging."Itu bukannya buat dimasak aja? kalau dipanggang ketitpisan." Batara menimang. "Yaudah kal
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-27
Baca selengkapnya

Amarah tak terbendung

"Di bawah ada pak Azka, Bu. Beliau mau bertemu dengan ibu. Bagaimana? Katanya mau bicara hal penting."Syaila mengehela napas mendengar ucapan resepsionisnya melalui telepon. Hatinya sedang tidak dalam kodisi baik setelah kejadian malam. Lagi pula ada urusan apa Azka datang ke kantornya. Apakah pria itu akan menertawakannya?"Saya ke bawah sekarang." Putus Syaila. Pada akhirnya dirinya lah yang mengalah. Ia turun dari ruangannya. Wanita itu juga beberapa kali membalas sapaan karyawannya.Di dekat jendela, ia melihat Azka tengah berdiri. Menghadap ke luar. Ia kemudian menghampiri Azka. "Ada apa?" tanyanya setelah berdiri di belakang Azka.Azka berbalik, memamerkan senyumnya. "Maaf ganggu waktunya bentar. Kemarin aku lupa kasih hadiah buat Geino. Tadinya mau langsung ke sekolahan dia. Cuman kayaknya akhir-akhir ini dia enggak nyaman kalo ngomong sama aku. Pengaruh Batara, mungkin?"Menarik napas panjang, ia mengambil paper bag yang Azka serahkan. "Enggak usah nyalahin orang lain. Kalau
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-29
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
15
DMCA.com Protection Status