Tepat pukul sembilan pagi Syaila merelakan sang ayah dengan meminta kepada dokter agar alat bantu pernapasan sang ayah dilepas, dan itu berarti Syaila harus melapangkan hatinya bahwa kini ayah tercintanya telah meninggalkan dirinya untuk selama-lamanya."Jangan menyesali keputusan kamu sendiri, Nak. Ayah kamu sudah tenang di sana, dia udah beristirahat tanpa kekhawatirannya lagi." Heri memeluk putrinya dengan erat.Tengah malam, setelah perseteruan antara Syaila dan Heri terjadi, Syaila tercenung cukup lama. Ia mendapatkan teguran dari mamanya juga Geino. Ia baru sadar, ucapannya sungguh tidak pantas. Ia tahu betul Heri sangatlah setia walaupun jika pria itu mau, Heri sudah dari dulu pergi meninggalkan keluarga Praja, memilih pekerjaan yang lebih menjanjikan alih-alih hanya sebagai penasihat bisnis Praja saja. Potensinya sangat besar, Syaila paling mengerti.Namun, kala itu emosi Syaila tidak terkendali. Ia terbawa suasana sehingga mengatakan hal yang seharusnya tidak ia katakan. Sema
Terakhir Diperbarui : 2023-04-02 Baca selengkapnya