Semua Bab Bucin berujung Sengsara: Bab 61 - Bab 70

145 Bab

Perasaan yang tidak terjawab

Baiklah hari ini Syaila harus merelakan sedikit waktunya diambil Batara. Ia sudah terlanjur berjanji dengan pria itu untuk berbicara empat mata. Pagi ini seharusnya Syaila sudah pergi ke hotel yang sekarang sedang didekor untuk persiapan acara ulang tahun Geino dan melanjutkannya dengan mencari kado ulang tahun. "Seharusnya kamu bilang kalau mau pindah. Jadi saya tidak perlu susah payah mencari kamu." Batara menyandarkan punggungnya, menatap Syaila santai."Untuk apa? Maaf sebelumnya, tapi menurut saya, bapak tidak punya hak tahu urusan saya, atau mengetahui semua yang saya lakukan." Perasaan Syaila tidak nyaman. Ia memang tidak bisa mencegah perasaan orang lain, tapi sikap Batara sungguh menggambarkan bahwa pria itu sangat tidak menghargai keputusan nya.Batara mengehela napas, menegakkan tubuhnya. "Sepertinya kamu enggak nyaman, ya bicara sama saya?""Sepertinya begitu. Dan jika tidak ada lagi yang mau dibicarakan saya akan pergi."Baru saja Syaila berdiri dari duduknya, suara Bat
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-12
Baca selengkapnya

Pesta Ulang Tahun

Pesta ulang tahun Geino berlangsung meriah. Banyak tamu penting datang yang diundang Syaila maupun teman mamanya, juga Heri. Jika ditilik, pesta itu seperti bukan pesta ulang tahun anak berusia 12 tahun, yang seharusnya dipenuhi tamu seusia Geino. Pesta bernuansa gelap itu sudah seperti reuni para kolega besar yang saling memamerkan kekayaannya dengan pakaian yang mereka kenakan.Geino belum memiliki banyak teman—tidak, sejak dulu anak itu memang jarang bersosialisasi. Temannya itu-itu saja, jadi untuk ulang tahunnya kali ini Syaila memilih banyak mengundang teman-teman bisnisnya. Sekalian memberi tahu bahwa dirinya sudah kembali."Wah ... Pestanya begitu mewah. Saya pikir setelah bercerai dengan pak Azka, bu Syaila bakalan terpuruk. Ternyata semakin maju dan malah semakin cantik. Lihat saja senyumnya, jika saya belum menikah saya juga mau melamar dia." Pria berjas rapi itu bergosip dengan teman di sampingnya. Matanya menatap jauh, pada Syaila yang tengah tersenyum ramah menyambut tam
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-13
Baca selengkapnya

Siasat Lisan

"Banyak penanam saham yang lagi ketar-ketir sekarang. Diperkirakan akhir tahun ini harga saham turun merosot."Koridor kantor pagi itu cukup lenggang. Obrolan pagi yang cukup berat dibawakan Nadira dengan ekspresinya yang berlebihan. Kopi yang ia bawa dari luar terabaikan karena terlalu ambisius menceritakan bagaimana pusing kepalangnya orang-orang berduit itu.Jika dipikir-pikir, mengkhawatirkan orang kaya itu tidak ada gunanya sama sekali bukan? Tapi karena sahabatnya adalah salah satu dari orang kaya itu, Nadira harus menjadi informan yang sangat kompeten untuk menjaga harta Syaila yang sangat berharga itu. Kan jika ia tidak punya uang, Syaila tidak akan berpikir dua kali untuk meminjamkan secuil hartanya."Iya sih, Bapak kemarin juga cerita sama gue. Tapi ya gak masalah. Emangnya kenapa? Toh saham gue, gue simpen di perusahaan ayah gue. Kalau pun naik juga enggak bakal gue jual," komentar Syaila santai.Nadira menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Iyasih. Sia-sia dong gue kasih t
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-17
Baca selengkapnya

Nasihat yang tidak akan berhenti

Perbedaan pendapat seperti tadi itu hal biasa untuk Syaila dan Nadira. Mereka memiliki pemikiran berbeda yang kerap kali membuat keduanya adu mulut. Namun meski begitu, dua wanita yang sudah lama bersahabat itu, tidak akan menjadikannya masalah besar. Seperti saat ini, Nadira ikut pergi ke rumah sakit dan menenangkan Syaila. Bersikap seperti biasanya."Gimana, Dok? Bukannya jantung ayah saya udah diganti sama jantung buatan?" Hadang Syaila sesaat setelah dokter pria itu keluar dari ruang ICU. "Lalu apa yang terjadi?"Ya, Syaila mengambil keputusan itu setelah mendapat persetujuan dari mama dan Heri. Meski resikonya berat, Syaila percaya ia masih memiliki kekuatan dari Tuhan. Ia tidak bisa diam saja menunggu donor ginjal, sementara ayahnya sudah sekarat. Operasi sudah dilaksanakan dua minggu lalu. Syaila selalu memantau ayahnya, ia selalu menyempatkan ke rumah sakit selepas pulang kerja, menanyakan bagaimana perkembangan kesehatan sang ayah. Dokter bilang tubuh ayahnya menunjukkan res
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-21
Baca selengkapnya

Kesalahan yang tidak disadari

"Sya udah ada yang mau beli saham lo. Tapi—" Kalimat Nadira terjeda."Lo serius?" Mata Syaila terbelalak. Ia meninggalkan meja kerjanya begitu saja, menghampiri Nadira."Iya, tapi Maya. Gue rasa lo pikir-pikir lagi deh. Gue curiga soalnya." Otak Nadira yang penuh dengan kecurigaan itu tidak mungkin bisa berpikir positif bila sudah berurusan dengan pelakor centil itu. Jangankan membeli saham Syaila seperti sekarang, perempuan ganjen itu tersenyum saja sepertinya Nadira akan mencurigainya."Maya? Kok dia tau?""Poinnya bukan disitu, ye monyet. Bapak dia kaya, koneksinya bukan cuma orang hukum doang kali. Gimana sih! Poinnya tuh, si Maya kan yang udah rebut laki lo. Gimana kalo ternyata ntu pelakor disuruh Azka, terus perusahaan lo di monopoli Azka lagi?" Gemas Nadira hampir saja menempeleng kepala Syaila yang lama sekali mencerna apa yang Nadira berusaha sampaikan.Hening, kemungkinan itu bisa saja terjadi. Tapi situasi ini benar-benar menyulitkan Syaila. Bila ia menolak dan menunggu l
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-26
Baca selengkapnya

Rela itu tidak ada

Tepat pukul sembilan pagi Syaila merelakan sang ayah dengan meminta kepada dokter agar alat bantu pernapasan sang ayah dilepas, dan itu berarti Syaila harus melapangkan hatinya bahwa kini ayah tercintanya telah meninggalkan dirinya untuk selama-lamanya."Jangan menyesali keputusan kamu sendiri, Nak. Ayah kamu sudah tenang di sana, dia udah beristirahat tanpa kekhawatirannya lagi." Heri memeluk putrinya dengan erat.Tengah malam, setelah perseteruan antara Syaila dan Heri terjadi, Syaila tercenung cukup lama. Ia mendapatkan teguran dari mamanya juga Geino. Ia baru sadar, ucapannya sungguh tidak pantas. Ia tahu betul Heri sangatlah setia walaupun jika pria itu mau, Heri sudah dari dulu pergi meninggalkan keluarga Praja, memilih pekerjaan yang lebih menjanjikan alih-alih hanya sebagai penasihat bisnis Praja saja. Potensinya sangat besar, Syaila paling mengerti.Namun, kala itu emosi Syaila tidak terkendali. Ia terbawa suasana sehingga mengatakan hal yang seharusnya tidak ia katakan. Sema
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-02
Baca selengkapnya

Sebuah Harapan

"Gila! Maya? Lo bener-bener udah gila si!""Jalan satu-satunya. Gue enggak mungkin minta tolong Batara, enggak enak. Lagian gue sama dia belum seakrab itu.""Emang lo sama Maya akrab?" Mata Nadira sampai melotot tidak habis pikir dengan keputusan yang diambil bosnya itu.Nadira tahu, perusahaan ini memang milik keluarga Syaila, dia berhak atas keputusan apapun untuk kemajuan perusahaannya. Tapi, Nadira hanya menyayangkan dan bagaimana bisa Syaila mempercayai Maya yang notabene nya perempuan perebut suaminya sendiri?"Untuk saat ini gue enggak ada jalan keluar selain menerima ini. Gue yakin Azka enggak akan kaya dulu. Dia baik, gue kenal dia. Dan gue harus manfaatin ini semua dengan baik."****Hari demi hari Syaila lalui dengan ambisi baru. Setelah kehilangan ayahnya, ia harus bekerja lebih giat dari sebelumnya. Geino sudah masuk smp dan setiap pagi Syaila akan mengantarkan anak itu ke sekolah. Mamanya sudah membaik setelah mendapatkan penangan dokter dan kini sedang menjalani pengoba
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-08
Baca selengkapnya

Canggung

Geino sudah menentukan pilihan komputer mana yang harus ia bawa pulang. Dan seharunya Syaila dan Geino juga pulang seperti perjanjian awal, tidak boleh ada yang belok ke sana-ke sini.Rencana keduanya gagal karena Batara mengajak mereka makan malam lebih dulu. Tidak enak untuk menolak, sebab Batara sudah membantu Geino untuk memilih komputer yang anak itu inginkan.Restoran Jepang yang dipilih Batara. Entah tahu dari mana pria itu, tapi makanan Jepang adalah Favorit Geino. Tentu saja anak itu tidak bisa menolak."Om kemana aja? Kok aku jarang liat om?" Geino angkat bicara. Meski mulutnya penuh dengan kuah sup miso."Ada. Kamu gimana sekolahnya. Om akhir-akhir ini lagi sibuk. Kapan-kapan deh om main ke rumah. Boleh?"Ditanya begitu, Geino menggulirkan matanya ke arah sang mama. Meminta persetujuan."Kamu kan katanya lagi sibuk sekolah. Jangan kebanyakan main."Batara tersenyum simpul. "Masih belum terbuka," gumamnya."Sibuk apa memang sekarang Geino?" tanya Batara lagi mengurangi keca
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-08
Baca selengkapnya

Balasan telak

Seperti yang sudah dikatakan Nadira tadi pagi, Maya benar-benar datang sembari menjinjing sebuah paper bag besar. Syaila pikir mungkin wanita lebih muda darinya itu membawa banyak undangan.Awalnya Syaila tidak memiliki minat sedikit pun untuk datang ke kantin, setelah mengetahui kehadiran Maya. Tapi karena di luar hujan, ia jadi tidak bisa pergi untuk mencari makan sendiri. Terpaksa, ia harus ke kantin untuk mengisi perutnya."Selamat siang semuanya!" Perempuan muda itu berujar dengan senyum merekah. Mungkin Syaila tahu, mengapa Azka sampai bisa jatuh cinta dengan Maya. Lebih muda, lebih cantik, memiliki karir cermerlang bahkan di usia dia yang masih muda."Males banget liat muka plakor. Enggak selera gue makan." Tahu-tahu Nadira sudah duduk di samping Syaila. Membawa dua piring ayam teriyaki."Yaudah si, biarin aja," acuh Syaila. Menggeser satu piring ke hadapannya."Rabu depan saya akan mengadakan acara pertunangan. Saya harap kalian datang." Maya berjalan melewati satu demi satu m
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-15
Baca selengkapnya

It's you

Langit malam memang selalu menenangkan. Untuk pikiran yang keruh, untuk ia yang lebih nyaman dengan kesepian. Syaila sengaja pulang malam dengan alasan banyak pekerjaan yang harus ia selesaikan.Cahaya bintang yang menyala membuat wanita itu tersenyum dari balik jendala mobil yang ia buka setengah."Gue benci kalau matahari terbit lebih awal dari dugaan gue. Gue juga enggak suka kalau dia pergi lebih cepat saat kerjaan gue belum kelar. Tapi liat langit setenang ini, rasanya udah buat gue ngerasa cukup ngerti. Yang indah, enggak harus sesuai sama yang gue harepin."Gumamannya mengudara. Selaras dengan syahdunya angin malam yang menyapa lembut permukaan kulit putih Syaila.Baru bibirnya kering mengatakan hal itu, tiba-tiba mobilnya berhenti membuat tubuhnya sedikit menubruk stir."Aduh!" erangnya. "Kenapa nih?" Wanita itu segera turun. Memastikan ada apa dengan mobilnya. Beberapa kali ia menstater untuk memastikan. "Mogok? Yah ... Emang paling bener dari tadi gue tuh misuh-misuh. Perse
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-04-15
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
15
DMCA.com Protection Status