Home / Pernikahan / Bucin berujung Sengsara / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Bucin berujung Sengsara: Chapter 51 - Chapter 60

145 Chapters

Niat awal

"Gila! Syaila? Ini beneran lo?" Mata Nadira terbelalak. Saking terkejutnya, ia sampai mengabaikan map yang ia bawa, yang awalnya menjadi tujuan perempuan itu untuk masuk ke ruangan iniSyaila tersenyum simpul. Berdiri dari duduknya, menghampiri sang sahabat. " Kangen gak sama gue?" tanyanya."Sumpah! Gue kangen banget, Sya. Biasanya kemana-mana sama lo. Enggak ada yang mau temenan sama gue kecuali lo. Sedih banget jujur, sampe kepikiran nyari pacar tapi gue takut kaya lo," papar Nadira. Ia kemudian memeluk Syaila dengan gemas. Hampir menangis karena tidak menyangka Syaila kembali."Makanya jadi orang tuh jangan terlalu tertutup. Ada orang senyum dikit, bukan masang muka kaya macan terus," seloroh Syaila."Udah stelan pabriknya begini. Tapi gue seneng banget gila!!"Lagi-lagi, Syaila hanya mengulas senyum. Ia berjalan, duduk di sofa. Pun dengan Nadira yang turut mengambil duduk di sampingnya."Katanya gak mau kerja lagi di sini? Kok bisa kerja di sini lagi?" tanya Syaila. Ia pikir Nadi
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

prosopagnosia

Kembalinya Syaila menyita banyak perhatian media. Pemberitaan tentangnya diputar hampir diseluruh stasiun televisi. "Udah kaya artis aja gue, ya?" Perempuan itu menutup berkas yang sejak tadi ia telisik. Bola matanya beralih menatap televisi yang Nadira nyalakan."Jurnalis sekarang tuh emang cuma mendingin trending aja ya? Sampah banget isi beritanya." Seperti biasa, Nadira akan menjadi orang yang paling tersulut emosi jika mengenai Syaila."Cuma gitu doang. Tidak tahu malu, Syaila, mantan istri dari anak pengusaha keluarga Prabakesa kembali setelah hilang berbulan-bulan," baca Syaila. "Gue udah enggak mau jadi manusia yang mikirin pendapat orang lain—kecuali buat kebaikan gue. Gue udah capek jadi orang yang takut dibenci sama orang lain. Gue juga manusia yang pasti ada celahnya, gue enggak bisa bikin semua orang suka sama gue. Dan gue enggak bisa larang orang lain buat enggak ngejelekkan gue. Yang terpenting, gue baik buat orang-orang yang gue sayang."Syaila kemudian menyalakan ko
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Kontrak Perusahaan

"Apa? Saya banyak urusan! Masa kamu enggak becus cuma urusin masalah perusahan Praja itu! Kita udah punya kontraknya. Kamu cuma hanya temuin mereka dan deal, selesai." Azka berjalan lebih cepat dari sebelumnya. Ia benar-benar sedang sibuk hari ini. Ia tidak punya waktu hanya untuk sekedar datang ke perusahaan Praja. "Tapi, Pak, pemimpin baru mereka tidak mau menandatangani buat suplai ke perusahaan kita kalau bapak enggak datang ke sana. Dia bahkan tidak takut untuk ganti rugi karena ganti rugi tanda tangan kontrak." Sekretaris Azka berusaha membujuk. Langkah Azka berhenti. "Memang siapa pemimpin barunya? Bukannya Praja sedang sakit, sehingga kita lebih mudah untuk mendapatkan barang mereka?"Sekretaris Azka menggeleng. "Saya juga belum tahu, tapi beliau membuat janji untuk ketemu bapak nanti sore. Juga untuk membicarakan kontrak kerja sama perusahaan."Azka memijat pelipisnya. Kepalanya benar-benar terasa ingin pecah. Semenjak saham papanya dibeli oleh Praja, ia jadi merasa kesuli
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Rayuan si mantan suami

Ada banyak kejutan yang tidak terduga dalam kehidupan. Entah setelahnya akan lebih baik atau sebaliknya. Tapi menurut kebanyakan orang, tidak ada kejadian tanpa memberi pelajaran, tidak ada juga hal yang cuma kebetulan karena semuanya sudah Tuhan rencanakan.Syaila berpikir keras tentang ajakan Azka tadi pagi. Ini sudah hampir malam, tapi memutuskan hal yang sangat mudah saja rasanya otak wanita itu tidak sanggup."Azka itu licik, dia pasti mau racuni pikiran lo supaya dia dapet keuntungan lebih besar." Jelas hal yang pertama ia akan dengarkan adalah pendapat Nadira. Syaila mengadu pada sahabatnya itu jika mantan suami tidak tahu malunya itu malah bernegosiasi.Mata Syaila bergulir, jujur saja ia sudah menebak akan hal itu. Ia sudah sangat mengenal Azka—bahkan lebih tahu busuk Azka dibanding Nadira, sebab dirinya sudah hidup belasan tahun dengan pria itu. Tapi untuk beberapa alasan mungkin ini adalah kesempatan Syaila untuk memulai rencananya."Tapi kalau gue enggak temuin dia malam i
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Kembali jatuh hati?

Dan mengapa otaknya baru bekerja setelah ia berhadapan dengan Azka Prabakesa? Pria berotak picik dan segala tingkah kotornya.Syaila merasakan bahunya disentuh dengan penuh ke hati-hatian. Bagaimana jika Azka memasang cctv dan menjebaknya untuk mendapatkan penggalan vidio yang dapat orang-orang berpikir keruh?Bagaimana jika Azka akan memanfaatkan keahliannya dalam meracuni pikiran orang lain lain, sehingga tujuan Syaila tidak dapat terealisasikan?Kepala Syaila terus berpikir keras. "Saya datang ke sini untuk membicarakan perihal kontrak yang harus segera diluruskan. Bukan memenuhi undangan untuk minum bersama anda. Bapak Azka yang terhormat bisa duduk dan segera lakukan sesuai apa yang saya bicarakan tadi pagi," tekan Syaila.Tangan kekar dengan urat-urat yang menonjol dihampir semua permukaan punggung tangan itu turun meruntuh. Niat hati untuk meluluhkan sang mantan istri, si pemenang hati—dulu—malah terkesan jadi tidak berarti. Lantas ia duduk dengan sudut bibir yang tertarik ke
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

hmm

"Capek-capek mulut gue berbusa, omongan gue enggak didengerin! Masih untung lo enggak diapa-apain sama ntu duda otak udang!" Nadira mencak-mencak setelah mengetahui bahwa semalam Syaila dengan beraninya menemui Azka seorang diri. Maksudnya, minimal Nadira diajak jikalau ilmu tinju dibutuhkan untuk menghajar Azka Nadira akan dengan senang hati memberi pelajaran kepada pria itu."Duda? Emang dia belum nikah sama Maya?" Ruangan ber-AC itu seolah-olah membuat otak encer Syaila membeku. Nadira, entah untuk keberapa kalinya berdecak. "Ya belum lah! Lo tahu Azka itu menjunjung tinggi pandangan publik. Bisa enggak dikasih warisan sama bapaknya kalau berani-berani nyeleneh. Lagian publik pasti akan curiga kalau tiba-tiba nikah apalagi sama gadis yang baru kemaren lulus kuliah.""Oh belum nikah." Reaksi Syaila yang teramat santai membuat Nadira gemas sendiri. Tatapan selidik Nadira mengalihkan pikiran kosongnya, bertanya," Kenapa? Bedak gue cemong?""Jangan bilang lo masih cinta sama dia?" N
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Perasaan yang bimbang luar biasa

Tidak ada diantara manusia lain yang bisa mengetahui perasaan sesamanya. Bahkan, termasuk dirinya sendiri. Bilang saja Syaila memang wanita paling bodoh di muka bumi ini. Tapi ia tidak bisa membohongi dirinya sendiri dengan perasaan yang ia miliki terhadap Azka. Ia tidak suka jika ada Azka di dekatnya. Namun ada sisi lain dalam dirinya yang menerima kehadiran Azka dengan baik. Seperti hal nya pagi ini, pria itu datang ke kantor membawa sebungkus bubur. Jujur saja itu membuat gundukan es dalam dirinya sedikit mencair.Syaila tahu betul jauh nya perjalanan yang harus pria itu tempuh untuk sampai di kantor nya."Enggak pake kacang, kecapnya dikit. Kerupuknya pisah, sendok nya jangan pake yang plastik," dikte pria itu. "Ngapain?" Meski merasa sedikit tersentuh. Syaila tidak boleh seolah mewajarkan perilaku Azka yang berlebihan. Apalagi mereka sudah lama selesai. Bukan hanya sekedar selesai tapi sudah hancur, melebur tidak ada sisa yang utuh."Ada meeting di kafe dekat sini. Jadi sekalia
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Buntut dari sebuah kesalahan

"Sya, pemilik perusahaan yang kemarin nawarin kerja sama minta jadwal pertemuan sama lo. Gue udah pastiin tadi ternyata emang bener, bukan orang yang cuma iseng."Syaila menyesap kopinya. Mengangguk pelan. "Dia mintanya kapan? Lo tinggal sesuain sama jadwal kosong gue. Dan, inget pas ulang tahun Geino gue gak mau ada mutang-miting dari pagi sampe malem. Atau kalau bener-bener penting, jadwalnya bisa gue selesein di hari sebelumnya," peringat Syaila.Bola mata Nadira memutar malas. Teh hangat yang menjadi teman ngobrolnya ia abaikan hanya karena bolak balik menge-check jadwal Syaila dari laptop yang ia bawa. Telinganya sudah jengah mendengar peringatan yang barusan Syaila katakan. "Iya! Ini gue lagi periksa. Tumben banget lagian, biasanya juga santai banget."Helaan napas berat terdengar panjang. Syaila melarikan pandangannya pada daun basah yang ada di luar kafe sore itu. Pemandangan sehabis hujan memang bukan suasana favorit nya. Selain dingin, hujan selalu membawa otaknya memutarka
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Penolakan sebagai sebuah peringatan

"Aku enggak mau ikut papa kalo nanti ada Kak Maya. Papa bisa undang aku nanti kalau pestanya udah siap. Aku bisa datang sama mama, opa, sama nenek."Semua orang tercengang mendengar ucapan Geino barusan. Maksudnya, Syaila tahu betul bagaimana dekatnya anak itu dengan Azka. Geino tidak akan berpikir dua kali ketika papanya mengajak dia untuk pergi. Tapi kali ini, mata anak itu bahkan enggan bersitatap dengan pria yang kini tengah mematung tidak bergerak di tempatnya.Iya, Azka datang ke rumah Syaila untuk menjemput Geino, mengajak anak itu membeli hadiah ulang tahun dan mempersiapkan pesta yang akan diselenggarakan di rumah Azka.Kedatangan Azka sebenarnya sungguh sangat dihindari Syaila. Mengingat bapaknya, Heri menyimpan dendam kesumat pada Azka. Jika Syaila tidak menahan ayah angkatnya itu, sangat besar kemungkinan Azka pulang dalam keadaan babak belur. Juga Yunita sampai tidak bisa mengatakan apa-apa saat melihat Azka menampakan wujudnya lagi setelah apa yang telah dia lakukan terh
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Batara Abimanyu Bhagawanta

Syaila sangat mewajarkan tempat yang akan menjadi pertemuan dengan klien besarnya ini adalah di sebuah restoran private ternama di Jakarta. Ia mendapatkan pesan singkat dari nomor yang tidak ia kenal mengatasnamakan pemilik dari perusahaan Bhagawanta yang memberi lokasi ke tempat makan mewah ini.Sepatu haknya berketuk rapi saat melewati lorong beralaskan karpet hitam, di sampingnya seorang pelayan pria mengekor, mengantarkan Syaila ke sebuah ruangan khusus. Sebelum membuka pintu, wanita itu sedikit perapikan pakaiannya. Lalu sesaat setelahnya, tangan Syaila mengulur, membuka pintu di hadapannya.Seorang pria duduk membelakangi pintu. Syaila hanya melihat gaya rambut cepak dan jas hitam untuk menginterpretasikan bahwa pertemuan ini memang sangat resmi."Maaf terlambat, saya sedikit ada kendala di jalan." Syaila tersenyum sungkan. Namun detik berikutnya, garis bibir yang ia ciptakan itu pudar kala mengetahui siapa orang yang sedang duduk dan menatapnya cukup dalam."Hallo, sudah lama
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more
PREV
1
...
45678
...
15
DMCA.com Protection Status