Semua Bab Ketika Si Jenius Menjadi Tokoh Antagonis : Bab 21 - Bab 30

160 Bab

Twetieth Story: Tidak Mengerti

Pria tersebut segera melontarkan semua bebatuan di tangannya ke arah maid tersebut.Aku berpikir, 'Dikarenakan jarak ku yang sangat jauh dari dua orang itu, sihirku akan terlambat menghentikan semua bebatuan itu! Terlambat untuk bisa menyelamatkan gadis itu dengan membangun dinding dengan sihirku! Aku harus Bagaimana?!'Tanpa pikir panjang, tubuhku bergerak di hadapan maid itu. Kerikil-kerikil itu sulit dilihat oleh mataku karena kecepatannya yang tinggi.Iris Blue Diamond ku tertampak sempurna saat aku memperhatikan semua kerikil-kerikil yang melaju cepat di hadapanku.'Sulit melihatnya! Aku tidak dapat segera mengurai partikel semua kerikil! Kerikik-kerikil itu pastinya akan menembus tubuhku. Aku sudah mengalirkan sihir ku di seluruh tubuhku. Aku tidak tahu apakah berhasil menghentikannya...''Aku belum pernah mencobanya. Ini pertaruhan... bahkan keberuntunganku sangat kecil untuk memenangkan pertaruhan ini. 'Apakah aku akan mati?'Saat kerikil-kerikil itu hampir mengenaiku, aku se
Baca selengkapnya

21st Story: Kerja Sama

Keesokan harinya, pelajaran sihir Mr. Xenanbert kembali dimulai. Aku dengan tim ku melawan Tim Leitte Verk. Di tengah lapangan luas jauh di Padang rumput dekat hutan dan berada di belakang akademi, aku dan tim Leitte bersiap menunggu aba-aba dimulai."Saya akan mensuport, jadi saya rasa, Lady Yarne yang bisa memimpin," ucapku."Saya tidak merasa pantas untuk memimpin tim ini, Lady Roseary!""Pokoknya aku nggak mau jadi pemimpin! Mengerti!?""Baiklah, Lady Roseary! Saya yang akan memimpin!"Tim Alfrelina Yarne dan Tim Leitte Verk sudah berada di tengah medan pertempuran yang disiapkan Mr. Xenanbert."Hee... Bukan Lady Viyura yang memimpin?" Ucap Leitte.Aku menyilangkan tanganku di depan dadaku dan membuang muka, "Aku tidak mau! Apalagi harus banyak bicara!""Haha, memang Lady Viyura!" Derald tersenyum canggung."Mari kita bertarung dengan sportif, Lady Roseary dan lainnya!" Ucap Jesshiena dengan senyuman. Karena ia populer akan kebaikannya yang akrab dengan siapapun, banyak lelaki di
Baca selengkapnya

22nd Story: Sikapnya yang Membingungkanku

Saat jam istirahat siang dimulai, pangeran Agnreandel menungguku di depan kelasku. Ia bersandar pada pilar dan menunggu kedatanganku. Tidak lama setelahnya, beberapa siswa keluar dari kelas dan beberapa dari mereka tersentak atas sosok Sang Pangeran masuk di pandangan mereka.Jesshiena Frossel melihat sekilas ke sosok pangeran, lalu ia segera menghampiri Finne yang ada disekitar dan mengajak Finne berbicara hingga mengundangnya untuk makan siang bersama.Pangeran Agnreandel melirik ke Jesshiena Frossel dan Finne. Ia berpikir, 'Wanita itu... Ia sengaja menonjolkan dirinya agar aku memperhatikannya. Lalu...'Pangeran Agnreandel melihat gadis bersurai toska itu sedang menghampirinya. "Yang Mulia! Jiwa sekeras berlian akan berkilau!" Jesshiena Frossel memberi hormat pada pangeran Agnreandel. Saat itu, aku keluar dari kelas dan sedang berbicara dengan Leitte Verk karena ia tidak henti bertanya hal bermacam-macam padaku. Saat itu, aku memperhatikan sekelilingku, aku tersentak saat melihat
Baca selengkapnya

23rd Story: Hal yang Ku Lupakan?

"Apa ada hal yang ku lupa...?""Maaf, Viyuranessa! Lupakan saja yang telah aku ucapkan!" Ia memberikan secangkir teh mawar padaku yang telah disiapkan Derald Felixis sebelumnya.Aku mulai meminum teh mawar itu dan kecemasan pada diriku pun mulai reda. Saat itu suasana menjadi canggung. Tidak lama setelahnya, aku pun mulai tersadar dan kembali normal.Aku bertanya, "... Apa yang terakhir kita bicarakan tadi?" Neanraken pun menghela nafas lega. Lalu, ia kembali melanjutkan pekerjaannya. Lalu, ia mengatakan, "Itu... Apa yang terjadi setelah kamu pergi dari mansion?""Aku melarikan diri, lalu pangeran mengejarku. Aku bersembunyi, tidak lama aku menelusuri hutan dan menemukan sungai. Setelah itu aku segera melepaskan pakaianku dan berendam di sungai. Airnya hangat! Aku berenang disana! Setelah puas, aku kembali ke akademi.""Lalu, saat aku tiba akademi dan ke kamarku...!" Suara ku semakin merendah. Dan wajahku merona saat mengingat malam itu. "Sepertinya... sudah usai ceritanya!"Aku terse
Baca selengkapnya

24th Story: Toko Perhiasan

Aku dan adikku pergi ke restoran Roseary saat jam makan malam. Sebelum itu, kami pergi berbelanja. Kami bahkan mampir ke beberapa stand makanan di pinggir jalan. Di sebuah toko perhiasan, aku dan adikku melihat-lihat setiap perhiasan yang dipajangkan. Beragam jenis kalung, gelang, anting-anting, kerabu, bros dan sebagainya."Kak Yu tidak masalah membiarkannya berdua bersama Croinel?""Aku yang merasa bersalah memisahkannya dari Croinel. Bukankah seharusnya Croinel ada di sisinya?" ucapku pada Celzuru."Kak Yu masih saja lebih memikirkan pria itu dibandingkan kak Yu sendiri! Sudahlah, terserah kakak!"Celzuru mengambil salah satu kalung hati dengan batu berlian pink di tegahnya. Iris Pink Diamond itu terus melototi batu permata itu sangat dekat dengan matanya."Tapi bukankah berlian disini dijual jauh lebih murah dari harga yang biasa ku dengar. Yang pastinya harganya yang biasa ku dengar itu sudah pasti membuat orang bungkam saat mendengarnya." Celzuru menoleh padaku, "Ini asli tidak,
Baca selengkapnya

25th Story: Penginapan

Beberapa hari kemudian, kami pergi ke suatu desa dan menginap di sebuah vila besar yang memiliki sekitar tiga puluh kamar. Di aula utama vila tersebut, kami semua berkumpul.Ketua dewan siswa mengatakan, "Disini tidak ada kamar pelayan maupun penjaga, berarti tidak ada pelayan maupun penjaga di vila ini. Kegiatan diselenggarakan selama tiga hari dua malam! ... Cobalah bertahan hidup! Jadwal kegiatan sudah ditentukan bersama! Tidak ada pertanyaan lagi!" Pangeran Agnreandel segera menghampiriku yang sedang mengangkat sebuah tas besar. Ia segera menggunakan sihirnya untuk mengangkut semua peralatan kelompok kami. 'Dari akademi, aku membawa beberapa pakaian ganti, beberapa bumbu masak, peralatan masak, alat makan minum, bahan makanan, bahkan selimut, handuk, sabun cuci, sikat gigi, sabun mandi dan peralatan mandi lainnya.''Kelompok ditentukan sendiri dalam pengurusan kebutuhan makan dan kebutuhan lain di luar kegiatan utama. Aku sekelompok dengan pangeran Agnrean
Baca selengkapnya

26th Story: Pertarungan Dimulai

Setelah Finne memakan suapan terakhirnya, ia mengatakan, "Terima kasih sudah membiarkan ku ikut bergabung dengan kelompok anda, Lady Viyuranessa! Padahal aku sendiri hanyalah rakyat jelata! Bahkan hidangan yang anda buat sangat enak! Aku bersyukur dengan ini!"Saat aku menoleh ke dirinya, Finne tersentak dan segera menundukkan kepalanya.Setelah meletakkan sendok makan ke mangkuk yang sudah kosong, aku mengatakan pada Finne, "Aku juga berterima kasih atas sayuran-sayuran itu! Sayuran yang kamu bawa sangat segar! Sayuran itu juga yang membuat hidangan ini sangat lezat! Apa kamu menanamnya sendiri?"Finne mengangguk, "Aku berlatih mengendalikan sihir air ku dengan rutin menyirami semua tanaman yang ku tanam!""Cara yang menarik! Aku juga jadi ingin melihat semua tanaman yang kamu tanam!" Finne tersentak saat ia mendengar perkataanku yang tertarik dengan tanaman yang ia tanam. Ia berpikir, 'Lady Viyuranessa tertarik dengan itu!? Apa ia tidak masalah melihat tanaman yang ditanam rakyat j
Baca selengkapnya

27th Story: Bertanding Dengannya

Aku mengepangkan rambutku ke samping lalu segera turun dari pohon secepat kilat dan menghampiri Neanraken. Aku meraih ikat kepala dari rambut pirangnya, "Aku ambil ini, tuan Neanraken!" Neanraken tersentak saat aku tiba-tiba berada di belakangnya dan mengambil ikat kepalanya. Saat ia menoleh ke belakang, ia hanya melihat sebuah aliran listrik yang tertinggal.'Aku kalah!' pikirnya.Selanjutnya, aku berlari secepat mungkin hingga aku menemukan seorang lady dengan ikat kepala berwarna hijau. Karena kecepatan kilat ini, saat aku mencuri ikat kepalanya, lady itu tidak menyadarinya hingga ia merasa heran kemana ikat kepalanya hilang.Satu jam kemudian, saat ini aku sudah mendapatkan tujuh ikat kepala yang menggantung di leherku. Banyak dari mereka yang tersentak disaat aku tiba-tiba berada di belakang mereka dan beberapa dari mereka tidak menyadari ikat kepala mereka sudah tidak melekat di rambut mereka. Aku mengumpulkannya dari mereka yang ku temui diperjalanan ku menuju ke tempat ini,
Baca selengkapnya

28th Story: Kemenangan

Saat fajar hampir tiba, aku masih mencoba meraih benda kuning yang melekat dengan rambut hitam pangeran Agnreandel. Di sisi lapang yang kami gunakan untuk bertanding, teman sekelas ku dan Neanraken Oestiarl bersembunyi dibalik semak-semak memperhatikan kami."Lady Viyuranessa... Apa ia baik-baik saja!?" Ucap Finne."Tapi, ia masih bersemangat!" Ucap Alfrelina Yarne. "Ia sangat memukau dan tidak gentar sedikitpun melawan putra mahkota!"Leitte Verk menggesek-gesek dagunya sambil memperhatikan pertandingan itu, "Ouwh! Pertarungan tanpa sihir. Sepertinya... lady Viyura mengerahkan seluruh kemampuan demi melawannya! ... Aku penasaran apa yang membuatnya berkeinginan memenangkannya! Apakah kemungkinan ada taruhan!?"Leitte Verk menoleh ke sosok Neanraken Oestiarl. Neanraken Oestiarl hanya mengangguk.Tubuhku sudah dipenuhi dan dibanjiri oleh keringat karena energi yang sudah terkuras hampir tidak bersisa. Nafasku bahkan sudah ngos-ngosan. Pertandingan ini sangat mempertaruhkan stamina untu
Baca selengkapnya

29th Story: Menjengkelkan

"Kamu..." Pangeran Agnreandel mendorong bahuku dan menyingkirkan bantal yang menutupi tubuhku. Tangannya menumpu di bahuku. Ia menatap tajam sepasang mataku. "... kamu berani memerintah ku?!"Karena dorongannya, aku berbaring. Dari bentuk ekspresi wajahku, aku terlihat heran hingga dahiku semakin mengkerut. "Memerintah apaan sih!? Aku mau berganti pakaian, jangan dilihat! Ini memalukan, bodoh!" Aku menyentuh tubuhnya untuk mendorongnya agar segera menjauhi dariku namun kekuatannya lebih besar dariku. "Apa salahnya menunjukkan tubuhmu itu kepadaku!?""..."'Tubuh ini sudah berumur tiga belas tahun, tentunya aku sudah pubertas! Dan pastinya memalukan dilirik oleh orang sepertimu! Ini memalukan pangeran bodoh!' umpat ku dalam hati.Bukannya malah menyingkir, ia malah terus memperhatikan setiap inci tubuhku. Ia bahkan menyentuh bagian perut ku dan memperhatikannya, "Pinggang mu terlihat lebih ramping jika dilihat langsung!"Tubuhku sentak terkejut merasa rangsangan tiba-tiba itu. Dahiku
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
16
DMCA.com Protection Status