Semua Bab Mendadak jadi Suami Youtuber: Bab 21 - Bab 30

52 Bab

Hari Pernikahan

Ini makan malam terbaik Roy setelah bertahun-tahun. Sedari tadi dia tidak bosan melirik ke arah Rindu dan Duta yang duduk berdampingan. Meski dari segi fisik agaknya kurang serasi, tapi Duta memiliki sesuatu yang bisa mengimbangi Rindu. Hal itu memancar dari tatapannya."Rin, Tante sering, loh, nonton YouTube kamu," ujar Diana di sela-sela acara makan malam itu."Papa juga. Hampir semua restoran Jakarta yang tampil di video kamu udah kami kunjungi.""Oh ya?" Rindu benar-benar tidak menyangka.Roy mengangguk sambil mengunyah. "Bagaimana tidak, cara makan kamu benar-benar berhasil bikin orang-orang ngiler. Pokoknya akan terus penasaran kalau nggak dicobain juga.""Papa mau bilang kalau aku ini benar-benar terlihat rakus?"Mereka terkekeh. Termasuk Aidan dan Aiman yang duduk di sebelah mamanya, meski tidak begitu paham topik yang sedang dibicarakan.Duta ikut bahagia melihat interaksi keluarga itu. Meski mungkin masih belum sepenuhnya menerima, setidaknya Rindu sudah terlihat lebih cair
Baca selengkapnya

Kata Maaf Penuh Makna

"Selamat pagi suamiku," sapa Rindu dengan nada dibuat-buat.Duta yang tadinya masih mengucek mata seketika melongo. Dia bangun dalam keadaan perut keroncongan, sengaja langsung ke dapur untuk mencari sesuatu yang bisa dimakan. Tahu-tahu Rindu sudah menyiapkan sarapan."Sini, Suamiku, sarapan dulu." Rindu cengar-cengir.Duta masih melongo. Ini nyata atau dia tidur sambil jalan dan sedang mimpi?"Kok, malah bengong, sih? Ayo, sini. Mumpung masih hangat."Oke ini nyata. Namun, kenapa Rindu jadi lebay begini?"Jangan lagi manggil kayak tadi. Geli, ah!" protes Duta sambil mendekat."Loh, kenapa? Mulai sekarang kita harus terbiasa mesra-mesraan, biar nanti pas di depan kamera nggak kaku lagi.""Tapi masa panggilannya harus 'suamiku' segala?""Atau mau dipanggil 'Sayang' aja?"Duta memutar bola mata. "Terserah, deh. Kan, kamu bosnya. Aku cuma dibayar di sini."Gerakan tangan Rindu terhenti. Dia urung menuang susu ke gelasnya."Tapi, Ta, meskipun pernikahan kita ini sifatnya hanya sementara,
Baca selengkapnya

Tidur Sekamar

"Rin, kamu yakin nggak akan nyesel nantinya?" tanya Duta setelah mereka duduk di ruang tunggu penerbangan tujuan Makassar."Nyesel karena apa?""Soal pernikahan kita ini.""Kenapa harus nyesel?" Rindu menoleh dan menatap dengan serius."Kamu, kan, cewek. Meskipun kita memang nggak akan melakukan itu, mau nggak mau kamu tetap akan berstatus janda. Pandangan orang pasti udah beda. Terutama cowok yang berniat menikahimu kelak. Gimana cara kamu menjelaskannya nanti?"Rindu tertegun sejenak. "Jujur, pemikiran itu sempat melintas. Tapi ... pernikahan ini udah semacam keharusan. Jadi, yang terjadinya masih jauh ke depan, mungkin sebaiknya nggak usah terlalu dipikirin dulu. Lagian, sejak ketemu kamu di taman itu, aku semakin percaya, bahwa Tuhan tidak akan membiarkan hamba-Nya dalam kesulitan begitu saja. Tuhan pasti selalu menyertakan jalan keluar di setiap kesulitan. Tugas kita adalah mencarinya."Duta manggut-manggut setuju."Kamu sendiri?" Rindu mengembalikan pertanyaan Duta. "Gimana cara
Baca selengkapnya

Ada yang Bangun

"Yakin, nih, nggak apa-apa kita tidur sekamar?" Duta merasa sangat perlu untuk memastikan."Selama kamu nggak macam-macam.""Kalau soal itu, aku nggak jamin, sih.""Ta ...!" Rindu menoyor pundak suami sementaranya itu.Duta terkekeh, sebelum akhirnya malah menempelkan telunjuk di depan bibir. Dia baru sadar, mereka terlalu ribut untuk rumah sekecil ini. Suaranya pasti terdengar sampai di luar."Gini aja, aku tidur di lantai," putus Duta kemudian.Rindu langsung menunduk untuk melihat lantai semen yang dipijaknya. "Tidur di sini pasti bakal dingin banget, loh.""Gampang, ada selimut.""Ini keras banget, loh.""Tahu, kok, kalau lantai semen itu keras."Rindu memutar bola mata. "Maksud aku, besok badan kamu pasti pegal-pegal semua.""Atau mau tukaran aja, aku yang di ranjang, kamu yang di lantai?""Ogah!""Tidur seranjang aja berarti." Duta menaik-turunkan kedua alisnya sambil menahan tawa."Ngawur!"Rindu lekas naik ke tempat tidur sebelum ekspresi jail Duta membuatnya salah tingkah lag
Baca selengkapnya

Obrolan Hangat di Pantai Losari

Karena besok sudah harus kembali ke Jakarta, hari ini Duta mengajak Rindu bersilaturahmi ke rumah-rumah sanak keluarganya. Rindu sangat senang karena semua keluarga Duta yang dikunjunginya memberikan sambutan positif.Sorenya, Duta sekeluarga berziarah ke makam ayahnya. Setelah menyiramkan air dan menabur bunga, mereka mendoakan almarhum.Rindu memang tidak sempat mengenal ayah mertuanya, tapi melihat bagaimana istri dan anak-anaknya, Rindu yakin, beliau juga orang baik.Yah, Duta mau ngenalin menantu Ayah. Cuma menantu sementara, sih.Semoga Ayah tidak kecewa dengan kelakuan Duta ini.Maaf, karena sampai detik ini Duta belum berhasil mengangkat derajat keluarga.Duta mengusap nisan ayahnya sebelum undur diri. Tidak terasa, sudah tujuh tahun beliau berpulang. Delon baru lahir waktu itu. Tidak heran kalau anak itu kadang manjanya berlebihan ke kakak-kakaknya, karena tidak ada figur seorang ayah yang bisa dijadikan sandaran."Kak, kok, tadi malam nggak ada suaranya?" Pertanyaan Dika mem
Baca selengkapnya

Night Routine

Sehari setelah pulang dari Makassar, Rindu menggelar rapat dengan timnya. Jadwal mereka mulai keteteran karena banyak hal yang terjadi di luar dugaan. Beberapa pemilik brand mulai melayangkan komplain karena sudah mengirimkan sampel produk dalam partai besar tapi tak kunjung dibuatkan video campaign. Tentu saja hal itu meresahkan. Sesegera mungkin Rindu dan timnya harus berbenah agar segala sesuatunya bisa kembali kondusif."Jadi, harus menyelesaikan yang mana dulu, nih?" Devi melayangkan pertanyaan di tengah-tengah diskusi."Kalau menurutku, mending kita selesaikan dulu semua yang sistemnya ngirim produk ke kita. Kan, itu bisa dibabat sekaligus sekali waktu tanpa harus ke mana-mana. Setelah itu baru kita cicil restoran-restoran di Jabodetabek. Yang tempatnya jauh kita garap terakhir. Nanti tinggal kita kirimi surat permohonan maaf atas kemunduran waktunya. Gimana menurut kalian?" Tasya menatap teman-temannya satu per satu."Aku setuju," sahut Devi."Kamu bisa handle soal surat permin
Baca selengkapnya

Keajaiban Perhatian

Setiap kali Tasya dan Devi menginap, pagi-pagi sekali mereka akan membantu Rindu menyiapkan sarapan. Meskipun keseringan hanya menyiapkan roti, susu atau jus, telur mata sapi, dan menu sarapan praktis lainnya. Di antara mereka memang tidak ada yang terbiasa sarapan berat-berat.Membiasakan diri melakukan aktivitas kecil secara bersama-sama salah satu cara yang ditempuh Rindu agar timnya tetap kompak. Tasya dan Devi pernah menyarankan agar mereka mempekerjakan ART, tapi Rindu tidak pernah mau.Kali ini, dan mungkin untuk seterusnya, Rindu tak lupa menyiapkan nasi goreng. Meskipun Duta hanya suami sementaranya, dia sama sekali tidak keberatan kalau harus memperhatikan kebutuhan cowok itu."Cieee ... ada yang menikmati peran jadi istri, nih," goda Tasya yang sedang mengambil beberapa buah apel di kulkas."Biar cepat terbiasa, biar kamu nggak capek-capek ngarahin," kilah Rindu tanpa mengalihkan fokus dari pekerjaannya."Good job!" Tasya menepuk pundak Rindu sambil terkekeh.Beberapa saat
Baca selengkapnya

Keseruan Punya Istri

"Yakin nggak ada yang ketinggalan lagi?" tanya Rindu sambil menghampiri Duta yang sedang sibuk menyusun barang-barangnya. Hari ini dia resmi pindah ke rumah Rindu. Duta sudah meninggalkan kosan KKN, tapi tidak akan sudi didepak dari grup. Padahal jelas-jelas sekarang statusnya tidak bujang lagi.Duta mengedarkan pandangan sejenak, lalu menggeleng. "Kayaknya nggak ada lagi, deh.""Kalau butuh tambahan lemari atau perabot lain, bilang aja, ya. Jangan sungkan.""Siap." Duta tersenyum lebar, senyum yang mulai Rindu hafal setiap lekuknya.Jika Duta memang ujian untuk hidup Rindu, bisa dipastikan dia sudah gagal. Gagal total malah. Setelah Tristan dan Ari, seharusnya dia bisa lebih hati-hati menyikapi cowok. Namun, untuk seorang Duta, dia mengaku kalah. Anehnya, cowok itu tidak pernah terlihat terang-terangan tebar pesona, tapi tetap saja Rindu terjerat."Eh, biar aku aja," cegah Duta saat melihat Rindu menyemplungkan diri di antara tumpukan pakaian dan mulai melipatnya satu per satu untuk
Baca selengkapnya

Orangtua Palsu

Pukul 03.25, Rindu dan timnya baru siap. Sesuai dugaan, Beni susah banget dibangunin. Sudah begitu pintu kamarnya pakai dikunci segala. Tasya dan Devi bergantian meneleponnya, tapi tidak digubris. Dia baru bangun setelah Duta menggedor-gedor pintu kamarnya."Ya Tuhan, beramal harus gini banget, ya?" keluh Beni setelah masuk ke mobil. Tentu saja dia tidak mandi, hanya cuci muka dan gosok gigi. Karena nyawanya belum terkumpul, kali ini urusan menyetir dia serahkan ke Duta."Sekalinya beramal malah perhitungan banget," sindir Tasya yang duduk tepat di belakangnya."Ini bukan perhitungan, Sya, tapi menyangkut kelangsungan hidup. Kan, kita mau ngasih makan orang, tapi aku aja lagi butuh tabung oksigen ini."Yang lain serentak tertawa.Karena sudah molor dari waktu yang dijadwalkan, Duta lekas melajukan mobil ke warung tempat mereka memesan makanan. Beni masih melanjutkan ceramahnya. Tasya pun begitu semangat menanggapi. Untuk urusan debat mereka memang jagonya.Sesampainya di warung, untun
Baca selengkapnya

Bukan Tamu Biasa

"Terus, videonya mau diapain?" tanya Duta setelah Rindu selesai mengeluarkan semua unek-uneknya soal kedua orangtua palsu Ari. Padahal sejak di mobil tadi juga sudah misuh-misuh, hanya saja Duta tidak begitu paham duduk perkaranya. Tadi dia tidak ikut turun karena merasa masalah itu bukan sesuatu yang harus dia campuri.Saat ini Duta hanya berduaan dengan Rindu di meja makan. Setibanya tadi, yang lain langsung masuk lagi ke kamar masing-masing. Karena Duta harus tetap kerja hari ini, proses bagi-bagi makanannya sengaja dipercepat. Sekarang dia sedang sarapan terlebih dahulu."Mau aku sebarinlah!" Amarah Rindu belum juga reda seutuhnya. Kalau saja saat ini di depannya ada Ari atau Tristan, pasti sudah dia penyet."Supaya?""Ya supaya orang-orang tahu kebusukannya.""Kalau sudah gitu, apa untungnya buat kamu?"Mulut Rindu langsung terbuka, tapi kemudian malah bingung harus berkata apa."Kamu pernah mikir gini, nggak? Ketika kamu mengangkat bangkai untuk ditunjukkan ke orang-orang, mau t
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status