Semua Bab Mendadak jadi Suami Youtuber: Bab 11 - Bab 20

52 Bab

Kenapa Ari Menghilang?

"Maksudnya, aku ngajak dia nikah?" Agak terbata, Rindu memperjelas."Mau nggak mau, kan?" Devi berkata begitu sambil mengangkat sedikit pundaknya."Aku setuju, sih." Tasya menambahkan. "Hitung-hitung tenagaku juga nggak terbuang percuma. Karena konsep konten ala-ala pasutri muda yang tadinya udah aku siapin buat kamu dan Ari jadi bisa dipakai lagi." Cewek bertubuh mungil itu senyum-senyum sendiri. Belum apa-apa konsep untuk video-video lainnya sudah tergambar jelas di benaknya.Rindu mengangkat kedua tangannya, menekan udara dengan gerakan pelan, menahan sedini mungkin agar pikiran kedua temannya ini tidak semakin ke mana-mana. "Aku emang udah setengah waras gara-gara masalah ini, tapi jangan sampai gila beneran, dong." Dia menatap serius kedua temannya bergantian. "Kalian pikir ngajak orang nikah segampang ngajakin makan bakso? Ini Duta, loh. Cowok modelan kayak dia tiba-tiba diajak nikah ...?" Rindu menggeleng samar. "Nggak kebayang pokoknya. Kecuali kalau aku ini cantik, langsing,
Baca selengkapnya

Insiden Kecil

Gagal menemukan jawaban di tempat kerja, Rindu bergegas ke rumah Ari. Dia semakin yakin ada yang tidak beres. Dia harus tahu ada apa di balik semua ini. Namun, setibanya di rumah yang berlokasi di kawasan perumahan kelas menengah itu, Rindu tidak mendapati siapa pun di sana. Pintu rumahnya tertutup rapat. Sampah-sampah plastik berserakan di halamannya, seolah rumah itu sudah lama tidak ditinggali.Tidak ingin bingung sendiri, Rindu pun bertanya ke tetangga yang kebetulan sedang mengangkat cucian yang sudah kering. Dia merapat ke sisi pagar seraya mengembangkan senyum."Permisi, Bu. Mau numpang tanya," ujarnya sopan sambil mengangguk ringan."Ya, Mbak." Ibu berdaster merah terang itu menghentikan sejenak aktivitasnya."Pak Rahmat sama keluarganya ke mana, ya?"Ibu itu mengernyit. "Pak Rahmat?""Iya, yang tinggal di sini." Rindu menunjuk dengan jempol rumah di belakangnya tanpa menoleh."Maksud Mbak keluarga yang cuma ngontrak beberapa hari itu?""Cuma beberapa hari?" Kening Rindu berke
Baca selengkapnya

Latar Belakang Kehidupan Duta

Duta lekas membantu Rindu berdiri, sebelum anak buah Juragan Dante menemukannya. Untungnya Rindu tidak mengalami luka serius, hanya goresan kecil di telapak tangannya."Duh, sori banget, ya." Duta meraih tangan Rindu dan memperhatikan luka itu."Emang ada apa, sih, sampai lari-larian segala?" tanya Rindu sambil meringis menahan rasa perih. Kemudian dia celingukan mencari sesuatu. "Vespamu mana?""Itu dia!" Teriakan itu diiringi gemuruh alas sepatu yang beradu dengan aspal.Melihat kemunculan orang-orang itu, Duta gelagapan. "Aku harus pergi sekarang!" katanya sambil ancang-ancang untuk lari.Namun, Rindu malah menahannya. "Masuk!" katanya sambil membuka pintu mobil.Tidak ada waktu untuk berpikir. Duta pun bergegas masuk. Begitu juga dengan Rindu, buru-buru menyalakan mobil dan bergegas pergi dari sana.Orang-orang itu masih berusaha mengejar, sampai akhirnya capek sendiri dan menyerah."Ada apa, sih? Siapa mereka? Ngapain ngejar kamu?" cecar Rindu setelah keluar ke jalan utama.Duta
Baca selengkapnya

Nikah, yuk!

Saking semangatnya ingin ketemu Duta, Rindu datang tiga puluh menit lebih awal. Kali ini dia yang memilih tempat, sebuah kafe bernuansa retro dengan iringan live akustikan. Perpaduan yang cukup hangat.Rindu menyiapkan penampilannya kali ini sedari sore. Entahlah, dia belum pernah sepenuh pertimbangan begini saat memilih pakaian. Dia sampai bertanya ke Mbah Google segala tips berpakaian untuk cewek berisi seperti dirinya.Sambil menunggu, Rindu melihat-lihat kolom komentar video-videonya di YouTube. Dia membubuhkan tanda hati di komentar-komentar yang bernada positif. Puas di sana, dia beralih ke Instagram. Ternyata Bams mengirim pesan beberapa jam yang lalu. Isinya masih lanjutan pertanyaan-pertanyaannya di angkringan kemarin. Rindu pun membalasnya, merincikan sebisanya.Melihat antusias Bams, Rindu seperti melihat dirinya bertahun-tahun silam saat baru akan memulai channel-nya. Dan di masa-masa seperti itu, rasanya sangat menyenangkan jika bertemu seseorang yang tidak pelit ilmu.Se
Baca selengkapnya

Ancaman

Bermenit-menit setelah Duta pergi, Rindu masih terpaku di kursinya. Dia merasa bersalah dan takut di saat bersamaan. Dia tidak bisa menahan Duta, terlebih memaksanya. Karena jika dia yang berada di posisi cowok itu, mungkin juga akan bertindak yang sama.Wajar kalau Duta marah. Wajar kalau Duta tersinggung. Atau apa pun yang dia rasakan setelah mendengar tawaran Rindu, semuanya wajar. Manusiawi. Satu-satunya yang tidak wajar di sini adalah Rindu dan obsesinya."Gimana, Rin?" tanya Tasya begitu Rindu tiba di rumah.Ketiga temannya sedang berkumpul di ruang tengah, seolah memang sedang menunggu kepulangan Rindu.Bahu Rindu merosot perlahan. "Ternyata nggak segampang yang kita kira.""Duta nggak mau?" Devi mulai cemas."Masa, sih, dia nolak bayaran sebanyak itu?" Beni ikut menimpali, sambil mengelus-elus kepala kucing kesayangannya."Dia bahkan pergi sebelum aku rincikan soal bayarannya.""Ya Tuhan." Tasya menyugar rambutnya ke belakang. "Jadi nasib kita gimana?""Mending dari sekarang k
Baca selengkapnya

Rencana Pernikahan

Pagi-pagi sekali Rindu sudah sibuk merancang strategi yang harus dilakukan kalau sampai channel-nya yang sekarang benar-benar harus dihapus dan terpaksa mulai dari nol lagi. Dia bahkan belum mandi. Dia harus bersiap menyambut hal terburuk sedini mungkin. Mengharapkan Duta sepertinya tidak mungkin lagi, mencari cowok lain pun sama saja mempermalukan diri sendiri. Bisa-bisa dia malah dihujat karena terlalu drama.Di tengah kebingungan Rindu, suara tanda pesan masuk menginterupsi. Ternyata dari Duta. Rindu buru-buru membukanya.Duta Sang Penolong: Tawaran nikah kontrak masih berlaku?Se-to the point itu. Rindu langsung terbelalak. Dia tidak salah baca, kan?Rindu sengaja mendiamkan pesan itu, meski tangannya sudah gatal ingin membalas. Siapa tahu Duta hanya berniat mengerjainya dan akan menarik kembali pesan itu, atau mengaku salah kirim, salah ketik, atau apa pun itu. Karena pesan itu sungguh sulit dipercaya.Namun, hingga sepuluh menit berlalu, Duta tak kunjung menarik pesannya. Rindu
Baca selengkapnya

Keputusan Duta

Sejak pertemuan terakhirnya dengan Duta, Rindu tidak tenang. Setiap detik ada harapan yang bergulir, meski tidak jelas dia lebih condong ke mana. Sampai detik ini dia memang belum rela kalau harus kehilangan channel kesayangannya yang dibesarkan mati-matian. Namun, dia juga ikhlas seikhlas-ikhlasnya kalau memang pada akhirnya Duta hanya akan meminta pertolongan tanpa kesediaan nikah kontrak.Masalahnya, sudah hari keempat, Duta belum juga menghubunginya. Ini yang membuat Rindu uring-uringan. Apa mau cowok itu sebenarnya?Hingga di hari kelima, Duta pun datang—di saat Rindu mulai tidak berharap apa-apa lagi. Tadinya Rindu malas-malasan beranjak membuka pintu saat bel rumahnya berdering. Namun, begitu melihat siapa yang berdiri di depan pintu, cewek berbobot itu seketika disergap jutaan rasa yang akan sangat merepotkan kalau harus dijabarkan satu per satu. Yang paling dominan tentu saja senang dan heran."Ta?" Rindu mengulas senyum kikuk sambil merapikan rambutnya. Dalam balutan pakaian
Baca selengkapnya

Kerusuhan di Grup KKN

Malam ini grup KKN dihebohkan oleh sebuah link yang dikirim oleh Bams. Bukan link haram seperti biasanya, melainkan link video Duta di channel Rindu.Bams: Demi apa aku baru lihat?Ansar: Ini serius?Aldi: Jangan-jangan makan-makan kemarin perayaan jadian yang berkedok hari ulang tahun?Ferdi: Gaes, link yang anak SMA kemarin masih pada nyimpen nggak? Udah capek-capek manjat tapi nggak ketemu.Alfaden: Kamu apa-apaan, sih, Fer? Main keluar jalur aja. Tuh sange ditahan dulu. Salah satu penghuni grup bentar lagi laku ini.Luthfi: Tau tuh si Ferdi, nggak bisa banget mengondisikan otak di jam segini.Ferdi: Sori sori. Emang itu video apaan? Aku belum buka. Bentar, buka dulu.Ervin: Anjirrrr ....Duta senyum-senyum saja menyimak obrolan di grup absurd itu. Meskipun Duta termasuk di dalamnya, tapi Duta tidak pernah ikut sebar link. Link dari teman-temannya pun keseringan diabaikan. Pernah, sih, sesekali dibuka. Namanya juga cowok normal. Namun, terlepas dari rutinitas berbagi link haram itu
Baca selengkapnya

Melunasi Utang

Hari ini Rindu menemani Duta ke tempat Juragan Dante. Rumah mewah berlantai tiga dengan pengawasan super ketat itu selalu saja menguarkan aroma licik yang pekat.Juragan Dante menyambut Duta dengan ekspresi meremehkan. Sebuah cerutu seukuran telunjuk terselip di antara bibi cokelatnya. Sesekali kepulan asap akan meluncur dari sana."Apa kabar, Dut?" Itu pertanyaan basa-basi terbasi. Duta malas menanggapinya.Duta memang tidak suka dipanggil "Dut", tapi terkhusus Juragan Dante, dia terlalu malas mengoreksi."Udah capek kucing-kucingan dengan anak buah saya?" Juragan Dante terbahak. Entah apa yang lucu.Di samping Duta, Rindu berusaha tetap tenang, meski kentara sekali dia tidak nyaman berada di sini. Terlebih, sedari tadi Juragan Dante selalu meliriknya. Bukan lirikan yang ramah."Saya ke sini untuk melunasi utang saya, Pak, sebaiknya nggak usah terlalu basa-basi." Duta berujar sambil menyorot serius."Mulai sombong kamu rupanya." Juragan Dante tertawa lagi. "Mentang-mentang udah ketem
Baca selengkapnya

Keluarga Rindu

Sejak orangtuanya bercerai, Rindu memutuskan untuk tinggal sendiri. Saat itu, ayahnya bolak-balik membujuknya agar pulang ke rumah. Namun, Rindu malah mengancam akan berbuat yang aneh-aneh kalau terus dikekang.Mau tidak mau ayahnya pun menyerah. Dia hanya mengawasi diam-diam dari jauh dan rutin mengirimkan uang bulanan.Setelah bisa menghasilkan uang sendiri, Rindu sengaja memblokir rekening lamanya agar ayahnya tidak perlu kirim uang lagi. Dia benar-benar tidak ingin bergantung lagi.Rindu bukannya ingin memutus hubungan, karena meskipun ingin, itu tidak akan bisa. Sampai kapan pun mereka akan tetap terikat dalam banyak hal. Hanya saja, Rindu tidak bisa lagi tinggal bersama dan bersikap seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa.Seluas-luasnya jarak yang coba dibentangkan Rindu selama ini, dia sadar, bahwa pada akhirnya dia akan kembali menggulung jarak itu ketika tiba saatnya untuk menikah. Dia tidak mungkin menikah diam-diam tanpa sepengetahuan ayahnya.Hari ini, meski teramat engg
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status