Dua ratus lima puluh prajurit gabungan Dipa Kencana disiagakan di perbatasan. Tempat Senopati Jatiwungu dan Suraloka beserta orang-orangnya bertugas. Mereka berdua merasa aneh tempat sesepi tepian anak sungai Soma tiba-tiba dipenuhi prajurit.“Maaf, apa Tuan yang bernama Senopati Jatiwungu?” tanya seorang yang memimpin dua ratus lima puluh prajurit Dipa Kencana tadi.“Benar, aku Jatiwungu. Ada yang bisa aku bantu?” tanya Senopati Jatiwungu.“Hormat, Tuan. Pangeran Aruna meminta Tuan Senopati untuk memimpin kami semua,” ucap prajurit itu sembari membungkuk memberikan hormat.“Aku?” Senopati Jatiwungu tak percaya. Bagaimana mungkin seorang punggawa kerajaan luar diberi kuasa atas pasukan yang cukup banyak.“Benar, Gusti, hamba yakin tak salah dengar titah Gusti Pangeran,” timpal prajurit itu begitu yakin.“Ayo lah, Gusti Senopati. Gusti memang layak memimpin,” ucap Suraloka setengah menggoda. Sejak bertugas bersama di perbatasan Dipa Kencana, mereka berdua menjadi akrab.“Aku hanya terk
Read more