Share

123. Kesamaan Nasib

Seorang lelaki menunggang kuda memakai baju zirah mendekat. Ia sama sekali tak dikawal namun tetap bersenjata lengkap. Tubuhnya tegap dan berotot. Baju zirah itu membuatnya semakin terlihat besar. Ia mengankat tangannya setelah merasa cukup dekat pada dinding tanah di perbatasan Dipa Kencana bagian barat itu.

Satu-satunya pintu pada dinding itu terbuka. Seorang pemuda mengenakan ikat kepala berwarna putih memacu kudanya menuju lelaki Astagina bertubuh besar yang berhenti menunggunya. Ini adalah tata cara perang yang dianut Astagina dan sekitarnya.

“Astagina meminta Dipa Kencana untuk kembali menjadi Kadipaten dalam wilayah kekuasaan Astagina!” seru lelaki itu lantang setelah Aruna menghentikan kudanya tepat di hadapannya berjarak dua tombak.

“Siapa kau, Ki Sanak? Siapa yang mengutusmu?” tanya Aruna lantang.

“Aku Bagasura, utusan Gusti Prabu Bhadrika Astramaya!” jawab lelaki itu tak kalah lantang.

“Siapa Bhadrika Astramaya?” tanya Aruna.

“Lancang!” hardik lelaki itu geram. Ia menghunus
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status