Share

121. Perbatasan

“Rupanya ada penyusup di sini!” sindir Senopati Jatiwungu yang baru saja tiba setelah melompati dinding tanah itu karena mendengar ada pertarungan. Matanya menatap sinis pada Kalawangsa, lelaki yang menjual diri demi kekuasaan.

“Kau rupanya! Untuk seorang pengkhianat nasibmu benar-benar baik, Jatiwungu! Aku sangka kau tewas di Rakajiwa,” sindir Kalawangsa.

“Pengkhianat? Apa kau tengah bercakap di depan cermin?” balas Senopati Jatiwungu. “Kau lah yang berkhianat atas kepercayaan mendiang Tuan Sanggageni!”

“Tak perlu kau bicarakan orang yang sudah mati!” potong Kalawangsa.

“Kakanda!” bentak Suraloka. “Kita dulu berjuang bersama dalam panji Baka Nirdaya. Dan atas jasa-jasamu kau diangkat oleh Tuan Sanggageni menjadi pemimpin pasukan udara. Dan kau kini berada di pihak pemberontak?”

“Sudah lah, Suraloka! Di dunia ini tak ada orang yang tulus dan bersih. Lihat dirimu, apa yang kau dapat dengan setia kepada Raja boneka itu?” tandas Kalawangsa.

“Lidahmu sungguh tajam, Kalawangsa. Mari bandin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status