Home / Romansa / Aku Istrimu, tapi Bukan Cintamu / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Aku Istrimu, tapi Bukan Cintamu : Chapter 81 - Chapter 90

122 Chapters

81. Denada

“Sayang, apa yang kamu katakan? Di mana orang tuamu, Nak?” tanya balik Aluna lembut. Gadis kecil itu kembali terisak membuatnya mereka bingung. “Maaf Mbak sebaiknya kita lapor ke kantor polisi kalau ada anak hilang, sepertinya dia ditinggal atau sengaja dibuang sama orang tuanya deh,” sahut ibu-ibu yang lain. “Nggak mungkin anak hilang kamu lihat saja sendiri penampilan dan pakaiannya seperti orang kaya, bersih cantik lagi, kalau aku sih aku mau saja merawat anak ini lucu banget,” sanggah ibu yang lain.“Zaman sekarang apa saja bisa terjadi, siapa tahu anak ini pancingan. Sengaja dia didandani seperti anak berkelas untuk menarik perhatian setelah itu dia akan memberitahukan kepada bosnya untuk mencuri, iya kan? Kamu seperti itu kan?” tanya ibu yang lain dengan sorot mata tajam mengintimidasi gadis kecil itu sehingga merasa ketakutan.Para warga mulai berargumen sendiri, membuat keributan. Aluna hanya melihat wajah gadis kecil itu yang tampak sendu. Aluna mendekati gadis kecil itu
last updateLast Updated : 2023-09-10
Read more

82. Curhat

“Namaku Anaya biasa dipanggil Naya ,” sahutnya sambil melangkah menuju kamar kecilnya. Anaya membukakan pintu kamar itu. “Selamat datang dikamarku,” ucapnya semringah. Pintu kamar pun terjual dan terlihat langsung penampakan di dalamnya. Sesaat kedua mata Dena hanya menatap ke sana kemari dalam dia. Kamar yang sederhana tapi sangat bersih dan rapi. Bernuansa warna pink warna kesukaannya yang sama dengan Dena. “Maaf kamarku hanya seperti ini, pasti kamarmu lebih luas dari ini ya?” tanya Naya sedikit cemberut.Dena masih memandang kamar itu yang tidak banyak pernak pernik tapi membuat gadis kecil itu tersenyum. Dena memperhatikan setiap inci sudut di kamar itu. Tidak ada barang mewah seperti di dalam kamarnya. Dena melihat lemari pakaian Naya yang hanya berpintu satu. Pasti di benaknya kalau teman barunya tidak banyak memiliki pakaian. Tak ada AC hanya ada kipas angin kecil yang bertengger di meja kecil. Gadis kecil itu memasuki kamar itu untuk lebih dekat lagi. Dena beralih ke
last updateLast Updated : 2023-09-13
Read more

83. Ancaman Ardan

Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Dua gadis kecil itu sudah tertidur nyenyak. Rencana ingin ke kamar Aluna ternyata tidak tersampaikan. Anaya menggenggam tangan Dena. Begitu juga sebaliknya. Mereka sudah terlihat akrab meskipun baru malam ini mereka bertemu. Saling mengisi mungkin itu dipikiran mereka. Setelah panjang lebar bercerita dengan kehidupannya masing-masing, mereka mempunyai sedikit kemiripan. Dena sangat merindukan sosok seorang Ibu. Meskipun nyata tapi dia tidak bisa mengungkapkan isi hatinya jangankan itu bertegur sapa saja Dena sudah takut, karena bukan sambutan hangat melainkan amarah, kebencian yang terpancar dari wajah cantik Delia. Sehingga dia urungkan untuk mendekat kepada ibu kandungnya sendiri. Hanya sosok seorang ayah yang terus menghiburnya dikala kesedihan itu kembali datang. Sedangkan Anaya sangat merindukan dan ingin merasakan kasih sayang yang tak pernah dia dapat dari seorang ayah. Bahkan dia tidak tahu nama dan rupanya bagaimana. Bayang
last updateLast Updated : 2023-09-15
Read more

84. Kelicikan Delia

Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Dua gadis kecil itu sudah tertidur nyenyak. Rencana ingin ke kamar Aluna ternyata tidak tersampaikan. Anaya menggenggam tangan Dena. Begitu juga sebaliknya. Mereka sudah terlihat akrab meskipun baru malam ini mereka bertemu. Saling mengisi mungkin itu dipikiran mereka. Setelah panjang lebar bercerita dengan kehidupannya masing-masing, mereka mempunyai sedikit kemiripan. Dena sangat merindukan sosok seorang Ibu. Meskipun nyata tapi dia tidak bisa mengungkapkan isi hatinya jangankan itu bertegur sapa saja Dena sudah takut, karena bukan sambutan hangat melainkan amarah, kebencian yang terpancar dari wajah cantik Delia. Sehingga dia urungkan untuk mendekat kepada ibu kandungnya sendiri. Hanya sosok seorang ayah yang terus menghiburnya dikala kesedihan itu kembali datang. Sedangkan Anaya sangat merindukan dan ingin merasakan kasih sayang yang tak pernah dia dapat dari seorang ayah. Bahkan dia tidak tahu nama dan rupanya bagaimana. Bayang
last updateLast Updated : 2023-09-16
Read more

85. Rindu Papi

Aluna datang ke kamar Anaya saat mendengar teriakan gadis kecil itu. Pintu kamar dibuka dengan cepat dan melihat dua gadis kecil itu sedang duduk. Terlihat Anaya berusaha menenangkan Dena yang seperti ketakutan. Air keringat sudah membasahi keningnya. Aluna langsung mendekati mereka. “Ada apa, Sayang?” tanya Aluna bingung.“Ummi, tiba-tiba saja Dena berteriak dan bangun dan sudah seperti ini, kenapa ya Ummi?” tanyanya juga yang ikutan bingung.Tatapannya kosong dia langsung memeluk Aluna dalam sekejap. Wanita cantik itu pun terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Dena. Dalam pelukan tu Dena bisa merasakan kehangatan kasih lembut seorang ibu yang tidak pernah dia dapatkan selama ini, hingga tanpa sadar air matanya pun mengalir begitu saja.“Bolehkan sedikit lama memeluk Tante?” tanya Dena dengan suara pelan.Aluna terkejut dan menatap Anaya. Anaya pun mengangguk. “Boleh, sayang kamu boleh memeluk Tante.,” sahut Aluna lembut.Beberapa saat kemudian, Dena melepaskan pelukan itu setelah
last updateLast Updated : 2023-09-17
Read more

86. Siapa Ini?

Ardan segera menghubungi Dena namun sayang nomornya tidak aktif. Berkali-kali Ardan menghubunginya tapi tetap saja tidak bisa. “Kamu di mana Sayang? Pasti kamu sekarang ketakutan dan menghubungi Papi tapi Papi malah tidak menghubungi kamu.” Ardan menyalahkan dirinya sendiri karena tidak waspada dengan Delia yang bisa melakukan apa saja sesuai keinginannya. Namun, Ardan kembali tersadar saat melihat di nomor yang lain di layar ponselnya. Dia lalu mencoba menghubungi nomor itu. Namun, saat ingin menghubungi nomor itu seketika ponselnya berdering. Ardan langsung mengangkatnya. “Ya katakan ada apa?” “Maaf Pak, saya hanya mengingatkan kalau pesanan nasi kotak sudah bisa dinego dan siap menyiapkan sesuai pesanan kita.”“Oke, terima kasih dan pastikan semua nantinya berjalan dengan lancar.”“Baik Pak., tapi bagaimana dengan Nona kecil Dena, apakah sudah ditemukan?” “Belum, saya masih mencari putri saya, pastikan tidak ada yang tahu tentang masalah ini. Delia juga sangat keterlaluan
last updateLast Updated : 2023-09-19
Read more

87. Getaran Hati

“Halo? Apakah Om papinya Dena? Kenapa nggak dijawab sih? Om masih dengarkan? Atau Naya salah pencet nomor ya?” Entah kenapa suara itu begitu lucu terdengar di telinga Ardan. Dia pun tersenyum sendiri. Hatinya bergetar entah perasaan apa ini yang membuat dirinya ingin bertemu dengan pemilik suara itu. “Kenapa aku ini? Kenapa suaranya langsung membuatku penasaran?” tanyanya dalam hati. “Halo? ...Halo?” Ardan tersadar dari lamunannya saat suara itu sedikit meninggi. “Ha—halo, siapa ini? Benar saya papinya Dena, kamu siapa, Sayang?” “Ih Om panggil Sayang, kita kan belum kenal kata Ummi jangan langsung percaya jika ada orang lain bersikap baik sama kita, belum tentu hatinya baik pasti ada sesuatu.”“Oh ya, Ummi kamu benar sekal. Sekarang katakan, kenapa Dena ada sama kamu?” “Seharusnya Naya yang tanya sama Om, kenapa Dena ada di jalanan malam-malam sendirian? Untung saja Dena bertemu dengan Ummi di tengah jalan. Dia hampir saja menabrak Ummi dan Ummi membawa Dena pulang ke rumah Nay
last updateLast Updated : 2023-09-22
Read more

88. Bimbang

“Siapa bilang orang luar? kalian kan sebentar lagi akan menjadi keluargaku juga,” sahut Dena penuh percaya diri. “Apa maksud kamu, Dena? Kamu kan masih punya Ibu? Nggak boleh ngomong seperti itu,” protes Naya kesal.Aluna menenangkan hati Naya. Sedangkan Dena hanya tersenyum dan kemudian menerima telepon ayahnya.Dena menangis dan meminta maaf kepada Ardan. Mereka bicara dengan penuh kehangatan. Naya bisa melihatnya. Bahkan dia iri kepada Dena karena bisa berkeluh kesah dengan ayahnya sedangkan Naya tidak bisa seperti Dena, bahkan dia tidak tahu siapa ayahnya. Aluna bisa melihat kesedihan putrinya. Dia tahu kalau Naya sangat ingin mengetahui siapa ayah kandungnya, tapi Aluna belum siap dan takut jika Naya akan mencarinya dan mungkin memilih tinggal bersama Ardan. Sedangkan Aluna sudah memutuskan kontak dengan siapa pun yang berhubungan dengan keluarga Batara.Hampir setengah jam mereka mengobrol. Kini hati baik Dena dan Ardan sama-sama plong seperti tidak ada beban yang menghinggap
last updateLast Updated : 2023-09-26
Read more

89. Masakan Aluna

“Kenapa aku malah memikirkan Mas Ardan? Tidak ...aku harus membuang wajah Mas Ardan dari bayangan atau pikiranku, tapi ... Kenapa begitu sulit untuk melupakan pria itu?” tanya Aluna dalam hati sedikit kesal. Aluna berusaha menyibukkan dirinya lagi memasak meskipun kadang sekelabat bayangan masa lalu masih saja menghinggapi dirinya tapi terasa sulit. Bagaimana tidak Aluna tahu makanan kesukaran mantan suaminya dulu. Meskipun hanya dua tahun mereka bertahan dalam pernikahan kenangan itu masih saja selalu saja datang tanpa diundang.Aluna tak ingin banyak berpikir, dia kembali fokus untuk menyelesaikan orderannya yang akan sebentar lagi diambil pemiliknya. Masih banyak yang harus dia kerjakan. Rani dan Lastri melihat gerak gerik Aluna yang tidak biasanya. Merasa khawatir dan sedih. “Huh ... apalagi yang dipikirkan Luna, ya?” Rani bergumam tapi didengar oleh Lastri yang pada saat itu mereka berdua saling membantu menyiapkan nasi kotak pesanan. Dengan telaten Lastri memasukkan menu
last updateLast Updated : 2023-09-27
Read more

90. Sesi Curhat

“Rasa makanan ini mengingatkan aku denganmu, tidak mungkin ada yang menandingi masakanmu hampir mendekati sempurna atau apakah memang kamu yang memasaknya?” Ardan menikmati makanannya selain perutnya sudah tidak bisa diajak kompromi masakan itu membuatnya teringat akan masa lalu yang ingin dia renggut kembali.Setelah menghabiskan makanan itu, Ardan langsung menyuruh Siska untuk mencari tahu tentang pemilik warung itu. Siska pun sedikit terkejut sekaligus bahagia karena akhirnya bos dinginnya itu penasaran dengan pemilik warung itu. “Kenapa Mbak, kok senyum-senyum gitu?” Malik melihat Siska yang baru saja keluar dari ruangan Ardan terlihat bahagia.“Jangan yang berpikiran yang aneh-aneh dulu. Aku sangat bahagia hari ini,” jawabnya sambil duduk di meja tempat kerjanya. Malik pun menjadi penasaran apa yang dimaksud oleh Siska. “Cerita dikit dong Mbak, ada apa?” Malik antusias ingin mendengarkan cerita Siska apalagi jika mengenai bos mereka yang dingin tapi selalu baik dengan karyawanny
last updateLast Updated : 2023-09-29
Read more
PREV
1
...
7891011
...
13
DMCA.com Protection Status