Semua Bab Aku Istrimu, tapi Bukan Cintamu : Bab 101 - Bab 110

122 Bab

101. Menghindar

Bab 101“Ummi, ada apa? Kenapa menangis?” Anaya mendekati Aluna saat dirinya sedang duduk di halaman belakang sendirian. Naya yang baru saja dari kamar mandi dan melihat ibunya di sana.“Naya? Kamu dari mana Sayang? Kita pulang yuk!” ajak Luna tanpa basa-basi. “Ummi belum menjawab pertanyaan Naya? Kenapa Ummi menangis sendirian di sini, sebentar lagi acara Dena akan segera mulai, kita ke sana yuk!” ajak Naya yang tidak sabar ingin melihat acara ulang tahun itu. Aluna terkejut dan masih belum siap jika Naya akan bertemu dengan ayah kandungnya sendiri, apalagi saat Ardan mengirimkan banyak pesan tapi tidak dihiraukan oleh Luna lebih membuatnya waspada. “Sayang, tiba-tiba Ummi pusing, nggak tahu kenapa mungkin kecapean kali ya. Ummi mau istirahat di rumah saja. Lagian Ummi tidak terbiasa banyak orang, dan ...“Dan apa Ummi?” tanya Naya penasaran. “Nggak apa-apa Sayang, Ummi hanya lelah dan ingin istirahat. Pesanan hari ini begitu banyak tidak seperti biasanya,” kilah Aluna berusaha
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-14
Baca selengkapnya

102. Saling Bicara

“Di mana Tante Luna?” tanya Dena celingak-celinguk mencari wanita cantik itu. “Aku juga nggak tahu di mana Ummi, tadi ada di sini kok, tapi nggak tahu sekarang,” sahut Naya ikutan khawatir. Ardan tetap diam karena dia masih saja memandang wajah imut Naya. “Papi, Dena mau Tante Luna, di mana Tante Luna?” Dena semakin sedih membuat Ardan merasa kesal dengan tindakan Luna. “Di mana kamu Luna? Mencoba menghindar dariku? Enak saja, aku sudah menemukan kalian dan tidak akan pernah lagi melepaskan kalian meskipun akan banyak rintangan nantinya. Kamu masih harus menjelaskan semuanya!” gerutunya dalam hati. “Naya cari dulu ya?” Naya berinisiatif untuk mencari ibunya sendiri, namun, saat ingin melangkah pergi, pergelangan tangan Naya ditangkap oleh Dena.Naya terkejut, kembali membalikkan badannya. “Ada apa?” tanya Naya bingung.Tiba-tiba saja Dena memberikan potongan kue yang ke dua kepada Naya. “Kamu dan Tante Luna adalah orang yang sudah membuat Dena menemukan kebahagiaan yang tak per
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-15
Baca selengkapnya

103. Rindu

“Ya Allah putriku, Abi sangat bangga sama Naya. Seandainya kamu tahu kalau orang yang kamu ajak bicara ini adalah ayah kandungmu, tapi apakah aku akan diterima jika aku mengatakan yang sebenarnya, bagaimana dengan reaksinya? Aku takut Naya akan lebih menjauh dan membenciku,” pikir Ardan dalam hati.Pembicaraan mereka meskipun singkat tetap menimbulkan kemestry diantara mereka. Tangan mereka tetap berpegangan sampai akhirnya mereka menemukan Aluna yang sibuk di dapur membereskan dapur yang tampak sedikit berserakan.Naya langsung memanggilnya dengan sedikit berteriak sehingga Aluna dengan cepat menoleh ke arah sumber suara itu. Aluna terkejut dan syok saat melihat Ardan menggandeng tangan kecil Naya. “Mas Ardan?” panggilnya pelan. Naya sedikit menarik tangan Ardan dan menghampiri Aluna. Wanita cantik itu semakin gugup saat mereka telah sampai di hadapannya. Begitu juga dengan Rani dan Lastri yang menyusul mencari keberadaan Aluna semakin curiga dengan bahasa tubuh mereka yang aneh.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-17
Baca selengkapnya

104. Negosiasi

“Maaf, aku terbawa suasana, tapi tolong jangan menghindar dariku. Ada banyak yang ingin aku ceritakan sama kamu dan kamu tidak keberatan kan jika aku selalu melihat anak kita? Dia putriku kan? Tolong jawab Luna, aku mohon!” desak Ardan ingin memastikan. Aluna masih diam seakan mulutnya terkunci rapat. Hanya linangan air mata yang sudah mewakili perasaannya dan apa yang dikatakan Ardan adalah benar adanya. “Jawab Aluna, aku butuh kepastian dari mulutmu sendiri, apa perlu aku memberitahukan kepada Naya sendiri kalau ibunya yang telah merahasiakan dirinya sendiri,” ancam Ardan seketika.Mendengar perkataan Ardan, Aluna mulai tersulut emosi dengan menatap tajam pria tampan itu.“Ya aku memang menyembunyikan kehamilan Naya, tapi kamu pasti tahu penyebabnya, apakah aku harus menceritakan sedetail mungkin kepada Naya apa yang dia lakukan kepada ibunya?” tanya balik Luna menegaskan.Seketika Ardan malah terdiam, tidak bisa menjawab pertanyaan balik Aluna.“Maaf Luna, kamu memang benar kesal
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-19
Baca selengkapnya

105. Permintaan Dena

“Papi kok lama sekali sih bawa Tante Aluna keluar, kalian sedang membicarakan tentang apa kok sepertinya serius banget, apakah Papi sudah mengenal Tante Luna?” tanya Dena yang serba ingin tahu. Begitu juga dengan Naya yang terlihat bingung melihat kedekatan Umminya dengan papinya Dena. “Oh nggak Sayang, tadi ada sesuatu yang masuk di mata Tante Luna jadi Papi membantu mengeluarkan kotoran itu. Sudah nggak sakit lagi kan?” tanya Ardan pura-pura.“I—iya sudah nggak apa-apa kok. Terima kasih sudah membantu Pak Aris, maaf merepotkan,” sahut Aluna kembali gugup. “Oh gitu, Papi memang sangat perhatian dan Kenapa Papi lama sekali di sini kan Dena sudah bilang mau kasih kue ulang tahun ini buat Tante Luna, dari tadi kan belum makan,” sungut Dena sedikit kesal sambil membawa kotak makanan yang berisi potongan kue ulang tahun yang sengaja disisakan oleh Dena.Aluna melihat kotak makanan itu., Dia lalu membawa Dena untuk duduk di kursi panjang kayu. Naya dan Ardan pun mengikutinya. “Sekaran
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-21
Baca selengkapnya

106. Meminta Kejujuran

Aluna menghentikan langkahnya seketika, lalu memandang wajah Aluna dengan tatapan sendu. “Naya?” panggil Ardan pelan. Naya mengerti dengan apa yang diisyaratkan oleh mata Aluna. “Maafkan Naya Om, tapi tolong jangan memaksa Ummi. Dan tolong beri pengertian dengan Dena pintu kami tetap terbuka lebar untuk menerima kedatangannya tapi untuk Naya bertukar tempat meskipun Naya memang merindukan sosok seorang Abi, Naya tetap tidak ingin jauh dari Ummi karena Ummi yang sudah melahirkan dan membesarkan Naya dengan penuh perjuangan,” jelasnya lagi membuat Ardan terdiam.Begitu juga dengan Aluna yang tidak menyangka bisa berbicara seperti layaknya orang dewasa. Tak ingin terlalu lama di tempat itu, Aluna kembali melanjutkan langkahnya meninggalkan Ardan. Pria tampan itu pun membiarkan dua wanita beda generasi itu pergi. Sedangkan Dena masih saja terdiam dengan lelehan air mata yang sudah membanjiri pipinya. “Aku tidak mau kehilangan Dena tapi aku juga tidak mau membuat putri kandungku send
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-22
Baca selengkapnya

107. Siapa Abi Naya?

“Sandra? Teman Naya yang baru keluar dari sekolah itu kan?” tanya Aluna memastikan.“Ummi tahu dia keluar dari sekolah karena apa?” tanya Naya.“Ya karena papanya Sandra pindah tugas ke Bandung dalam waktu yang lama, makanya mau tak mau Sandra harus ikut kan?” “Iya Ummi memang benar, tapi Sandra pernah bilang setelah dia pergi ke Bandung orang tuanya akan berpisah, dan Sandra harus tinggal bersama papanya saja karena ibunya akan pergi jauh bahkan katanya Sandra nggak bisa lagi bertemu dengan ibunya karena beda kota,” jelas Anaya pelan. “Sayang?” “Ummi, Sandra sering menangis di sekolah karena nggak mau pisah sama ibunya tapi kata orang dewasa itu bilang kalau Sandra harus ikut dengan papanya yang lebih kaya dan terjamin daripada dengan ibunya yang miskin. Mereka tidak mempunyai belas kasih terhadap Sandra dan ibunya. Dia tidak berani berontak atau menolak karena suaranya pasti nggak di dengar karena masih kecil, tapi nggak berlaku untuk Naya, Ummi.”“Apakah Naya ingin berpisah deng
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-22
Baca selengkapnya

108. Berdebat

Ardan masih saja melihat ke layar sentuhnya. Dia pun tersenyum sendiri saat melihat beberapa foto itu yang diabadikan oleh Siska sekretarisnya.Ardan mengingat bagaimana dia menyuruh Siska untuk bisa mengambil foto ibu dan anak itu. Dia pun tak mengira saat di dapur pun Siska berhasil mengabadikan dirinya bersama Aluna dalam adegan berpelukan meskipun terlihat ekspresi Aluna yang berontak. Hanya Siska yang tahu siapa Aluna sebenarnya karena Ardan sudah menceritakan sedikit tentang siapa pemilik warung itu yang kebetulan di sewa untuk menyediakan kotak nasi dalam acara ulang tahun Dena. “Sepertinya takdir ingin kita kembali Aluna, aku tidak peduli apa pun yang terjadi kalian harus bersamaku kembali, aku ingin bersama keluargaku yang sebenarnya. Aku capek hidup seperti ini. Hidup dengan kepura-puraan, sedangkan Delia, dia begitu tak peduli dengan hubungan perkawinan ini tapi jika aku mengakhiri semuanya bagaimana dengan hidup Dena? Bahkan Om Ardi pun bersikap tidak tahu menahu. Dena
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-23
Baca selengkapnya

109. Pergi Ke Sekolah

Wajah pria tampan itu pun langsung tersenyum begitu juga dengan gadis kecil yang sedari tadi menundukkan kelapanya kembali diangkat setelah mendengar nama Aluna disebut ikut menyunggingkan sebuah senyuman. Dena langsung beranjak dari tempat duduknya dan memeluk erat Aluna. Seketika Ibu kepala sekolah pun terkejut dengan sikap calon anak didiknya yang begitu akrab dengan Aluna. “Kalian sudah saling mengenal?” tanya Bu Nia kelapa sekolah itu penasaran.“Iya Bu, Dena adalah teman anak saya,” jawabnya sambil melonggarkan pelukan Dena.“Oh syukurlah jadi Dena bisa langsung beradaptasi dengan lingkungan yang baru ini ,” jawab Bu Nia tersenyum “Iya Bu,” sahut Aluna sedikit kikuk karena Ardan tetap saja tidak mengalihkan pandangannya dari dia.“Dena, kenapa menangis?” tanya Aluna lembut sembari mengusap air mata yang sudah membanjiri wajahnya.“Apakah Tante marah sama Dena sehingga meninggalkan Dena di panti asuhan itu?” tanya Dena pelan.“Sayang, Tante nggak bisa marah dengan gadis kecil
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-23
Baca selengkapnya

110. Pamer Ponsel

“Nay, kamu nggak ikutan melihat ponsel Dena? Dia memang anak orang kaya ya?” tanya Refa mendekati Naya yang asyik makan dari bekal yang dibuatkan oleh Aluna di halaman taman sekolah. “Nggak, lagian Naya lapar makanya makan di halaman. Refa mau?” tanya balik Naya sambil mengunyah makanannya. Tidak lupa dia pun menawarkan makanan itu kepada Refa. Tentu saja Refa bergegas mengambil makanan itu. Roti tawar isi selai coklat yang dipanggang, sangat disukai oleh Naya dan juga teman-temannya. Naya selalu membawa banyak makanan karena bisa membagikan kepada teman-temannya saat istirahat. “Ummi Naya memang sangat pintar membuat bekal makanan, terima kasih Nay, bisa mengganjal perut nanti,” sahut Refa sambil memakan roti itu dengan lahapnya. Naya lalu membungkus beberapa potong roti lagi di dalam plastik. “Dan ini untukmu dan adikmu, simpanlah kamu pasti akan lapar setelah pulang sekolah dan adikmu pasti menunggu kapan kamu membawa makanan,” ucapnya sambil menyodorkan kantung plastik berw
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-24
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
8910111213
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status