Home / Romansa / Aku Istrimu, tapi Bukan Cintamu / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Aku Istrimu, tapi Bukan Cintamu : Chapter 111 - Chapter 120

122 Chapters

111. Saling Sindir

Naya pun menghampiri Anggi dan bertanya kepadanya. Dengan suara cegukan Anggi pun menceritakan apa yang terjadi meskipun dia tahu kalau Aryan pasti pelakunya yang selalu membuat anak perempuan menangis. Namun, hal itu sudah biasa bagi mereka tapi yang membuat Naya kesal karena Dena pun terlihat acuh tapi malah ikuti menertawakan Anggi meskipun dia tidak secara langsung menghina Anggi. “Kamu tidak perlu mendengarkan anak yang menghinamu, anggap saja dia orang gila, lagian buat apa bertengkar dengan orang gila kan?” sindir Naya sambil melirik ke arah Aryan membuat anak laki-laki itu pun terlihat kesal “Hei kamu, nggak usah ikut campur anak penjual naai, kalian itu sama dari anak orang miskin. Meskipun ibumu adalah guru di sini tapi tidak menghilangkan status kamu sebagai anak orang miskin, lagian kamu saja nggak mempunyai ayah atau jangan-jangan ibumu itu adalah seorang yang merebut ayah orang lain, kalau nggak salah namanya pelakor, iya kan?” hina Aryan terang-terangan dengan terseny
last updateLast Updated : 2023-10-25
Read more

112. Naya Benci Dena

“Sayang” panggil Aluna lembut. Naya menoleh dan membuyarkan pandangan mereka.“Ummi, kita pulang yuk!” ajak Naya tanpa menjawab pertanyaan Dena. Aluna pun mengikuti Naya yang duluan berjalan. Dena tampak kesal karena untuk sekian kalinya Naya bersikap acuh kepada Dena. Merasa diacuhkan Dena pun keluar dari mobil dan meneriaki Naya. Dena pun meraih tangan Naya setelah berhasil mengejar Naya. “Kamu kenapa sih Naya, kok sikap kamu berubah? Kamu mulai benci dengan Dena? Memang apa salah Dena sehingga kamu bersikap seperti itu? Bukannya kita bersahabat?” tanya Dena memelas. “Nggak ada Dena, kamu tidak ada salah apa pun, hanya keadaan yang salah. Jika kamu mau ke rumah silakan. Mau makan pun silakan yang penting bayar, ini sudah siang kasihan Ummi mau bekerja lagi, “ jelasnya.” “Kenapa kamu tidak naik mobil Dena saja, lebih nyaman dan nggak panas-panasan?” ajak Dena. “Makasih, tapi kami sudah biasa seperti ini apa lagi Ummi juga bawa motor kok. Assalamualaikum!”Naya melanjutkan lan
last updateLast Updated : 2023-10-25
Read more

113. Nasihat Ardan

“Kenapa diam, ada yang salah dengan ucapan Papi barusan?” tanya Ardan saat melihat wajah Dena yang ditekuk. “Pa—Papi marah sama Dena? Apakah Naya mengadu sama Papi ya kalau Dena membawa ponsel ke sekolah?” tanyanya sedikit kesal. “Apakah Papi mengajarkan kamu untuk bersikap seperti itu? Kenapa Dena melakukan hal itu? Kenapa Dena membiarkan Naya ditertawakan oleh teman yang lain? Seharusnya Dena malah menemani Naya, menghibur dia, bukan malah meragukan siapa Tante Luna. Jika Naya menceritakan semua apa yang terjadi di sekolah maka Tante Luan pun akan membenci Dena. Apakah itu yang Dena mau? Bukankah Dena ingin Tante Luna menjadi mamanya Dena tapi jika pikiran Dena mengatakan kalau Tante Luna sebagai pelakor atau perebut suami orang otomatis mereka akan lebih menjauh. Lagian dari mana kamu mendapatkan kata itu, apa dari ponsel yang Papi berikan? Mana ponsel Dena?” tangan Ardan meminta ponsel itu.“Pi ...maafkan Dena, tapi Dena nggak sengaja, itu semua salah Aryan, anak laki-laki itu y
last updateLast Updated : 2023-10-26
Read more

114. Permintaan Maaf Dena

Aluna pun melihat sekelilingnya dan benar memang masih banyak pembeli yang ingin dilayaninya.“Maaf, tapi tidak bisa lama-lama karena warung masih ramai atau mau menunggu sebentar, saya nggak bisa meninggalkan mereka?” bujuknya karena memang masih terlihat ramai. “Tante, Dena juga harus istirahat, kami juga belum pulang ke rumah kecuali kami boleh menginap di rumah Tante, boleh kan?” Dena begitu bersemangat. “Tidak!” jawab lantang Naya hampir sebagian orang melihat ke arahnya.Aluna tak enak hati jika dilihat banyak orang. Mau tak mau Aluna membawanya ke rumah yang terletak di samping warungnya. Mereka pun duduk di teras rumah. Sedangkan Naya tetap berdiri di samping Aluna yang sudah duduk bersama Ardan dan Dena. Ada sedikit rasa canggung untuk bisa duduk bersama apalagi jarak duduk mereka tidak terlalu jauh. Ardan tak lepas memandangi terus wajah Aluna sehingga wanita cantik itu pun bersemu merah. Dena yang tidak mengetahui apa-apa pun sedikit merasa curiga dengan gerak tubuh pa
last updateLast Updated : 2023-10-29
Read more

115. Pendekatan

Ardan langsung melepaskan Aluna karena dia juga tidak mau akan terjadi sesuatu hal dengannya dan Naya.“Maaf Lun, aku hanya ....” ucapan menggantung saat Aluna langsung bertanya tentang kondisi papanya. “Bagaimana kondisi papa apakah beliau baik-baik saja?” akhirnya Aluna juga penasaran dengan kondisi kesehatan mantan mertuanya itu. “Alhamdulillah untuk saat ini baik-baik saja. Papa tidak bekerja lagi di perusahaan, kini aku yang mengambil tanggung jawab itu. Ternyata apa yang papa lakukan di perusahaan aku baru menyadarinya kalau tanggung jawab papa semasa itu sangat berat, aku baru menyadari semuanya,” jelas Ardan pelan.Aluna kembali duduk diikuti oleh Ardan. Dia senang akhirnya Aluna mau mendengarkan keluh kesahnya. “Alhamdulillah akhirnya kamu bisa berubah, Mas. Kamu mengambil tanggung jawab dengan benar. Berarti permintaan papa sudah kamu turuti,” sahutnya tersenyum lega jika mantan mertuanya masih sehat.“Nggak semuanya Lun, ada satu permintaan yang belum bisa aku turuti,”
last updateLast Updated : 2023-10-29
Read more

116. Perubahan Sikap

Naya memperhatikan wajah pria itu lebih dekat lagi. Wajah yang sempurna dan memang mempunyai kemiripan dengan Naya. “Abi memang sangat tampan pantas saja banyak yang menyukai Abi, tapi apakah Abi juga banyak pacar? Buktinya Abi dulu tidak menyukai Ummi karena Ummi cacat, dan sekarang Abi kembali dan ingin mengajak kami untuk hidup bersama. Naya Ingin sekali mempunyai keluarga yang utuh. Naya ingin memeluk Abi. Naya ingin mereka tahu kalau Naya masih mempunyai Abi tapi bagaimana dengan nasib Dena? Apakah dia akan membenci Naya jika dia tahu Nayalah putri kandungnya bukan Dena,” gelisahnya dalam hati.“Apakah Naya tidak merindukan Abi dan apa yang dikatakan Ummi tentang Abi Naya?” desak Ardan ingin mengetahui apa saja yang diajarkan oleh Aluna. “Awalnya iya, Naya kan nggak pernah melihat wajah Abi Naya, tapi setiap Naya bertanya di mana Abi Naya Ummi langsung terlihat sedih. Dari situ Naya nggak akan pernah bertanya lagi tentang jika membuat Ummi menangis,” jelasnya panjang lebar.De
last updateLast Updated : 2023-10-30
Read more

117. Di mana Naya

Hari-hari berlalu dijalani oleh dua keluarga yang berbeda. Dena semakin akrab dengan Naya. Mereka begitu lengket bagaikan prangko, selalu bersama-sama. Dena pun memang tak pernah lagi ikut menertawakan Naya jika dia kena di bully malah Dena yang akan membela Naya jika asa yang berani mengganggu Naya. Aluna semakin sibuk dengan urusan warungnya karena semakin hari semakin banyak orderan yang datang untuknya. Aluna sampai kewalahan untuk mengatasinya sehingga Ardan pun memperkerjakan karyawan tetap untuk membantu Aluna. Ya berkat Ardan yang melobi ke sana kemari untuk memperkenalkan masakan Aluna sehingga banyak yang ingin mencobanya, ada juga yang memesan tiap hari untuk dijadikan menu makan mereka di kantin.Aluna menolak uang pemberian Ardan. Dia berdalih untuk kebutuhan Anaya tapi Aluna tidak mau memakai uang itu dan mengembalikannya kepada mantan suaminya itu. Ardan berpikir keras untuk bisa membantu perekonomian Aluna, sehingga timbul ide untuk membuat warung Aluna semakin dike
last updateLast Updated : 2023-10-31
Read more

118. Naik Mobil Mewah

Mendengar ucapan Bu Nia Aluan pun terkejut. Bu Nia kembali menjelaskan kalau Dena sendiri yang berinisiatif membawa Naya ikut dengannya, karena sampai di kantor Ardan pun terkejut dengan kedatangan dua gadis kecil itu ke kantornya. Setengaj jam yang lalu ....Bel sekolah telah berbunyi yang menandakan mereka pulang sekolah. Anak-anak berlarian ke luar mencari penjemput mereka. Hanya Naya dan Aluna yang belum terlihat. Meskipun Naya tahu kalau hari ini Umminya sedang sibuk dengan pesanan orderan yang semakin meludak. “Naya, kamu belum dijemput ya?” tanya Dena polos.“Iya, mungkin Ummi lupa kalo jemput Naya,” sahutnya sedikit kecewa.“Dena juga belum di jemput, hari ini. Papi juga sibuk pasti papi tidak menjemput Dena .”“Nasib kita kok sama ya?” tanya Naya menatap sendu.“Kita tunggu di luar yuk!” ajak Dena kembali bersemangat.“Oke!”Mereka pun melangkah pergi untuk sampai di depan gerbang sekolah. Pak Agus melihat mereka berdua saling berpegangan tangan “Kalian berdua belum dije
last updateLast Updated : 2023-10-31
Read more

119. Tertidur Di Kantor

Lima belas menit perjalanan akhirnya mereka sampai di sebuah gedung menjulang tinggi. Naya sampai tertegun saat melihat gedung dan sekitarnya yang begitu indah di pandang mata. Pak supir menurunkan mereka di halaman parkir. Dena yang sering pergi ke kantor ayahnya sudah terbiasa untuk keluar masuk di gedung itu. “Sungguh ini kantor Abi? Tinggi sekali? Apakah banyak orang di dalam sana?” tanya Naya dalam hati begitu takjub melihatnya.Dena memperhatikan Naya yang begitu lugu melihat bangunan itu. “Apakah kamu tidak pernah melihat gedung-gedung seperti ini?” tanya Dena bingung. “Pernah lihat tapi hanya di televisi. Ini sungguhan kan?” Naya begitu bersemangat untuk mengitari pemandangan itu. “Ya iyalah, masa mainan. Ayuk, kita masuk!” “Tunggu Dena!” panggilnya lagi.“Ada apa, Naya?” Naya berlari kecil menghampiri Dena yang telah jalan duluan. “Memang anak kecil seperti kita boleh masuk ke sana , nanti kalau diusir bagaimana?” tanya Naya meragukan.“Naya sayang, kantor ini milik P
last updateLast Updated : 2023-10-31
Read more

120. Masa Lalu

Mengingat masa lalu itu Ardan semakin marah. Apalagi dia menyalahkan Tuan Ardin atas semua yang terjadi. Menurut Ardan seandainya Tuan Ardin mengatakan siapa Aluna sebenarnya tentu tidak akan seperti ini.Hubungan antara ayah dan anak itu pun menjadi renggang, akan tetapi Ardan masih peduli dengan Tuan Ardin sehingga masih mau merawatnya sampai sekarang ini. Pria tua itu kini kembali sakit-sakitan karena terus memikirkan Aluna. Sedangkan Ardan antara marah dan merasa bersalah karena dirinya sendiri yang tidak peka dengan Aluna.“Kenapa Papa menyembunyikan hal sebesar ini? Kenapa Pa? Dan Aluna kenapa juga tidak memberitahukan kalau dia yang telah menolongku dari kecelakaan, bahkan kakinya menjadi korban karena aku! Aku memang tidak bisa melihat kebaikan Aluna, bahkan dia rela bertahan selama dua tahun dari keluarga ini padahal dia sudah banyak membantu. Aku tidak bisa diam begitu saja, aku harus mencarinya tapi di mana? Sedangkan nomor ponselnya saja sudah tidak aktif dan menyuruh or
last updateLast Updated : 2023-10-31
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status