Semua Bab Cinta Dalam Skandal : Bab 61 - Bab 70

101 Bab

Bab 60 : Pertemuan Diluar Perkiraan

Ariana mengendarai mobilnya menuju ke sebuah bangunan gedung yang tidak terlalu tinggi. Dari luar, penampakan gedung tersebut seperti gedung mall biasa, tapi jika telah masuk ke dalam, orang-orang akan mengetahuinya. Bahwa ini adalah tempat orang-orang berkantong tebal, menghabiskan uang mereka. Terlebih jika hobinya memang adalah bermain golf. Selain menyediakan lapangan golf yang luas nan super lengkap, gedung ini juga terdapat restoran mewah yang biasa disinggahi mereka yang telah selesai bermain golf. Tidak hanya itu, banyak ruangan-ruangan tempat kumpul para pecinta golf dan ruangan khusus untuk para membernya. Tempat ini adalah salah satu bisnis milik perusahaan ayahnya yang kini dipegang oleh Kenzo. Di masa lalu, dirinya dan sang ayah, lebih banyak menghabiskan waktu di sini. Bersama dengan Kenzo dan ayahnya yang masih ada. Begitu banyak kenangan yang indah di masa-masa saat mereka remaja beranjak dewasa. Tanpa adanya beban pikiran berat yang mengganggu. Siapa yang menyangka ji
Baca selengkapnya

Bab 61 : Permainan strategi Daris

Ariana bersiap di posisinya untuk memukul bola yang bisa hanya tinggal satu pukulan lagi menuju lubang. Karena telah lama ia sejak terakhir kali bermain golf, tubuhnya sedikit kaku. Ia memfokuskan konsentrasi penuh pada permainan, meski awalnya hanya untuk bersenang-senang, menerima tawaran dari Daris. Tampaknya, jiwa kompetitif dalam dirinya berkobar sekarang. Wajar saja jika olahraga favoritnya ini sudah lama tidak Ariana sentuh bertahun-tahun. Ariana memukul bola dengan tongkatnya memakai perasaan penuh, sehingga bola berhasil masuk. Suara tepuk tangan langsung terdengar dari Daris dan orang-orang yang ia bawa. “Bravo! Untuk ukuran seseorang yang belum pernah bermain golf, kamu cukup pandai, Nona Bitna.” Ariana tertawa mendengar pujian tersebut sambil memberikan tongkat golfnya pada seorang caddy sembari melepaskan sarung tangan yang ia gunakan. “Anda terlalu memuji saya, Om. Kebetulan saya pernah bermain di drama korea yang menunjukkan adegan bermain golf. Sehingga saya mau tida
Baca selengkapnya

Bab 62 : Melepas Rindu Virtual

Hari ini, Ariana menghabiskan waktunya di rumah, tanpa ada rencana apapun pergi keluar. Sejak setelah Kenzo pergi bekerja, ia telah mengurung diri di ruang kerja sang tunangan, dimana tempat buku-buku tersimpan. Kali ini lebih memilih menghabiskan waktunya di ruang baca. Bukan sekedar mengisi waktu luang, tapi di masa lalu maupun sekarang, hobinya adalah membaca. Karena itulah Kenzo mengisi penuh ruangan ini dengan buku. Bisa dikatakan jika ruang kerja Kenzo adalah perpustakaan pribadinya juga. Di masa lalu, saat ia telah memutuskan untuk menyerahkan seluruh perusahaan pada Kenzo, dan mengabdi sebagai istri Kenzo, ia lebih banyak menghabiskan waktu dengan buku. Saat itulah juga, Ariana masih belum menemukan sesuatu yang dirinya inginkan. Ariana bisa menghabiskan waktu berjam-jam tenggelam dalam dunianya. Jika tidak ada Kenzo, ia mungkin tidak akan makan seharian penuh. Karena itulah, ketika ia mengutarakan niatnya pada Kenzo, pria itu meminta pembantu mereka untuk mengingatkan diriny
Baca selengkapnya

Bab 63 : Tetap Sibuk Walaupun Menganggur

Ariana tengah mengaplikasikan produk skincare perawatan malamnya, saat Kenzo telah menunggunya di atas kasur. Sambil memangku laptop dan mengetik cepat di atas keyboardnya. Begitu ia beranjak dari duduknya, Kenzo seakan mengetahuinya. Ia berhenti bekerja dan menutup laptopnya, menyimpannya di atas nakas, lalu menyambut Ariana. “Lanjutkan saja pekerjaanmu, aku masih ingin membaca buku.” “Tidak, waktu bersamamu adalah yang paling berharga. Bekerja adalah di kantor.” Ariana memutar bola matanya malas sembari mengambil buku di sisi meja nakas. “Lalu kamu tadi melakukan apa?” Kenzo sepertinya memang ingin berbicara pada Ariana, tapi wanita itu mengabaikan dirinya. Ia membuka bukunya dan mulai tenggelam dalam dunia kecil yang telah tercipta. Pria itu menunggu sang tunangan peka pada tatapannya bahwa ia memang ingin melakukan pillow talk dengannya saat ini. “Kalau kamu ingin berbicara, aku akan mendengarkan,” ujar Ariana sembari membalik halaman buku. “Dasar pembohong!” dengus Kenzo yang
Baca selengkapnya

Bab 64 : Harinya Ariana dan Kenzo

Ariana pikir, Kenzo akan membawanya pergi untuk berkencan di suatu tempat. Lebih banyak pria itu membawanya ke sebuah restoran berbintang yang mewah. Tidak tanggung-tanggung menyewa seluruhnya dan menciptakan kesan romantis untuk hanya dinikmati mereka. Atau menonton bioskop, berkencan di cafe sederhana, bahkan berjalan-jalan menikmati pemandangan kota Jakarta di malam hari. Namun, kali ini tunangannya itu meminta dirinya untuk berdandan secantik mungkin, tapi untuk tidak pergi kemana-mana. Kenzo mengatakan bahwa kencan mereka kali ini di rumah. Ia bahkan tidak boleh turun ke meja makan dan dapur, dari saat sore tadi pria itu tengah mempersiapkan acara seorang diri. Meski rasa penasaran begitu menghantui, Ariana masih ingat untuk menghargai kejutan yang diberikan oleh sang tunangan. Dimulai dari pukul 5 sore tadi, Ariana telah bersiap-siap, sesuai dengan request yang diinginkan oleh Kenzo. Ia masih mengenakan kimono mandinya saat masih sibuk berdandan mempercantik wajahnya. Setelah d
Baca selengkapnya

Bab 65 : Menolak Percaya

"Di masa lalu, ayahmulah yang membunuh ayahku, Aria." Ariana membelalakkan matanya setelah kalimat itu meluncur dari mulut di hadapannya. Ia terkejut bukan main, dan segera melepaskan tangannya yang melingkari leher Kenzo. Napasnya tak beraturan begitu juga dengan langkahnya yang mundur, menjauh dari Kenzo. Netranya tidak fokus sama halnya dengan pikirannya yang segera menyangkal hal tersebut. Ia pikir, ialah yang hendak menghancurkan semua momen romantis ini dengan pernyataan keputusannya. Namun, Kenzo lah orang yang menghancurkan hal tersebut. “Aria, Sayang …” Kenzo baru saja berusaha hendak menggapai lengan Ariana yang hampir oleng, sebelum akhirnya ditepis dengan kasar oleh Ariana. Tatapannya menatap nyalang pada Kenzo dan bibirnya bergetar mengatakan, “Apa yang kamu katakan, Ken?” Baru saja Kenzo hendak melanjutkan perkataannya, Ariana lebih dulu memotongnya, “Omong kosong apa yang kamu katakan itu, Ken? Papa memang tidak merestui kita, tapi dia bukan orang yang tega membunuh
Baca selengkapnya

Bab 66 : Waktunya Kembali

Sebuah bangunan tua terbengkalai yang sudah tidak terjamah orang-orang di pinggiran ibukota. Dipagari oleh kawat-kawat tajam yang terlilit di sekeliling pembatas bagian atasnya, guna melarang secara tidak langsung orang-orang menggunakan bangunan tersebut. Terlebih untuk hal-hal tidak bermanfaat dan tidak baik seperti tindakan kriminal. Kawasan itu cukup sepi sebab pemukiman di sekitarnya, mempercayai adanya hantu di bangunan tua tersebut. Karena lamanya waktu bangunan itu tidak digunakan. Namun, bagi beberapa orang, tempat tersebut adalah tempat sempurna untuk pertemuan rahasia. Sehingga beberapa orang, mengubah tempat tersebut menjadi layak huni. Setidaknya di bagian dalam bangunan tersebut. Seperti fungsinya sebagai tempat pertemuan rahasia, mereka tidak mengubah imej bangunan tersebut dari luar. Seorang pria memasuki sebuah jalanan kecil yang hanya pas untuk satu mobil yang ia kendarai saja. Jalanan tersebut cukup panjang hingga menghabiskan waktu satu menit, ia mengendarai mobi
Baca selengkapnya

Bab 67 : Membujuk Ariana

“Lihat siapa yang datang? Sebuah kejutan!” Ariana tidak menghiraukan lagi panggilan dari Dalmi di seberang telpon. Senyumnya mengembang kala melihat keberadaan Vanessa dan Ryan di depan apartemennya. “Ternyata belum benar-benar pergi, ya?” gumam Ryan sembari memperhatikan sekeliling apartemen. “Ayo masuk!” ajak Ariana sembari mempersilahkan keduanya masuk. Ryan dan Vanessa melangkah masuk ke dalam apartemen Ariana dan betapa terkejutnya mereka melihat bagaimana kondisi apartemen wanita itu yang sangat berantakan. Jika boleh berkomentar, Ryan hampir saja mengatakan jika apartemen ini lebih mirip seperti kapal pecah. Terdengar tawa sumbang dari Ariana di belakang yang menyusul mereka. Ia baru menyadari betapa berantakannya kediamannya sekarang. “Aku akan kembali ke Korea dalam dua minggu lagi, jadi aku mempersiapkan semuanya mulai dari sekarang.” Keduanya keheranan karena mendengar jika keberangkatan Ariana ke Korea ternyata masih cukup lama. Namun, melihat bagaimana kondisi ini, m
Baca selengkapnya

Bab 68 : Keputusan Sulit Kenzo

“Bukannya kita udah terlalu berlebihan ngurus mereka, Ryan?” “Gue cuman pengen ngomong sekali lagi sama dia, itu aja. Terserah keputusan apa yang mau dia ambil setelah ini gue gak akan ikut campur lagi.” Meskipun mereka berkata demikian pada Ariana untuk tidak ikut campur dalam hal ini lagi, karena rasa pertemanan mereka yang dalam, mereka tidak ingin jika sekali lagi Kenzo terlihat menyedihkan. Entah apapun yang menjadi masalah mereka, Ariana pada akhirnya telah lelah, dan memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka. Ia telah mendapatkan kembali ingatannya, memiliki kehidupan karir yang menyenangkan, dan telah memutuskan apa yang ia inginkan. Tidak butuh dan tidak peduli lagi pada Kenzo, pria yang merusak harga diri Ariana dan racun dalam hidupnya. Namun, mereka yakin jika Kenzo masihlah mencintai sangat Ariana. Begitu pun sebaliknya. Seharusnya mereka berdua tidak perlu bertindak seperti ini. Namun, dorongan rasa bersalah yang menghantui tidak bisa enyah begitu saja. Mereka tidak
Baca selengkapnya

Bab 69 : Inilah Akhirnya ?

Malam hari, Ariana memeriksa kembali barang bawaannya di dalam koper. Ia telah memeriksa dokumen penting dan memastikan semua list yang dirinya tulis telah terpenuhi. Koper yang telah ia periksa juga sudah aman semua. Pada akhirnya, Ariana tidak membawa banyak barang ke Korea, selain barang-barang penting. Sisanya, ia tinggalkan di sini, mengikuti saran Dalmi. Dengan sedikit berharap bahwa ia bisa kembali ke sini masih dengan status yang sama. Menggunakan apartemen ini beserta barang-barang yang ia tinggalkan. Masa depan yang telah sibuk ia bayangkan setiap hari sepertinya tidak akan pernah terwujud. Semenjak kencan malam mereka yang terakhir kali, Kenzo menunjukkan tindak tanduk seseorang yang berniat memutuskan hubungan. Belum lagi dengan pembicaraan terakhir mereka yang tidak memiliki kejelasan sama sekali.Ariana menghembuskan napas panjang, berusaha untuk menguatkan dirinya sendiri. “Mulai lupakan dia dan bangun karirmu sekarang, Ariana. Tidak, Bitna. Sekarang kamu adalah Bitna,
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
11
DMCA.com Protection Status