"Di masa lalu, ayahmulah yang membunuh ayahku, Aria." Ariana membelalakkan matanya setelah kalimat itu meluncur dari mulut di hadapannya. Ia terkejut bukan main, dan segera melepaskan tangannya yang melingkari leher Kenzo. Napasnya tak beraturan begitu juga dengan langkahnya yang mundur, menjauh dari Kenzo. Netranya tidak fokus sama halnya dengan pikirannya yang segera menyangkal hal tersebut. Ia pikir, ialah yang hendak menghancurkan semua momen romantis ini dengan pernyataan keputusannya. Namun, Kenzo lah orang yang menghancurkan hal tersebut. “Aria, Sayang …” Kenzo baru saja berusaha hendak menggapai lengan Ariana yang hampir oleng, sebelum akhirnya ditepis dengan kasar oleh Ariana. Tatapannya menatap nyalang pada Kenzo dan bibirnya bergetar mengatakan, “Apa yang kamu katakan, Ken?” Baru saja Kenzo hendak melanjutkan perkataannya, Ariana lebih dulu memotongnya, “Omong kosong apa yang kamu katakan itu, Ken? Papa memang tidak merestui kita, tapi dia bukan orang yang tega membunuh
Sebuah bangunan tua terbengkalai yang sudah tidak terjamah orang-orang di pinggiran ibukota. Dipagari oleh kawat-kawat tajam yang terlilit di sekeliling pembatas bagian atasnya, guna melarang secara tidak langsung orang-orang menggunakan bangunan tersebut. Terlebih untuk hal-hal tidak bermanfaat dan tidak baik seperti tindakan kriminal. Kawasan itu cukup sepi sebab pemukiman di sekitarnya, mempercayai adanya hantu di bangunan tua tersebut. Karena lamanya waktu bangunan itu tidak digunakan. Namun, bagi beberapa orang, tempat tersebut adalah tempat sempurna untuk pertemuan rahasia. Sehingga beberapa orang, mengubah tempat tersebut menjadi layak huni. Setidaknya di bagian dalam bangunan tersebut. Seperti fungsinya sebagai tempat pertemuan rahasia, mereka tidak mengubah imej bangunan tersebut dari luar. Seorang pria memasuki sebuah jalanan kecil yang hanya pas untuk satu mobil yang ia kendarai saja. Jalanan tersebut cukup panjang hingga menghabiskan waktu satu menit, ia mengendarai mobi
“Lihat siapa yang datang? Sebuah kejutan!” Ariana tidak menghiraukan lagi panggilan dari Dalmi di seberang telpon. Senyumnya mengembang kala melihat keberadaan Vanessa dan Ryan di depan apartemennya. “Ternyata belum benar-benar pergi, ya?” gumam Ryan sembari memperhatikan sekeliling apartemen. “Ayo masuk!” ajak Ariana sembari mempersilahkan keduanya masuk. Ryan dan Vanessa melangkah masuk ke dalam apartemen Ariana dan betapa terkejutnya mereka melihat bagaimana kondisi apartemen wanita itu yang sangat berantakan. Jika boleh berkomentar, Ryan hampir saja mengatakan jika apartemen ini lebih mirip seperti kapal pecah. Terdengar tawa sumbang dari Ariana di belakang yang menyusul mereka. Ia baru menyadari betapa berantakannya kediamannya sekarang. “Aku akan kembali ke Korea dalam dua minggu lagi, jadi aku mempersiapkan semuanya mulai dari sekarang.” Keduanya keheranan karena mendengar jika keberangkatan Ariana ke Korea ternyata masih cukup lama. Namun, melihat bagaimana kondisi ini, m
“Bukannya kita udah terlalu berlebihan ngurus mereka, Ryan?” “Gue cuman pengen ngomong sekali lagi sama dia, itu aja. Terserah keputusan apa yang mau dia ambil setelah ini gue gak akan ikut campur lagi.” Meskipun mereka berkata demikian pada Ariana untuk tidak ikut campur dalam hal ini lagi, karena rasa pertemanan mereka yang dalam, mereka tidak ingin jika sekali lagi Kenzo terlihat menyedihkan. Entah apapun yang menjadi masalah mereka, Ariana pada akhirnya telah lelah, dan memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka. Ia telah mendapatkan kembali ingatannya, memiliki kehidupan karir yang menyenangkan, dan telah memutuskan apa yang ia inginkan. Tidak butuh dan tidak peduli lagi pada Kenzo, pria yang merusak harga diri Ariana dan racun dalam hidupnya. Namun, mereka yakin jika Kenzo masihlah mencintai sangat Ariana. Begitu pun sebaliknya. Seharusnya mereka berdua tidak perlu bertindak seperti ini. Namun, dorongan rasa bersalah yang menghantui tidak bisa enyah begitu saja. Mereka tidak
Malam hari, Ariana memeriksa kembali barang bawaannya di dalam koper. Ia telah memeriksa dokumen penting dan memastikan semua list yang dirinya tulis telah terpenuhi. Koper yang telah ia periksa juga sudah aman semua. Pada akhirnya, Ariana tidak membawa banyak barang ke Korea, selain barang-barang penting. Sisanya, ia tinggalkan di sini, mengikuti saran Dalmi. Dengan sedikit berharap bahwa ia bisa kembali ke sini masih dengan status yang sama. Menggunakan apartemen ini beserta barang-barang yang ia tinggalkan. Masa depan yang telah sibuk ia bayangkan setiap hari sepertinya tidak akan pernah terwujud. Semenjak kencan malam mereka yang terakhir kali, Kenzo menunjukkan tindak tanduk seseorang yang berniat memutuskan hubungan. Belum lagi dengan pembicaraan terakhir mereka yang tidak memiliki kejelasan sama sekali.Ariana menghembuskan napas panjang, berusaha untuk menguatkan dirinya sendiri. “Mulai lupakan dia dan bangun karirmu sekarang, Ariana. Tidak, Bitna. Sekarang kamu adalah Bitna,
Ketika kesadaran sedikit demi sedikit menghampiri Ariana, itu dibarengi dengan rasa sakit yang mendera kepalanya. Ia segera memegangi kepalanya yang berdenyut dan perlahan membuka kedua matanya. Setelah membuka kedua matanya, ia segera teringat dengan kejadian terakhir kali. Penculikan di bandara oleh dua orang turis dan kemudian ia pingsan, lalu tidak mengingat apapun. Entah sekarang akan dibawa kemana dirinya yang baru merasa dan menyadari jika ia ada di dalam sebuah mobil. Berbaring, berbantalkan paha seorang pria. Ia mengetahuinya sebab pemandangan pertama yang ia lihat adalah sepasang sepatu pantofel pria. Ariana tidak berani bergerak, dan memutuskan untuk melanjutkan sandiwaranya saat mereka tidak menyadari, supaya mengetahui kemana tujuan mereka. Beruntungnya kedua tangan atau kakinya tidak terikat, sehingga ia telah berpikir untuk melarikan diri, tepat ketika mereka membawanya turun mobil. Namun, hal yang membuat ia janggal adalah, perasaannya mengatakan bahwa suasana yang ia r
Kenzo memandangi kancing lengan kemeja yang tersimpan rapi di dalam sebuah kotak. Kancing langka yang hanya didesain khusus untuk seseorang. Tentu saja Kenzo mengetahui siapa pemilik dari kancing kemeja tersebut karena desain khususnya. Siapapun mungkin akan mengetahuinya karena sang pemilik begitu terkenal. Sekaligus orang yang dikenal Kenzo dan bisa dikatakan cukup dekat dengannya. Namun, hatinya begitu sakit dan meronta, menolak kenyataan pahit tentang fakta yang ditemukan oleh sebuah kancing. Bukan karena desain atau kelangkaan atau sesuatu yang begitu mahal yang dimiliki oleh benda tersebut, tapi karena penemuan lokasi kancing ini. Ini ditemukan di tangan sang ayah, tepat di hari kematiannya pada kecelakaan itu. Dimana kancing ini secara tidak langsung telah menunjukkan bukti tersangka. Kematian ayah Kenzo yang disebabkan oleh kecelakaan tunggal di proyek membuat kejanggalan di hati pria itu. Beberapa masalah yang menimpa keluarga mereka saat itu, merenggangkan hubungan kedua ke
“Tante!” Untuk sesaat Kenzo tidak bisa mengendalikan dirinya. Ia yang telah mengetahui kematian Mehra, berusaha untuk membangunkannya. Dipangkunya kepala wanita itu dan diguncangnya tubuh itu. Air matanya mengalir tanpa ia sadari, menangisi kepergian Mehra yang begitu mendadak. Apa yang sebenarnya terjadi padanya sehingga memutuskan untuk mengakhiri hidupnya sendiri? Di tengah rasa terguncang itu, telponnya berdering. Seakan itu menyadarkan dirinya lagi, Kenzo mengambil kembali kendali atas tubuhnya dan mengangkat telpon yang berasal dari Chakra. “Halo, ada apa?” “Tuan, mobil yang mengalami kecelakaan adalah mobil Tuan Bahran. Beliau sudah tidak tertolong karena kecelakaannya cukup besar.” Deg! Seharusnya Kenzo merasa senang dan puas dengan berita yang baru didengarnya. Karena ia tidak perlu susah payah untuk menghilangkan nyawa dari pria itu guna membalas dendam. Namun, hati Kenzo semakin terguncang. Perasaan yang sama dengan yang ia rasakan kala ia kehilangan sang ayah. Ternyata
Berbeda dengan hubungan jarak jauh mereka sebelumnya, kali ini justru Kenzo lebih sering menghubungi Ariana. Itu bagus karena Ariana memiliki motivasi tinggi. Namun, di sisi lain ia harus kerepotan karena Kenzo selalu menghubungi kapanpun tanpa mengingat waktu. Di saat Ariana bekerja, dirinya lah yang memegang ponsel Ariana. Sehingga mau tidak mau, atas permintaan aktrisnya juga, ia harus membalas pesan Kenzo. Setidaknya mengabari bagaimana kegiatannya. Maka ia juga harus membaca pesan masuk yang dikirimkan oleh pria itu. Sangat menjengkelkan. Meski tidak dipungkiri, Yohan juga terkadang mengirim pesan yang manis padanya. Untuk tahun-tahun awal atau saat peristiwa baru-baru itu terjadi, merupakan saat tersulit bahkan sangat sulit. Berbeda dengan saat Ariana terkena skandal waktu itu, Dalmi memanfaatkan keadaan yang juga bagus saat keretakan hubungan mereka berdua, dan membuat skandal antara Ariana dan Jin semakin bagus. Sekarang, keadaan sangat tidak bagus, tidak ada yang bisa dimanf
Bagaimanapun juga, acara besar sekelas pemberian penghargaan formal itu pasti mendapatkan banyak sorotan karena disiarkan secara langsung. Termasuk Ariana di dalamnya yang mendapatkan penghargaan paling bergengsi. Semua warga sudah mengetahuinya dan mengetahui apa yang dibicarakan oleh wanita itu. Tentu saja keputusan itu memberikan dampak besar pada Ariana. Ia kali ini mendapatkan kecaman dari warga internet Korea, meski pendukungnya tidak kalah banyak. Ini pertama kalinya dalam sejarah, pemenang award paling bergengsi adalah sosok yang paling kontroversi. Banyak yang menyuarakan protesnya untuk membatalkan Ariana sebagai pemenang. Ditambah kehadiran Kenzo di acara tersebut yang mau tidak mau diketahui oleh para wartawan, menambahkan imej buruk pada namanya. Namun, di titik itu Ariana sama sekali tidak menyesal telah mengungkapkan semua rahasianya kepada publik. Ia merasa selama ini dirinya telah banyak berbohong pada fans-nya, karena itulah meski ia dibenci karena jujur, setidaknya
“Aku melihat Kenzo di atas panggung, aku melihatnya dengan jelas. Tunggu sebentar, aku akan memastikan pada Chakra apa sebenarnya yang terjadi …” Ekspresi Dalmi berubah dan arah pandangannya juga berubah. Ia ditujukan kepada sosok yang ada di belakang Ariana pastinya. Ariana sudah menduga pasti ada seseorang di belakangnya. Ia membeku beberapa detik, tidak siap dengan siapa seseorang di belakangnya. Mungkin itu Chakra dan pandangannya yang melihat Kenzo salah sebab perasaan depresinya. Jika itu memang Chakra, entah kabar apa yang dibawanya sampai membawa pria itu kemari. Ariana perlahan dengan gerakan slow motion, berbalik menatap sosok di belakangnya. Beberapa detik Ariana terpaku kembali melihatnya, lagi-lagi tidak percaya pada apa yang dilihatnya. Entah mengapa dan bagaimana hari ini bisa penuh dengan kejutan. “Hai, Cutie.” Suaranya bahkan sangat mirip. Ariana mundur beberapa langkah, masih tidak percaya pada apa yang dilihatnya. Begitu juga dengan Dalmi. Sementara orang di seki
Ariana melangkah ke arah panggung dengan masih menjadi pusat atensi semua orang yang ada di sana. Ia mengingat semua pelajaran trainingnya, bagaimana seseorang berjalan agar terlihat percaya diri. Dari luar, ia memang telah terlihat seperti sosok yang penuh percaya diri, tapi berbagai macam pikiran memenuhi kepalanya. Pelajaran training, kabar Kenzo, kerja keras, dan sepanjang dirinya berkarir, semua berputar memenuhi kepalanya. Ariana menjadi sedikit merasa bersalah karena tidak merasa dirinya telah bekerja sangat keras sehingga pantas untuk sampai di titik ini dengan cepat. Namun, pada kenyataannya sekarang ia berada di atas panggung, menerima piala yang tidak pernah ia pegang sebelumnya, yang diberikan oleh pembawa acara tersebut. Tangannya sedikit berkeringat dan gemetar saat menyentuh piala tersebut. Ia menatap lama piala tersebut dan menyadari bahwa tidak ada sebuah kebanggaan atau kebahagiaan yang meluap-luap menyerupai euforia. Seharusnya ini adalah sesuatu yang selama ini men
Korea Selatan memiliki sebuah acara nominasi penghargaan paling bergengsi untuk menghargai keunggulan dalam film, televisi, dan teaternya. Karena itulah acara ini diadakan setiap tahun untuk menghargai drama dan perfilman yang menghiasi layar kaca. Setiap setelah memerankan tokoh, para aktor dan aktris, khususnya yang masuk ke dalam kategori, akan menghadiri acara ini. Tidak hanya itu, tetapi juga para sutradara di dalamnya. Ariana sendiri termasuk di dalamnya karena ia telah memerankan drama yang cukup baik hingga mampu masuk ke dalam nominasi ini. Ini bukan pertama kalinya Ariana masuk ke dalam nominasi, tapi ini pertama kalinya Ariana masuk ke dalam kategori aktris terbaik yang akan menerima hadiah utama. Itu adalah sebuah pencapaian yang luar biasa di dalam karirnya yang akan menginjak usia 7 tahun. Baik Ariana maupun Dalmi tentu saja sangat bangga ketika mengetahui itu. Mereka, khususnya Dalmi yang lebih bersemangat, berharap bahwa Ariana lah yang akan memenangkan piala utama te
Ketika mendengar pengumuman resmi yang dikeluarkan oleh agensi, para pecinta drama tentu terkejut. Seperti biasa, pendapat condong ke dua orang. Banyak dukungan dan tak lepas juga kritik juga hujatan. Orang-orang yang menginginkan kejatuhan Ariana, seolah didukung oleh foto Ariana yang tiba-tiba tersebar saat berada di bandara hendak pergi ke Indonesia. Namun, foto itu terbantahkan karena kebenaran bahwa Ariana yang memang ada di apartemen saat dikunjungi. Ditambah dengan kesaksian kru drama, bahwa Ariana memang terlihat kurang sehat saat pertemuan terakhir mereka. Juga didukung oleh argumen bahwa tidak mungkin seseorang dengan cepat pergi ke luar negeri dan kembali lagi. Meski itu untuk berlibur sekalipun. Jadi, tetap ada banyak orang yang mendukung terus dan menunggu drama yang dibintanginya selesai. Satu minggu telah berlalu dan Ariana tentu kembali bekerja lagi sesuai jadwal yang telah diatur oleh Dalmi. Beberapa hari terakhir sebelum bekerja, Ariana mengurung diri terus menerus
Saat Ariana meninggalkan Dalmi begitu saja di rumah sakit, ia pergi ke hotel bersama barang bawaan mereka. Tidak sedikitpun ia merasa kesal, tapi justru sedikit merasa bersalah. Ia bukan tidak peduli atau tidak mau tahu pada masalah Ariana, mungkin karena ketakutannya pada masalah Ariana yang bisa berdampak pada pekerjaan. Pekerjaannya cukup berat belakangan, mereka baru saja memulai kembali. Jika semua hancur, ia jugalah yang bisa terkena imbasnya, bukan hanya Ariana. Tujuannya hanya ingin meminimalisir suatu hal buruk yang nanti bisa terjadi. Namun, karena emosi Ariana, ia salah menanggapi pada dirinya dan menganggap bahwa itu bentuk ketidakpedulian. Ariana mungkin berpikir bahwa sekarang yang hanya dipikirkan olehnya adalah pekerjaan dan karir Ariana. Tidak ada yang bisa dikerjakan oleh Dalmi selama satu hari penuh di hotel hari itu selain bekerja. Jadwal-jadwal Ariana yang tertunda, harus ditata ulang lebih dulu. Ia menduga jika mereka di sini akan satu minggu penuh, apalagi meng
Setelah selesai dengan urusan mereka di penjara, keduanya berada di dalam mobil sekali lagi. Ariana meminta Chakra untuk mengantarnya ke rumah sakit tempat Kenzo. Ia belum juga menghubungi Dalmi yang ditinggalkannya begitu saja kemarin di rumah sakit. Chakra sudah mengetahui apa tujuan sebenarnya Ariana menemui mereka berdua. Melihat bagaimana reaksi Daris dan meluapkan amarahnya pada Nadine. Setidaknya Ariana tidak berbuat sesuatu yang naif dengan memaafkan Daris yang telah membunuh anggota keluarganya dan mencelakai pria yang dicintainya. Justru sekarang wanita itu tampak lebih baik sekarang daripada kemarin atau bahkan hari ini. Apalagi keputusan yang akan diambilnya selanjutnya? “Wartawan-wartawan itu sudah dipastikan tidak akan berani mendekati Kenzo, kan?” tanya Ariana memecah keheningan. “Iya, Nona, saya sudah mengurusnya.” Ariana mengangguk. “Aku tidak mau saat Kenzo beristirahat, dia terganggu oleh orang-orang yang haus akan berita gosip itu. Lakukan dengan tenang, jangan s
“Nona, apa Anda yakin dengan keputusan Anda?” Chakra berulang kali bertanya pertanyaan yang sama, meragukan apa yang ia dengar sekaligus keputusan Ariana. Ariana telah selesai bersiap dan membawa tasnya. Ia mengambil sepatu dan memakainya ketika hendak keluar rumah. “Apa perkataanku masih kurang jelas sejak tadi, Chakra? Antarkan aku ke tempat Om Daris dan sekretaris Kenzo.” Melihat bagaimana sekarang pembawaan Ariana yang telah lebih tenang daripada kemarin, Chakra bisa sedikit bernapas lega. Namun, apa yang akan dilakukan olehnya justru mengembalikkan emosi yang tidak stabil seperti kemarin wanita itu terguncang. Ia rasa menemui kedua penjahat itu sekaligus penyebab Kenzo ada di situasi ini, bukanlah keputusan yang bagus dan justru cenderung berat. Siapapun tidak akan sanggup bertemu atau bahkan melihat mereka. Alih-alih menghindari, Ariana justru ingin bertemu dengan mereka berdua. “Apalagi yang kamu tunggu, Chakra?” Tanpa sadar karena lamunan itu, Ariana telah mengganti sandaln