Home / Romansa / Cinta Dalam Skandal / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Cinta Dalam Skandal : Chapter 41 - Chapter 50

101 Chapters

Bab 41 : Kebenaran Masa Lalu

POV Bitna Seorang gadis kecil berdiri di balik semak-semak. Tidak terlalu jauh dari sebuah ayunan yang tengah dinaiki oleh seorang anak laki-laki. Gadis kecil tersebut menatap penasaran punggung anak laki-laki itu. Anak laki-laki yang ditunjuk ayahnya sebagai temannya. Kala itu, ia masih tidak mengetahui apa artinya teman, tapi setelah dijelaskan oleh sang ibu, ia mencoba memberanikan diri untuk mendekatinya. Rasa ingin tahu gadis kecil tersebut membawanya pada pengamatan anak laki-laki ini. Karena didorong oleh rasa itu juga, sang gadis berjalan pelan mendekat padanya hingga berdiri di sampingnya. “Apa kamu temanku?” tanyanya dengan polos begitu ia bisa melihat wajah anak laki-laki itu yang dinilai otak kecilnya begitu tampan. “Aku tidak punya teman,” jawabnya pelan masih tidak menatap wajah sang gadis. “Papa bilang kamu adalah temanku, jadi kita berdua adalah teman satu sama lain.” Tidak membiarkan anak laki-laki tersebut berkata, ia bertanya, “Siapa namamu?” “Kenzo.” Dia m
Read more

Bab 42 : Semuanya Terbongkar ?

“Apa?!” “Jadi, selama ini kamu adalah Ariana?” Setelah mendapatkan penjelasan panjang lebar dari Bitna, Yohan yang terheboh merespon cerita tersebut. Sementara Dalmi seperti biasanya, tidak ada yang istimewa atau ekspresi apapun yang bisa dibaca dari raut wajahnya. Sesekali ia hanya mengangguk dan mengelus bahunya ketika dirinya bercerita sambil menangis. Mungkin karena selama hilang ingatan dan menjadi Bitna, ia bersama dengan Dalmi yang memiliki pembawaan dewasa dan bertindak seperti kakak baginya. Secara tidak sadar dirinya yang diperlakukan seperti adik, menjadi bertingkah layaknya adik di depan Dalmi. Semua kegundahan yang membebani hatinya terasa sedikit terangkat dan terbantu ketika ia berhadapan dengan Dalmi. Memunculkan sikap layaknya anak kecil di depan orang dewasa. Bitna rasa ini lebih baik dari pada di masa lalu ketika seorang Ariana hanya mengenal Kenzo sebagai sahabat, kekasih, sekaligus suaminya. Tidak ada orang lain yang benar-benar bisa disebutnya teman. Setidakny
Read more

Bab 43 : Tanda Persahabatan

Kenzo tidak bisa untuk tidak mengecek ponselnya barang lebih dari 30 menit sekali ketika di kantor. Tubuhnya secara alam bawah sadar seolah sudah dirancang untuk membuka ponselnya setiap 30 menit sekali. Tidak lebih, tapi bisa kurang dari itu. Ketika di rumah, kebiasaan baru itu bahkan lebih parah. Ia tidak melepaskan ponselnya, walau selama berkegiatan sekalipun. Selama ia belum jatuh tertidur dengan sendirinya akibat obat, pria itu akan memandangi ponselnya lama. Memandangi sebuah foto seorang gadis kecil yang tersenyum lebar, merangkul seorang anak laki-laki berwajah datar. Itu semua karena dirinya menunggu seseorang menghubunginya sejak satu minggu yang lalu. Padahal tanpa repot-repot Kenzo melakukan itu, sebuah notifikasi pasti akan terdengar. Memang pada dasarnya sebagian dirinya yang tidak sabar, ingin sekali menekan nomor yang ia beri nama ‘Endless Love’ lebih dulu. Namun, terus berulang kali berpikir dan berakhir kembali dengan penantian. Sudah cukup lama sejak pria itu ter
Read more

Bab 44 : Kesempatan Lain

Entah mengapa untuk hari ini, semua pelajaran yang sudah dipelajarinya selama training di Korea, lenyap tidak bersisa. Itu semua karena netra bak elang tersebut yang terus mengintai setiap kali ia mengganti pose. Bitna tidak bisa berhenti melirik ke arah Kenzo yang hanya fokus memperhatikannya. Tatapan itu begitu membebaninya, dan tidak bisa membuat ia bersikap profesional. Padahal sudah beberapa kali Kenzo datang dan melihat bagaimana dirinya bekerja. Lewat tatapan itu, Kenzo seolah memberitahunya untuk segera menghadap padanya. Sebenarnya yang membutuhkan penjelasan adalah dirinya. Namun, pria itu bertindak seolah dia yang menjadi korban dan membutuhkan penjelasan. Pemotretan yang seharusnya bisa selesai dalam 30 menit, menjadi dua kali lipat lebih lama. Jika ia berkonsentrasi dan tidak menghiraukan Kenzo, maka ia pasti sudah ada di apartemen dan beristirahat sekarang. Yang terpenting, pada akhirnya pemotretan yang lebih berat dari biasanya itu selesai. Mulutnya sudah gatal ingin m
Read more

Bab 45 : Semua Karena Cinta

Padahal ini bukan kali pertama ia menginjakkan kaki di rumah keluarga Kenzo saat dirinya masih hanya sebagai Bitna. Namun, lagi-lagi perasaan penuh kenangan dan tanpa sadar bernostalgia, memenuhi setiap sudut di memorinya. Sama seperti di kantor dimana Kenzo dan ayahnya selama ini menghabiskan waktu bekerja, dan dia juga pernah menempatinya. Di rumah ini juga, ia dan Kenzo sering menghabiskan waktu. Setelah ayahnya meninggal, ia bahkan lebih memilih tinggal di sini. Perasaannya menjadi sedikit merasa bersalah pada sang ayah karena sudah berbohong tentang hubungannya dan Kenzo. Ia sudah menjadi anak pembangkang karena tidak menuruti perkataan ayahnya bahkan hingga beliau di akhir hayatnya. Ariana akan menarik pendapatnya tentang menjadi Bitna yang membawa perubahan pada perasaannya ke Kenzo. Baik di masa lalu atau masa kini, cintanya untuk Kenzo tetap sama besar. Bahkan saat dirinya tidak mengetahui apapun tentang masa lalu, ia seolah sudah diprogram secara alami untuk jatuh cinta pad
Read more

Bab 46 : Kedatangan Seseorang Tidak Terduga

Ada sisi baik dan sisi buruk dari menjadi orang terkenal, seperti layaknya dua mata uang koin. Sisi buruk menjadi orang terkenal adalah, orang itu tidak akan bisa mendapatkan banyak privasi, dan kehilangan kehidupan biasa. Tentu bayaran atas privasi itu adalah kekayaan yang mudah didapatkan. Walaupun Bitna bisa menjual satu buah foto dirinya dengan mudah dan berharga mahal, tapi seluruh hidupnya selalu menjadi sorotan. Setiap tingkah laku dan keputusan yang diambil, perlu dipikirkan 1000 kali lipat mengenai dampaknya. Apalagi bekerja di industri terkenal asal negara ginseng Korea Selatan. Agensi Bitna berani menjamin, bahwa aktris-aktris asal mereka 100% akan sukses. Dan Bitna adalah salah satu aktrisnya yang telah cukup terkenal. Namun di samping itu, ia harus cukup kuat mental untuk mendengar komentar-komentar mereka, atas apapun yang ia lakukan. Baik dari fans atau haters sekalipun. Mungkin saat ini, haters-haters itu telah merasa puas menghujatnya dengan berbagai ujaran kebencian
Read more

Bab 47 : Rencana Dua Sejoli

Setelah kurang lebih dua jam, perjalanan membosankan sekaligus menyebalkan bagi Dalmi, akhirnya berakhir. Selain perdramaan di bandara, belum selesai di sana, Dalmi harus menjadi nyamuk di antara Bitna dan Kenzo sepanjang perjalanan. Berbeda dengan dirinya, sepertinya bagi mereka berdua, perjalanan ini tidak berbeda dengan perjalanan lain. Memang sudah menjadi bagian dari pekerjaannya dan ia mau tidak mau harus siap dengan situasi seperti ini. “Kenapa Tuan Song ada di Indonesia?” Kenzo bertanya saat ia sedang menyetir mobil. Sementara Bitna di sampingnya dan Dalmi di belakang. Mobil bodyguard dan timnya yang lain mengikuti di belakang. Sepertinya pria itu sudah menduga ada sesuatu yang aneh, sejak mendengar kedatangan orang yang sibuk itu kemari. Inilah alasan kenapa dirinya ada di mobil ini sesuai perintah Kenzo dan bujukan Bitna. “Kuakui jika aku menjadi mata-mata bagi Bitna selama di sini, meski aku juga sebenarnya tidak melaporkan sesuatu yang bagi Bitna terlalu privasi. Aku ha
Read more

Bab 48 : Karir Bitna (Revisi)

Song Jae Wook membawa mereka berdua ke kamar hotel yang ia tempati. Tempat yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan oleh Kenzo. Pria itu terlalu takut untuk pembicaraannya didengar bahkan oleh orang asing. Meski ada bermacam-macam orang dari berbagai negara dengan bahasa mereka. Belum tentu mereka akan mengerti Bahasa Korea. Namun, sikap kewaspadaannya masih sama tingginya, di tempat umum sekalipun. Di antara mereka berdua tidak ada yang protes. Kecuali Song Jae Wook yang benar-benar ingin membantah, tapi hanya bisa menahan diri. “Bitna, maksudku Ariana.” Bitna menyela ucapannya, “Panggil saja saya Bitna seperti biasanya, Tuan CEO.” Song Jae Wook melirik ke arahnya dengan alis yang menyerngit sebentar. Lantas mengalihkan pandangannya dan melanjutkan ucapannya, “Aku tahu kamu datang untuk memutuskan hubungan kerja ini dan kembali ke rumah aslimu. Padahal aku bisa langsung mengakhirinya kapan saja.” Membicarakan mengenai kontrak kerja Bitna, wanita itu memang memiliki waktu bebe
Read more

Bab 49 : Teman Yang Dipercaya

“Hei, Senior Jin!” Bitna melambaikan tangannya, saat ia tiba di lantai teratas hotel–dimana memberikan nuansa rooftop dengan kolam renang–pada Jin yang ada di sana. Kolam renang tidak cukup ramai oleh pengunjung karena sebagian besar memilih untuk bermain di pantai. Hanya diisi oleh beberapa pasangan lansia dan seorang gadis muda. Jin di sana berdiri dekat pagar pembatas yang menghadap pantai. Memperlihatkan hiruk pikuk orang-orang dari berbagai ras dan negara, bermain di luasnya pantai yang indah. Terakhir kali ia pergi adalah bersama manajernya, tapi saat ia mencari sang manajer, Bitna menemukan seniornya. Pria itu menoleh saat namanya dipanggil olehnya. “Hei, Bitna.” Bitna melangkah semakin mendekat padanya hingga bisa melihat pemandangan laut dan para pengunjung dari sini. Untuk sesaat, kekosongan pembicaraan ini diisi oleh suara semilir angin yang cukup terasa menggigit kulit mereka . Kapan terakhir kali dirinya merasa tenang, menikmati pemandangan alam ini bersama seseorang y
Read more

Bab 50 : Mereka benar-benar Pasangan

“Hei, aku sudah menuruti keinginanmu, apa lagi yang membuatmu marah, Ken?” Kenzo dan Bitna berjalan menelusuri pesisir pantai, yang mana cukup banyak dipenuhi turis-turis mancanegara. Mereka memang berjalan sambil bergandengan tangan, sekilas tampak sangat mesra. Namun, Bitna sudah sejak tadi membujuk dan berusaha membuat pria itu tersenyum dan menunjukkan keceriaannya kembali. Ini sudah biasa terjadi setiap mereka pergi berlibur ke pantai. Khususnya dipenuhi oleh para pengunjung seperti Bali. Bukan karena pantai atau pengunjungnya, tapi karena hal lain. Ini dimulai saat ide yang diutarakan Bitna kepada Kenzo. Bukan ide, tapi lebih tepat disebut keinginan Bitna untuk pergi ke pantai. Tentu saja ia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang cukup langka ini, sebelum dirinya kembali sibuk dengan jadwal yang padat. Semua baik-baik saja hingga tibalah perdebatan mengenai outfit Bitna. Pria itu selalu tidak bisa menghormati pakaian renang yang akan ia gunakan, beralasan keramaian dan ban
Read more
PREV
1
...
34567
...
11
DMCA.com Protection Status