Entah mengapa untuk hari ini, semua pelajaran yang sudah dipelajarinya selama training di Korea, lenyap tidak bersisa. Itu semua karena netra bak elang tersebut yang terus mengintai setiap kali ia mengganti pose. Bitna tidak bisa berhenti melirik ke arah Kenzo yang hanya fokus memperhatikannya. Tatapan itu begitu membebaninya, dan tidak bisa membuat ia bersikap profesional. Padahal sudah beberapa kali Kenzo datang dan melihat bagaimana dirinya bekerja. Lewat tatapan itu, Kenzo seolah memberitahunya untuk segera menghadap padanya. Sebenarnya yang membutuhkan penjelasan adalah dirinya. Namun, pria itu bertindak seolah dia yang menjadi korban dan membutuhkan penjelasan. Pemotretan yang seharusnya bisa selesai dalam 30 menit, menjadi dua kali lipat lebih lama. Jika ia berkonsentrasi dan tidak menghiraukan Kenzo, maka ia pasti sudah ada di apartemen dan beristirahat sekarang. Yang terpenting, pada akhirnya pemotretan yang lebih berat dari biasanya itu selesai. Mulutnya sudah gatal ingin m
Padahal ini bukan kali pertama ia menginjakkan kaki di rumah keluarga Kenzo saat dirinya masih hanya sebagai Bitna. Namun, lagi-lagi perasaan penuh kenangan dan tanpa sadar bernostalgia, memenuhi setiap sudut di memorinya. Sama seperti di kantor dimana Kenzo dan ayahnya selama ini menghabiskan waktu bekerja, dan dia juga pernah menempatinya. Di rumah ini juga, ia dan Kenzo sering menghabiskan waktu. Setelah ayahnya meninggal, ia bahkan lebih memilih tinggal di sini. Perasaannya menjadi sedikit merasa bersalah pada sang ayah karena sudah berbohong tentang hubungannya dan Kenzo. Ia sudah menjadi anak pembangkang karena tidak menuruti perkataan ayahnya bahkan hingga beliau di akhir hayatnya. Ariana akan menarik pendapatnya tentang menjadi Bitna yang membawa perubahan pada perasaannya ke Kenzo. Baik di masa lalu atau masa kini, cintanya untuk Kenzo tetap sama besar. Bahkan saat dirinya tidak mengetahui apapun tentang masa lalu, ia seolah sudah diprogram secara alami untuk jatuh cinta pad
Ada sisi baik dan sisi buruk dari menjadi orang terkenal, seperti layaknya dua mata uang koin. Sisi buruk menjadi orang terkenal adalah, orang itu tidak akan bisa mendapatkan banyak privasi, dan kehilangan kehidupan biasa. Tentu bayaran atas privasi itu adalah kekayaan yang mudah didapatkan. Walaupun Bitna bisa menjual satu buah foto dirinya dengan mudah dan berharga mahal, tapi seluruh hidupnya selalu menjadi sorotan. Setiap tingkah laku dan keputusan yang diambil, perlu dipikirkan 1000 kali lipat mengenai dampaknya. Apalagi bekerja di industri terkenal asal negara ginseng Korea Selatan. Agensi Bitna berani menjamin, bahwa aktris-aktris asal mereka 100% akan sukses. Dan Bitna adalah salah satu aktrisnya yang telah cukup terkenal. Namun di samping itu, ia harus cukup kuat mental untuk mendengar komentar-komentar mereka, atas apapun yang ia lakukan. Baik dari fans atau haters sekalipun. Mungkin saat ini, haters-haters itu telah merasa puas menghujatnya dengan berbagai ujaran kebencian
Setelah kurang lebih dua jam, perjalanan membosankan sekaligus menyebalkan bagi Dalmi, akhirnya berakhir. Selain perdramaan di bandara, belum selesai di sana, Dalmi harus menjadi nyamuk di antara Bitna dan Kenzo sepanjang perjalanan. Berbeda dengan dirinya, sepertinya bagi mereka berdua, perjalanan ini tidak berbeda dengan perjalanan lain. Memang sudah menjadi bagian dari pekerjaannya dan ia mau tidak mau harus siap dengan situasi seperti ini. “Kenapa Tuan Song ada di Indonesia?” Kenzo bertanya saat ia sedang menyetir mobil. Sementara Bitna di sampingnya dan Dalmi di belakang. Mobil bodyguard dan timnya yang lain mengikuti di belakang. Sepertinya pria itu sudah menduga ada sesuatu yang aneh, sejak mendengar kedatangan orang yang sibuk itu kemari. Inilah alasan kenapa dirinya ada di mobil ini sesuai perintah Kenzo dan bujukan Bitna. “Kuakui jika aku menjadi mata-mata bagi Bitna selama di sini, meski aku juga sebenarnya tidak melaporkan sesuatu yang bagi Bitna terlalu privasi. Aku ha
Song Jae Wook membawa mereka berdua ke kamar hotel yang ia tempati. Tempat yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan oleh Kenzo. Pria itu terlalu takut untuk pembicaraannya didengar bahkan oleh orang asing. Meski ada bermacam-macam orang dari berbagai negara dengan bahasa mereka. Belum tentu mereka akan mengerti Bahasa Korea. Namun, sikap kewaspadaannya masih sama tingginya, di tempat umum sekalipun. Di antara mereka berdua tidak ada yang protes. Kecuali Song Jae Wook yang benar-benar ingin membantah, tapi hanya bisa menahan diri. “Bitna, maksudku Ariana.” Bitna menyela ucapannya, “Panggil saja saya Bitna seperti biasanya, Tuan CEO.” Song Jae Wook melirik ke arahnya dengan alis yang menyerngit sebentar. Lantas mengalihkan pandangannya dan melanjutkan ucapannya, “Aku tahu kamu datang untuk memutuskan hubungan kerja ini dan kembali ke rumah aslimu. Padahal aku bisa langsung mengakhirinya kapan saja.” Membicarakan mengenai kontrak kerja Bitna, wanita itu memang memiliki waktu bebe
“Hei, Senior Jin!” Bitna melambaikan tangannya, saat ia tiba di lantai teratas hotel–dimana memberikan nuansa rooftop dengan kolam renang–pada Jin yang ada di sana. Kolam renang tidak cukup ramai oleh pengunjung karena sebagian besar memilih untuk bermain di pantai. Hanya diisi oleh beberapa pasangan lansia dan seorang gadis muda. Jin di sana berdiri dekat pagar pembatas yang menghadap pantai. Memperlihatkan hiruk pikuk orang-orang dari berbagai ras dan negara, bermain di luasnya pantai yang indah. Terakhir kali ia pergi adalah bersama manajernya, tapi saat ia mencari sang manajer, Bitna menemukan seniornya. Pria itu menoleh saat namanya dipanggil olehnya. “Hei, Bitna.” Bitna melangkah semakin mendekat padanya hingga bisa melihat pemandangan laut dan para pengunjung dari sini. Untuk sesaat, kekosongan pembicaraan ini diisi oleh suara semilir angin yang cukup terasa menggigit kulit mereka . Kapan terakhir kali dirinya merasa tenang, menikmati pemandangan alam ini bersama seseorang y
“Hei, aku sudah menuruti keinginanmu, apa lagi yang membuatmu marah, Ken?” Kenzo dan Bitna berjalan menelusuri pesisir pantai, yang mana cukup banyak dipenuhi turis-turis mancanegara. Mereka memang berjalan sambil bergandengan tangan, sekilas tampak sangat mesra. Namun, Bitna sudah sejak tadi membujuk dan berusaha membuat pria itu tersenyum dan menunjukkan keceriaannya kembali. Ini sudah biasa terjadi setiap mereka pergi berlibur ke pantai. Khususnya dipenuhi oleh para pengunjung seperti Bali. Bukan karena pantai atau pengunjungnya, tapi karena hal lain. Ini dimulai saat ide yang diutarakan Bitna kepada Kenzo. Bukan ide, tapi lebih tepat disebut keinginan Bitna untuk pergi ke pantai. Tentu saja ia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang cukup langka ini, sebelum dirinya kembali sibuk dengan jadwal yang padat. Semua baik-baik saja hingga tibalah perdebatan mengenai outfit Bitna. Pria itu selalu tidak bisa menghormati pakaian renang yang akan ia gunakan, beralasan keramaian dan ban
Kenzo berjalan di koridor hotel menuju kamarnya berada, setelah membeli sarapan untuk tunangannya yang masih tidur. Tadi saat terakhir kali ia meninggalkannya. Bibirnya mengeluarkan sebuah suara siulan lembut nan merdu yang mengiringi langkah kakinya. Ketika tiba di depan kamar bernomor 712, pria itu menempelkan kartu aksesnya pada pemindai kunci. Tak lama pintu terbuka dan Kenzo masuk ke dalam. Setelah melewati pintu kamar mandi, ia langsung mendapati meja beserta satu set sofa, kemudian ranjang yang luas. Yang masih sama ditempati seperti terakhir kali Kenzo meninggalkannya. Pria itu meletakkan paper bag yang ia bawa ke atas meja, dan memastikan apakah tunangannya itu masih benar-benar tertidur atau sudah terbangun. Dengkuran lembut terdengar dari seseorang yang masih terlelap dalam tidurnya itu. Tidak terganggu atau terusik dengan kegiatan Kenzo sejak tadi. Ia memakluminya karena tunangannya itu telah bekerja keras di bawah keinginannya yang (cukup) memaksa. Kenzo berjalan ke arah
Berbeda dengan hubungan jarak jauh mereka sebelumnya, kali ini justru Kenzo lebih sering menghubungi Ariana. Itu bagus karena Ariana memiliki motivasi tinggi. Namun, di sisi lain ia harus kerepotan karena Kenzo selalu menghubungi kapanpun tanpa mengingat waktu. Di saat Ariana bekerja, dirinya lah yang memegang ponsel Ariana. Sehingga mau tidak mau, atas permintaan aktrisnya juga, ia harus membalas pesan Kenzo. Setidaknya mengabari bagaimana kegiatannya. Maka ia juga harus membaca pesan masuk yang dikirimkan oleh pria itu. Sangat menjengkelkan. Meski tidak dipungkiri, Yohan juga terkadang mengirim pesan yang manis padanya. Untuk tahun-tahun awal atau saat peristiwa baru-baru itu terjadi, merupakan saat tersulit bahkan sangat sulit. Berbeda dengan saat Ariana terkena skandal waktu itu, Dalmi memanfaatkan keadaan yang juga bagus saat keretakan hubungan mereka berdua, dan membuat skandal antara Ariana dan Jin semakin bagus. Sekarang, keadaan sangat tidak bagus, tidak ada yang bisa dimanf
Bagaimanapun juga, acara besar sekelas pemberian penghargaan formal itu pasti mendapatkan banyak sorotan karena disiarkan secara langsung. Termasuk Ariana di dalamnya yang mendapatkan penghargaan paling bergengsi. Semua warga sudah mengetahuinya dan mengetahui apa yang dibicarakan oleh wanita itu. Tentu saja keputusan itu memberikan dampak besar pada Ariana. Ia kali ini mendapatkan kecaman dari warga internet Korea, meski pendukungnya tidak kalah banyak. Ini pertama kalinya dalam sejarah, pemenang award paling bergengsi adalah sosok yang paling kontroversi. Banyak yang menyuarakan protesnya untuk membatalkan Ariana sebagai pemenang. Ditambah kehadiran Kenzo di acara tersebut yang mau tidak mau diketahui oleh para wartawan, menambahkan imej buruk pada namanya. Namun, di titik itu Ariana sama sekali tidak menyesal telah mengungkapkan semua rahasianya kepada publik. Ia merasa selama ini dirinya telah banyak berbohong pada fans-nya, karena itulah meski ia dibenci karena jujur, setidaknya
“Aku melihat Kenzo di atas panggung, aku melihatnya dengan jelas. Tunggu sebentar, aku akan memastikan pada Chakra apa sebenarnya yang terjadi …” Ekspresi Dalmi berubah dan arah pandangannya juga berubah. Ia ditujukan kepada sosok yang ada di belakang Ariana pastinya. Ariana sudah menduga pasti ada seseorang di belakangnya. Ia membeku beberapa detik, tidak siap dengan siapa seseorang di belakangnya. Mungkin itu Chakra dan pandangannya yang melihat Kenzo salah sebab perasaan depresinya. Jika itu memang Chakra, entah kabar apa yang dibawanya sampai membawa pria itu kemari. Ariana perlahan dengan gerakan slow motion, berbalik menatap sosok di belakangnya. Beberapa detik Ariana terpaku kembali melihatnya, lagi-lagi tidak percaya pada apa yang dilihatnya. Entah mengapa dan bagaimana hari ini bisa penuh dengan kejutan. “Hai, Cutie.” Suaranya bahkan sangat mirip. Ariana mundur beberapa langkah, masih tidak percaya pada apa yang dilihatnya. Begitu juga dengan Dalmi. Sementara orang di seki
Ariana melangkah ke arah panggung dengan masih menjadi pusat atensi semua orang yang ada di sana. Ia mengingat semua pelajaran trainingnya, bagaimana seseorang berjalan agar terlihat percaya diri. Dari luar, ia memang telah terlihat seperti sosok yang penuh percaya diri, tapi berbagai macam pikiran memenuhi kepalanya. Pelajaran training, kabar Kenzo, kerja keras, dan sepanjang dirinya berkarir, semua berputar memenuhi kepalanya. Ariana menjadi sedikit merasa bersalah karena tidak merasa dirinya telah bekerja sangat keras sehingga pantas untuk sampai di titik ini dengan cepat. Namun, pada kenyataannya sekarang ia berada di atas panggung, menerima piala yang tidak pernah ia pegang sebelumnya, yang diberikan oleh pembawa acara tersebut. Tangannya sedikit berkeringat dan gemetar saat menyentuh piala tersebut. Ia menatap lama piala tersebut dan menyadari bahwa tidak ada sebuah kebanggaan atau kebahagiaan yang meluap-luap menyerupai euforia. Seharusnya ini adalah sesuatu yang selama ini men
Korea Selatan memiliki sebuah acara nominasi penghargaan paling bergengsi untuk menghargai keunggulan dalam film, televisi, dan teaternya. Karena itulah acara ini diadakan setiap tahun untuk menghargai drama dan perfilman yang menghiasi layar kaca. Setiap setelah memerankan tokoh, para aktor dan aktris, khususnya yang masuk ke dalam kategori, akan menghadiri acara ini. Tidak hanya itu, tetapi juga para sutradara di dalamnya. Ariana sendiri termasuk di dalamnya karena ia telah memerankan drama yang cukup baik hingga mampu masuk ke dalam nominasi ini. Ini bukan pertama kalinya Ariana masuk ke dalam nominasi, tapi ini pertama kalinya Ariana masuk ke dalam kategori aktris terbaik yang akan menerima hadiah utama. Itu adalah sebuah pencapaian yang luar biasa di dalam karirnya yang akan menginjak usia 7 tahun. Baik Ariana maupun Dalmi tentu saja sangat bangga ketika mengetahui itu. Mereka, khususnya Dalmi yang lebih bersemangat, berharap bahwa Ariana lah yang akan memenangkan piala utama te
Ketika mendengar pengumuman resmi yang dikeluarkan oleh agensi, para pecinta drama tentu terkejut. Seperti biasa, pendapat condong ke dua orang. Banyak dukungan dan tak lepas juga kritik juga hujatan. Orang-orang yang menginginkan kejatuhan Ariana, seolah didukung oleh foto Ariana yang tiba-tiba tersebar saat berada di bandara hendak pergi ke Indonesia. Namun, foto itu terbantahkan karena kebenaran bahwa Ariana yang memang ada di apartemen saat dikunjungi. Ditambah dengan kesaksian kru drama, bahwa Ariana memang terlihat kurang sehat saat pertemuan terakhir mereka. Juga didukung oleh argumen bahwa tidak mungkin seseorang dengan cepat pergi ke luar negeri dan kembali lagi. Meski itu untuk berlibur sekalipun. Jadi, tetap ada banyak orang yang mendukung terus dan menunggu drama yang dibintanginya selesai. Satu minggu telah berlalu dan Ariana tentu kembali bekerja lagi sesuai jadwal yang telah diatur oleh Dalmi. Beberapa hari terakhir sebelum bekerja, Ariana mengurung diri terus menerus
Saat Ariana meninggalkan Dalmi begitu saja di rumah sakit, ia pergi ke hotel bersama barang bawaan mereka. Tidak sedikitpun ia merasa kesal, tapi justru sedikit merasa bersalah. Ia bukan tidak peduli atau tidak mau tahu pada masalah Ariana, mungkin karena ketakutannya pada masalah Ariana yang bisa berdampak pada pekerjaan. Pekerjaannya cukup berat belakangan, mereka baru saja memulai kembali. Jika semua hancur, ia jugalah yang bisa terkena imbasnya, bukan hanya Ariana. Tujuannya hanya ingin meminimalisir suatu hal buruk yang nanti bisa terjadi. Namun, karena emosi Ariana, ia salah menanggapi pada dirinya dan menganggap bahwa itu bentuk ketidakpedulian. Ariana mungkin berpikir bahwa sekarang yang hanya dipikirkan olehnya adalah pekerjaan dan karir Ariana. Tidak ada yang bisa dikerjakan oleh Dalmi selama satu hari penuh di hotel hari itu selain bekerja. Jadwal-jadwal Ariana yang tertunda, harus ditata ulang lebih dulu. Ia menduga jika mereka di sini akan satu minggu penuh, apalagi meng
Setelah selesai dengan urusan mereka di penjara, keduanya berada di dalam mobil sekali lagi. Ariana meminta Chakra untuk mengantarnya ke rumah sakit tempat Kenzo. Ia belum juga menghubungi Dalmi yang ditinggalkannya begitu saja kemarin di rumah sakit. Chakra sudah mengetahui apa tujuan sebenarnya Ariana menemui mereka berdua. Melihat bagaimana reaksi Daris dan meluapkan amarahnya pada Nadine. Setidaknya Ariana tidak berbuat sesuatu yang naif dengan memaafkan Daris yang telah membunuh anggota keluarganya dan mencelakai pria yang dicintainya. Justru sekarang wanita itu tampak lebih baik sekarang daripada kemarin atau bahkan hari ini. Apalagi keputusan yang akan diambilnya selanjutnya? “Wartawan-wartawan itu sudah dipastikan tidak akan berani mendekati Kenzo, kan?” tanya Ariana memecah keheningan. “Iya, Nona, saya sudah mengurusnya.” Ariana mengangguk. “Aku tidak mau saat Kenzo beristirahat, dia terganggu oleh orang-orang yang haus akan berita gosip itu. Lakukan dengan tenang, jangan s
“Nona, apa Anda yakin dengan keputusan Anda?” Chakra berulang kali bertanya pertanyaan yang sama, meragukan apa yang ia dengar sekaligus keputusan Ariana. Ariana telah selesai bersiap dan membawa tasnya. Ia mengambil sepatu dan memakainya ketika hendak keluar rumah. “Apa perkataanku masih kurang jelas sejak tadi, Chakra? Antarkan aku ke tempat Om Daris dan sekretaris Kenzo.” Melihat bagaimana sekarang pembawaan Ariana yang telah lebih tenang daripada kemarin, Chakra bisa sedikit bernapas lega. Namun, apa yang akan dilakukan olehnya justru mengembalikkan emosi yang tidak stabil seperti kemarin wanita itu terguncang. Ia rasa menemui kedua penjahat itu sekaligus penyebab Kenzo ada di situasi ini, bukanlah keputusan yang bagus dan justru cenderung berat. Siapapun tidak akan sanggup bertemu atau bahkan melihat mereka. Alih-alih menghindari, Ariana justru ingin bertemu dengan mereka berdua. “Apalagi yang kamu tunggu, Chakra?” Tanpa sadar karena lamunan itu, Ariana telah mengganti sandaln