Home / Romansa / Cinta Dalam Skandal / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Cinta Dalam Skandal : Chapter 71 - Chapter 80

101 Chapters

Bab 70 : Penjelasan (Revisi)

Ketika kesadaran sedikit demi sedikit menghampiri Ariana, itu dibarengi dengan rasa sakit yang mendera kepalanya. Ia segera memegangi kepalanya yang berdenyut dan perlahan membuka kedua matanya. Setelah membuka kedua matanya, ia segera teringat dengan kejadian terakhir kali. Penculikan di bandara oleh dua orang turis dan kemudian ia pingsan, lalu tidak mengingat apapun. Entah sekarang akan dibawa kemana dirinya yang baru merasa dan menyadari jika ia ada di dalam sebuah mobil. Berbaring, berbantalkan paha seorang pria. Ia mengetahuinya sebab pemandangan pertama yang ia lihat adalah sepasang sepatu pantofel pria. Ariana tidak berani bergerak, dan memutuskan untuk melanjutkan sandiwaranya saat mereka tidak menyadari, supaya mengetahui kemana tujuan mereka. Beruntungnya kedua tangan atau kakinya tidak terikat, sehingga ia telah berpikir untuk melarikan diri, tepat ketika mereka membawanya turun mobil. Namun, hal yang membuat ia janggal adalah, perasaannya mengatakan bahwa suasana yang ia r
Read more

Bab 71 : Dibalik Kematian Orang Tua Ariana dan Kenzo 1

Kenzo memandangi kancing lengan kemeja yang tersimpan rapi di dalam sebuah kotak. Kancing langka yang hanya didesain khusus untuk seseorang. Tentu saja Kenzo mengetahui siapa pemilik dari kancing kemeja tersebut karena desain khususnya. Siapapun mungkin akan mengetahuinya karena sang pemilik begitu terkenal. Sekaligus orang yang dikenal Kenzo dan bisa dikatakan cukup dekat dengannya. Namun, hatinya begitu sakit dan meronta, menolak kenyataan pahit tentang fakta yang ditemukan oleh sebuah kancing. Bukan karena desain atau kelangkaan atau sesuatu yang begitu mahal yang dimiliki oleh benda tersebut, tapi karena penemuan lokasi kancing ini. Ini ditemukan di tangan sang ayah, tepat di hari kematiannya pada kecelakaan itu. Dimana kancing ini secara tidak langsung telah menunjukkan bukti tersangka. Kematian ayah Kenzo yang disebabkan oleh kecelakaan tunggal di proyek membuat kejanggalan di hati pria itu. Beberapa masalah yang menimpa keluarga mereka saat itu, merenggangkan hubungan kedua ke
Read more

Bab 72 : Dibalik Kematian Orang Tua Ariana dan Kenzo 2

“Tante!” Untuk sesaat Kenzo tidak bisa mengendalikan dirinya. Ia yang telah mengetahui kematian Mehra, berusaha untuk membangunkannya. Dipangkunya kepala wanita itu dan diguncangnya tubuh itu. Air matanya mengalir tanpa ia sadari, menangisi kepergian Mehra yang begitu mendadak. Apa yang sebenarnya terjadi padanya sehingga memutuskan untuk mengakhiri hidupnya sendiri? Di tengah rasa terguncang itu, telponnya berdering. Seakan itu menyadarkan dirinya lagi, Kenzo mengambil kembali kendali atas tubuhnya dan mengangkat telpon yang berasal dari Chakra. “Halo, ada apa?” “Tuan, mobil yang mengalami kecelakaan adalah mobil Tuan Bahran. Beliau sudah tidak tertolong karena kecelakaannya cukup besar.” Deg! Seharusnya Kenzo merasa senang dan puas dengan berita yang baru didengarnya. Karena ia tidak perlu susah payah untuk menghilangkan nyawa dari pria itu guna membalas dendam. Namun, hati Kenzo semakin terguncang. Perasaan yang sama dengan yang ia rasakan kala ia kehilangan sang ayah. Ternyata
Read more

Bab 73 : Dibalik Kematian Orang Tua Ariana dan Kenzo 3

Keesokan harinya, wartawan semakin banyak turut memenuhi rumah keluarga Haritala saat polisi telah mengetahui jika penyebab kecelakaan Bahran adalah karena kerusakan pada rem. Mereka sibuk berburu berita, tidak peduli pada keadaan duka di rumah tersebut. Bertanya dan berspekulasi pada Ariana dan Kenzo mengenai kematian ini yang bisa disebabkan pembunuhan. Mereka semakin menggila saat melihat Kenzo yang dibawa oleh kedua polisi yang datang ke rumah Haritala. “Aria, Om Daris akan segera datang. Kamu jangan mengkhawatirkanku. Aku akan mengurus polisi.” Begitulah pesan yang dikatakan oleh Kenzo pada Ariana yang tampak tidak menerima keputusan dirinya yang mau ikut bersama polisi. “Tuan Kenzo, apakah kecelakaan Tuan Bahran adalah memang disebabkan oleh pembunuhan?” “Tuan Kenzo, apa Anda mengetahui hal ini?” “Tolong jawabannya, apa benar Anda juga terlibat dalam kecelakaan ini?” “Tuan Kenzo …” Sampai akhir Kenzo masuk ke dalam mobil polisi, para wartawan itu tetap mewawancarainya. Ia
Read more

Bab 74 : Mengakui Kebenaran

“Ini adalah kancing milik mendiang Om Bahran yang dipegang oleh Papa saat kecelakaan Papa terjadi.” Kenzo tidak hanya memberikan sebuah buku jurnal milik mendiang ibunya, tapi juga sebuah kotak berisi kancing yang begitu Ariana kenali. Begitu banyak waktu yang dihabiskan, semakin hari, Kenzo berharap bahwa hari ini tidak akan pernah datang. Sekeras apapun ia menghentikan kebenaran dari Ariana. Namun, Ariana adalah orang yang terlibat dalam situasi rumit ini, ia juga pasti harus mengetahuinya cepat atau lambat. Lebih baik jika ia yang memberitahu kebenarannya daripada orang lain. Ariana sudah tak kuasa menahan air matanya, sejak ia membuka buku tersebut. Tulisan tangan rapi yang begitu dikenali oleh wanita itu, mengingatkannya pada masa kecil. Saat ia pertama kali bisa menulis dan menuliskan diary tentang pertemuan pertamanya dengan Kenzo bersama sang ibu yang juga tengah menulis. Halaman demi halaman yang ia buka semakin membuat air mata keluar dengan deras. Ditambah fakta yang baru
Read more

Bab 75 : Flashback off (Kembali ke Korea)

Sebuah foto besar terpajang di dalam kamarnya. Foto seorang wanita cantik yang berpose dengan tubuh sexy-nya. Ia telah menempati kamar di apartemen ini selama kurang lebih 3 tahun lamanya. Apartemen yang akhirnya mampu ia beli dengan uangnya sendiri 3 tahun lalu, seperti foto yang terpajang di sana. Saat awal karirnya 2 tahun berjalan, semua begitu sulit, bahkan ia kesulitan membayar Dalmi, manajernya. Namun, seolah dewi keberuntungan datang, akhirnya karirnya dapat melejit selama waktu memasuki ke-3 tahun. Ia akui bukan hanya karena bakat dan kemampuannya, tapi juga karena bosnya. Setelah kembali lagi kemari, Ariana rasanya memandang semua hal ini berbeda. Jika ia mengingat siapa dirinya sejak dulu, semua barang beserta apartemen ini bukanlah apa-apa. Dirinya tidak perlu bersusah payah selama 5 tahun ini untuk menaikkan karirnya jika sejak awal memiliki kekuatan. Meski begitu, Ariana tidak menyesal sama sekali pernah hidup berkekurangan, dalam mental terguncang, dan fisik yang serin
Read more

Bab 76 : Memulai Lagi

Ariana bersama dengan Dalmi keluar dari mobil setelah tiba di depan sebuah gedung tinggi bernama PG Ent. Orang-orang yang telah mengetahui keberadaannya sejak di Bandara, sepertinya telah meramalkan kedatangannya ke kantor hari ini. Mereka yang masih mengikutinya, menyapa dengan hangat dan antusias pagi ini ketika keluar ia baru saja tiba. Mengatakan harapan-harapan mereka untuk dirinya tidak mengundurkan diri dari agensinya, seperti rumor yang dikatakan sosial media. Ariana hanya menundukkan kepala beberapa kali, tersenyum, dan melambaikan tangannya, sebagai respon atas sapaan mereka. Sebelum akhirnya masuk ke dalam lobi gedung agensinya. “Masih saja ada fans bagi aktris yang cukup kontroversial sepertimu, ya?” ucap Dalmi yang entah menertawakannya, atau merasa kagum sekaligus bangga. “Itu karena aku cantik di sini.” Jawabannya begitu terdengar menyebalkan bagi Dalmi, sebab ia tidak bisa menyangkalnya. Ketika ia menginjakkan kaki di kantor, beberapa staff menyapanya seperti biasa d
Read more

Bab 77 : Pergerakan Daris

Jakarta, Indonesia Kenzo sampai di kantor, di jam biasanya. Bersama Chakra yang mengantarnya pagi ini. Melewati para pegawainya yang menyapanya sopan seperti biasa. Begitu juga dengan dirinya yang tidak terlalu menanggapi hal itu. Beberapa karyawan wanitanya, terdengar berdecak kecewa akan respon dari bos mereka yang dingin. Tidak ada lagi Ariana, tidak ada lagi alasan bagi Kenzo untuk tersenyum ceria seperti pagi-pagi sebelumnya. Sangat menyayangkan dengan kepulangan Ariana ke Korea, membuat mereka memiliki beberapa spekulasi. Ketika melewati sekretarisnya, Kenzo menghentikan langkahnya. “Apa ada seseorang di ruangan saya?” “Itu, Tuan Daris sudah menunggu Anda sejak 30 menit yang lalu, Tuan.” Tidak memperpanjang pembicaraan mereka, Kenzo segera masuk ke dalam ruangannya. Meski ia siap tidak siap, setiap kali melihat wajah tanpa rasa bersalah itu. Saat pertama kali ia telah mengetahui hal ini, Kenzo merasakan hal yang sama dengan Ariana. Menyangkal sesuatu yang sudah jelas bukti-bu
Read more

Bab 78 : Rencana Kenzo

“Pagi tadi, aku berbicara dengan Om Daris,” ucap Kenzo memulai pembicaraan dengan supir pribadinya, saat mereka dalam perjalan menuju ke rumah pria itu. Jalanan Kota Jakarta, macet seperti biasanya di jam-jam yang sangat sibuk seperti ini. Suara klakson kendaraan saling bersahutan satu sama lain. Asap kendaraan menambah polusi kota tersebut. Hari semakin larut bersamaan dengan langit yang semakin menggelap. Suara yang berasal dari masjid terdengar mengartikan agar umat-umatnya segera melaksanakan perintah dari tuhan mereka. Ratusan kalinya, Kenzo melewati situasi yang sudah biasa baginya ini. “Dia sudah mengetahui bahwa Bitna adalah Ariana, tapi dia ternyata tidak tahu kalau aku juga mengetahui hal ini. Jadi, dia menanyakan padaku secara tidak langsung dengan berbelit-belit bertanya.” “Yang semakin aneh adalah dia menanyakan Nona Nadine. Apa kamu sudah mencari tahu dengan benar latar belakang wanita itu?” Chakra melirik ke arah kaca spion tengah di tengah fokusnya menyetir. “Saya s
Read more

Bab 79 : Berita Gosip Tidak Menyenangkan

Sekali lagi Ariana menunjukkan kemampuannya di depan kamera saat syuting iklan sebuah produk. Hanya dalam beberapa minggu saja, wajahnya sudah terpampang di papan-papan reklame iklan yang terpasang pada kota-kota besar Korea. Ia mengembalikan brand-brand yang telah bekerja sama dengannya di masa lalu. Tidak hanya itu, dalam waktu dekat, ia juga akan berkontribusi dengan sebuah film. Tentu saja Dalmi menerimanya karena film tersebut besutan dari sutradara terkenal dan produser sukses. Ia melakukan pekerjaannya dengan sangat baik dan memuaskan seperti biasanya. Meski Ariana tidak mendapatkan peran bintang utama, setidaknya ia mendapatkan peran kedua wanita di sana yang tidak kalah penting. Namanya menjadi semakin populer di Korea Selatan dan akan terus menanjak, membuat siapapun iri terhadapnya. Sudah barang tentu Ariana sangat sangat sibuk menangani pekerjaan yang terus berdatangan padanya. Melakukan pemotretan, syuting, meeting, dan semua hal-hal lainnya. Setelah melewati hari-hari y
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status