“Ini adalah kancing milik mendiang Om Bahran yang dipegang oleh Papa saat kecelakaan Papa terjadi.” Kenzo tidak hanya memberikan sebuah buku jurnal milik mendiang ibunya, tapi juga sebuah kotak berisi kancing yang begitu Ariana kenali. Begitu banyak waktu yang dihabiskan, semakin hari, Kenzo berharap bahwa hari ini tidak akan pernah datang. Sekeras apapun ia menghentikan kebenaran dari Ariana. Namun, Ariana adalah orang yang terlibat dalam situasi rumit ini, ia juga pasti harus mengetahuinya cepat atau lambat. Lebih baik jika ia yang memberitahu kebenarannya daripada orang lain. Ariana sudah tak kuasa menahan air matanya, sejak ia membuka buku tersebut. Tulisan tangan rapi yang begitu dikenali oleh wanita itu, mengingatkannya pada masa kecil. Saat ia pertama kali bisa menulis dan menuliskan diary tentang pertemuan pertamanya dengan Kenzo bersama sang ibu yang juga tengah menulis. Halaman demi halaman yang ia buka semakin membuat air mata keluar dengan deras. Ditambah fakta yang baru
Sebuah foto besar terpajang di dalam kamarnya. Foto seorang wanita cantik yang berpose dengan tubuh sexy-nya. Ia telah menempati kamar di apartemen ini selama kurang lebih 3 tahun lamanya. Apartemen yang akhirnya mampu ia beli dengan uangnya sendiri 3 tahun lalu, seperti foto yang terpajang di sana. Saat awal karirnya 2 tahun berjalan, semua begitu sulit, bahkan ia kesulitan membayar Dalmi, manajernya. Namun, seolah dewi keberuntungan datang, akhirnya karirnya dapat melejit selama waktu memasuki ke-3 tahun. Ia akui bukan hanya karena bakat dan kemampuannya, tapi juga karena bosnya. Setelah kembali lagi kemari, Ariana rasanya memandang semua hal ini berbeda. Jika ia mengingat siapa dirinya sejak dulu, semua barang beserta apartemen ini bukanlah apa-apa. Dirinya tidak perlu bersusah payah selama 5 tahun ini untuk menaikkan karirnya jika sejak awal memiliki kekuatan. Meski begitu, Ariana tidak menyesal sama sekali pernah hidup berkekurangan, dalam mental terguncang, dan fisik yang serin
Ariana bersama dengan Dalmi keluar dari mobil setelah tiba di depan sebuah gedung tinggi bernama PG Ent. Orang-orang yang telah mengetahui keberadaannya sejak di Bandara, sepertinya telah meramalkan kedatangannya ke kantor hari ini. Mereka yang masih mengikutinya, menyapa dengan hangat dan antusias pagi ini ketika keluar ia baru saja tiba. Mengatakan harapan-harapan mereka untuk dirinya tidak mengundurkan diri dari agensinya, seperti rumor yang dikatakan sosial media. Ariana hanya menundukkan kepala beberapa kali, tersenyum, dan melambaikan tangannya, sebagai respon atas sapaan mereka. Sebelum akhirnya masuk ke dalam lobi gedung agensinya. “Masih saja ada fans bagi aktris yang cukup kontroversial sepertimu, ya?” ucap Dalmi yang entah menertawakannya, atau merasa kagum sekaligus bangga. “Itu karena aku cantik di sini.” Jawabannya begitu terdengar menyebalkan bagi Dalmi, sebab ia tidak bisa menyangkalnya. Ketika ia menginjakkan kaki di kantor, beberapa staff menyapanya seperti biasa d
Jakarta, Indonesia Kenzo sampai di kantor, di jam biasanya. Bersama Chakra yang mengantarnya pagi ini. Melewati para pegawainya yang menyapanya sopan seperti biasa. Begitu juga dengan dirinya yang tidak terlalu menanggapi hal itu. Beberapa karyawan wanitanya, terdengar berdecak kecewa akan respon dari bos mereka yang dingin. Tidak ada lagi Ariana, tidak ada lagi alasan bagi Kenzo untuk tersenyum ceria seperti pagi-pagi sebelumnya. Sangat menyayangkan dengan kepulangan Ariana ke Korea, membuat mereka memiliki beberapa spekulasi. Ketika melewati sekretarisnya, Kenzo menghentikan langkahnya. “Apa ada seseorang di ruangan saya?” “Itu, Tuan Daris sudah menunggu Anda sejak 30 menit yang lalu, Tuan.” Tidak memperpanjang pembicaraan mereka, Kenzo segera masuk ke dalam ruangannya. Meski ia siap tidak siap, setiap kali melihat wajah tanpa rasa bersalah itu. Saat pertama kali ia telah mengetahui hal ini, Kenzo merasakan hal yang sama dengan Ariana. Menyangkal sesuatu yang sudah jelas bukti-bu
“Pagi tadi, aku berbicara dengan Om Daris,” ucap Kenzo memulai pembicaraan dengan supir pribadinya, saat mereka dalam perjalan menuju ke rumah pria itu. Jalanan Kota Jakarta, macet seperti biasanya di jam-jam yang sangat sibuk seperti ini. Suara klakson kendaraan saling bersahutan satu sama lain. Asap kendaraan menambah polusi kota tersebut. Hari semakin larut bersamaan dengan langit yang semakin menggelap. Suara yang berasal dari masjid terdengar mengartikan agar umat-umatnya segera melaksanakan perintah dari tuhan mereka. Ratusan kalinya, Kenzo melewati situasi yang sudah biasa baginya ini. “Dia sudah mengetahui bahwa Bitna adalah Ariana, tapi dia ternyata tidak tahu kalau aku juga mengetahui hal ini. Jadi, dia menanyakan padaku secara tidak langsung dengan berbelit-belit bertanya.” “Yang semakin aneh adalah dia menanyakan Nona Nadine. Apa kamu sudah mencari tahu dengan benar latar belakang wanita itu?” Chakra melirik ke arah kaca spion tengah di tengah fokusnya menyetir. “Saya s
Sekali lagi Ariana menunjukkan kemampuannya di depan kamera saat syuting iklan sebuah produk. Hanya dalam beberapa minggu saja, wajahnya sudah terpampang di papan-papan reklame iklan yang terpasang pada kota-kota besar Korea. Ia mengembalikan brand-brand yang telah bekerja sama dengannya di masa lalu. Tidak hanya itu, dalam waktu dekat, ia juga akan berkontribusi dengan sebuah film. Tentu saja Dalmi menerimanya karena film tersebut besutan dari sutradara terkenal dan produser sukses. Ia melakukan pekerjaannya dengan sangat baik dan memuaskan seperti biasanya. Meski Ariana tidak mendapatkan peran bintang utama, setidaknya ia mendapatkan peran kedua wanita di sana yang tidak kalah penting. Namanya menjadi semakin populer di Korea Selatan dan akan terus menanjak, membuat siapapun iri terhadapnya. Sudah barang tentu Ariana sangat sangat sibuk menangani pekerjaan yang terus berdatangan padanya. Melakukan pemotretan, syuting, meeting, dan semua hal-hal lainnya. Setelah melewati hari-hari y
Setelah beberapa hari berlalu, bahkan setelah banyak panggilan tidak terjawab itu, Ariana tidak menerima telpon kembali dari Kenzo. Itu membuat Ariana semakin kesal dan kesal bahkan marah pada pria itu. Ia telah bersumpah pada dirinya sendiri bahwa saat Kenzo menelponnya, ia akan melakukan hal yang sama. Tidak mengangkatnya atau bahkan menelponnya kembali. Hanya karena pria itu, mood Ariana selalu hancur jika terkena sedikit saja trigger. Hari itu adalah malam yang dingin, dan Yohan mampir ke apartemen Ariana yang juga terdapat Dalmi. Pasalnya malam ini, mereka berdua akan terbang ke negara sakura Jepang untuk syuting dan bertemu dengan Jin. Yohan datang di saat yang tidak tepat karena Ariana tidak dalam kondisi yang cocok untuk melempar ejekan dan candaan seperti biasa. “Kalian akan pergi malam ini, kan? Jangan lupa untuk titipanku, ya!” ujar Yohan begitu tiba di apartemen. “Kamu ini seperti seseorang yang tidak bisa pergi sendiri ke Jepang, Yohan,” timpal Dalmi. Yohan tidak menja
Beberapa hari telah berlalu sejak kedatangan Ariana ke Jepang. Sudah beberapa hari juga terlewat sejak Ariana menemui Jin di salah satu restoran. Mereka lebih banyak membicarakan hal di luar pekerjaan dibandingkan pekerjaan itu sendiri. Memang tidak banyak hal yang harus dibicarakan mereka berdua. Kecuali bersama-sama di sebuah rapat bersama tim-tim lain yang bekerja bersama mereka selama drama akan dibuat. Hari ini, rapat selesai setelah 4 jam. Ariana telah merasakan atmosfer yang tidak nyaman selama ia duduk bersama mereka. Ia bisa merasakan tatapan-tatapan yang diarahkan padanya begitu tidak nyaman. Sudah barang tentu karena mereka meragukan dirinya yang akan membintangi drama ini. Dalmi memang benar-benar cerdas dalam memanfaatkan rumor gosip. Ia telah memanfaatkan Jin sepenuhnya, dan pria itu yang Ariana yakini, tidak akan terlalu bodoh untuk tidak menyadarinya. Karena itulah ia juga bertemu Jin untuk mengatakan hal tersebut. Tidak banyak respon yang dikeluarkan olehnya membuat A
Berbeda dengan hubungan jarak jauh mereka sebelumnya, kali ini justru Kenzo lebih sering menghubungi Ariana. Itu bagus karena Ariana memiliki motivasi tinggi. Namun, di sisi lain ia harus kerepotan karena Kenzo selalu menghubungi kapanpun tanpa mengingat waktu. Di saat Ariana bekerja, dirinya lah yang memegang ponsel Ariana. Sehingga mau tidak mau, atas permintaan aktrisnya juga, ia harus membalas pesan Kenzo. Setidaknya mengabari bagaimana kegiatannya. Maka ia juga harus membaca pesan masuk yang dikirimkan oleh pria itu. Sangat menjengkelkan. Meski tidak dipungkiri, Yohan juga terkadang mengirim pesan yang manis padanya. Untuk tahun-tahun awal atau saat peristiwa baru-baru itu terjadi, merupakan saat tersulit bahkan sangat sulit. Berbeda dengan saat Ariana terkena skandal waktu itu, Dalmi memanfaatkan keadaan yang juga bagus saat keretakan hubungan mereka berdua, dan membuat skandal antara Ariana dan Jin semakin bagus. Sekarang, keadaan sangat tidak bagus, tidak ada yang bisa dimanf
Bagaimanapun juga, acara besar sekelas pemberian penghargaan formal itu pasti mendapatkan banyak sorotan karena disiarkan secara langsung. Termasuk Ariana di dalamnya yang mendapatkan penghargaan paling bergengsi. Semua warga sudah mengetahuinya dan mengetahui apa yang dibicarakan oleh wanita itu. Tentu saja keputusan itu memberikan dampak besar pada Ariana. Ia kali ini mendapatkan kecaman dari warga internet Korea, meski pendukungnya tidak kalah banyak. Ini pertama kalinya dalam sejarah, pemenang award paling bergengsi adalah sosok yang paling kontroversi. Banyak yang menyuarakan protesnya untuk membatalkan Ariana sebagai pemenang. Ditambah kehadiran Kenzo di acara tersebut yang mau tidak mau diketahui oleh para wartawan, menambahkan imej buruk pada namanya. Namun, di titik itu Ariana sama sekali tidak menyesal telah mengungkapkan semua rahasianya kepada publik. Ia merasa selama ini dirinya telah banyak berbohong pada fans-nya, karena itulah meski ia dibenci karena jujur, setidaknya
“Aku melihat Kenzo di atas panggung, aku melihatnya dengan jelas. Tunggu sebentar, aku akan memastikan pada Chakra apa sebenarnya yang terjadi …” Ekspresi Dalmi berubah dan arah pandangannya juga berubah. Ia ditujukan kepada sosok yang ada di belakang Ariana pastinya. Ariana sudah menduga pasti ada seseorang di belakangnya. Ia membeku beberapa detik, tidak siap dengan siapa seseorang di belakangnya. Mungkin itu Chakra dan pandangannya yang melihat Kenzo salah sebab perasaan depresinya. Jika itu memang Chakra, entah kabar apa yang dibawanya sampai membawa pria itu kemari. Ariana perlahan dengan gerakan slow motion, berbalik menatap sosok di belakangnya. Beberapa detik Ariana terpaku kembali melihatnya, lagi-lagi tidak percaya pada apa yang dilihatnya. Entah mengapa dan bagaimana hari ini bisa penuh dengan kejutan. “Hai, Cutie.” Suaranya bahkan sangat mirip. Ariana mundur beberapa langkah, masih tidak percaya pada apa yang dilihatnya. Begitu juga dengan Dalmi. Sementara orang di seki
Ariana melangkah ke arah panggung dengan masih menjadi pusat atensi semua orang yang ada di sana. Ia mengingat semua pelajaran trainingnya, bagaimana seseorang berjalan agar terlihat percaya diri. Dari luar, ia memang telah terlihat seperti sosok yang penuh percaya diri, tapi berbagai macam pikiran memenuhi kepalanya. Pelajaran training, kabar Kenzo, kerja keras, dan sepanjang dirinya berkarir, semua berputar memenuhi kepalanya. Ariana menjadi sedikit merasa bersalah karena tidak merasa dirinya telah bekerja sangat keras sehingga pantas untuk sampai di titik ini dengan cepat. Namun, pada kenyataannya sekarang ia berada di atas panggung, menerima piala yang tidak pernah ia pegang sebelumnya, yang diberikan oleh pembawa acara tersebut. Tangannya sedikit berkeringat dan gemetar saat menyentuh piala tersebut. Ia menatap lama piala tersebut dan menyadari bahwa tidak ada sebuah kebanggaan atau kebahagiaan yang meluap-luap menyerupai euforia. Seharusnya ini adalah sesuatu yang selama ini men
Korea Selatan memiliki sebuah acara nominasi penghargaan paling bergengsi untuk menghargai keunggulan dalam film, televisi, dan teaternya. Karena itulah acara ini diadakan setiap tahun untuk menghargai drama dan perfilman yang menghiasi layar kaca. Setiap setelah memerankan tokoh, para aktor dan aktris, khususnya yang masuk ke dalam kategori, akan menghadiri acara ini. Tidak hanya itu, tetapi juga para sutradara di dalamnya. Ariana sendiri termasuk di dalamnya karena ia telah memerankan drama yang cukup baik hingga mampu masuk ke dalam nominasi ini. Ini bukan pertama kalinya Ariana masuk ke dalam nominasi, tapi ini pertama kalinya Ariana masuk ke dalam kategori aktris terbaik yang akan menerima hadiah utama. Itu adalah sebuah pencapaian yang luar biasa di dalam karirnya yang akan menginjak usia 7 tahun. Baik Ariana maupun Dalmi tentu saja sangat bangga ketika mengetahui itu. Mereka, khususnya Dalmi yang lebih bersemangat, berharap bahwa Ariana lah yang akan memenangkan piala utama te
Ketika mendengar pengumuman resmi yang dikeluarkan oleh agensi, para pecinta drama tentu terkejut. Seperti biasa, pendapat condong ke dua orang. Banyak dukungan dan tak lepas juga kritik juga hujatan. Orang-orang yang menginginkan kejatuhan Ariana, seolah didukung oleh foto Ariana yang tiba-tiba tersebar saat berada di bandara hendak pergi ke Indonesia. Namun, foto itu terbantahkan karena kebenaran bahwa Ariana yang memang ada di apartemen saat dikunjungi. Ditambah dengan kesaksian kru drama, bahwa Ariana memang terlihat kurang sehat saat pertemuan terakhir mereka. Juga didukung oleh argumen bahwa tidak mungkin seseorang dengan cepat pergi ke luar negeri dan kembali lagi. Meski itu untuk berlibur sekalipun. Jadi, tetap ada banyak orang yang mendukung terus dan menunggu drama yang dibintanginya selesai. Satu minggu telah berlalu dan Ariana tentu kembali bekerja lagi sesuai jadwal yang telah diatur oleh Dalmi. Beberapa hari terakhir sebelum bekerja, Ariana mengurung diri terus menerus
Saat Ariana meninggalkan Dalmi begitu saja di rumah sakit, ia pergi ke hotel bersama barang bawaan mereka. Tidak sedikitpun ia merasa kesal, tapi justru sedikit merasa bersalah. Ia bukan tidak peduli atau tidak mau tahu pada masalah Ariana, mungkin karena ketakutannya pada masalah Ariana yang bisa berdampak pada pekerjaan. Pekerjaannya cukup berat belakangan, mereka baru saja memulai kembali. Jika semua hancur, ia jugalah yang bisa terkena imbasnya, bukan hanya Ariana. Tujuannya hanya ingin meminimalisir suatu hal buruk yang nanti bisa terjadi. Namun, karena emosi Ariana, ia salah menanggapi pada dirinya dan menganggap bahwa itu bentuk ketidakpedulian. Ariana mungkin berpikir bahwa sekarang yang hanya dipikirkan olehnya adalah pekerjaan dan karir Ariana. Tidak ada yang bisa dikerjakan oleh Dalmi selama satu hari penuh di hotel hari itu selain bekerja. Jadwal-jadwal Ariana yang tertunda, harus ditata ulang lebih dulu. Ia menduga jika mereka di sini akan satu minggu penuh, apalagi meng
Setelah selesai dengan urusan mereka di penjara, keduanya berada di dalam mobil sekali lagi. Ariana meminta Chakra untuk mengantarnya ke rumah sakit tempat Kenzo. Ia belum juga menghubungi Dalmi yang ditinggalkannya begitu saja kemarin di rumah sakit. Chakra sudah mengetahui apa tujuan sebenarnya Ariana menemui mereka berdua. Melihat bagaimana reaksi Daris dan meluapkan amarahnya pada Nadine. Setidaknya Ariana tidak berbuat sesuatu yang naif dengan memaafkan Daris yang telah membunuh anggota keluarganya dan mencelakai pria yang dicintainya. Justru sekarang wanita itu tampak lebih baik sekarang daripada kemarin atau bahkan hari ini. Apalagi keputusan yang akan diambilnya selanjutnya? “Wartawan-wartawan itu sudah dipastikan tidak akan berani mendekati Kenzo, kan?” tanya Ariana memecah keheningan. “Iya, Nona, saya sudah mengurusnya.” Ariana mengangguk. “Aku tidak mau saat Kenzo beristirahat, dia terganggu oleh orang-orang yang haus akan berita gosip itu. Lakukan dengan tenang, jangan s
“Nona, apa Anda yakin dengan keputusan Anda?” Chakra berulang kali bertanya pertanyaan yang sama, meragukan apa yang ia dengar sekaligus keputusan Ariana. Ariana telah selesai bersiap dan membawa tasnya. Ia mengambil sepatu dan memakainya ketika hendak keluar rumah. “Apa perkataanku masih kurang jelas sejak tadi, Chakra? Antarkan aku ke tempat Om Daris dan sekretaris Kenzo.” Melihat bagaimana sekarang pembawaan Ariana yang telah lebih tenang daripada kemarin, Chakra bisa sedikit bernapas lega. Namun, apa yang akan dilakukan olehnya justru mengembalikkan emosi yang tidak stabil seperti kemarin wanita itu terguncang. Ia rasa menemui kedua penjahat itu sekaligus penyebab Kenzo ada di situasi ini, bukanlah keputusan yang bagus dan justru cenderung berat. Siapapun tidak akan sanggup bertemu atau bahkan melihat mereka. Alih-alih menghindari, Ariana justru ingin bertemu dengan mereka berdua. “Apalagi yang kamu tunggu, Chakra?” Tanpa sadar karena lamunan itu, Ariana telah mengganti sandaln