Andrew dengan segra menuju ke rumahnya, dan dengan wajah yang panik, melihat seluruh barang yang ada di rumah Elmi sudah berantakan tidak karuan. Elmi sudah tidak bisa mengendalikan dan menenangkan anaknya tersebut. Seluruh energinya sudah habis, dan ini saja yang tersisa dari dirinya.“Kenapa bisa begini?!” panik Andrew yang langsung menghampirinya.Elmi terlalu malu untuk mengangkat wajahnya, ia menangis dalam diamnya, meski air mata sudah membasahi pipinya, dan sekarang ia benar-benar merasa putus asa sampai ke urat-uratnya sendiri.Tangannya meminta kepada Andrew untuk menuju ke kamar Alina, untuk sekarang, dia lah yang paling memerlukan seseorang untuk berada di sampingnya, “Alina…, Ndrew…,” ucap Elmi dengan lemah menahan dirinya tersebut.Andrew yang langsung merespon tersebut, segera berlari menuju ke kama Alina, dan menghampiri anaknya tersebut. Alina kedengaran menangis tersedu, sepertinya dia sedang berada di pelukan Andrew untuk ditenangkan. Elmi merasa lega, mendengar bahw
Baca selengkapnya