Elmi yang mendengar ucapan Andrew mendadak saja tidak bisa berbicara, dan merasa kalau mulutnya sendri terasa tertahan oleh dirinya tersebut. Apa-apaan orang ini? Tidak ada angin, tidak ada hujan, mendadak saja berkata begitu. Sedikit dirinya melirik ke ujung mata, tampak rasa khawatir dan gelisah dar wajahnya.Elmi tak paham dengan apa maksud dari Andrew sampai bisa berkata begitu kepadanya. Tapi, yang pasti, Elmi akan mencoba untuk tidak mendengar dan berpura-pura tidak tahu dengan apa yang telah dikatakan kepada dirinya ini.“Haha, kamu ada-ada saja, aku cari yang baru saja sudah malas, mana mungkin aku mau kembali kepada Gerard, haha,” Elmi mencoba mengalihakn topik pembicaraan yang ia rasa sedikit perlu diluruskan dan juga perlu ditegaskan tentunya.Andrew menatapnya lamat-lamat. Tatapan tersebut menunjukkan dengan jelas mengenai apa perasaan yang tengah dipendamnya. Elmi masih mencoba menepisnya. Sudah lebih dari 5 tahu ia berteman dengan Andrew,tidak mungkin dirinya tidak tahu.
“Jadi, kamu tak bisa memberikan jawaban kepadaku?” tanya elmi kepada Andrew.Andrew hanya menghela napas seolah menunjukkan bahwa dia sama putus asanya dengan apa yang telah dilakukan oleh Elmi ini. Dia memang bodoh dan ceroboh. Bisa-bisanya ia tidak kepikiran sama sekali sampai ke sana. Dasar…, Elmi merasa tidak bisa berkata apa-apa selama beberapa saat. Bahkan, dia sampau merasa pusing seketika.“Aku tak punya banyak saran Elmi,” ucap Andrew kepadanya.Elmi sudah tahu. Karena hal tak yang ia pikirkan sudah terjadi lebih dulu, jadi, sedikit lebih sulit untuk bisa membuat semuanya bisa terkendali. Elmi merasa benar-benar jatuh selama beberapa saat.“Andrew..,” panggil Elmi, meski dia sudah tahu kalau pria itu sudah ada di depannya, dan tidak kemana-mana sama sekali.Andrew hanya menaikkan kedua alisnya, dan menunjukkan sikap yang jelas sekali seperti mempertanyakan mengapa Elmi memanggilnya tentunya.“Kamu…, pasti tahu.. apa yang harus aku lakukan…,” ucap Elmi sambil menatap dengan pa
Belum apa-apa, rasanya badan Elmi sudah terasa tidak bisa dirasakan dengan baik oleh dirinya ini. Menyebalkan. Padahal, biasanya Elmi selalu tenang dalam menghadapi situasi, tapi, sekarang ia benar-benar merasa tidak berdaya dalam menghadapi yang namanya situasi.Tanpa berbicara dengan dirinya dahulu, Alina sudah memutuskan dengan Gerard, bahwa mereka berdua akan pergi weekend nanti. Tidak bisa ia bayangkan dia kembali ke rumah yang dulu pernah menyambutnya dengan hangat. Rasanya masih menakutkan.Dirinya juga tidak bisa membayangkan apa reaksi yang akan diberikan kepada dirinya, terlebih lagi, Elmi tidak pernah memberikan kabar sama sekali, meski diberikan izin untuk mengabari mereka. Gelisah dan juga terasa khawatir di dalam dirinya. Elmi tidak bisa menyembunyikan dirinya lagi. Dia merasa benar-benar rapuh dan juga merasakan jelas perasaannya yang sangat dan amat khawatir sekali. Apa yang harus dia lakukan sekarang?! Tidak ada yang lebih buruk dari apa pun lagi kecuali yang ini!‘Ap
“Lalu, akankah kamu kmebali dengan Gerard?” tanya Andrew kepadanya.Pertanyaan yang sama kembali dilontarkan olehnya. Tidak ada basa-basi oleh Andrew, dan dia langsung mengatakan inti dari perasaan sebenar yang ia bawa kepada Elmi ini.Terdiam sejenak, keheningan mendadak saja terasa di antara mereka, dan Elmi bingung harus menjawab seperti apa yang baru saja telah dikatakan oleh Andrew. Meski sudah sering dihindari dan juga sudah sangat sering Elmi alihkan, Andrw masih saja bisa mendapatkan celah untuk bertanya kepadanya.Dengan senyum lebar, Elmi menjawab kepadanya, “Kan sudah sering aku bilang, tidak. Buat apa aku kembali?” Elmi mencoba menghaluskan apa yang sudah sering ia jawab kepada Andrew.Andrew hanya membalas dengan senyuman, entah itu adalah senyuman yang menunjukkan bahwa dia senang atau lga? Elmi tidak tahu, yang pasti, senyuman itu hanya menunjukkan bagaimana perasaannya yang terasa lebih baik daripada biasanya, hanya itu saja.Kembali hening sejenak. Elmi sampai mengget
Elmi benar-benar takut hari ini akan datang, dan ia sama sekali tidak menduga kalau hari ini datang lebih cepat dari yang ia duga sendiri. Andai saja hari ini bsia ia skip, Elmi berharap tidak akan pernah menemukan hari ini sebagai gantinya. Tapi, ya namanya kehidupan, jadi dilewatiya hari perhari.Setelah naik taksi, mereka berdua sungguh tiba di sana. Entah kapan terakhir kali dia datang berkunjung ke rumah besar yang luas sekali dan mirip seperti mengelilingi lapangan bola. Baru saja sampai gerbang, Elmi sudah menghela napas, karena dirinya harus melewati kembali, beberapa meter jalanan sebelum sampai ke rumah utama.“Ma, ini rumah papa?” tanya Alina.Mereka berdua bergandengan, selayaknya orang yang baru saja datang untuk berkunjung. Elmi hanya bisa memasang senyuman tipis dengan wajah yang berbohong menutupi keresahannya tersebut.“Mm, sebenarnya bukan,” jawab Elmi.“Ha? Terus kenapa mama mengajak Alina ke sini kalau ini bukan rumah papa?” tanya Alina yang merasa dibohongi.Denga
Baru juga Elmi berharap besar kalau tidak mungkin terjadi hal yang tidak diinginkan, kalau benar dia mau bertemu dengan Alina. Nyatanya, dirinya malah dikejutkan oleh fakta yang Elmi sendiri tidak tahu kenapa dan bagaimana bisa ini terjadi di hari ini juga.Elmi membatu sata melihat sosok yang datang dan juga kelihatan tengah sangat ceria dan penuh dengan senyuman di wajahnya tersebut. Aska sudah langsung menghela napas panjang setelah melihat siapa yang datang, seolah dia sudah tahu kalau ini akan terjadi.Segera dirinya menoleh melihat ke arah Aska yang merasa pusing dengan anak kecil yang baru saja datang tersebut. Dan jelas saja, Aska langsung memasang wajah tak karuan lagi.Anak perempuan tersebut segera menghampiri Gerard dan meminta gendongan dari Gerard tersebut. Tampak jelas di wajahnya tersebut, kalau dia merasa canggung dan juga gugup saat didatangi oleh anak tersebut.“I- itu?!”“Makanya aku bilang harusnya kamu memberitahu kalau kamu mau datang, dengan begitu, setidaknya
Aska menganggukkan kepala, mengiyakan apa yang ditanyakan oleh Elmi kepadanya. Wah, tidak bisa dibiarkan begitu saja. Wanita itu sepetrinya sudah merencanakan semua yang akan terjadi kepada dirinya ini.“Pantas kamu mengeluh kalau mau ke sini aku harus menghubung kalian,” celetuk dari Elmi.“Yah…, meski dia sebenarnya tidak tahu diri sekali. Sudah menumpang di sini, tidak pernah mau melakukan apa pun, tapi maunya diperlakukan seperti ratu,” keluh dari Aska.Elmi sedikit kaget, ini nyaris sama kejadiannya seperti istri pertama dari Bryan, kan? Wah, ternyata ada penggantinya setelah wanita itu keluar. Dan tentu saja, musuh Elmi juga jadi berubah sama halnya dengan apa yang sudah terjadi sebenarnya.Gila, tidak ada yang lebih sempit dari ini, dan lagi, tidak ada yang lebih memusingkan dari apa pun. Apalagi, dari awal, wanita ini memang tidak terlalu suka dengan Elmi, jadi, yahh, huhh, pastinya menyusahkan. Kina dari awal sudah memiliki pandangan buruk kepadanya.Sekarang, Elmi harus memi
Selama beberapa hari ini, anaknya lebih banyak diam dan tidak berkata sama sekali kepada dirinya. Sering kali Elmi mendapati ALina tengah melamun, seperti sedang memikirkan sesuatu yang membuatnya tidak bisa tenang.Malam ini, ketika Elmi susah menyiapkan makan malam, Elmi melihat kembali, Alina yang tengah melamun tersebut seperti terus kepikiran sesuatu yang tak hilang dari pikirannua tersebut.“Alina,” panggil Elmi.Alina tampak kaget, dan tersentak setelah dipanggil oleh Elmi dengan nada yang tidak kasar, namun ia ternyata malah kaget mendengar panggilan tersebut.“Ya ma?” tanya Alina.Elmi menghela napas mendengar bagaimana cara jawab dari Alina tersebut. Dengan kedua tangan menyangga dagunya tersebut, Elmi ingin mencoba bertanya serius kepada anaknya tersebutk, akibat sikapnya yang bisa dianggap diam oleh Elmi ini.“Kamu sebenarnya ada apa, Nak? Setelah pulang dari sana, kamu seperti orang lain,” ungkap Elmi.Alina menunduk sejenak. Kedua tangan mungilnya saling memegang dengan
Akhirnya, tiba lah di hari yang Elmi tidak mau tunggu dan memang sengaja sudah disiapkan untuk bisa dirinya ini hindari. Tepat dimana hari Andrew akan melangsungkan lamaran, Elmi dan Alina siap berangkat pergi dari sini. Ia dan sang anak sudah berada di bandara. Mereka kini siap pergi seperti yang sudah dijadwalkan.“Alina, kamu tidak mau pamitan?” tanya Elmi.Alina menggelengkan kepala, “Kalau mama merasa tidak perlu, Alina juga tidak apa. Selama Alina bersama mama, Alina tidak masalah kok,” ucapnya.Tersenyuh rasanya hati Elmi mendengar apa yang dikatakan olehnya. Meski sudah tahu kalau ini akan menjadi hal yang paling berat yang dirinya miliki, Elmi tidak bisa begitu saja mengatakan tidak pada sang anak sendiri. Hanya saja, Elmi mau membuat dirinya ini tidak sakit hati dengan apa yang sudah terjadi kepada dirinya ini.“Huhh, terima kasih ya, Nak,” ucap Elmi kepada Alina.Alina tersenyum menanggapi apa yang Elmi katakan. Yah, lagi pula memang tidak banyak yang bisa dirinya lakukan.
Bahkan, setelah putusan itu pun, Elmi tidak banyak berbicara dengan Andrew, mereka berpisah di rumah dari Elmi, dan Andrew tidak ada niat untuk bertemu dengan Alina.Alina di antarkan pulang oleh Yuna. Rasanya masih bingung. Elmi tidak tahu harus mengatakan apa kepada Alina. Ia takut, kalau ketika dirinya sudah pindah nanti, Alina malah menanyakan perihal Andrew, dan itu pastinya akan menyakiti perasaannya. Rasanya benar-benar seperti ditampar oleh kenyataan yang dirinya tidak bisa hindari sama sekali.“Ma…, mama kenapa? Sejak kemarin mama murung terus,” singgung dari Alina.Elmi melirik ke arah sang anak. Betapa tidak tega dirinya, apabila membuat Alina mengetahui fakta yang tidak bisa dibilang waras lagi. Tidak mungkin Elmi juga blak-blakan mengatakan perihal ini kepada sang anak.“Alina…, mama…, mama ada yang mau disampaikan kepada kamu. Apa kamu mau dengar?”Elmi tidak punya pilihan lagi. Karena, ini sudah bisa dibilang cukup penghujung hari sebelum dirinya nantinya akan pergi dar
Elmi hanya diam saja mendengar apa yang dikatakan oleh Gerard. Yah, tidak salah kalau orang ini pasti akan mengatakan keberatannya. Dan lagi, keberatannya sudah di tingkat yang tidak masuk akal menurut Elmi.Tentu saja Gerard yang melihat bahwa Elmi menatapnya dengan wajah yang datar merasa sangat dan amat bingung sekali. Kenapa dirinya begini? Ya karena tidak ada untungnya sama sekali bagi dirinya.Ditambah, kalau pun dia mau mengajukan yang sebenarnya silakan saja. Hanya saja, itu tidak akan membuatnya menang atau pun membuatnya bisa mendapatkan haknya. Tidak akan, Elmi memiliki bukti yang sangat dan amat kuat sekali. Jadi dirinya sudah yakin kalau ia akan menang, hahahahahahah.Gerard benar-benar bingung melihat wajah Elmi yang tidak bergeming sama sekali. Tahu bahwa dirinya ini tidak terusik meski sudah berkata demikian, Gerard menambahkan apa yang membuatnya merasa sangat keberatan dengan keputusan yang ada.“Dia telah berselingkuh dari saya, dan pasti dia sengaja mencoba membuat
Melamun Elmi dalam waktu yang lama. Dia bahkan sampai sempat mengabaikan sang anak yang memanggilnya. Meski harus memanggil berkali-kali demi bisa mendapatkan jawaban dari Elmi. Tapi, biar begitu, sebenarnya Elmi tidak bisa membohongi bahwa dia menyembunyikan hal tersebut.Dia berusaha kelihatan baik-baik saja. Tapi, sebenarnya dia benar-benar kepikiran dengan apa yang sudah dikatakna oleh Yuna. Soal Andrew yang telah dijodohkan. Tidak salah, Andrew sudah berada di umur yang mapan, bahkan secara finansial dia sangat amat terjamin.Hanya saja, andrew memang bukan orang yang gampang membuka hatinya. Hal tersebut lah yang membuat Elmi jadi merasa khawatir. Alina…, dia pasti akan menjadi orang paling sedih kalau tahu Andrew akan memiliki kehidupannya sendiri.Dan pastinya akan mengurangi waktu untuk bertemu atau berkomunikasi kepada Alina. Rasanya tidak mungkin dirinya membayangkan bahwa anaknya sedih mengenai hal tersebut.Esok harinya,memang benar, Elmi pergi ke pengadilan bersama Andr
“Entah lah, rasanya hanya tidak senang saja,” sahut dari Elmi.Yuna yang tadinya hanya melihat ke arah tv untuk bisa menonton tersebut, langsung berubah pandangan. Kali ini dia melihat ke arah Elmi yang tentunya sedang merasa sangat dan amat gelisah sekali. Yuna sudah tahu dirinya seperti apa, sudah pasti dia bisa menerka dengan tepat sekali.“Lalu kenapa kamu tidak menerimanya saja? Kalau kamu tidak senang dia berhenti menyukaimu, seharusnya kamu menerimanya saja,” ucap dari Yuna kepadanya.Elmi membantah dengan menggelengkan kepalanya dengan segera. Bukan perkara yang mudah. “Aku juga tidak tahu apakah perasaanku ini sungguh menyukai atau hanya sekedar saja. Belum lagi, aku tidak ingin mengulang lembaran yang sama,” Jelas Elmi.Setelah duduk di sebelah dari Elmi, Yuna benar-benar mencoba memahami dan memberikan jawaban yang perlu diberikan kepada dirinya. Walau tidak membantu sekali pun, itu lebih baik daripada tidak sama sekali, kan?Elmi merasa makin gelisah dan juga tidak tenang.
“Jadi, kalian sudah paham, kan?” tanya Elmi kepada mereka yang ada di sana.“Yah, meski sebenarnya sayang sekali kamu pindah. Padahal sudah bagus kita dekat. Aku bahkan sengaja memasukkan cahaya di sini supaya bisa sering bertemu denganmu,” ucap dari Yuna yang merasa sedikit kecewa.Elmi hanya bisa tersenyum tipis. Dia tidak bisa mengatakan apa-apa lagi sebenarnya. Mau bagaimana pun, ini demi keselamatan sang anak juga. Kalau bukan karena masalah Gerard, atau setidaknya Gerard tidak melakukan hal ini, Elmi tidak akan mengambil keputusan ini juga.Huhh, rasanya juga dirinya sudah terlalu lelah menghadapi Gerard. Harapan menjauh sedikit saja dirinya benar-benar dirusak. Dan semoga, dengan menjauh cukup jauh ini, dirinya tidak mendapatkan masalah berlebih lagi.“Maaf ya…, aku juga awalnya berpikir untuk membuat peringatan saja kepada Gerard. Tapi, mengingat bahwa Gerard orang yang nekat, aku lebih takut dia akan berusaha makin keras supaya bisa dekat dengan Alina,” jelas Elmi.Bryan meng
Sebenarnya Andrew belum bisa menyembunyikan bagaimana ekspresi wajahnya saat ini. dirinya sudah tahu apa yang akan dibicarakan oleh Alina sekarang. Rasanya masih sangat sesak dan juga tidak menyenangkan. Andrew merasa ingin sekali memeluk dan menangis pada Alina.Namun, ia tetap menahannya. Alina pasti sudah merencanakan sesuatu untuk membuat dirinya merasa tenang saat diberitahukan. Meski begitu, mungkin saja, dirinya masih harus tetap bersikap seperti biasanya. Kan?Mereka ebrdua pergi, ke taman dimana Andrew dan Alina sering bermain. Alina pasti sengaja memilih tempat ini. karena bisa dikatakan, bahwa ini adalah tempat yang nyaris memiliki kenangan yang paling banyak, dan juga tempat yang selalu menjadi spot untuk bisa dirinya meluangkan waktu yang tenang.“Papa. Papa besok masih kerja?” tanya Alina.“Tentu saja, Alina, kan papa harus mengumpulkan uang,” sahut Andrew.Alina tampak diam sejenak. Dia kemudian kembali menatapa Andrew, dan membeirkan senyuman tipisnya. Manis…, dan sang
Elmi sekarang sudah benar-benar melakukan apa yang mestinya dia lakukan. Alina telah ia liburkan sembari menyiapkan berkas yang perlu dirinya bawa. Tidak, bukan Elmi terburu-buru, hanya saja, ia harus segera sebelum Gerard memutuskan. Sekarang, mereka tengah menunggu keluarnya paspor Alina. Elmi sudah punya. Dan juga, mereka harus menyiapkan Visa yang memang harus ada.Sambil meneguk coklat dingin di salah satu kafe, Alina dan Elmi duduk dengan tenang tanpa ada keributan sama sekali. Yah, maksudnya keributan dari luar. Bukan keributan orang lain. Haha.“Mama…, kalau nanti Alina pindah, apa Alina bisa punya teman?” tanya Alina ketika dia sedang memotong kue yang sedang ia beli.Elmi terpanggil tentunya untuk menjawab. Dengan senyum kecil, Elmi mengelus rambut sang anak sambil sedikit berbisik memberitahukan apa jawaban dari pertanyaan yang diberikan kepadanya.“Tentu saja. Alina kan pintar bergaul. Jadi, Alina juga pasti pintar mendapatkan teman,” ucap dari Elmi.“Tapi ma…, katanya, di
Tentu saja Andrew cukup kaget mendengar apa yang dikatakan Elmi. Rasanya ingin dipukul saja mulutnya tersebut, agar dia tahu kalau sekarang dia benar-benar membuka kartu yang seharusnya tidak ia buka sama sekali. Menyebalkan. Elmi mau menghilang saja rasanya dari muka bumi ini.Andrew yang sudah terlanjur mendengar pun tidak mengurungkan niatnya untuk tidak bertanya. Dia justru makin ingin tahu dan tentunya merasa perlu sangat tahu tentang apa yang sudah dikatakan oleh dirinya ini.“Apa? Tidak lama di sini?” bingungnya.Rasanya keringat dingin sudah membasahi wajah Elmi. Dia benar-benar tidak pandai menyembunyikan sesuatu kalaus udah terlanjur dia katakan. Dan sekarang dirinya benar-benar terjebak, sampai dirinya sendiri tidak tahu harus mengatakan apa lagi setelah ini.Andrew mulai kelihatan cukup serius. Ia mendekat ke arah Elmi, dan memberikan tatapan yang meminta Elmi untuk membeberkan semua. Tidak ada yang namanya filter lagi. Dan lagi, sepertinya Elmi juga sudah tisak bisa menge