Elmi hanya diam saja mendengar apa yang dikatakan oleh Gerard. Yah, tidak salah kalau orang ini pasti akan mengatakan keberatannya. Dan lagi, keberatannya sudah di tingkat yang tidak masuk akal menurut Elmi.Tentu saja Gerard yang melihat bahwa Elmi menatapnya dengan wajah yang datar merasa sangat dan amat bingung sekali. Kenapa dirinya begini? Ya karena tidak ada untungnya sama sekali bagi dirinya.Ditambah, kalau pun dia mau mengajukan yang sebenarnya silakan saja. Hanya saja, itu tidak akan membuatnya menang atau pun membuatnya bisa mendapatkan haknya. Tidak akan, Elmi memiliki bukti yang sangat dan amat kuat sekali. Jadi dirinya sudah yakin kalau ia akan menang, hahahahahahah.Gerard benar-benar bingung melihat wajah Elmi yang tidak bergeming sama sekali. Tahu bahwa dirinya ini tidak terusik meski sudah berkata demikian, Gerard menambahkan apa yang membuatnya merasa sangat keberatan dengan keputusan yang ada.“Dia telah berselingkuh dari saya, dan pasti dia sengaja mencoba membuat
Bahkan, setelah putusan itu pun, Elmi tidak banyak berbicara dengan Andrew, mereka berpisah di rumah dari Elmi, dan Andrew tidak ada niat untuk bertemu dengan Alina.Alina di antarkan pulang oleh Yuna. Rasanya masih bingung. Elmi tidak tahu harus mengatakan apa kepada Alina. Ia takut, kalau ketika dirinya sudah pindah nanti, Alina malah menanyakan perihal Andrew, dan itu pastinya akan menyakiti perasaannya. Rasanya benar-benar seperti ditampar oleh kenyataan yang dirinya tidak bisa hindari sama sekali.“Ma…, mama kenapa? Sejak kemarin mama murung terus,” singgung dari Alina.Elmi melirik ke arah sang anak. Betapa tidak tega dirinya, apabila membuat Alina mengetahui fakta yang tidak bisa dibilang waras lagi. Tidak mungkin Elmi juga blak-blakan mengatakan perihal ini kepada sang anak.“Alina…, mama…, mama ada yang mau disampaikan kepada kamu. Apa kamu mau dengar?”Elmi tidak punya pilihan lagi. Karena, ini sudah bisa dibilang cukup penghujung hari sebelum dirinya nantinya akan pergi dar
Akhirnya, tiba lah di hari yang Elmi tidak mau tunggu dan memang sengaja sudah disiapkan untuk bisa dirinya ini hindari. Tepat dimana hari Andrew akan melangsungkan lamaran, Elmi dan Alina siap berangkat pergi dari sini. Ia dan sang anak sudah berada di bandara. Mereka kini siap pergi seperti yang sudah dijadwalkan.“Alina, kamu tidak mau pamitan?” tanya Elmi.Alina menggelengkan kepala, “Kalau mama merasa tidak perlu, Alina juga tidak apa. Selama Alina bersama mama, Alina tidak masalah kok,” ucapnya.Tersenyuh rasanya hati Elmi mendengar apa yang dikatakan olehnya. Meski sudah tahu kalau ini akan menjadi hal yang paling berat yang dirinya miliki, Elmi tidak bisa begitu saja mengatakan tidak pada sang anak sendiri. Hanya saja, Elmi mau membuat dirinya ini tidak sakit hati dengan apa yang sudah terjadi kepada dirinya ini.“Huhh, terima kasih ya, Nak,” ucap Elmi kepada Alina.Alina tersenyum menanggapi apa yang Elmi katakan. Yah, lagi pula memang tidak banyak yang bisa dirinya lakukan.
“Kamu suka sekali ya??” tanya Andrew duduk di sebelahnya, menemani Elmi. Mereka berdua duduk di kursi taman yang tersedia, dan Elmi merasa bahwa ini adalah hal yang cukup baik untuk dirinya karena ia cukup menikmati bagaimana pemandangan dari tempat yang sedang ia datangi saat ini. Anaknya, Alina sedang berlarian di sana, tertawa dengan bebas dan juga sesekali bermain dengan anak lainnya yang baru saja ditemuinya pada saat itu. “Yah, sekali-sekali mengajak anakku jalan-jalan rasanya tidak mengapa,” ucap Elmi. “Hmm, kenapa kamu masih mengurung diri sampai saat ini, sudah 5 tahun lamanya, kamu masih belum berani menghadapinya?” tanya Andrew. Elmi menatap ke atas, melihat langit dengan awan yang tengah berjalan, “Entahlah Drew, rasanya aku masih belum bisa memberikan kata maaf padanya,” jawab Elmi. Andrew melihat ke arahnya dengan pandangan yang membulat sempurna, dengan perasaan yang tentunya menebak bagaimana isi dari pikiran Elmi yang masih menatap ke langit tersebut. “Apa.., k
Elmi benar-benar kaget, ia tak menyangka bahwa Gerard seberani itu meluka Andrew. Alina juga sama terkejutnya dengan diri Elmi yang melihat dengan mata kepala sendiri mengenai apa yang sudah dilakukan oleh Gerard kepada Andrew. “Sayang.., sini nak, ini papa-“ BUAGHHH, Andrew dengan segera bangun dan langsung membalas pukulan dari Gerard sebelum Gerard sempat mendekat ke arah Elmi dan Alina. “Dasar pria tidak waras! Kamu sudah secara kasar tidak diterima oleh Elmi…, bagaimana bisa…, kamu masih punya muka untuk menemui Elmi sekarang?” Andrew terengah berbicara kepada Gerard. Gerard yang barusan kena pukul tersebut langsung memegang pipinya sendiri, dan tentu saja, wajahnya itu juga terluka berkat pukulan dari Andrew. Elmi segera menutup mata sang anak dengan sebelah tangannya mencoba menarik anaknya untuk sedikit menjauh dari perkelahian dua orang dewasa yang berani melakukannya di depan anak-anak. “Justru.., aku ingin mempertanggungjawabkan apa yang tidak pernah aku lakukan seaga
Elmi yang menangis di kamar tersebut benar-benar mencoba mernungkan dirinya kembali, ia juga mencoba untuk menguatkan dirinya, bahwa tidak seharusnya ia membiarkan Gerard mendekati anaknya. Dia masih berpegang teguh pada prinsip yang dulu ia jalankan tersebut. Dirinya, tidak mau membiarkan Gerard menemui Alina seenaknya karena ia ingin memberikan kehidupan yang layak. Sikap Gerard dulu benar-benar menjadi contoh yang buruk untuk anaknya. Elmi harus bisa meyakinkan dirinya, kalau dia tidak seharusnya kembali, apa pun alasannya, demi kebahagiaan anaknya, Elmi tidak boleh egois dengan memenuhi keinginannya. Setelah meringkuk sambil memeluk kakinya tersebut, Elmi kemudian sadar, bahwa pria tersebut tidak pantas ia tangisi. Dirinya bangun dan mencoba untuk meyakinkan dirinya kembali. “Aku seharusnya bisa lebih kuat, bukan lebih cengeng hanya karena pria itu,” gumamnya yang berbicara seorang diri. Elmi kembali mencoba merefleksikan dirinya, agar mau kembali seperti dulu, dan mengingat,
Perasaan Elmi merasa tidak enak kalau tidak memberitahukan, tetapi ia juga merasa kalau itu bukanlah hal yang wajib untuk terus ditutupi. Suatu hari nanti, anaknya pasti memerlukannya untuk mengetahui hal tersebut, dan saat itu juga, Elmi tidak bisa menutupinya. Elmi merasakan keraguan yang amat besar dari dalam dirinya tersebut. Dia tidak ingin berbohong kepada anaknya, tapi ia juga tidak bisa merasa jujur mengenai hal ini kepada sang anak sendiri. Rasanya berat sekali kalau dirinya mesti mengatakan hal yang tidak seharusnya ini di saat seperti ini. Ketakutannya semakin besar, dan membuat diri Elmi merasa tidak yakin pada dirinya sendiri. Bagaimana kalau nanti Alina marah karena Elmi tidak pernah mengatakan siapa ayahnya? Bagaimana kalau dia jadi benci dengan Elmi? Dan bagaimana kalau Alina malah akhirnya memilih ayahnya dibanding dirinya? Masih banyak pikiran buruk yang terlintas di pikirannya, sehingga Elmi merasa tidak bisa membiarkan begitu saja, pikiran buruk yang membuat dir
“Bantu aku, untuk mengawasi pergerakan anakku,” ucap Elmi.(“Hmm? Memangnya ada apa dengan anakmu? Apa ada pedofil yang mencoba mendekatinya?”) tanya orang di seberang.“Lebih buruk,” ucap Elmi. Orang yang tengah ia telepon tersebut diam sejenak, menunggu jawaban dari Elmi yang dengan sengaja hari ini menelponnya.“Gerard datang. Dia sepertinya sudah mengetahui tempat tinggalku, dan sekarang dia sedang mencoba mendekati anakku,” jelas dari Elmi.(“Wah, gila, orang itu masih berani? Setelah semua yang dia lakukan memang dia mau apa kembali padamu? Dia mau mempermalukan dirinya sendiri apa?”) tanya dari orang di seberang yang sangat akrab dengan dirinya dulu, Yuna.“Aku tidak tahu, tapi, aku tahu, kamu dan Lady pasti bisa menguruskannya untukku, kan? Aku takut anakku diambil olehnya tanpa seizinku,” ucap Elmi.(“Hmmm, bagaimana kalau besok aku bertemu denganmu? Kita bahas soal ini secara langsung. Sekalian aku mengenalkan Cahaya pada anakmu, mungkin dia akan bisa menjadi tema
Akhirnya, tiba lah di hari yang Elmi tidak mau tunggu dan memang sengaja sudah disiapkan untuk bisa dirinya ini hindari. Tepat dimana hari Andrew akan melangsungkan lamaran, Elmi dan Alina siap berangkat pergi dari sini. Ia dan sang anak sudah berada di bandara. Mereka kini siap pergi seperti yang sudah dijadwalkan.“Alina, kamu tidak mau pamitan?” tanya Elmi.Alina menggelengkan kepala, “Kalau mama merasa tidak perlu, Alina juga tidak apa. Selama Alina bersama mama, Alina tidak masalah kok,” ucapnya.Tersenyuh rasanya hati Elmi mendengar apa yang dikatakan olehnya. Meski sudah tahu kalau ini akan menjadi hal yang paling berat yang dirinya miliki, Elmi tidak bisa begitu saja mengatakan tidak pada sang anak sendiri. Hanya saja, Elmi mau membuat dirinya ini tidak sakit hati dengan apa yang sudah terjadi kepada dirinya ini.“Huhh, terima kasih ya, Nak,” ucap Elmi kepada Alina.Alina tersenyum menanggapi apa yang Elmi katakan. Yah, lagi pula memang tidak banyak yang bisa dirinya lakukan.
Bahkan, setelah putusan itu pun, Elmi tidak banyak berbicara dengan Andrew, mereka berpisah di rumah dari Elmi, dan Andrew tidak ada niat untuk bertemu dengan Alina.Alina di antarkan pulang oleh Yuna. Rasanya masih bingung. Elmi tidak tahu harus mengatakan apa kepada Alina. Ia takut, kalau ketika dirinya sudah pindah nanti, Alina malah menanyakan perihal Andrew, dan itu pastinya akan menyakiti perasaannya. Rasanya benar-benar seperti ditampar oleh kenyataan yang dirinya tidak bisa hindari sama sekali.“Ma…, mama kenapa? Sejak kemarin mama murung terus,” singgung dari Alina.Elmi melirik ke arah sang anak. Betapa tidak tega dirinya, apabila membuat Alina mengetahui fakta yang tidak bisa dibilang waras lagi. Tidak mungkin Elmi juga blak-blakan mengatakan perihal ini kepada sang anak.“Alina…, mama…, mama ada yang mau disampaikan kepada kamu. Apa kamu mau dengar?”Elmi tidak punya pilihan lagi. Karena, ini sudah bisa dibilang cukup penghujung hari sebelum dirinya nantinya akan pergi dar
Elmi hanya diam saja mendengar apa yang dikatakan oleh Gerard. Yah, tidak salah kalau orang ini pasti akan mengatakan keberatannya. Dan lagi, keberatannya sudah di tingkat yang tidak masuk akal menurut Elmi.Tentu saja Gerard yang melihat bahwa Elmi menatapnya dengan wajah yang datar merasa sangat dan amat bingung sekali. Kenapa dirinya begini? Ya karena tidak ada untungnya sama sekali bagi dirinya.Ditambah, kalau pun dia mau mengajukan yang sebenarnya silakan saja. Hanya saja, itu tidak akan membuatnya menang atau pun membuatnya bisa mendapatkan haknya. Tidak akan, Elmi memiliki bukti yang sangat dan amat kuat sekali. Jadi dirinya sudah yakin kalau ia akan menang, hahahahahahah.Gerard benar-benar bingung melihat wajah Elmi yang tidak bergeming sama sekali. Tahu bahwa dirinya ini tidak terusik meski sudah berkata demikian, Gerard menambahkan apa yang membuatnya merasa sangat keberatan dengan keputusan yang ada.“Dia telah berselingkuh dari saya, dan pasti dia sengaja mencoba membuat
Melamun Elmi dalam waktu yang lama. Dia bahkan sampai sempat mengabaikan sang anak yang memanggilnya. Meski harus memanggil berkali-kali demi bisa mendapatkan jawaban dari Elmi. Tapi, biar begitu, sebenarnya Elmi tidak bisa membohongi bahwa dia menyembunyikan hal tersebut.Dia berusaha kelihatan baik-baik saja. Tapi, sebenarnya dia benar-benar kepikiran dengan apa yang sudah dikatakna oleh Yuna. Soal Andrew yang telah dijodohkan. Tidak salah, Andrew sudah berada di umur yang mapan, bahkan secara finansial dia sangat amat terjamin.Hanya saja, andrew memang bukan orang yang gampang membuka hatinya. Hal tersebut lah yang membuat Elmi jadi merasa khawatir. Alina…, dia pasti akan menjadi orang paling sedih kalau tahu Andrew akan memiliki kehidupannya sendiri.Dan pastinya akan mengurangi waktu untuk bertemu atau berkomunikasi kepada Alina. Rasanya tidak mungkin dirinya membayangkan bahwa anaknya sedih mengenai hal tersebut.Esok harinya,memang benar, Elmi pergi ke pengadilan bersama Andr
“Entah lah, rasanya hanya tidak senang saja,” sahut dari Elmi.Yuna yang tadinya hanya melihat ke arah tv untuk bisa menonton tersebut, langsung berubah pandangan. Kali ini dia melihat ke arah Elmi yang tentunya sedang merasa sangat dan amat gelisah sekali. Yuna sudah tahu dirinya seperti apa, sudah pasti dia bisa menerka dengan tepat sekali.“Lalu kenapa kamu tidak menerimanya saja? Kalau kamu tidak senang dia berhenti menyukaimu, seharusnya kamu menerimanya saja,” ucap dari Yuna kepadanya.Elmi membantah dengan menggelengkan kepalanya dengan segera. Bukan perkara yang mudah. “Aku juga tidak tahu apakah perasaanku ini sungguh menyukai atau hanya sekedar saja. Belum lagi, aku tidak ingin mengulang lembaran yang sama,” Jelas Elmi.Setelah duduk di sebelah dari Elmi, Yuna benar-benar mencoba memahami dan memberikan jawaban yang perlu diberikan kepada dirinya. Walau tidak membantu sekali pun, itu lebih baik daripada tidak sama sekali, kan?Elmi merasa makin gelisah dan juga tidak tenang.
“Jadi, kalian sudah paham, kan?” tanya Elmi kepada mereka yang ada di sana.“Yah, meski sebenarnya sayang sekali kamu pindah. Padahal sudah bagus kita dekat. Aku bahkan sengaja memasukkan cahaya di sini supaya bisa sering bertemu denganmu,” ucap dari Yuna yang merasa sedikit kecewa.Elmi hanya bisa tersenyum tipis. Dia tidak bisa mengatakan apa-apa lagi sebenarnya. Mau bagaimana pun, ini demi keselamatan sang anak juga. Kalau bukan karena masalah Gerard, atau setidaknya Gerard tidak melakukan hal ini, Elmi tidak akan mengambil keputusan ini juga.Huhh, rasanya juga dirinya sudah terlalu lelah menghadapi Gerard. Harapan menjauh sedikit saja dirinya benar-benar dirusak. Dan semoga, dengan menjauh cukup jauh ini, dirinya tidak mendapatkan masalah berlebih lagi.“Maaf ya…, aku juga awalnya berpikir untuk membuat peringatan saja kepada Gerard. Tapi, mengingat bahwa Gerard orang yang nekat, aku lebih takut dia akan berusaha makin keras supaya bisa dekat dengan Alina,” jelas Elmi.Bryan meng
Sebenarnya Andrew belum bisa menyembunyikan bagaimana ekspresi wajahnya saat ini. dirinya sudah tahu apa yang akan dibicarakan oleh Alina sekarang. Rasanya masih sangat sesak dan juga tidak menyenangkan. Andrew merasa ingin sekali memeluk dan menangis pada Alina.Namun, ia tetap menahannya. Alina pasti sudah merencanakan sesuatu untuk membuat dirinya merasa tenang saat diberitahukan. Meski begitu, mungkin saja, dirinya masih harus tetap bersikap seperti biasanya. Kan?Mereka ebrdua pergi, ke taman dimana Andrew dan Alina sering bermain. Alina pasti sengaja memilih tempat ini. karena bisa dikatakan, bahwa ini adalah tempat yang nyaris memiliki kenangan yang paling banyak, dan juga tempat yang selalu menjadi spot untuk bisa dirinya meluangkan waktu yang tenang.“Papa. Papa besok masih kerja?” tanya Alina.“Tentu saja, Alina, kan papa harus mengumpulkan uang,” sahut Andrew.Alina tampak diam sejenak. Dia kemudian kembali menatapa Andrew, dan membeirkan senyuman tipisnya. Manis…, dan sang
Elmi sekarang sudah benar-benar melakukan apa yang mestinya dia lakukan. Alina telah ia liburkan sembari menyiapkan berkas yang perlu dirinya bawa. Tidak, bukan Elmi terburu-buru, hanya saja, ia harus segera sebelum Gerard memutuskan. Sekarang, mereka tengah menunggu keluarnya paspor Alina. Elmi sudah punya. Dan juga, mereka harus menyiapkan Visa yang memang harus ada.Sambil meneguk coklat dingin di salah satu kafe, Alina dan Elmi duduk dengan tenang tanpa ada keributan sama sekali. Yah, maksudnya keributan dari luar. Bukan keributan orang lain. Haha.“Mama…, kalau nanti Alina pindah, apa Alina bisa punya teman?” tanya Alina ketika dia sedang memotong kue yang sedang ia beli.Elmi terpanggil tentunya untuk menjawab. Dengan senyum kecil, Elmi mengelus rambut sang anak sambil sedikit berbisik memberitahukan apa jawaban dari pertanyaan yang diberikan kepadanya.“Tentu saja. Alina kan pintar bergaul. Jadi, Alina juga pasti pintar mendapatkan teman,” ucap dari Elmi.“Tapi ma…, katanya, di
Tentu saja Andrew cukup kaget mendengar apa yang dikatakan Elmi. Rasanya ingin dipukul saja mulutnya tersebut, agar dia tahu kalau sekarang dia benar-benar membuka kartu yang seharusnya tidak ia buka sama sekali. Menyebalkan. Elmi mau menghilang saja rasanya dari muka bumi ini.Andrew yang sudah terlanjur mendengar pun tidak mengurungkan niatnya untuk tidak bertanya. Dia justru makin ingin tahu dan tentunya merasa perlu sangat tahu tentang apa yang sudah dikatakan oleh dirinya ini.“Apa? Tidak lama di sini?” bingungnya.Rasanya keringat dingin sudah membasahi wajah Elmi. Dia benar-benar tidak pandai menyembunyikan sesuatu kalaus udah terlanjur dia katakan. Dan sekarang dirinya benar-benar terjebak, sampai dirinya sendiri tidak tahu harus mengatakan apa lagi setelah ini.Andrew mulai kelihatan cukup serius. Ia mendekat ke arah Elmi, dan memberikan tatapan yang meminta Elmi untuk membeberkan semua. Tidak ada yang namanya filter lagi. Dan lagi, sepertinya Elmi juga sudah tisak bisa menge