Elmi yang menangis di kamar tersebut benar-benar mencoba mernungkan dirinya kembali, ia juga mencoba untuk menguatkan dirinya, bahwa tidak seharusnya ia membiarkan Gerard mendekati anaknya.
Dia masih berpegang teguh pada prinsip yang dulu ia jalankan tersebut. Dirinya, tidak mau membiarkan Gerard menemui Alina seenaknya karena ia ingin memberikan kehidupan yang layak. Sikap Gerard dulu benar-benar menjadi contoh yang buruk untuk anaknya.
Elmi harus bisa meyakinkan dirinya, kalau dia tidak seharusnya kembali, apa pun alasannya, demi kebahagiaan anaknya, Elmi tidak boleh egois dengan memenuhi keinginannya.
Setelah meringkuk sambil memeluk kakinya tersebut, Elmi kemudian sadar, bahwa pria tersebut tidak pantas ia tangisi. Dirinya bangun dan mencoba untuk meyakinkan dirinya kembali.
“Aku seharusnya bisa lebih kuat, bukan lebih cengeng hanya karena pria itu,” gumamnya yang berbicara seorang diri.
Elmi kembali mencoba merefleksikan dirinya, agar mau kembali seperti dulu, dan mengingat, bahwa apa yang sudah ia lakukan selama ini adalah keputusan finalnya.
***
Sudah beberapa hari semenjak kejadian tersebut, Elmi yang meminta waktu kepada Andrew supaya tidak datang dulu, membuat Elmi merasa sesak. Dia tidak memiliki teman mendengar yang bisa ia ajak bertukar ceritanya yang sedikit menyakitkan tersebut.
Elmi sudah menyelesaikan pekerjaannya pada siang hari, dan sekarang ia lumayan memiliki waktu senggang.
“Mama…,” panggil Alina.
Dirinya langsung menoleh dan melihat ke arah dari anaknya yang tengah berdiri di sebelah kursi yang tengah diduduki oleh Elmi tersebut, “Iya, kenapa sayang?” tanya Elmi sambil tetap tersenyum.
Kedua tangannya terbuka sambil menyodorkannya ke arah Elmi, “Ma, Alina lapar,” ucapnya.
Apa sudah waktunya makan? Elmi menoleh melihat ke arah jam dinding yang terpasang di dalam kamarnya tersebut. Tidak, jam makan siang sudah lewat tadi, dan makan malam masih jauh.
Apa ini sudah jam makan cemilan? Mungkin…, tidak ada salahnya dirinya memberikan, kan? Elmi tidak terlalu sering memberikan anaknya tersebut makan camilan.
“Bagaimana kalau es krim? Mama belum menepati permintaanmu waktu ini, kan?” Elmi sambil tersenyum mengingatkan.
“Benar ma?! Boleh?!” Alina benar-benar senang sampai dia kelihatan sangat sumringah sekali mendengar Elmi yang mengingatkan hal tersebut.
“Tentu saja, bukankah mama yang mengajarkan kalau kita harus menepatu janji yang sudah dibuat?” ucap Elmi sambil menunjukkan jari kelingkingnya tersebut.
Alina benar-benar senang sampai melompat kegirangan mendengarnya. “Alina siap-siap dulu kalau begitu!! Kita ke toko es krim di depan kan!!”
“Iya, mama tunggu di ruang tamu,” ucap Elmi.
Akhirnya dirinya benar-benar bersiap. Kejadian itu sudah berlalu beberapa hari lalu, jadi seharusnya tidak masalah dengan apa yang sudah selama ini dia pendam tersebut.
Gerard sudah pasti tidak akan mencarinya, Elmi meyakini hal tersebut, dan ia juga merasa sudah bisa bernapas tenang karena selama beberapa hari ini pun tidak ada hal yang tidak diinginkan yang terjadi.
Mereka berdua benar keluar dari gedung apartemen tempat mereka tinggal tersebut, Elmi merasa senang karena secara tidak langsung ia telah menunjukkan bahwa pelajaran dari kesederhanaan dan juga tidak enak hati masuk ke anaknya.
Namun, siapa yang akan sangka, apa yang dari awal tidak ia harapkan terjadi, justru malah muncul di depannya, dengan sosok yang sama sekali tidak dirinya harapkan.
“Hai, Elmi,” Gerard.., datang lagi ke depannya.
Elmi segera menarik sang anak dan mencoba membiarkannya ada di dekat dari dirinya tersebut. Dia benar-benar tidak mau membuat Gerard dan Alina dekat.
Alina melihat ke arah Gerard dan dirinya beberapa kali. Dia tidak tahu siapa Gerard, maka dari itu muncul tanda tanya besar pasti dalam otak anaknya yang sekarang sedang dalam masa terus ingin tahu.
“Siapa ma?” tanya anaknya.
Gerard sedikit berjongkok dan melihat ke arah Alina dengan sepadan, “Nak, ini papa,” Gerard memperkenalkan diri.
Alina mendongak melihat ke arah Elmi, seolah meminta Elmi untuk mengklarifikasi apa yang dikatakan oleh Gerard. Dasar pria tidak tahu diri, dia masih berani muncul di depannya, dan bahkan mengenalkan dirinya sebagai seorang ayah? Apa dia waras?
“Ma….”
Elmi menutup telinga anaknya dengan rapat, tapi ia berbicara begini dahulu kepada ankanya supaya dia paham, “Jangan didengarkan ya,” ucap Elmi sambil tersenyum.
Dirinya kemudian melihat ke arah Gerard dengan pandangan nanar yang penuh dengan kebencian tentunya. Dia benar-benar tidak senang dengan kedatangan Gerard, apalagi dengan cara bicaranya yang tidak pantas begitu setelah beberapa tahun yang lalu meninggalkan luka kepada dirinya tersebut.
“Kamu masih belum sadar diri ya? Apa kamu tidak punya malu?!” Elmi berdesis kesal mengatakannya.
Gerard kemudian berdiri dari duduknya tersebut, dan hendak mendekat ke arah Elmi, tapi tentu saja dengan terus terang dirinya menolak karena tidak mau dan juga tidak ingin sama sekali.
“Elmi…, apa kamu tidak bisa memaafkanku?” tanya Gerard kepadanya.
“Memaafkanmu? Setelah semua yang kamu lakukan kamu masih berharap kalau kamu mendapatkan kata maaf dariku?”
Gerard menghela napasnya. Elmi benar-benar marah akan kehadiran dari Gerard tersebut. Meski jantungnya berdetak sangat kencang, Elmi tidak mau menunjukkan bahwa sebenarnya ia gemetar saat ini ketika menemukan bahwa Gerard berada di depan dari dirinya tersebut.
“Lalu kamu bagaimana? Bukannya kamu juga perlu minta maaf? Kamu juga memanfaatkanku untuk kesenanganmu sendiri, dan kamu justru malah mau membuat aku jatuh,” ucap dari Gerard.
Deg. Elmi tersentak mendengarnya, “Tidak! Aku tidak pernah mau menjatuhkanmu!” tegas Elmi.
“Lalu apa? Selama itu kamu memanfaatkan kekayaan dan kekuasaan yang sudah aku miliki. Bukankah itu hanya untuk kesenanganmu? Apa kamu pikir aku bodoh sampai tidak tahu soal itu hah?” ucapan Gerard terdengar sangat menyeramkan karena ditekankan sekali kepada diri Elmi yang ada di sana.
Elmi hanya bisa gemetar mendengar apa yang diucapkan olehnya tersebut. Apa selama ini Elmi kelihatan begitu? Padahal…, dirinya sama sekali tidak pernah memoroti uang Gerard, dia juga tidak sembarangan menggunakan kekuasaan Gerard.
Tapi, menjelaskan kepada pria yang dari awal sudah mengecapnya demikian adalah hal percuma, dia hanya mau mendengar apa yang dia mau dengar, dan akan membantah ucapan yang tidak sesuai dengan keinginannya tersebut.
“Lebih baik kamu pergi sekarang! Kamu urusi saja, wanita yang sudah kamu nikahi tersebut, yang sudah memberikan kamu keturunan duluan!”
Elmi masih sakit hati dengan cari Gerard yang membuangnya hanya karena alih-alih dirinya tak segera memberikan keturunan. Di samping Gerard tak pernah mengatakannya dulu, dia malah memilih bersama wanita lain untuk memenuhi keinginannya tersebut.
Gerard kemudian menatap dingin ke arah Elmi, seolah sudah dengan sengaja memberikan pengancaman kepada diri Elmi di saat itu juga. Benar-benar pria yang tidak tahu diri sama sekali.
“Kamu pikir kenapa aku memilihnya? Itu karena kamu tidak memberikan aku duluan! Harusnya kamu tahu itu!” Gerard jauh lebih marah darinya.
“Lalu? Kamu pikir dengan mencari wanita lain itu adalah sebuah keputusan dibandingkan berbicara denganku dulu? Apa kamu tidak berpikir kalau sebenarnya kamu juga sama egoisnya?” kesal dari Elmi.
Gerard kelihatan menghela napas sambil tersenyum dengan miring. Ia benar-benar kelihatan tidak bisa habis pikir dengan apa yang sudah dilakukan olehnya tersebut. Dan sekarang…, ini adalah hal yang paling menyeramkan bagi Elmi.
Gerard kemudian berangsur pergi setelah Elmi berkata begitu dengan nadanya yang tenang. Ada Alina di sana, tidak mungkin dia akan berteriak juga. Benar, Gerard langsung pergi dari sana, mungkin ini jauh lebih baik.
Dia melepaskan tangannya dari kedua telinga sang anak tersebut. Ia benar-benar merasa berat, hatinya tersentak, dan dirinya gemetar di saat itu juga. Dunia ini jadi benar-benar hancur sekali bagi diri Elmi.
Mereka berdua benar jadi ke toko es krim, memakannya di sana, dengan duduk di meja yang biasa mereka duduki kalau datang ke sana. Elmi tetap murung dan hanya menatap es krim yang ada di depannya dengan tatapan yang sedikitnya kelihatan sangat kosong sekali.
“Ma.., kenapa masih murung? Apa es krimnya tidak enak?” tanya Alina kepadanya.
Elmi langsung tersadar dari lamunannya, “Oh, tidak Nak, haha, es krimnya enak kok,” jawabnya.
Mata anaknya menatap dirinya dengan tatapan iba. “Lalu kenapa? Apa mama masih kepikiran dengan pria yang tadi datang itu?” tanya Alina.
Bagaimana cara menjelaskannya ya…, Alina masih terlalu kecil untuk bisa tahu mengenai hal tersebut, dan diri Elmi tidak siap memberitahukan yang sebenarnya sekarang kepada anaknya tersebut.
“Lalu ma…, kenapa pria itu mengaku sebagai papa? Memangnya benar ma, dia papaku?” Tanda tanya dari Alina sekarang benar-benar membuat dirinya tidak bisa berkata apa-apa.
Apakah Elmi sudah harus memberitahukannya kepada Alina perihal tersebut?
Perasaan Elmi merasa tidak enak kalau tidak memberitahukan, tetapi ia juga merasa kalau itu bukanlah hal yang wajib untuk terus ditutupi. Suatu hari nanti, anaknya pasti memerlukannya untuk mengetahui hal tersebut, dan saat itu juga, Elmi tidak bisa menutupinya. Elmi merasakan keraguan yang amat besar dari dalam dirinya tersebut. Dia tidak ingin berbohong kepada anaknya, tapi ia juga tidak bisa merasa jujur mengenai hal ini kepada sang anak sendiri. Rasanya berat sekali kalau dirinya mesti mengatakan hal yang tidak seharusnya ini di saat seperti ini. Ketakutannya semakin besar, dan membuat diri Elmi merasa tidak yakin pada dirinya sendiri. Bagaimana kalau nanti Alina marah karena Elmi tidak pernah mengatakan siapa ayahnya? Bagaimana kalau dia jadi benci dengan Elmi? Dan bagaimana kalau Alina malah akhirnya memilih ayahnya dibanding dirinya? Masih banyak pikiran buruk yang terlintas di pikirannya, sehingga Elmi merasa tidak bisa membiarkan begitu saja, pikiran buruk yang membuat dir
“Bantu aku, untuk mengawasi pergerakan anakku,” ucap Elmi.(“Hmm? Memangnya ada apa dengan anakmu? Apa ada pedofil yang mencoba mendekatinya?”) tanya orang di seberang.“Lebih buruk,” ucap Elmi. Orang yang tengah ia telepon tersebut diam sejenak, menunggu jawaban dari Elmi yang dengan sengaja hari ini menelponnya.“Gerard datang. Dia sepertinya sudah mengetahui tempat tinggalku, dan sekarang dia sedang mencoba mendekati anakku,” jelas dari Elmi.(“Wah, gila, orang itu masih berani? Setelah semua yang dia lakukan memang dia mau apa kembali padamu? Dia mau mempermalukan dirinya sendiri apa?”) tanya dari orang di seberang yang sangat akrab dengan dirinya dulu, Yuna.“Aku tidak tahu, tapi, aku tahu, kamu dan Lady pasti bisa menguruskannya untukku, kan? Aku takut anakku diambil olehnya tanpa seizinku,” ucap Elmi.(“Hmmm, bagaimana kalau besok aku bertemu denganmu? Kita bahas soal ini secara langsung. Sekalian aku mengenalkan Cahaya pada anakmu, mungkin dia akan bisa menjadi tema
Yuna dan Bryan yang datang langsung tersentak setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Elmi tentunya. Yuna yang tadinya tidak berani melihat ke arah Bryan tersebut langsung menoleh, kemudian ke arah Elmi dengan tatapan yang sedikit panik.“Kejam sekali! Padahal kamu bilang akan mendukung kami!” kesal dari Yuna.“Hei…, aku kan bertanya, bukan memberitahu,” ucap dari Elmi sambil meletakkan sebelah tangan di pinggangnya. Ia mengerti sih, mungkin ini jadi pertanyaan yang sedikit tidak nyaman dan jelas saja akan menyakiiti perasaan mereka tentunya. Tapi mau bagaimana lagi, memang begini adanya kalau begitu.Namun, Yuna yang mendengarnya akhirnya hanya bisa menghela napas dengan berat. Setelah itu Yuna dan Bryan sama-sama melirik satu sama lain.Mereka seolah memberikan koda bahwa apa yang sudah dikatakan oleh dirinya itu benar adanya, dan tidak salah sama sekali tenyunya.“Yah, meski sekarang belum, doakan saja segera,” ucap Bryan.“Tentu saja, aku mengharapkan yang terbaik untuk kalian b
“Siapa yang akan mnegawasi nantinya?” tanya Elmi yang masih merasa mawas.“Tenang saja, orang-orang yang akan mengawasi adalah orang-orang yang cukup terlatih, dan mereka ada di bawah naungan ibuku. Jadi, kalau sampai mereka berkhianat, ibuku tidak akan segan memasukkannya ke dalam penjara,” jawab dari Yuna.Elmi tidak meragukan sama sekali mengenai apa yang telah dikatakan oleh Yuna kepadanya. Justru dirinya sangta dan amat percaya, karena dirinya bisa memiliki pekerjaan yang santai beserta tempat tinggaldi sini juga berkat ibu dari Yuna sendiri.Rasanya perasaannya mulai terasa sedikit lega, dan lagi, setelah mendengar bahwa Alina akan memiliki teman, membuat dirinya bisa menenangkan diri selama dirinya tak berada di sisi sang anak.“Bryan, apa kamu tahu darimana Gerard tahu soal aku?” tanya Elmi kepada Bryan.Bryan yang merupakan kakak dari Gerard pastinya tahu, kan dia satu rumah dengan orang tuanya, tidak mungkin Gerard tidak pernah datang meski hanya sekali saja ke sana.“Kamu s
Mereka yang tadinya berkumpul di rumah dari Elmi tersebut, berpindah pergi dan menuju ke tempat lain tentunya. Tidak ada yang tahu sama sekali bahwa sebenarnya ini adalah suasana yang cukup canggung. Apalagi, Elmi yang sudah sekian lama menghilang ini, malah datang-datang meminta bantuan tanpa pikir panjang dan juga tidak memikirkan lebih jauh lagi.Tapi, karena mantan suaminya juga mendadak saja datang dan mendadak juga terlihat mencoba menjadi seorang ayah untuk putri kecilnya tersebut, membuat Elmi benar-benar kesal dan tidak bisa menerima begitu saja apa yang tengah ia perbuat saat ini.Satu-satunya cara supaya pria tersebut menjauh dari dia dan putrinya itu, adalah membuatnya sadar diri dan tidak seperti sekarang ini. Dengan dia datang tiba-tiba dan membuat diri Elmi ini panik adalah cara yang salah.Sampai di tempat yang mereka tuju, bak seperti keluarga besar yang bahagia serta juga penuh dengan kehangatan, membuat semua yang ada di sana merasa senang dan nyaman.Alina dan Cahy
“Tetap saja, kalau suatu hari nanti malah tahu secara mendadak dan secara tidak sengaja, aku tidak bisa yakin kamu akan menerimanya,” ucap dari Yuna yang mengatakan ketidakyakinannya.Elmi diam saja selama beberapa saat. Ia tidak bodoh dan juga sudah mempertimbangkan sampai ke sana. Dirinya tidak mungkin bisa membiarkan begitu saja apa yang ia dapatkan kali ini. Tapi, di satu sisi, ia tidak mau Alina tahu secara mendadak.Akhirnya mereka memakan makanan yang telah mereka pesan. Selama itu juga, apa yang menjadi masalah Elmi ini tidak dibahas sama sekali. Ada dua anak kecil yang tidak sepantasnya tahu mengenai hal tersebut, dan itu lah yang membuat suasana jadi terasa sedikit canggung.Alina terus bermain dengan Cahaya, sementara Elmi terus merasa cemas dan tidak nyaman sama sekali dengan apa yang telah dia rasakan. Bingung…, sungguh, dia merasa sangat bingung dan tidak dapat berpikir dengan jernih tentunya.Hingga mereka selesai makan, dan anak-anak yang berada di sana kembali ke play
Elmi yang melihat dengan kedua matanya, bahwa Andrew benar-benar tidak seperti biasanya, berusaha bersikap tenang dan mengacuhkan apa yang barusan dilakukan oleh pria tersebut. Meski wajahnya memerah sekali pun, dan juga meski dirinya merasa benar-benar malu dan juga tidak karuan dari dalam dirinya tersebut.Masih tak habis pikir dirinya ketika ia memikirkan bahwa Andrew memasang senyuman secerah tersebut. Harusnya Elmi membalasnya dengan senyuman! Bukan dengan debaran begini!“Elmi?” Andrew memanggil dirinya.Elmi segera kembali melihat ke arahnya, dan berusaha tidak kelihatan seperti orang yang sedang menahan malu. Senyuman juga ia pasang di kala hal tersebut terjadi, ini lebih baik, kan? Daripada dirinya ini kelihatan seperti orang genit.“Oh, iya?” tanya Elmi.Andrew mungkin menyadari bagaimanasebenarnya reaksi dari Elmi, makanya dia menghela napas dan membuangnya dengan snagat tenang sekali.“Tidak. Saat kamu mulai bekerja nanti, apa kamu tidak masalah kalau aku yang menjemputmu?
Elmi merasa sedikit khawatir, ketika Yuna sudah datang untuk menjemput sang anak untuk diantarkan ke sekolah. Padahal dulu dia sangat bersemnagat ingin mengantarkan Alina untuk berangkat sekolah, berharap besar bahwa dirinya bisa melihat putri kecilnya menuju ke sana.Tapi, nyatanya dunia memang memiliki rencana yang lebih tajam dan juga tentunya sedikit membuat Elmi merasa kesal sekali.Karena terlalu lalai dan tidak memperhatikan jadwal kerjanya yang offline, mau tidak mau, Elmi harus berpasrah. Pantas saja Yuna mau menawarkan diri untuk mengatarkan anaknya tersebut berangkat ke sekolah.“Tenang saja, Elmi, aku akan mengantarkannya dengan selamat,” ucap Yuna yang sudah memegang pundak anaknya yang ada di depannya tersebut.Raut wajah Elmi yang sedih tersebut sangat dan amat kelihatan sekali, makanya dia bisa langsung sadar dengan bagaimana Elmi memberikan respon tentunya.“Tapi.., nanti aku….”“Apa kamu hari ini pulang telat?” tanya Yuna.Elmi sedikit terkejut mendengar bagaimana Yu
Akhirnya, tiba lah di hari yang Elmi tidak mau tunggu dan memang sengaja sudah disiapkan untuk bisa dirinya ini hindari. Tepat dimana hari Andrew akan melangsungkan lamaran, Elmi dan Alina siap berangkat pergi dari sini. Ia dan sang anak sudah berada di bandara. Mereka kini siap pergi seperti yang sudah dijadwalkan.“Alina, kamu tidak mau pamitan?” tanya Elmi.Alina menggelengkan kepala, “Kalau mama merasa tidak perlu, Alina juga tidak apa. Selama Alina bersama mama, Alina tidak masalah kok,” ucapnya.Tersenyuh rasanya hati Elmi mendengar apa yang dikatakan olehnya. Meski sudah tahu kalau ini akan menjadi hal yang paling berat yang dirinya miliki, Elmi tidak bisa begitu saja mengatakan tidak pada sang anak sendiri. Hanya saja, Elmi mau membuat dirinya ini tidak sakit hati dengan apa yang sudah terjadi kepada dirinya ini.“Huhh, terima kasih ya, Nak,” ucap Elmi kepada Alina.Alina tersenyum menanggapi apa yang Elmi katakan. Yah, lagi pula memang tidak banyak yang bisa dirinya lakukan.
Bahkan, setelah putusan itu pun, Elmi tidak banyak berbicara dengan Andrew, mereka berpisah di rumah dari Elmi, dan Andrew tidak ada niat untuk bertemu dengan Alina.Alina di antarkan pulang oleh Yuna. Rasanya masih bingung. Elmi tidak tahu harus mengatakan apa kepada Alina. Ia takut, kalau ketika dirinya sudah pindah nanti, Alina malah menanyakan perihal Andrew, dan itu pastinya akan menyakiti perasaannya. Rasanya benar-benar seperti ditampar oleh kenyataan yang dirinya tidak bisa hindari sama sekali.“Ma…, mama kenapa? Sejak kemarin mama murung terus,” singgung dari Alina.Elmi melirik ke arah sang anak. Betapa tidak tega dirinya, apabila membuat Alina mengetahui fakta yang tidak bisa dibilang waras lagi. Tidak mungkin Elmi juga blak-blakan mengatakan perihal ini kepada sang anak.“Alina…, mama…, mama ada yang mau disampaikan kepada kamu. Apa kamu mau dengar?”Elmi tidak punya pilihan lagi. Karena, ini sudah bisa dibilang cukup penghujung hari sebelum dirinya nantinya akan pergi dar
Elmi hanya diam saja mendengar apa yang dikatakan oleh Gerard. Yah, tidak salah kalau orang ini pasti akan mengatakan keberatannya. Dan lagi, keberatannya sudah di tingkat yang tidak masuk akal menurut Elmi.Tentu saja Gerard yang melihat bahwa Elmi menatapnya dengan wajah yang datar merasa sangat dan amat bingung sekali. Kenapa dirinya begini? Ya karena tidak ada untungnya sama sekali bagi dirinya.Ditambah, kalau pun dia mau mengajukan yang sebenarnya silakan saja. Hanya saja, itu tidak akan membuatnya menang atau pun membuatnya bisa mendapatkan haknya. Tidak akan, Elmi memiliki bukti yang sangat dan amat kuat sekali. Jadi dirinya sudah yakin kalau ia akan menang, hahahahahahah.Gerard benar-benar bingung melihat wajah Elmi yang tidak bergeming sama sekali. Tahu bahwa dirinya ini tidak terusik meski sudah berkata demikian, Gerard menambahkan apa yang membuatnya merasa sangat keberatan dengan keputusan yang ada.“Dia telah berselingkuh dari saya, dan pasti dia sengaja mencoba membuat
Melamun Elmi dalam waktu yang lama. Dia bahkan sampai sempat mengabaikan sang anak yang memanggilnya. Meski harus memanggil berkali-kali demi bisa mendapatkan jawaban dari Elmi. Tapi, biar begitu, sebenarnya Elmi tidak bisa membohongi bahwa dia menyembunyikan hal tersebut.Dia berusaha kelihatan baik-baik saja. Tapi, sebenarnya dia benar-benar kepikiran dengan apa yang sudah dikatakna oleh Yuna. Soal Andrew yang telah dijodohkan. Tidak salah, Andrew sudah berada di umur yang mapan, bahkan secara finansial dia sangat amat terjamin.Hanya saja, andrew memang bukan orang yang gampang membuka hatinya. Hal tersebut lah yang membuat Elmi jadi merasa khawatir. Alina…, dia pasti akan menjadi orang paling sedih kalau tahu Andrew akan memiliki kehidupannya sendiri.Dan pastinya akan mengurangi waktu untuk bertemu atau berkomunikasi kepada Alina. Rasanya tidak mungkin dirinya membayangkan bahwa anaknya sedih mengenai hal tersebut.Esok harinya,memang benar, Elmi pergi ke pengadilan bersama Andr
“Entah lah, rasanya hanya tidak senang saja,” sahut dari Elmi.Yuna yang tadinya hanya melihat ke arah tv untuk bisa menonton tersebut, langsung berubah pandangan. Kali ini dia melihat ke arah Elmi yang tentunya sedang merasa sangat dan amat gelisah sekali. Yuna sudah tahu dirinya seperti apa, sudah pasti dia bisa menerka dengan tepat sekali.“Lalu kenapa kamu tidak menerimanya saja? Kalau kamu tidak senang dia berhenti menyukaimu, seharusnya kamu menerimanya saja,” ucap dari Yuna kepadanya.Elmi membantah dengan menggelengkan kepalanya dengan segera. Bukan perkara yang mudah. “Aku juga tidak tahu apakah perasaanku ini sungguh menyukai atau hanya sekedar saja. Belum lagi, aku tidak ingin mengulang lembaran yang sama,” Jelas Elmi.Setelah duduk di sebelah dari Elmi, Yuna benar-benar mencoba memahami dan memberikan jawaban yang perlu diberikan kepada dirinya. Walau tidak membantu sekali pun, itu lebih baik daripada tidak sama sekali, kan?Elmi merasa makin gelisah dan juga tidak tenang.
“Jadi, kalian sudah paham, kan?” tanya Elmi kepada mereka yang ada di sana.“Yah, meski sebenarnya sayang sekali kamu pindah. Padahal sudah bagus kita dekat. Aku bahkan sengaja memasukkan cahaya di sini supaya bisa sering bertemu denganmu,” ucap dari Yuna yang merasa sedikit kecewa.Elmi hanya bisa tersenyum tipis. Dia tidak bisa mengatakan apa-apa lagi sebenarnya. Mau bagaimana pun, ini demi keselamatan sang anak juga. Kalau bukan karena masalah Gerard, atau setidaknya Gerard tidak melakukan hal ini, Elmi tidak akan mengambil keputusan ini juga.Huhh, rasanya juga dirinya sudah terlalu lelah menghadapi Gerard. Harapan menjauh sedikit saja dirinya benar-benar dirusak. Dan semoga, dengan menjauh cukup jauh ini, dirinya tidak mendapatkan masalah berlebih lagi.“Maaf ya…, aku juga awalnya berpikir untuk membuat peringatan saja kepada Gerard. Tapi, mengingat bahwa Gerard orang yang nekat, aku lebih takut dia akan berusaha makin keras supaya bisa dekat dengan Alina,” jelas Elmi.Bryan meng
Sebenarnya Andrew belum bisa menyembunyikan bagaimana ekspresi wajahnya saat ini. dirinya sudah tahu apa yang akan dibicarakan oleh Alina sekarang. Rasanya masih sangat sesak dan juga tidak menyenangkan. Andrew merasa ingin sekali memeluk dan menangis pada Alina.Namun, ia tetap menahannya. Alina pasti sudah merencanakan sesuatu untuk membuat dirinya merasa tenang saat diberitahukan. Meski begitu, mungkin saja, dirinya masih harus tetap bersikap seperti biasanya. Kan?Mereka ebrdua pergi, ke taman dimana Andrew dan Alina sering bermain. Alina pasti sengaja memilih tempat ini. karena bisa dikatakan, bahwa ini adalah tempat yang nyaris memiliki kenangan yang paling banyak, dan juga tempat yang selalu menjadi spot untuk bisa dirinya meluangkan waktu yang tenang.“Papa. Papa besok masih kerja?” tanya Alina.“Tentu saja, Alina, kan papa harus mengumpulkan uang,” sahut Andrew.Alina tampak diam sejenak. Dia kemudian kembali menatapa Andrew, dan membeirkan senyuman tipisnya. Manis…, dan sang
Elmi sekarang sudah benar-benar melakukan apa yang mestinya dia lakukan. Alina telah ia liburkan sembari menyiapkan berkas yang perlu dirinya bawa. Tidak, bukan Elmi terburu-buru, hanya saja, ia harus segera sebelum Gerard memutuskan. Sekarang, mereka tengah menunggu keluarnya paspor Alina. Elmi sudah punya. Dan juga, mereka harus menyiapkan Visa yang memang harus ada.Sambil meneguk coklat dingin di salah satu kafe, Alina dan Elmi duduk dengan tenang tanpa ada keributan sama sekali. Yah, maksudnya keributan dari luar. Bukan keributan orang lain. Haha.“Mama…, kalau nanti Alina pindah, apa Alina bisa punya teman?” tanya Alina ketika dia sedang memotong kue yang sedang ia beli.Elmi terpanggil tentunya untuk menjawab. Dengan senyum kecil, Elmi mengelus rambut sang anak sambil sedikit berbisik memberitahukan apa jawaban dari pertanyaan yang diberikan kepadanya.“Tentu saja. Alina kan pintar bergaul. Jadi, Alina juga pasti pintar mendapatkan teman,” ucap dari Elmi.“Tapi ma…, katanya, di
Tentu saja Andrew cukup kaget mendengar apa yang dikatakan Elmi. Rasanya ingin dipukul saja mulutnya tersebut, agar dia tahu kalau sekarang dia benar-benar membuka kartu yang seharusnya tidak ia buka sama sekali. Menyebalkan. Elmi mau menghilang saja rasanya dari muka bumi ini.Andrew yang sudah terlanjur mendengar pun tidak mengurungkan niatnya untuk tidak bertanya. Dia justru makin ingin tahu dan tentunya merasa perlu sangat tahu tentang apa yang sudah dikatakan oleh dirinya ini.“Apa? Tidak lama di sini?” bingungnya.Rasanya keringat dingin sudah membasahi wajah Elmi. Dia benar-benar tidak pandai menyembunyikan sesuatu kalaus udah terlanjur dia katakan. Dan sekarang dirinya benar-benar terjebak, sampai dirinya sendiri tidak tahu harus mengatakan apa lagi setelah ini.Andrew mulai kelihatan cukup serius. Ia mendekat ke arah Elmi, dan memberikan tatapan yang meminta Elmi untuk membeberkan semua. Tidak ada yang namanya filter lagi. Dan lagi, sepertinya Elmi juga sudah tisak bisa menge