Elmi benar-benar kaget, ia tak menyangka bahwa Gerard seberani itu meluka Andrew. Alina juga sama terkejutnya dengan diri Elmi yang melihat dengan mata kepala sendiri mengenai apa yang sudah dilakukan oleh Gerard kepada Andrew.
“Sayang.., sini nak, ini papa-“
BUAGHHH, Andrew dengan segera bangun dan langsung membalas pukulan dari Gerard sebelum Gerard sempat mendekat ke arah Elmi dan Alina.
“Dasar pria tidak waras! Kamu sudah secara kasar tidak diterima oleh Elmi…, bagaimana bisa…, kamu masih punya muka untuk menemui Elmi sekarang?” Andrew terengah berbicara kepada Gerard.
Gerard yang barusan kena pukul tersebut langsung memegang pipinya sendiri, dan tentu saja, wajahnya itu juga terluka berkat pukulan dari Andrew.
Elmi segera menutup mata sang anak dengan sebelah tangannya mencoba menarik anaknya untuk sedikit menjauh dari perkelahian dua orang dewasa yang berani melakukannya di depan anak-anak.
“Justru.., aku ingin mempertanggungjawabkan apa yang tidak pernah aku lakukan seagai seorang ayah…, dan kamu, sebagai temanku bukannya memberitahuku, kamu malah dengan modusnya mendekati Elmi? Apa kamu punya otak hah?!” Gerard tidak mau kalah suara dari Andrew.
Seringai dari Andrew benar-benar terdengar sangat dan amat jelas di telinga dari Elmi tersebut. Tawa kecil yangv meremehkan tersebut jelas saja membuat Gerard benar-benar marah karena merasa tidak terima dengan apa yang dilakukan Andrew kepada dirinya tersebut.
“Apa kamu yakin?” tanya Andrew.
“Dasar B@jingan! Apa maksudmu berkata begitu?!” teriak dari Gerard.
Elmi merasa situasi yang makin tidak terkendali ini makin tidak bisa dibiarkan. Dirinya hendak menghentikan apa yang tengah mereka berdua lakukan tersebut, tetapi, di sisi lain, Elmi memiliki Alina yang tidak bisa ia tinggalkan begitu saja.
Saat menoleh ke anaknya, dia sudah melihat Alina ketakutan dengan telinganya yang ditutupi oleh kedua tangan mungilnya tersebut. Bahkan, Saat Elmi membuka tangan yang menutup mata Alina, ia melihat bahwa sang anak sudah terpejam dengan rapat.
Bagaimana ini…, kalau Alina melihat dan mendengarkan pertengkaran seperti ini. Maka dari itu, Elmi segera memutar otaknya untuk mencari cara supaya ini segera berakhir.
“Lalu, bagaimana dengan kamu yang memilih orang lain? Padahal waktu itu kamu belum bercerai dengannya, bagaimana kamu akan mempertanggungjawabkan perasaan Elmi yang kamu lukai?” Santai sekali Andrew mengatakannya.
Makin tidak terima tentunya dengan apa yang dikatakan oleh Andrew, Gerard segera menarik kerah baju dari Andrew dan membuat mereka berdua berhadapan dengan sangat dekat. Gerard yang sudah terlalap api emosi tersebut, sangat jelas membuat Elmi sampai tidak bisa berkata apa-apa lagi.
Tidak bisa. Elmi benar-benar tidak bisa hanya membiarkan mereka berdua tetap bertengkar begitu. Orang-orang di sekitar juga sudah mulai berbisik, dan Elmi tidak mau terjadi gosip yang tidak diinginkan mengenai dirinya tersebut.
“Andrew!” Elmi berteriak memanggil pria yang sedang ditarik kerah bajunya.
Andrew menoleh ke belakang dengan posisi yang kerahnya masih ditarik, dan Gerard juga ikut melihat ke arahnya tersebut.
“Hentikan! Ayo kita pergi!” Elmi dengan nada tegas mengajaknya.
Andrew kemudian melihat ke depan, dan menarik paksa tangan Gerard agar melepaskan kerah bajunya yang ditarik dengan sangat keras tersebut.
Sangat mudah sekali dia menariknya, dan itu jelas sekali membuat Elmi merasa bingung sekaligus lega. Setidaknya tidak ada yang perlu terluka lebih parah daripada ini, dan Elmi akan bisa melewati ini semua dengan mudah kalau benar-benar sudah berakhir, kan?
“Dengar? Aku harus segera pergi kawan, jadi, jaga dirimu,” ucap Andrew.
Dia berbalik badan, dan kemudian memanggil Elmi dengan isyarat tangannya agar dia pergi sekarang juga. Elmi akhirnya langsung menggendong Alina yang tidak berbicara, menutup mata dan juga telinganya tersebut.
Baru saja dia melewati Gerard yang ada di sana, tangannya tersebut langsung memegang Elmi dan memegangnya dengan sangat erat, memintanya untuk tidak pergi dahulu.
Jelas saja Elmi kaget melihat apa yang dilakukan olehnya tersebut. Dirinya mencoba menepis, dengan sebelah tangan masih dengan kuat mencoba memegang sang anak yang ada di dalam pelikannua tersebut.
“Jangan pergi dulu,” pintanya.
Andrew dengan sigap langsung datang dan mampu melepaskan tangan Elmi yang sedang dipegang dengan erat dan kuat tersebut.
“Hei, dia ini mau pergi, kenapa kamu terus menghalangi?” ujar dari Adrew.
“Bisa kamu tidak ikut campur urusanku dengan Elmi?! Lama-lama kamu malah jadi parasit, asal kamu tahu ya,” ucap dari Gerard yang secara tidak langsung mengatai.
“Ikut campur?” Andrew melihat ke arahnya, “Apa kamu ada urusan dengannya?” tanya Andrew.
Tatapan Elmi membalas Andrew, tangannya dipegang dengan erat setelah berhasil melepaskannya dari pegangan Gerard tersebut. Dirinya dengan tegas menggelengkan kepala, menjawab pertanyaan dari Andrew tersebut.
Kembali Andrew melihat ke arah dari Gerard yang ada di depannya tersebut, “Lihat? Dia tidak ada urusan denganmu, jadi jangan berani bertemu dengannya lagi,” ucap Andrew.
Dirinya segera menarik Elmi pergi menjauh dari Gerard. Elmi bahkan tidak memiliki keberanian untuk melihat ke arah mata dari Gerard yang memang dari awal terus melihat dirinya dengan pandangan berharap bahwa dirinya akan melihatnya juga. Tetapi, itu tidak akan terjadi sama sekali.
Gerard benar tidak mengikutinya, entah kenapa…, malah Elmi merasa sangat sakit hati akan hal tersebut. Ada apa sebenarnya dengan dirinya ini? Seharusnya dia senang kalau ternyata Gerard tidak mengikutinya, dengan begitu, ia bisa dengan tenang.
Masuk ke dalam mobil yang dibawa oleh Andrew tersebut, mereka bertiga berada di dalam sana. Padahal tempat tinggal Elmi tidak jauh dari taman tersebut. Mereka bahkan datang ke sini dengan jalan kaki, kecuali dengan Andrew yang mendatanginya dengan membawa mobil tentunya.
Elmi yang duduk dengan memangku Alina sekarang ini, langsung memeluk sang anak dengan kuat, air matanya yang berasal dari sakit hatinya tersebut langsung mengalir dengan deras.
Alina yang merasakan bahwa dirinya meneteskan air mata, langsung membuka mata dan melepas tangannya yang menutup telinga tersebut.
“Ma.., mama kenapa??” tanyanya.
Elmi yang mendengar suara anaknya justru malah tambah menangis deras sekali. Ia merasa benar-benar gagal telah membuat sang anak menjadi seperti ini. Rasanya benar-benar sakit sekali, tetapi, ia benar-benar tidak bisa sembarangan juga pada saat itu.
“Mama…, mama kenapa menangis…, huwa…, maaf kalau Alina nakal, Alina tidak akan meminta dari om Andrew lagi…, Ma…, maafin Alina ma…,” isak tangis sang anak yang sangat terasa di dirinya.
Andrew menjalankan mobilnya entah kemana. Mungkin…, dia ingin membuat Gerard terkecoh dengan kemana perginya pada saat itu juga. Elmi merasa ini sudah sangat membantu. Pelukan sang anak semakin erat, dan juga tangisannya makin mengiris hatinya.
“Mama yang minta maaf Nak…, maaf,” Elmi tidak menyalahkan sang anak di sini.
Mereka berdua menangis dengan sangat keras di dalam mobil Andrew. Andrew sendiri tidak memprotes mereka berdua yang sedang menangis tersebut, seolah memberikan ruang kepada mereka berdua untuk meluapkan perasaan mereka di saat itu juga.
Setelah beberapa saat, Andrew yang terus berputar di jalanan tersebut, malah membuat Alina yang ada di pangkuannya tertidur, ia pasti lelah menangis bersamanya.
Elmi mengelus sang anak dan mencoba untuk mengingat kembali, bahwa keputusannya untuk bercerai dengan Gerard ia ambil karena ia ingin anaknya mendapatkan kehidupan yang layak, tanpa adanya yang membuat dirinya sakit hati tentunya.
“Kamu mau langsung pulang? Apa kamu mau ke tempatku saja?” tawar dari Andrew kepadanya.
Dirinya menoleh ke arah dari Andrew yang sedang fokus menyetir, “Tidak apa, aku akan pulang saja,” ucap Elmi sambil tersenyum.
Mungkin saja, bagu Andrew, seyumnya itu benar-benar palsu, kan? Hahaha. Elmi tidak tahu harus bagaimana lagi dirinya. Akhirnya dirinya di antarkan pulang saat hari menjelang malam.
Dirinya yang sudah berada di unit apartemennya tersebut, langsung menidurkan sang anak di atas kasur dari kamar anaknya sendiri. Tidak masalah, mungkin dia lelah, jadi Elmi tidak membangunkannya pada saat itu.
Dirinya sekarang masuk ke kamar. Dinding pertahanannya yang mencoba untuk tegar tersebut langsung roboh seketika, Elmi benar-benar merasa rendah di saat itu juga.
Di pintu masuk kamarnya yang sudah tertutup tersebut, Elmi perlahan turun dan hanya bisa bersimpuh di sana. Perasaannya campur aduk. Senang, sedih, dan sakit hati, semuanya jadi satu, hingga membuat Elmi jadi makin menangis dengan dirinya seorang.
“Kenapa kamu datang di saat begini…, aku belum siap…., hiks,” tangisnya.
Elmi yang menangis di kamar tersebut benar-benar mencoba mernungkan dirinya kembali, ia juga mencoba untuk menguatkan dirinya, bahwa tidak seharusnya ia membiarkan Gerard mendekati anaknya. Dia masih berpegang teguh pada prinsip yang dulu ia jalankan tersebut. Dirinya, tidak mau membiarkan Gerard menemui Alina seenaknya karena ia ingin memberikan kehidupan yang layak. Sikap Gerard dulu benar-benar menjadi contoh yang buruk untuk anaknya. Elmi harus bisa meyakinkan dirinya, kalau dia tidak seharusnya kembali, apa pun alasannya, demi kebahagiaan anaknya, Elmi tidak boleh egois dengan memenuhi keinginannya. Setelah meringkuk sambil memeluk kakinya tersebut, Elmi kemudian sadar, bahwa pria tersebut tidak pantas ia tangisi. Dirinya bangun dan mencoba untuk meyakinkan dirinya kembali. “Aku seharusnya bisa lebih kuat, bukan lebih cengeng hanya karena pria itu,” gumamnya yang berbicara seorang diri. Elmi kembali mencoba merefleksikan dirinya, agar mau kembali seperti dulu, dan mengingat,
Perasaan Elmi merasa tidak enak kalau tidak memberitahukan, tetapi ia juga merasa kalau itu bukanlah hal yang wajib untuk terus ditutupi. Suatu hari nanti, anaknya pasti memerlukannya untuk mengetahui hal tersebut, dan saat itu juga, Elmi tidak bisa menutupinya. Elmi merasakan keraguan yang amat besar dari dalam dirinya tersebut. Dia tidak ingin berbohong kepada anaknya, tapi ia juga tidak bisa merasa jujur mengenai hal ini kepada sang anak sendiri. Rasanya berat sekali kalau dirinya mesti mengatakan hal yang tidak seharusnya ini di saat seperti ini. Ketakutannya semakin besar, dan membuat diri Elmi merasa tidak yakin pada dirinya sendiri. Bagaimana kalau nanti Alina marah karena Elmi tidak pernah mengatakan siapa ayahnya? Bagaimana kalau dia jadi benci dengan Elmi? Dan bagaimana kalau Alina malah akhirnya memilih ayahnya dibanding dirinya? Masih banyak pikiran buruk yang terlintas di pikirannya, sehingga Elmi merasa tidak bisa membiarkan begitu saja, pikiran buruk yang membuat dir
“Bantu aku, untuk mengawasi pergerakan anakku,” ucap Elmi.(“Hmm? Memangnya ada apa dengan anakmu? Apa ada pedofil yang mencoba mendekatinya?”) tanya orang di seberang.“Lebih buruk,” ucap Elmi. Orang yang tengah ia telepon tersebut diam sejenak, menunggu jawaban dari Elmi yang dengan sengaja hari ini menelponnya.“Gerard datang. Dia sepertinya sudah mengetahui tempat tinggalku, dan sekarang dia sedang mencoba mendekati anakku,” jelas dari Elmi.(“Wah, gila, orang itu masih berani? Setelah semua yang dia lakukan memang dia mau apa kembali padamu? Dia mau mempermalukan dirinya sendiri apa?”) tanya dari orang di seberang yang sangat akrab dengan dirinya dulu, Yuna.“Aku tidak tahu, tapi, aku tahu, kamu dan Lady pasti bisa menguruskannya untukku, kan? Aku takut anakku diambil olehnya tanpa seizinku,” ucap Elmi.(“Hmmm, bagaimana kalau besok aku bertemu denganmu? Kita bahas soal ini secara langsung. Sekalian aku mengenalkan Cahaya pada anakmu, mungkin dia akan bisa menjadi tema
Yuna dan Bryan yang datang langsung tersentak setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Elmi tentunya. Yuna yang tadinya tidak berani melihat ke arah Bryan tersebut langsung menoleh, kemudian ke arah Elmi dengan tatapan yang sedikit panik.“Kejam sekali! Padahal kamu bilang akan mendukung kami!” kesal dari Yuna.“Hei…, aku kan bertanya, bukan memberitahu,” ucap dari Elmi sambil meletakkan sebelah tangan di pinggangnya. Ia mengerti sih, mungkin ini jadi pertanyaan yang sedikit tidak nyaman dan jelas saja akan menyakiiti perasaan mereka tentunya. Tapi mau bagaimana lagi, memang begini adanya kalau begitu.Namun, Yuna yang mendengarnya akhirnya hanya bisa menghela napas dengan berat. Setelah itu Yuna dan Bryan sama-sama melirik satu sama lain.Mereka seolah memberikan koda bahwa apa yang sudah dikatakan oleh dirinya itu benar adanya, dan tidak salah sama sekali tenyunya.“Yah, meski sekarang belum, doakan saja segera,” ucap Bryan.“Tentu saja, aku mengharapkan yang terbaik untuk kalian b
“Siapa yang akan mnegawasi nantinya?” tanya Elmi yang masih merasa mawas.“Tenang saja, orang-orang yang akan mengawasi adalah orang-orang yang cukup terlatih, dan mereka ada di bawah naungan ibuku. Jadi, kalau sampai mereka berkhianat, ibuku tidak akan segan memasukkannya ke dalam penjara,” jawab dari Yuna.Elmi tidak meragukan sama sekali mengenai apa yang telah dikatakan oleh Yuna kepadanya. Justru dirinya sangta dan amat percaya, karena dirinya bisa memiliki pekerjaan yang santai beserta tempat tinggaldi sini juga berkat ibu dari Yuna sendiri.Rasanya perasaannya mulai terasa sedikit lega, dan lagi, setelah mendengar bahwa Alina akan memiliki teman, membuat dirinya bisa menenangkan diri selama dirinya tak berada di sisi sang anak.“Bryan, apa kamu tahu darimana Gerard tahu soal aku?” tanya Elmi kepada Bryan.Bryan yang merupakan kakak dari Gerard pastinya tahu, kan dia satu rumah dengan orang tuanya, tidak mungkin Gerard tidak pernah datang meski hanya sekali saja ke sana.“Kamu s
Mereka yang tadinya berkumpul di rumah dari Elmi tersebut, berpindah pergi dan menuju ke tempat lain tentunya. Tidak ada yang tahu sama sekali bahwa sebenarnya ini adalah suasana yang cukup canggung. Apalagi, Elmi yang sudah sekian lama menghilang ini, malah datang-datang meminta bantuan tanpa pikir panjang dan juga tidak memikirkan lebih jauh lagi.Tapi, karena mantan suaminya juga mendadak saja datang dan mendadak juga terlihat mencoba menjadi seorang ayah untuk putri kecilnya tersebut, membuat Elmi benar-benar kesal dan tidak bisa menerima begitu saja apa yang tengah ia perbuat saat ini.Satu-satunya cara supaya pria tersebut menjauh dari dia dan putrinya itu, adalah membuatnya sadar diri dan tidak seperti sekarang ini. Dengan dia datang tiba-tiba dan membuat diri Elmi ini panik adalah cara yang salah.Sampai di tempat yang mereka tuju, bak seperti keluarga besar yang bahagia serta juga penuh dengan kehangatan, membuat semua yang ada di sana merasa senang dan nyaman.Alina dan Cahy
“Tetap saja, kalau suatu hari nanti malah tahu secara mendadak dan secara tidak sengaja, aku tidak bisa yakin kamu akan menerimanya,” ucap dari Yuna yang mengatakan ketidakyakinannya.Elmi diam saja selama beberapa saat. Ia tidak bodoh dan juga sudah mempertimbangkan sampai ke sana. Dirinya tidak mungkin bisa membiarkan begitu saja apa yang ia dapatkan kali ini. Tapi, di satu sisi, ia tidak mau Alina tahu secara mendadak.Akhirnya mereka memakan makanan yang telah mereka pesan. Selama itu juga, apa yang menjadi masalah Elmi ini tidak dibahas sama sekali. Ada dua anak kecil yang tidak sepantasnya tahu mengenai hal tersebut, dan itu lah yang membuat suasana jadi terasa sedikit canggung.Alina terus bermain dengan Cahaya, sementara Elmi terus merasa cemas dan tidak nyaman sama sekali dengan apa yang telah dia rasakan. Bingung…, sungguh, dia merasa sangat bingung dan tidak dapat berpikir dengan jernih tentunya.Hingga mereka selesai makan, dan anak-anak yang berada di sana kembali ke play
Elmi yang melihat dengan kedua matanya, bahwa Andrew benar-benar tidak seperti biasanya, berusaha bersikap tenang dan mengacuhkan apa yang barusan dilakukan oleh pria tersebut. Meski wajahnya memerah sekali pun, dan juga meski dirinya merasa benar-benar malu dan juga tidak karuan dari dalam dirinya tersebut.Masih tak habis pikir dirinya ketika ia memikirkan bahwa Andrew memasang senyuman secerah tersebut. Harusnya Elmi membalasnya dengan senyuman! Bukan dengan debaran begini!“Elmi?” Andrew memanggil dirinya.Elmi segera kembali melihat ke arahnya, dan berusaha tidak kelihatan seperti orang yang sedang menahan malu. Senyuman juga ia pasang di kala hal tersebut terjadi, ini lebih baik, kan? Daripada dirinya ini kelihatan seperti orang genit.“Oh, iya?” tanya Elmi.Andrew mungkin menyadari bagaimanasebenarnya reaksi dari Elmi, makanya dia menghela napas dan membuangnya dengan snagat tenang sekali.“Tidak. Saat kamu mulai bekerja nanti, apa kamu tidak masalah kalau aku yang menjemputmu?
Akhirnya, tiba lah di hari yang Elmi tidak mau tunggu dan memang sengaja sudah disiapkan untuk bisa dirinya ini hindari. Tepat dimana hari Andrew akan melangsungkan lamaran, Elmi dan Alina siap berangkat pergi dari sini. Ia dan sang anak sudah berada di bandara. Mereka kini siap pergi seperti yang sudah dijadwalkan.“Alina, kamu tidak mau pamitan?” tanya Elmi.Alina menggelengkan kepala, “Kalau mama merasa tidak perlu, Alina juga tidak apa. Selama Alina bersama mama, Alina tidak masalah kok,” ucapnya.Tersenyuh rasanya hati Elmi mendengar apa yang dikatakan olehnya. Meski sudah tahu kalau ini akan menjadi hal yang paling berat yang dirinya miliki, Elmi tidak bisa begitu saja mengatakan tidak pada sang anak sendiri. Hanya saja, Elmi mau membuat dirinya ini tidak sakit hati dengan apa yang sudah terjadi kepada dirinya ini.“Huhh, terima kasih ya, Nak,” ucap Elmi kepada Alina.Alina tersenyum menanggapi apa yang Elmi katakan. Yah, lagi pula memang tidak banyak yang bisa dirinya lakukan.
Bahkan, setelah putusan itu pun, Elmi tidak banyak berbicara dengan Andrew, mereka berpisah di rumah dari Elmi, dan Andrew tidak ada niat untuk bertemu dengan Alina.Alina di antarkan pulang oleh Yuna. Rasanya masih bingung. Elmi tidak tahu harus mengatakan apa kepada Alina. Ia takut, kalau ketika dirinya sudah pindah nanti, Alina malah menanyakan perihal Andrew, dan itu pastinya akan menyakiti perasaannya. Rasanya benar-benar seperti ditampar oleh kenyataan yang dirinya tidak bisa hindari sama sekali.“Ma…, mama kenapa? Sejak kemarin mama murung terus,” singgung dari Alina.Elmi melirik ke arah sang anak. Betapa tidak tega dirinya, apabila membuat Alina mengetahui fakta yang tidak bisa dibilang waras lagi. Tidak mungkin Elmi juga blak-blakan mengatakan perihal ini kepada sang anak.“Alina…, mama…, mama ada yang mau disampaikan kepada kamu. Apa kamu mau dengar?”Elmi tidak punya pilihan lagi. Karena, ini sudah bisa dibilang cukup penghujung hari sebelum dirinya nantinya akan pergi dar
Elmi hanya diam saja mendengar apa yang dikatakan oleh Gerard. Yah, tidak salah kalau orang ini pasti akan mengatakan keberatannya. Dan lagi, keberatannya sudah di tingkat yang tidak masuk akal menurut Elmi.Tentu saja Gerard yang melihat bahwa Elmi menatapnya dengan wajah yang datar merasa sangat dan amat bingung sekali. Kenapa dirinya begini? Ya karena tidak ada untungnya sama sekali bagi dirinya.Ditambah, kalau pun dia mau mengajukan yang sebenarnya silakan saja. Hanya saja, itu tidak akan membuatnya menang atau pun membuatnya bisa mendapatkan haknya. Tidak akan, Elmi memiliki bukti yang sangat dan amat kuat sekali. Jadi dirinya sudah yakin kalau ia akan menang, hahahahahahah.Gerard benar-benar bingung melihat wajah Elmi yang tidak bergeming sama sekali. Tahu bahwa dirinya ini tidak terusik meski sudah berkata demikian, Gerard menambahkan apa yang membuatnya merasa sangat keberatan dengan keputusan yang ada.“Dia telah berselingkuh dari saya, dan pasti dia sengaja mencoba membuat
Melamun Elmi dalam waktu yang lama. Dia bahkan sampai sempat mengabaikan sang anak yang memanggilnya. Meski harus memanggil berkali-kali demi bisa mendapatkan jawaban dari Elmi. Tapi, biar begitu, sebenarnya Elmi tidak bisa membohongi bahwa dia menyembunyikan hal tersebut.Dia berusaha kelihatan baik-baik saja. Tapi, sebenarnya dia benar-benar kepikiran dengan apa yang sudah dikatakna oleh Yuna. Soal Andrew yang telah dijodohkan. Tidak salah, Andrew sudah berada di umur yang mapan, bahkan secara finansial dia sangat amat terjamin.Hanya saja, andrew memang bukan orang yang gampang membuka hatinya. Hal tersebut lah yang membuat Elmi jadi merasa khawatir. Alina…, dia pasti akan menjadi orang paling sedih kalau tahu Andrew akan memiliki kehidupannya sendiri.Dan pastinya akan mengurangi waktu untuk bertemu atau berkomunikasi kepada Alina. Rasanya tidak mungkin dirinya membayangkan bahwa anaknya sedih mengenai hal tersebut.Esok harinya,memang benar, Elmi pergi ke pengadilan bersama Andr
“Entah lah, rasanya hanya tidak senang saja,” sahut dari Elmi.Yuna yang tadinya hanya melihat ke arah tv untuk bisa menonton tersebut, langsung berubah pandangan. Kali ini dia melihat ke arah Elmi yang tentunya sedang merasa sangat dan amat gelisah sekali. Yuna sudah tahu dirinya seperti apa, sudah pasti dia bisa menerka dengan tepat sekali.“Lalu kenapa kamu tidak menerimanya saja? Kalau kamu tidak senang dia berhenti menyukaimu, seharusnya kamu menerimanya saja,” ucap dari Yuna kepadanya.Elmi membantah dengan menggelengkan kepalanya dengan segera. Bukan perkara yang mudah. “Aku juga tidak tahu apakah perasaanku ini sungguh menyukai atau hanya sekedar saja. Belum lagi, aku tidak ingin mengulang lembaran yang sama,” Jelas Elmi.Setelah duduk di sebelah dari Elmi, Yuna benar-benar mencoba memahami dan memberikan jawaban yang perlu diberikan kepada dirinya. Walau tidak membantu sekali pun, itu lebih baik daripada tidak sama sekali, kan?Elmi merasa makin gelisah dan juga tidak tenang.
“Jadi, kalian sudah paham, kan?” tanya Elmi kepada mereka yang ada di sana.“Yah, meski sebenarnya sayang sekali kamu pindah. Padahal sudah bagus kita dekat. Aku bahkan sengaja memasukkan cahaya di sini supaya bisa sering bertemu denganmu,” ucap dari Yuna yang merasa sedikit kecewa.Elmi hanya bisa tersenyum tipis. Dia tidak bisa mengatakan apa-apa lagi sebenarnya. Mau bagaimana pun, ini demi keselamatan sang anak juga. Kalau bukan karena masalah Gerard, atau setidaknya Gerard tidak melakukan hal ini, Elmi tidak akan mengambil keputusan ini juga.Huhh, rasanya juga dirinya sudah terlalu lelah menghadapi Gerard. Harapan menjauh sedikit saja dirinya benar-benar dirusak. Dan semoga, dengan menjauh cukup jauh ini, dirinya tidak mendapatkan masalah berlebih lagi.“Maaf ya…, aku juga awalnya berpikir untuk membuat peringatan saja kepada Gerard. Tapi, mengingat bahwa Gerard orang yang nekat, aku lebih takut dia akan berusaha makin keras supaya bisa dekat dengan Alina,” jelas Elmi.Bryan meng
Sebenarnya Andrew belum bisa menyembunyikan bagaimana ekspresi wajahnya saat ini. dirinya sudah tahu apa yang akan dibicarakan oleh Alina sekarang. Rasanya masih sangat sesak dan juga tidak menyenangkan. Andrew merasa ingin sekali memeluk dan menangis pada Alina.Namun, ia tetap menahannya. Alina pasti sudah merencanakan sesuatu untuk membuat dirinya merasa tenang saat diberitahukan. Meski begitu, mungkin saja, dirinya masih harus tetap bersikap seperti biasanya. Kan?Mereka ebrdua pergi, ke taman dimana Andrew dan Alina sering bermain. Alina pasti sengaja memilih tempat ini. karena bisa dikatakan, bahwa ini adalah tempat yang nyaris memiliki kenangan yang paling banyak, dan juga tempat yang selalu menjadi spot untuk bisa dirinya meluangkan waktu yang tenang.“Papa. Papa besok masih kerja?” tanya Alina.“Tentu saja, Alina, kan papa harus mengumpulkan uang,” sahut Andrew.Alina tampak diam sejenak. Dia kemudian kembali menatapa Andrew, dan membeirkan senyuman tipisnya. Manis…, dan sang
Elmi sekarang sudah benar-benar melakukan apa yang mestinya dia lakukan. Alina telah ia liburkan sembari menyiapkan berkas yang perlu dirinya bawa. Tidak, bukan Elmi terburu-buru, hanya saja, ia harus segera sebelum Gerard memutuskan. Sekarang, mereka tengah menunggu keluarnya paspor Alina. Elmi sudah punya. Dan juga, mereka harus menyiapkan Visa yang memang harus ada.Sambil meneguk coklat dingin di salah satu kafe, Alina dan Elmi duduk dengan tenang tanpa ada keributan sama sekali. Yah, maksudnya keributan dari luar. Bukan keributan orang lain. Haha.“Mama…, kalau nanti Alina pindah, apa Alina bisa punya teman?” tanya Alina ketika dia sedang memotong kue yang sedang ia beli.Elmi terpanggil tentunya untuk menjawab. Dengan senyum kecil, Elmi mengelus rambut sang anak sambil sedikit berbisik memberitahukan apa jawaban dari pertanyaan yang diberikan kepadanya.“Tentu saja. Alina kan pintar bergaul. Jadi, Alina juga pasti pintar mendapatkan teman,” ucap dari Elmi.“Tapi ma…, katanya, di
Tentu saja Andrew cukup kaget mendengar apa yang dikatakan Elmi. Rasanya ingin dipukul saja mulutnya tersebut, agar dia tahu kalau sekarang dia benar-benar membuka kartu yang seharusnya tidak ia buka sama sekali. Menyebalkan. Elmi mau menghilang saja rasanya dari muka bumi ini.Andrew yang sudah terlanjur mendengar pun tidak mengurungkan niatnya untuk tidak bertanya. Dia justru makin ingin tahu dan tentunya merasa perlu sangat tahu tentang apa yang sudah dikatakan oleh dirinya ini.“Apa? Tidak lama di sini?” bingungnya.Rasanya keringat dingin sudah membasahi wajah Elmi. Dia benar-benar tidak pandai menyembunyikan sesuatu kalaus udah terlanjur dia katakan. Dan sekarang dirinya benar-benar terjebak, sampai dirinya sendiri tidak tahu harus mengatakan apa lagi setelah ini.Andrew mulai kelihatan cukup serius. Ia mendekat ke arah Elmi, dan memberikan tatapan yang meminta Elmi untuk membeberkan semua. Tidak ada yang namanya filter lagi. Dan lagi, sepertinya Elmi juga sudah tisak bisa menge