“Kamu suka sekali ya??” tanya Andrew duduk di sebelahnya, menemani Elmi.
Mereka berdua duduk di kursi taman yang tersedia, dan Elmi merasa bahwa ini adalah hal yang cukup baik untuk dirinya karena ia cukup menikmati bagaimana pemandangan dari tempat yang sedang ia datangi saat ini.
Anaknya, Alina sedang berlarian di sana, tertawa dengan bebas dan juga sesekali bermain dengan anak lainnya yang baru saja ditemuinya pada saat itu.
“Yah, sekali-sekali mengajak anakku jalan-jalan rasanya tidak mengapa,” ucap Elmi.
“Hmm, kenapa kamu masih mengurung diri sampai saat ini, sudah 5 tahun lamanya, kamu masih belum berani menghadapinya?” tanya Andrew.
Elmi menatap ke atas, melihat langit dengan awan yang tengah berjalan, “Entahlah Drew, rasanya aku masih belum bisa memberikan kata maaf padanya,” jawab Elmi.
Andrew melihat ke arahnya dengan pandangan yang membulat sempurna, dengan perasaan yang tentunya menebak bagaimana isi dari pikiran Elmi yang masih menatap ke langit tersebut.
“Apa.., kamu masih memiliki rasa, pada Gerard?” tanya Andrew.
Elmi langsung menoleh, hingga membuat dirinya saling bertukar pandang dengan Andrew. Pria ini, yang selama ini menemaninya membuat Elmi merasa tenang karena selalu punya teman bicara. Tetapi, pembicaraan dari Andrew selalu terselip Gerard, sang mantan suami.
Entah sejak kapan dirinya jadi berteman baik dengan Andrew, teman dekat dari Gerard sendiri. Untung saja dia bisa dipercaya selama 6 tahun ini, untuk tidak memberitahukan soal keberadaannya, atau pun kabarnya kepada Gerard sekali pun.
Ya…, Gerard masih belum tahu kalau pernikahan mereka yang dulu sebenarnya menghasilkan buah hati yang sangat cantik jelita. Elmi tidak memberitahukannya, karena dia merasa itu tidak perlu sama sekali. Yah, meski dia tahu diri Elmi hamil, setelah itu Elmi benar-benar menghilangkan dirinya.
Maka dari itu, jelas Gerard tidak tahu kalau dia memiliki anak perempuan sekarang ini. Keluarga Gerard belum tahu, Elmi belum siap untuk mengatakannya kepada mereka. Tapi ia pernah mengirim pesan kalau anaknya sudah lahir saja.
“Kita hentikan pembicaraan soal itu, oke? Kamu selalu membahasnya setiap kali bertemu denganku, apa sepenting itukah apa diriku masih punya rasa dengan Gerard?” tanya Elmi.
Andrew membuang muka sambil menggaruk kepalanya karena jelas saja merasa tidak enak dengan apa yang barusan dia lakukan tersebut.
“Tidak ada.., yah, siapa tahu saja kalau kamu masih punya rasa padanya,” ucap Andrew.
“Masalah hati, biar aku yang urus, kamu tidak perlu tahu apa-apa,” Elmi memberikan bagaimana pendapatnya yang sebenarnya.
Alina, sang anak yang sudah berusia 5 tahun ini mendatangi dirinya yang tengah duduk di sana. “Mama, sudah, sekarang aku lapar mama…,” kata anaknya dengan sangat manis.
Elmi memang sedikit membenci Gerard, tapi, hasil buah hatinya begitu manis, hingga dirinya sendiri tidak tahu harus berkata apa lagi, dia terlalu manis dan juga menenangkan perasaan dari Elmi.
“ Es krim Ma! Es krim! Sekarang kan panas sekali! Tak apa kan!” Alina berseru dengan sangat senang.
Elmi kemudian menyilangkan tangan, lalu sedikit memiringkan mulutnya dan berpikir sejenak dengan apa yang sudah dikatakan oleh anaknya tersebut.
“Hmmmmm,” Ia berpur-pura untuk berpikir.
“Mama…, ayo lah ma…, sekali saja…, kita kan jarang makan es krim di luar seperti ini…,” pinta Alina.
Andrew yang sepertinya tidak tahan melihat bagaimana sikap dari Alina yang menggemaskan tersebut, sedikit membungkuk untuk melihat anak umur 5 tahun itu.
“Bagaimana kalau perginya bareng om saja? Nanti om yang bayar,” tawar Andrew.
Berbinar mata sang anak pada saat itu, dia melihat ke arah Elmi dengan tatapan yang sangat bersemangat, dan juga melihat dengan pandangan yang tentunya sangat memohon kepada diri Elmi untuk menerima tawaran dari Andrew tersebut.
Elmi senang bahwa anaknya tumbuh menjadi pribadi yang baik, tapi, dia belum merasa bahwa anaknya bisa menerima sesuatu dari orang lain. Meski sudah sering, Elmi tidak ingin menjadikannya kebiasaan.
“Ma…, ayo lah ma…,” memelas Alina memintanya.
Elmi menghela napas akhirnya mendengar permintaan anaknya tersebut, yah, hanya sekarang saja, setelah itu, Elmi akan mengajarkan kepada anaknya supaya tidak membiasakan diri begini. Elmi sangat tidak ingin membuat anaknya terus berharap diberikan apa yang dia ingin dari orang lain.
“Baik lah, sekali ini saja, ya? Setelah ini, kamu harus berjanji bahwa kamu tidak akan menerima tawaran dari om Andrew lagi, oke?” Elmi menunjukkan jari kelingkingnya sebagai bentuk janji.
Senyum sumringah dari anaknya benar-benar tidak bisa disembunyikan sama sekali, senyumannya yang benar-benar manis tersebut membuat Elmi merasa makin senang.
“Baik ma!!” serunya sambil membalas kelingking Elmi sebagai bentuk janji.
Elmi berdiri dari duduknya dan memegang tangan anaknya untuk dia gandeng. Andrew juga ikut bangun tentunya. Dia melihat ke arah Elmi dengan pandangan yang memiliki maksud, tapi Elmi tidak dapat mendeskripsikan maksud apa yang sebenarnya dia tunjukkan kepada Elmi.
“Elmi, jangan terlalu keras pada anakmu, aku tidak masalah kalau dia memang mau apa pun dariku,” ucapnya.
“Tidak Ndrew, aku tidak ingin dia jadi bergantung terus padamu. Aku akan mengajari dia menabung untuk mendapatkan apa yang dia inginkan setelah hari sekolahnya dimulai kembali,” ucap Elmi.
“Kenapa? Dia masih terlalu kecil untuk diajari begitu. Lagian, kamu juga kaya Elmi, jangan terlalu keras pada anakmu,” ucapnya lagi, dengan kalimat yang sama seperti tadi kepada dirinya.
Elmi menggelengkan kepala mendengar ucapan dari Andrew yang benar-benar mengasihani anaknya tersebut. Elmi tahu kalau dia itu tidak tega sebenarnya kepada Alina, hanya saja, sebagai orang tua, Elmi ingin dia mendapatkan pelajaran yang berharga untuk masa depannya tersebut.
“Aku bukan keras, Andrew, meski aku kaya sekali pun, roda itu pasti berputar, dan aku ingin mengajarkan kalau ada saat dimana apa yang dia ingin dapatkan harus dengan keinginannya yang kuat. Kamu tahu,” Elmi memegang kepala anaknya sambil mengelus dengan pelan, “anakku jauh lebih hebat dari yang kamu duga,” ucap Elmi.
Dia membanggakan Alina bukan tanpa alasan, tentu saja ada maksud dari apa yang dia lakukan ini. Benar, baginya, Alina benar-benar spesial bagi dirinya.
“Mama! Ayo…, nanti keburu aku pingsan karena tidak dapat es krim!” keluh dari sang anak yang berakting hendak pingsan.
Dia bahkan memegang kepalanya untuk memantapkan bahwa dia sebenarnya seperti orang yang sangat lapar. Elmi dan Andrew tertawa kecil melihat kelakuan dari Alina yang tidak ada habisnya dan sedikit di luar pikirannya tersebut.
“Iya sayang…, ayo,” ajak dari Elmi yang menyetujui apa yang diajak anaknya tersebut.
Mereka bertiga kemudian pergi dari taman tersebut. Mereka keluar dari sana, dengan wajah yang senang dan juga tentunya bahagia bagi dirinya.
Elmi merasa senang dan tentunya merasa sangat lega, karena sang anak sepertinya sudah mengerti, kebahagiaan yang selama ini ia dapatkan adalah karena adanya orang lain yang melengkapi.
Tapi, yang tidak pernah ia duga sama sekali, saat dia bertemu dengan seseorang yang sudah menunggu di jalan keluar dari taman tersebut. Elmi mematung meihat sosok itu, ia tidak menduga sama sekali kalau dia sekarang ini malah bertemu dengan pria ini.
Baru saja tadi Andrew membicarakannya di depan Elmi sendiri, sekarang justru ia melihat sosok dari pri itu di depan matanya sendiri untuk saat ini. Dia sama sekali tidak mendiga bahwa mereka akan bertemu di saat yang seperti ini.
“Elmi..,” ucapnya, Gerard melihat dengan mata yang membulat sempurna.
Elmi langsung teringat akan anaknya yang ada di sana. Ia segera mendekap anaknya dengan erat dan tidak membiarkan Gerard mendekat. Gerard yang melihat Elmi begitu, langsung melihat ke arah gadis cilik tersebut.
“Apa dia anak kita?” tanya Gerard sambil menunjuk.
Elmi berdesis kesal melihat bagaimana Gerard dengan mudahnya mengatakan hal tersebut kepada dirinya. Gerard justru malah tersenyum lebar dan hendak mendekati Alina yang tengah bersama dirinya pada saat itu.
“Sayang.., sini sama papa,” Gerard dengan bangga memanggil Alina dan membuka tangan, berharap bahwa anak itu akan datang kepadanya.
Andrew yang ada di sana tidak tinggal diam sama sekali, ia langsung menghalangi menggunakan tubuhnya dengan berada di depan dari Elmi tersebut. Ia menghadang Gerard sebelum makin dekat dengan diri Elmi.
Kedua pria itu saling berhadapan dengan pandangan yang jelas berbeda. Alina tidak mengerti dengan situasi ini, ia hanya melihat ke arah Elmi dan Andrew secara silih berganti.
“Wah, lihat, temanku yang dulu sangat dekat denganku, malah mendekati mantan istriku? Kamu sudah mengincar Elmi dari awal, kan? Makanya kamu bisa dengan mudahnya mendapatkan akses kepadanya?” Gerard bertanya sambil meledek diri Andrew.
“Aku memang mendapatkan akses, tapi setidaknya Elmi memberikan izin, tak seperti dirinmu yang datang tanpa sopan santun begini.”
Balasan ucapan dari Andrew justru berbuah sebuah kekerasan. BUAGHHH, wajahnya langsung dipukul oleh Gerard hingga tersungkur.
Elmi benar-benar kaget, ia tak menyangka bahwa Gerard seberani itu meluka Andrew. Alina juga sama terkejutnya dengan diri Elmi yang melihat dengan mata kepala sendiri mengenai apa yang sudah dilakukan oleh Gerard kepada Andrew. “Sayang.., sini nak, ini papa-“ BUAGHHH, Andrew dengan segera bangun dan langsung membalas pukulan dari Gerard sebelum Gerard sempat mendekat ke arah Elmi dan Alina. “Dasar pria tidak waras! Kamu sudah secara kasar tidak diterima oleh Elmi…, bagaimana bisa…, kamu masih punya muka untuk menemui Elmi sekarang?” Andrew terengah berbicara kepada Gerard. Gerard yang barusan kena pukul tersebut langsung memegang pipinya sendiri, dan tentu saja, wajahnya itu juga terluka berkat pukulan dari Andrew. Elmi segera menutup mata sang anak dengan sebelah tangannya mencoba menarik anaknya untuk sedikit menjauh dari perkelahian dua orang dewasa yang berani melakukannya di depan anak-anak. “Justru.., aku ingin mempertanggungjawabkan apa yang tidak pernah aku lakukan seaga
Elmi yang menangis di kamar tersebut benar-benar mencoba mernungkan dirinya kembali, ia juga mencoba untuk menguatkan dirinya, bahwa tidak seharusnya ia membiarkan Gerard mendekati anaknya. Dia masih berpegang teguh pada prinsip yang dulu ia jalankan tersebut. Dirinya, tidak mau membiarkan Gerard menemui Alina seenaknya karena ia ingin memberikan kehidupan yang layak. Sikap Gerard dulu benar-benar menjadi contoh yang buruk untuk anaknya. Elmi harus bisa meyakinkan dirinya, kalau dia tidak seharusnya kembali, apa pun alasannya, demi kebahagiaan anaknya, Elmi tidak boleh egois dengan memenuhi keinginannya. Setelah meringkuk sambil memeluk kakinya tersebut, Elmi kemudian sadar, bahwa pria tersebut tidak pantas ia tangisi. Dirinya bangun dan mencoba untuk meyakinkan dirinya kembali. “Aku seharusnya bisa lebih kuat, bukan lebih cengeng hanya karena pria itu,” gumamnya yang berbicara seorang diri. Elmi kembali mencoba merefleksikan dirinya, agar mau kembali seperti dulu, dan mengingat,
Perasaan Elmi merasa tidak enak kalau tidak memberitahukan, tetapi ia juga merasa kalau itu bukanlah hal yang wajib untuk terus ditutupi. Suatu hari nanti, anaknya pasti memerlukannya untuk mengetahui hal tersebut, dan saat itu juga, Elmi tidak bisa menutupinya. Elmi merasakan keraguan yang amat besar dari dalam dirinya tersebut. Dia tidak ingin berbohong kepada anaknya, tapi ia juga tidak bisa merasa jujur mengenai hal ini kepada sang anak sendiri. Rasanya berat sekali kalau dirinya mesti mengatakan hal yang tidak seharusnya ini di saat seperti ini. Ketakutannya semakin besar, dan membuat diri Elmi merasa tidak yakin pada dirinya sendiri. Bagaimana kalau nanti Alina marah karena Elmi tidak pernah mengatakan siapa ayahnya? Bagaimana kalau dia jadi benci dengan Elmi? Dan bagaimana kalau Alina malah akhirnya memilih ayahnya dibanding dirinya? Masih banyak pikiran buruk yang terlintas di pikirannya, sehingga Elmi merasa tidak bisa membiarkan begitu saja, pikiran buruk yang membuat dir
“Bantu aku, untuk mengawasi pergerakan anakku,” ucap Elmi.(“Hmm? Memangnya ada apa dengan anakmu? Apa ada pedofil yang mencoba mendekatinya?”) tanya orang di seberang.“Lebih buruk,” ucap Elmi. Orang yang tengah ia telepon tersebut diam sejenak, menunggu jawaban dari Elmi yang dengan sengaja hari ini menelponnya.“Gerard datang. Dia sepertinya sudah mengetahui tempat tinggalku, dan sekarang dia sedang mencoba mendekati anakku,” jelas dari Elmi.(“Wah, gila, orang itu masih berani? Setelah semua yang dia lakukan memang dia mau apa kembali padamu? Dia mau mempermalukan dirinya sendiri apa?”) tanya dari orang di seberang yang sangat akrab dengan dirinya dulu, Yuna.“Aku tidak tahu, tapi, aku tahu, kamu dan Lady pasti bisa menguruskannya untukku, kan? Aku takut anakku diambil olehnya tanpa seizinku,” ucap Elmi.(“Hmmm, bagaimana kalau besok aku bertemu denganmu? Kita bahas soal ini secara langsung. Sekalian aku mengenalkan Cahaya pada anakmu, mungkin dia akan bisa menjadi tema
Yuna dan Bryan yang datang langsung tersentak setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Elmi tentunya. Yuna yang tadinya tidak berani melihat ke arah Bryan tersebut langsung menoleh, kemudian ke arah Elmi dengan tatapan yang sedikit panik.“Kejam sekali! Padahal kamu bilang akan mendukung kami!” kesal dari Yuna.“Hei…, aku kan bertanya, bukan memberitahu,” ucap dari Elmi sambil meletakkan sebelah tangan di pinggangnya. Ia mengerti sih, mungkin ini jadi pertanyaan yang sedikit tidak nyaman dan jelas saja akan menyakiiti perasaan mereka tentunya. Tapi mau bagaimana lagi, memang begini adanya kalau begitu.Namun, Yuna yang mendengarnya akhirnya hanya bisa menghela napas dengan berat. Setelah itu Yuna dan Bryan sama-sama melirik satu sama lain.Mereka seolah memberikan koda bahwa apa yang sudah dikatakan oleh dirinya itu benar adanya, dan tidak salah sama sekali tenyunya.“Yah, meski sekarang belum, doakan saja segera,” ucap Bryan.“Tentu saja, aku mengharapkan yang terbaik untuk kalian b
“Siapa yang akan mnegawasi nantinya?” tanya Elmi yang masih merasa mawas.“Tenang saja, orang-orang yang akan mengawasi adalah orang-orang yang cukup terlatih, dan mereka ada di bawah naungan ibuku. Jadi, kalau sampai mereka berkhianat, ibuku tidak akan segan memasukkannya ke dalam penjara,” jawab dari Yuna.Elmi tidak meragukan sama sekali mengenai apa yang telah dikatakan oleh Yuna kepadanya. Justru dirinya sangta dan amat percaya, karena dirinya bisa memiliki pekerjaan yang santai beserta tempat tinggaldi sini juga berkat ibu dari Yuna sendiri.Rasanya perasaannya mulai terasa sedikit lega, dan lagi, setelah mendengar bahwa Alina akan memiliki teman, membuat dirinya bisa menenangkan diri selama dirinya tak berada di sisi sang anak.“Bryan, apa kamu tahu darimana Gerard tahu soal aku?” tanya Elmi kepada Bryan.Bryan yang merupakan kakak dari Gerard pastinya tahu, kan dia satu rumah dengan orang tuanya, tidak mungkin Gerard tidak pernah datang meski hanya sekali saja ke sana.“Kamu s
Mereka yang tadinya berkumpul di rumah dari Elmi tersebut, berpindah pergi dan menuju ke tempat lain tentunya. Tidak ada yang tahu sama sekali bahwa sebenarnya ini adalah suasana yang cukup canggung. Apalagi, Elmi yang sudah sekian lama menghilang ini, malah datang-datang meminta bantuan tanpa pikir panjang dan juga tidak memikirkan lebih jauh lagi.Tapi, karena mantan suaminya juga mendadak saja datang dan mendadak juga terlihat mencoba menjadi seorang ayah untuk putri kecilnya tersebut, membuat Elmi benar-benar kesal dan tidak bisa menerima begitu saja apa yang tengah ia perbuat saat ini.Satu-satunya cara supaya pria tersebut menjauh dari dia dan putrinya itu, adalah membuatnya sadar diri dan tidak seperti sekarang ini. Dengan dia datang tiba-tiba dan membuat diri Elmi ini panik adalah cara yang salah.Sampai di tempat yang mereka tuju, bak seperti keluarga besar yang bahagia serta juga penuh dengan kehangatan, membuat semua yang ada di sana merasa senang dan nyaman.Alina dan Cahy
“Tetap saja, kalau suatu hari nanti malah tahu secara mendadak dan secara tidak sengaja, aku tidak bisa yakin kamu akan menerimanya,” ucap dari Yuna yang mengatakan ketidakyakinannya.Elmi diam saja selama beberapa saat. Ia tidak bodoh dan juga sudah mempertimbangkan sampai ke sana. Dirinya tidak mungkin bisa membiarkan begitu saja apa yang ia dapatkan kali ini. Tapi, di satu sisi, ia tidak mau Alina tahu secara mendadak.Akhirnya mereka memakan makanan yang telah mereka pesan. Selama itu juga, apa yang menjadi masalah Elmi ini tidak dibahas sama sekali. Ada dua anak kecil yang tidak sepantasnya tahu mengenai hal tersebut, dan itu lah yang membuat suasana jadi terasa sedikit canggung.Alina terus bermain dengan Cahaya, sementara Elmi terus merasa cemas dan tidak nyaman sama sekali dengan apa yang telah dia rasakan. Bingung…, sungguh, dia merasa sangat bingung dan tidak dapat berpikir dengan jernih tentunya.Hingga mereka selesai makan, dan anak-anak yang berada di sana kembali ke play
Akhirnya, tiba lah di hari yang Elmi tidak mau tunggu dan memang sengaja sudah disiapkan untuk bisa dirinya ini hindari. Tepat dimana hari Andrew akan melangsungkan lamaran, Elmi dan Alina siap berangkat pergi dari sini. Ia dan sang anak sudah berada di bandara. Mereka kini siap pergi seperti yang sudah dijadwalkan.“Alina, kamu tidak mau pamitan?” tanya Elmi.Alina menggelengkan kepala, “Kalau mama merasa tidak perlu, Alina juga tidak apa. Selama Alina bersama mama, Alina tidak masalah kok,” ucapnya.Tersenyuh rasanya hati Elmi mendengar apa yang dikatakan olehnya. Meski sudah tahu kalau ini akan menjadi hal yang paling berat yang dirinya miliki, Elmi tidak bisa begitu saja mengatakan tidak pada sang anak sendiri. Hanya saja, Elmi mau membuat dirinya ini tidak sakit hati dengan apa yang sudah terjadi kepada dirinya ini.“Huhh, terima kasih ya, Nak,” ucap Elmi kepada Alina.Alina tersenyum menanggapi apa yang Elmi katakan. Yah, lagi pula memang tidak banyak yang bisa dirinya lakukan.
Bahkan, setelah putusan itu pun, Elmi tidak banyak berbicara dengan Andrew, mereka berpisah di rumah dari Elmi, dan Andrew tidak ada niat untuk bertemu dengan Alina.Alina di antarkan pulang oleh Yuna. Rasanya masih bingung. Elmi tidak tahu harus mengatakan apa kepada Alina. Ia takut, kalau ketika dirinya sudah pindah nanti, Alina malah menanyakan perihal Andrew, dan itu pastinya akan menyakiti perasaannya. Rasanya benar-benar seperti ditampar oleh kenyataan yang dirinya tidak bisa hindari sama sekali.“Ma…, mama kenapa? Sejak kemarin mama murung terus,” singgung dari Alina.Elmi melirik ke arah sang anak. Betapa tidak tega dirinya, apabila membuat Alina mengetahui fakta yang tidak bisa dibilang waras lagi. Tidak mungkin Elmi juga blak-blakan mengatakan perihal ini kepada sang anak.“Alina…, mama…, mama ada yang mau disampaikan kepada kamu. Apa kamu mau dengar?”Elmi tidak punya pilihan lagi. Karena, ini sudah bisa dibilang cukup penghujung hari sebelum dirinya nantinya akan pergi dar
Elmi hanya diam saja mendengar apa yang dikatakan oleh Gerard. Yah, tidak salah kalau orang ini pasti akan mengatakan keberatannya. Dan lagi, keberatannya sudah di tingkat yang tidak masuk akal menurut Elmi.Tentu saja Gerard yang melihat bahwa Elmi menatapnya dengan wajah yang datar merasa sangat dan amat bingung sekali. Kenapa dirinya begini? Ya karena tidak ada untungnya sama sekali bagi dirinya.Ditambah, kalau pun dia mau mengajukan yang sebenarnya silakan saja. Hanya saja, itu tidak akan membuatnya menang atau pun membuatnya bisa mendapatkan haknya. Tidak akan, Elmi memiliki bukti yang sangat dan amat kuat sekali. Jadi dirinya sudah yakin kalau ia akan menang, hahahahahahah.Gerard benar-benar bingung melihat wajah Elmi yang tidak bergeming sama sekali. Tahu bahwa dirinya ini tidak terusik meski sudah berkata demikian, Gerard menambahkan apa yang membuatnya merasa sangat keberatan dengan keputusan yang ada.“Dia telah berselingkuh dari saya, dan pasti dia sengaja mencoba membuat
Melamun Elmi dalam waktu yang lama. Dia bahkan sampai sempat mengabaikan sang anak yang memanggilnya. Meski harus memanggil berkali-kali demi bisa mendapatkan jawaban dari Elmi. Tapi, biar begitu, sebenarnya Elmi tidak bisa membohongi bahwa dia menyembunyikan hal tersebut.Dia berusaha kelihatan baik-baik saja. Tapi, sebenarnya dia benar-benar kepikiran dengan apa yang sudah dikatakna oleh Yuna. Soal Andrew yang telah dijodohkan. Tidak salah, Andrew sudah berada di umur yang mapan, bahkan secara finansial dia sangat amat terjamin.Hanya saja, andrew memang bukan orang yang gampang membuka hatinya. Hal tersebut lah yang membuat Elmi jadi merasa khawatir. Alina…, dia pasti akan menjadi orang paling sedih kalau tahu Andrew akan memiliki kehidupannya sendiri.Dan pastinya akan mengurangi waktu untuk bertemu atau berkomunikasi kepada Alina. Rasanya tidak mungkin dirinya membayangkan bahwa anaknya sedih mengenai hal tersebut.Esok harinya,memang benar, Elmi pergi ke pengadilan bersama Andr
“Entah lah, rasanya hanya tidak senang saja,” sahut dari Elmi.Yuna yang tadinya hanya melihat ke arah tv untuk bisa menonton tersebut, langsung berubah pandangan. Kali ini dia melihat ke arah Elmi yang tentunya sedang merasa sangat dan amat gelisah sekali. Yuna sudah tahu dirinya seperti apa, sudah pasti dia bisa menerka dengan tepat sekali.“Lalu kenapa kamu tidak menerimanya saja? Kalau kamu tidak senang dia berhenti menyukaimu, seharusnya kamu menerimanya saja,” ucap dari Yuna kepadanya.Elmi membantah dengan menggelengkan kepalanya dengan segera. Bukan perkara yang mudah. “Aku juga tidak tahu apakah perasaanku ini sungguh menyukai atau hanya sekedar saja. Belum lagi, aku tidak ingin mengulang lembaran yang sama,” Jelas Elmi.Setelah duduk di sebelah dari Elmi, Yuna benar-benar mencoba memahami dan memberikan jawaban yang perlu diberikan kepada dirinya. Walau tidak membantu sekali pun, itu lebih baik daripada tidak sama sekali, kan?Elmi merasa makin gelisah dan juga tidak tenang.
“Jadi, kalian sudah paham, kan?” tanya Elmi kepada mereka yang ada di sana.“Yah, meski sebenarnya sayang sekali kamu pindah. Padahal sudah bagus kita dekat. Aku bahkan sengaja memasukkan cahaya di sini supaya bisa sering bertemu denganmu,” ucap dari Yuna yang merasa sedikit kecewa.Elmi hanya bisa tersenyum tipis. Dia tidak bisa mengatakan apa-apa lagi sebenarnya. Mau bagaimana pun, ini demi keselamatan sang anak juga. Kalau bukan karena masalah Gerard, atau setidaknya Gerard tidak melakukan hal ini, Elmi tidak akan mengambil keputusan ini juga.Huhh, rasanya juga dirinya sudah terlalu lelah menghadapi Gerard. Harapan menjauh sedikit saja dirinya benar-benar dirusak. Dan semoga, dengan menjauh cukup jauh ini, dirinya tidak mendapatkan masalah berlebih lagi.“Maaf ya…, aku juga awalnya berpikir untuk membuat peringatan saja kepada Gerard. Tapi, mengingat bahwa Gerard orang yang nekat, aku lebih takut dia akan berusaha makin keras supaya bisa dekat dengan Alina,” jelas Elmi.Bryan meng
Sebenarnya Andrew belum bisa menyembunyikan bagaimana ekspresi wajahnya saat ini. dirinya sudah tahu apa yang akan dibicarakan oleh Alina sekarang. Rasanya masih sangat sesak dan juga tidak menyenangkan. Andrew merasa ingin sekali memeluk dan menangis pada Alina.Namun, ia tetap menahannya. Alina pasti sudah merencanakan sesuatu untuk membuat dirinya merasa tenang saat diberitahukan. Meski begitu, mungkin saja, dirinya masih harus tetap bersikap seperti biasanya. Kan?Mereka ebrdua pergi, ke taman dimana Andrew dan Alina sering bermain. Alina pasti sengaja memilih tempat ini. karena bisa dikatakan, bahwa ini adalah tempat yang nyaris memiliki kenangan yang paling banyak, dan juga tempat yang selalu menjadi spot untuk bisa dirinya meluangkan waktu yang tenang.“Papa. Papa besok masih kerja?” tanya Alina.“Tentu saja, Alina, kan papa harus mengumpulkan uang,” sahut Andrew.Alina tampak diam sejenak. Dia kemudian kembali menatapa Andrew, dan membeirkan senyuman tipisnya. Manis…, dan sang
Elmi sekarang sudah benar-benar melakukan apa yang mestinya dia lakukan. Alina telah ia liburkan sembari menyiapkan berkas yang perlu dirinya bawa. Tidak, bukan Elmi terburu-buru, hanya saja, ia harus segera sebelum Gerard memutuskan. Sekarang, mereka tengah menunggu keluarnya paspor Alina. Elmi sudah punya. Dan juga, mereka harus menyiapkan Visa yang memang harus ada.Sambil meneguk coklat dingin di salah satu kafe, Alina dan Elmi duduk dengan tenang tanpa ada keributan sama sekali. Yah, maksudnya keributan dari luar. Bukan keributan orang lain. Haha.“Mama…, kalau nanti Alina pindah, apa Alina bisa punya teman?” tanya Alina ketika dia sedang memotong kue yang sedang ia beli.Elmi terpanggil tentunya untuk menjawab. Dengan senyum kecil, Elmi mengelus rambut sang anak sambil sedikit berbisik memberitahukan apa jawaban dari pertanyaan yang diberikan kepadanya.“Tentu saja. Alina kan pintar bergaul. Jadi, Alina juga pasti pintar mendapatkan teman,” ucap dari Elmi.“Tapi ma…, katanya, di
Tentu saja Andrew cukup kaget mendengar apa yang dikatakan Elmi. Rasanya ingin dipukul saja mulutnya tersebut, agar dia tahu kalau sekarang dia benar-benar membuka kartu yang seharusnya tidak ia buka sama sekali. Menyebalkan. Elmi mau menghilang saja rasanya dari muka bumi ini.Andrew yang sudah terlanjur mendengar pun tidak mengurungkan niatnya untuk tidak bertanya. Dia justru makin ingin tahu dan tentunya merasa perlu sangat tahu tentang apa yang sudah dikatakan oleh dirinya ini.“Apa? Tidak lama di sini?” bingungnya.Rasanya keringat dingin sudah membasahi wajah Elmi. Dia benar-benar tidak pandai menyembunyikan sesuatu kalaus udah terlanjur dia katakan. Dan sekarang dirinya benar-benar terjebak, sampai dirinya sendiri tidak tahu harus mengatakan apa lagi setelah ini.Andrew mulai kelihatan cukup serius. Ia mendekat ke arah Elmi, dan memberikan tatapan yang meminta Elmi untuk membeberkan semua. Tidak ada yang namanya filter lagi. Dan lagi, sepertinya Elmi juga sudah tisak bisa menge