Andrew dengan segra menuju ke rumahnya, dan dengan wajah yang panik, melihat seluruh barang yang ada di rumah Elmi sudah berantakan tidak karuan. Elmi sudah tidak bisa mengendalikan dan menenangkan anaknya tersebut. Seluruh energinya sudah habis, dan ini saja yang tersisa dari dirinya.“Kenapa bisa begini?!” panik Andrew yang langsung menghampirinya.Elmi terlalu malu untuk mengangkat wajahnya, ia menangis dalam diamnya, meski air mata sudah membasahi pipinya, dan sekarang ia benar-benar merasa putus asa sampai ke urat-uratnya sendiri.Tangannya meminta kepada Andrew untuk menuju ke kamar Alina, untuk sekarang, dia lah yang paling memerlukan seseorang untuk berada di sampingnya, “Alina…, Ndrew…,” ucap Elmi dengan lemah menahan dirinya tersebut.Andrew yang langsung merespon tersebut, segera berlari menuju ke kama Alina, dan menghampiri anaknya tersebut. Alina kedengaran menangis tersedu, sepertinya dia sedang berada di pelukan Andrew untuk ditenangkan. Elmi merasa lega, mendengar bahw
“Alina, kamu makan dulu ya, supaya tidak sakit,” bujuk Elmi dengan suara yang masih halus.“Tidak. Aku mau ke rumah tante Yuna, titik!” tegas dari Alina yang tidak tanggung-tanggung lagi.Dari kecil hingga sekarang Elmi merawatnya, ini adalah kali pertama dirinya melihat dengan mata kepala sendiri, bahwa Alina melawanya dengan sangat tegas dan juga menunjukkan jelas sifatnya yang sangat amat keras kepala sekali. Ucapan yang barusan dikatakan juga tidak tanggung-tanggung. Dia seperti orang yang sangat berbeda.Rasanya berat ingin berucap kepada Alina pada saat itu. Elmi yang hendak memanggil dan membujuknya sekali lagi merasa sangat ragu dan juga merasa tidak bisa melakukannya meski hanya sedikit saja.“Alina…,” Elmi meminta dengan nada yang gemetar.Bukan menggubris lagi apa yang barusan dikatakan oleh Elmi, Alina memilih untuk mengabaikan sambil tetap memasang wajah yang sangat marah kepada dirinya ini. Menyerah…, Elmi tidak bisa meladeni kalau seperti ini. Dan sepertinya, ia pada ak
Gerard langsung terdaim seketika setelah mendengar apa yang barusan dikatakan oleh Elmi tersebut. Tentu saja dia harus tahu dan juga sadar. Tidak mungkin Alina tidak mengerti mengenai hubungan orang tua, apalagi sekarang dia sudah sekolah.“Apa…, dia akan menerimaku?” tanya Gerard kepada Elmi.Elmi memasang wajah sebal sambil bersandar dengan dirinya yang merasa tidak senang dengan pertanyaan yang telah dilontarkan kepada dirinya tersebut. Benar-benar menjengkelkan sekali. “Aku tidak mau tahu. Tapi sepertinya dia akan menerimamu sepenuhnya,” Elmi menjawab dengan jawaban yang cukup cepat.Tidak peduli lagi dirinya dengan bagaimana perasaan Gerard. Sekarang, yang menjadi pilihan dan tujuannya hanya Alina seorang. Dia hanya memikirkan apakah Alina akan bahagia setelah ini, atau mungkin saja dia makin membenci diri Elmi yang tidak berguna ini.Elmi langsung mengemasi barangnya sambil menggendong tas kecilnya tersebut, “Oke, sudah tidak ada urusan lagi, kan? Aku akan pergi,” ucap Elmi yan
Meski berat sekali rasanya memberikan kabar yang ia bawa tersebut, Elmi merasa bahwa mungkin ini adalah satu-satunya cara supaya dirinya ini bisa mendapatkan kembali perhatian dari Alina, dan juga bisa mendapatkan kembali senyuman sang anak yang telah hilang dari wajahnya tersebut. Ya, memang terdengar sangat dan amat bodoh dan memalukan.Elmi merasa benar-benar malu selama memikirkan bahwa Alina tidak menyukainya. Tapi, di sisi lain dia juga merasa sangat sedih karena dirinya harus melihat bahwa anaknya tersebut membenci dirinya yang ada di depannya tersebut selama ini.“Alina,” Elmi memanggil saat anaknya baru saja masuk dari pintu.Dia tidak mengerti, kenapa tidak ada yang mengantarkannya sampai ke dalam? Apa ini Alina yang meminta? Apa jangan-jangan, ini juga karena Alina merasa tidak senang ada yang berbicara dengan dirinya ini?“Al-““Aku mau tidur,” ucap sang anak yang baru saja melewati umur balitanya tersebut.Alina langsung masuk ke dalam kamarnya, dan menutup pintu tanpa me
“Mama,” panggil anaknya saat mereka sedang sarapan.“Ya?” tanya Elmi.“Hubungan mama dan papa sebenarnya seperti apa?”Elmi yang sedang menelan makanan langsung tersedak mendengar bahwa anaknya mendadak saja menanyakan hal tersebut kepada dirinya ini. Elmi buru-buru meminum air putih yang ada di atas meja, untuk menenangkan dirinya kembali. Sabar dan tenang.“Ke- kenapa kamu mendadak menanyakan hal seperti itu?” bingung Elmi tentunya.“Ya, teman-temanku Alina lihat kalau mama papanya sangat bahagia sekali, senyum, dan banyak tertawa,” jelas Alina.Rasanya ia ingin menelan ludahnya dan ingin mengingatkan kepada dirinya sendiri, bahwa itu adalah imajinasi dari anak kecil yang berharap kebahagiaan dari orang tuanya sendiri. Tapi, Alina bukan anak yang bisa mendapatkannya. Sudah bisa dipastikan Alina akan susah mendapatkannya.Sesal dan perasaan sakit jadi satu di dalam dirinya tersebut. Ia tidak bisa berpikir jernih dan juga tidak bisa merasa ringan. Bagaimana bisa ia menjelaskan bagaima
Elmi yang mendengar ucapan Andrew mendadak saja tidak bisa berbicara, dan merasa kalau mulutnya sendri terasa tertahan oleh dirinya tersebut. Apa-apaan orang ini? Tidak ada angin, tidak ada hujan, mendadak saja berkata begitu. Sedikit dirinya melirik ke ujung mata, tampak rasa khawatir dan gelisah dar wajahnya.Elmi tak paham dengan apa maksud dari Andrew sampai bisa berkata begitu kepadanya. Tapi, yang pasti, Elmi akan mencoba untuk tidak mendengar dan berpura-pura tidak tahu dengan apa yang telah dikatakan kepada dirinya ini.“Haha, kamu ada-ada saja, aku cari yang baru saja sudah malas, mana mungkin aku mau kembali kepada Gerard, haha,” Elmi mencoba mengalihakn topik pembicaraan yang ia rasa sedikit perlu diluruskan dan juga perlu ditegaskan tentunya.Andrew menatapnya lamat-lamat. Tatapan tersebut menunjukkan dengan jelas mengenai apa perasaan yang tengah dipendamnya. Elmi masih mencoba menepisnya. Sudah lebih dari 5 tahu ia berteman dengan Andrew,tidak mungkin dirinya tidak tahu.
“Jadi, kamu tak bisa memberikan jawaban kepadaku?” tanya elmi kepada Andrew.Andrew hanya menghela napas seolah menunjukkan bahwa dia sama putus asanya dengan apa yang telah dilakukan oleh Elmi ini. Dia memang bodoh dan ceroboh. Bisa-bisanya ia tidak kepikiran sama sekali sampai ke sana. Dasar…, Elmi merasa tidak bisa berkata apa-apa selama beberapa saat. Bahkan, dia sampau merasa pusing seketika.“Aku tak punya banyak saran Elmi,” ucap Andrew kepadanya.Elmi sudah tahu. Karena hal tak yang ia pikirkan sudah terjadi lebih dulu, jadi, sedikit lebih sulit untuk bisa membuat semuanya bisa terkendali. Elmi merasa benar-benar jatuh selama beberapa saat.“Andrew..,” panggil Elmi, meski dia sudah tahu kalau pria itu sudah ada di depannya, dan tidak kemana-mana sama sekali.Andrew hanya menaikkan kedua alisnya, dan menunjukkan sikap yang jelas sekali seperti mempertanyakan mengapa Elmi memanggilnya tentunya.“Kamu…, pasti tahu.. apa yang harus aku lakukan…,” ucap Elmi sambil menatap dengan pa
Belum apa-apa, rasanya badan Elmi sudah terasa tidak bisa dirasakan dengan baik oleh dirinya ini. Menyebalkan. Padahal, biasanya Elmi selalu tenang dalam menghadapi situasi, tapi, sekarang ia benar-benar merasa tidak berdaya dalam menghadapi yang namanya situasi.Tanpa berbicara dengan dirinya dahulu, Alina sudah memutuskan dengan Gerard, bahwa mereka berdua akan pergi weekend nanti. Tidak bisa ia bayangkan dia kembali ke rumah yang dulu pernah menyambutnya dengan hangat. Rasanya masih menakutkan.Dirinya juga tidak bisa membayangkan apa reaksi yang akan diberikan kepada dirinya, terlebih lagi, Elmi tidak pernah memberikan kabar sama sekali, meski diberikan izin untuk mengabari mereka. Gelisah dan juga terasa khawatir di dalam dirinya. Elmi tidak bisa menyembunyikan dirinya lagi. Dia merasa benar-benar rapuh dan juga merasakan jelas perasaannya yang sangat dan amat khawatir sekali. Apa yang harus dia lakukan sekarang?! Tidak ada yang lebih buruk dari apa pun lagi kecuali yang ini!‘Ap
Akhirnya, tiba lah di hari yang Elmi tidak mau tunggu dan memang sengaja sudah disiapkan untuk bisa dirinya ini hindari. Tepat dimana hari Andrew akan melangsungkan lamaran, Elmi dan Alina siap berangkat pergi dari sini. Ia dan sang anak sudah berada di bandara. Mereka kini siap pergi seperti yang sudah dijadwalkan.“Alina, kamu tidak mau pamitan?” tanya Elmi.Alina menggelengkan kepala, “Kalau mama merasa tidak perlu, Alina juga tidak apa. Selama Alina bersama mama, Alina tidak masalah kok,” ucapnya.Tersenyuh rasanya hati Elmi mendengar apa yang dikatakan olehnya. Meski sudah tahu kalau ini akan menjadi hal yang paling berat yang dirinya miliki, Elmi tidak bisa begitu saja mengatakan tidak pada sang anak sendiri. Hanya saja, Elmi mau membuat dirinya ini tidak sakit hati dengan apa yang sudah terjadi kepada dirinya ini.“Huhh, terima kasih ya, Nak,” ucap Elmi kepada Alina.Alina tersenyum menanggapi apa yang Elmi katakan. Yah, lagi pula memang tidak banyak yang bisa dirinya lakukan.
Bahkan, setelah putusan itu pun, Elmi tidak banyak berbicara dengan Andrew, mereka berpisah di rumah dari Elmi, dan Andrew tidak ada niat untuk bertemu dengan Alina.Alina di antarkan pulang oleh Yuna. Rasanya masih bingung. Elmi tidak tahu harus mengatakan apa kepada Alina. Ia takut, kalau ketika dirinya sudah pindah nanti, Alina malah menanyakan perihal Andrew, dan itu pastinya akan menyakiti perasaannya. Rasanya benar-benar seperti ditampar oleh kenyataan yang dirinya tidak bisa hindari sama sekali.“Ma…, mama kenapa? Sejak kemarin mama murung terus,” singgung dari Alina.Elmi melirik ke arah sang anak. Betapa tidak tega dirinya, apabila membuat Alina mengetahui fakta yang tidak bisa dibilang waras lagi. Tidak mungkin Elmi juga blak-blakan mengatakan perihal ini kepada sang anak.“Alina…, mama…, mama ada yang mau disampaikan kepada kamu. Apa kamu mau dengar?”Elmi tidak punya pilihan lagi. Karena, ini sudah bisa dibilang cukup penghujung hari sebelum dirinya nantinya akan pergi dar
Elmi hanya diam saja mendengar apa yang dikatakan oleh Gerard. Yah, tidak salah kalau orang ini pasti akan mengatakan keberatannya. Dan lagi, keberatannya sudah di tingkat yang tidak masuk akal menurut Elmi.Tentu saja Gerard yang melihat bahwa Elmi menatapnya dengan wajah yang datar merasa sangat dan amat bingung sekali. Kenapa dirinya begini? Ya karena tidak ada untungnya sama sekali bagi dirinya.Ditambah, kalau pun dia mau mengajukan yang sebenarnya silakan saja. Hanya saja, itu tidak akan membuatnya menang atau pun membuatnya bisa mendapatkan haknya. Tidak akan, Elmi memiliki bukti yang sangat dan amat kuat sekali. Jadi dirinya sudah yakin kalau ia akan menang, hahahahahahah.Gerard benar-benar bingung melihat wajah Elmi yang tidak bergeming sama sekali. Tahu bahwa dirinya ini tidak terusik meski sudah berkata demikian, Gerard menambahkan apa yang membuatnya merasa sangat keberatan dengan keputusan yang ada.“Dia telah berselingkuh dari saya, dan pasti dia sengaja mencoba membuat
Melamun Elmi dalam waktu yang lama. Dia bahkan sampai sempat mengabaikan sang anak yang memanggilnya. Meski harus memanggil berkali-kali demi bisa mendapatkan jawaban dari Elmi. Tapi, biar begitu, sebenarnya Elmi tidak bisa membohongi bahwa dia menyembunyikan hal tersebut.Dia berusaha kelihatan baik-baik saja. Tapi, sebenarnya dia benar-benar kepikiran dengan apa yang sudah dikatakna oleh Yuna. Soal Andrew yang telah dijodohkan. Tidak salah, Andrew sudah berada di umur yang mapan, bahkan secara finansial dia sangat amat terjamin.Hanya saja, andrew memang bukan orang yang gampang membuka hatinya. Hal tersebut lah yang membuat Elmi jadi merasa khawatir. Alina…, dia pasti akan menjadi orang paling sedih kalau tahu Andrew akan memiliki kehidupannya sendiri.Dan pastinya akan mengurangi waktu untuk bertemu atau berkomunikasi kepada Alina. Rasanya tidak mungkin dirinya membayangkan bahwa anaknya sedih mengenai hal tersebut.Esok harinya,memang benar, Elmi pergi ke pengadilan bersama Andr
“Entah lah, rasanya hanya tidak senang saja,” sahut dari Elmi.Yuna yang tadinya hanya melihat ke arah tv untuk bisa menonton tersebut, langsung berubah pandangan. Kali ini dia melihat ke arah Elmi yang tentunya sedang merasa sangat dan amat gelisah sekali. Yuna sudah tahu dirinya seperti apa, sudah pasti dia bisa menerka dengan tepat sekali.“Lalu kenapa kamu tidak menerimanya saja? Kalau kamu tidak senang dia berhenti menyukaimu, seharusnya kamu menerimanya saja,” ucap dari Yuna kepadanya.Elmi membantah dengan menggelengkan kepalanya dengan segera. Bukan perkara yang mudah. “Aku juga tidak tahu apakah perasaanku ini sungguh menyukai atau hanya sekedar saja. Belum lagi, aku tidak ingin mengulang lembaran yang sama,” Jelas Elmi.Setelah duduk di sebelah dari Elmi, Yuna benar-benar mencoba memahami dan memberikan jawaban yang perlu diberikan kepada dirinya. Walau tidak membantu sekali pun, itu lebih baik daripada tidak sama sekali, kan?Elmi merasa makin gelisah dan juga tidak tenang.
“Jadi, kalian sudah paham, kan?” tanya Elmi kepada mereka yang ada di sana.“Yah, meski sebenarnya sayang sekali kamu pindah. Padahal sudah bagus kita dekat. Aku bahkan sengaja memasukkan cahaya di sini supaya bisa sering bertemu denganmu,” ucap dari Yuna yang merasa sedikit kecewa.Elmi hanya bisa tersenyum tipis. Dia tidak bisa mengatakan apa-apa lagi sebenarnya. Mau bagaimana pun, ini demi keselamatan sang anak juga. Kalau bukan karena masalah Gerard, atau setidaknya Gerard tidak melakukan hal ini, Elmi tidak akan mengambil keputusan ini juga.Huhh, rasanya juga dirinya sudah terlalu lelah menghadapi Gerard. Harapan menjauh sedikit saja dirinya benar-benar dirusak. Dan semoga, dengan menjauh cukup jauh ini, dirinya tidak mendapatkan masalah berlebih lagi.“Maaf ya…, aku juga awalnya berpikir untuk membuat peringatan saja kepada Gerard. Tapi, mengingat bahwa Gerard orang yang nekat, aku lebih takut dia akan berusaha makin keras supaya bisa dekat dengan Alina,” jelas Elmi.Bryan meng
Sebenarnya Andrew belum bisa menyembunyikan bagaimana ekspresi wajahnya saat ini. dirinya sudah tahu apa yang akan dibicarakan oleh Alina sekarang. Rasanya masih sangat sesak dan juga tidak menyenangkan. Andrew merasa ingin sekali memeluk dan menangis pada Alina.Namun, ia tetap menahannya. Alina pasti sudah merencanakan sesuatu untuk membuat dirinya merasa tenang saat diberitahukan. Meski begitu, mungkin saja, dirinya masih harus tetap bersikap seperti biasanya. Kan?Mereka ebrdua pergi, ke taman dimana Andrew dan Alina sering bermain. Alina pasti sengaja memilih tempat ini. karena bisa dikatakan, bahwa ini adalah tempat yang nyaris memiliki kenangan yang paling banyak, dan juga tempat yang selalu menjadi spot untuk bisa dirinya meluangkan waktu yang tenang.“Papa. Papa besok masih kerja?” tanya Alina.“Tentu saja, Alina, kan papa harus mengumpulkan uang,” sahut Andrew.Alina tampak diam sejenak. Dia kemudian kembali menatapa Andrew, dan membeirkan senyuman tipisnya. Manis…, dan sang
Elmi sekarang sudah benar-benar melakukan apa yang mestinya dia lakukan. Alina telah ia liburkan sembari menyiapkan berkas yang perlu dirinya bawa. Tidak, bukan Elmi terburu-buru, hanya saja, ia harus segera sebelum Gerard memutuskan. Sekarang, mereka tengah menunggu keluarnya paspor Alina. Elmi sudah punya. Dan juga, mereka harus menyiapkan Visa yang memang harus ada.Sambil meneguk coklat dingin di salah satu kafe, Alina dan Elmi duduk dengan tenang tanpa ada keributan sama sekali. Yah, maksudnya keributan dari luar. Bukan keributan orang lain. Haha.“Mama…, kalau nanti Alina pindah, apa Alina bisa punya teman?” tanya Alina ketika dia sedang memotong kue yang sedang ia beli.Elmi terpanggil tentunya untuk menjawab. Dengan senyum kecil, Elmi mengelus rambut sang anak sambil sedikit berbisik memberitahukan apa jawaban dari pertanyaan yang diberikan kepadanya.“Tentu saja. Alina kan pintar bergaul. Jadi, Alina juga pasti pintar mendapatkan teman,” ucap dari Elmi.“Tapi ma…, katanya, di
Tentu saja Andrew cukup kaget mendengar apa yang dikatakan Elmi. Rasanya ingin dipukul saja mulutnya tersebut, agar dia tahu kalau sekarang dia benar-benar membuka kartu yang seharusnya tidak ia buka sama sekali. Menyebalkan. Elmi mau menghilang saja rasanya dari muka bumi ini.Andrew yang sudah terlanjur mendengar pun tidak mengurungkan niatnya untuk tidak bertanya. Dia justru makin ingin tahu dan tentunya merasa perlu sangat tahu tentang apa yang sudah dikatakan oleh dirinya ini.“Apa? Tidak lama di sini?” bingungnya.Rasanya keringat dingin sudah membasahi wajah Elmi. Dia benar-benar tidak pandai menyembunyikan sesuatu kalaus udah terlanjur dia katakan. Dan sekarang dirinya benar-benar terjebak, sampai dirinya sendiri tidak tahu harus mengatakan apa lagi setelah ini.Andrew mulai kelihatan cukup serius. Ia mendekat ke arah Elmi, dan memberikan tatapan yang meminta Elmi untuk membeberkan semua. Tidak ada yang namanya filter lagi. Dan lagi, sepertinya Elmi juga sudah tisak bisa menge