Semua Bab Warisan Istriku yang Mengejutkan: Bab 91 - Bab 100

207 Bab

Firasat

"Bu, hadiah apa lagi yang harus aku berikan? Selama ini semua yang aku lakukan adalah demi ibu. Tapi kali ini, tolong sekali saja ibu melakukannya untukku. Please Bu, berhenti untuk meminta dariku apa yang diluar kemampuanku," katanya lalu melangkah pergi."Aish anak ini, ngomong apa sih dia?!" gerutu Magdalena.Sementara putranya tak perduli, ia hanya memikirkan Mira yang belum diketahui dimana keberadaannya. Ia telah mencarinya dengan segala cara, bahkan menggunakan orang suruhan untuk melacak keberadaannya, akan tetapi semuanya nihil.Penyesalan yang selalu menghantuinya adalah karena ia telah melepaskan wanita sebaik Mira dan menggantinya dengan wanita tukang selingkuh. Wanita yang tidak bisa menjaga dirinya sendiri sebagai wanita terhormat."Ini adalah hukuman!" pekiknya pada dirinya sendiri.Denny menghantam dinding kamarnya dengan sangat marah, marah pada dirinya sendiri.Ia mulai merasa malu, bahkan saat melihat kenyataan bahwa mantan istrinya me
Baca selengkapnya

Dicampakkan

Ia benar-benar harus sadar bahwa kondisinya saat ini tidak sedang baik-baik saja.Pernikahan kedua yang menjadi harapan terbesarnya justru terasa hambar pada harinya. Ada apa dengan Denny? batinnya. Ia bahkan belum mendapatkan ucapan tegur sapa dari pria itu meskipun sudah dalam balutan gaun pengantin. Imas berusaha keras mengedipkan matanya agar air matanya tidak menetes dan merusak riasan di wajahnya."Kamu ingin aku bahagia?" refleks bibir Imas berucap."Tentu saja, makanya aku ingin lihat kamu tersenyum hari ini.""Tapi Faza, sepertinya aku telah melakukan kesalahan besar yang membuatku bingung.""Kesalahan besar?""Denny terlihat sangat marah kepadaku. Aku merasa takut...," katanya terbata, tidak sanggup melanjutkan."Ada apa sebenarnya? Apa kalian sedang bertengkar?"Imas terdiam, merenungi apa yang akhir-akhir ini terjadi. "Aku tidak yakin, Faza. Akan tetapi aku bisa melihat kebencian di matanya. Apakah mungkin...itu karena wanit
Baca selengkapnya

Pengganti

Imas terlihat sangat rapuh, bahkan sudah tidak perduli lagi dengan air riasan pengantinnya yang kacau. Ia hanya bisa menangis menyesali nasibnya."Aku lebih baik mati menanggung semua ini, Faza," lirih Imas rapuh. Dunia seakan runtuh dan menimpanya dengan kejam."Mereka sangat egois! Mereka menghancurkan hatiku, Faza. Kamu melihatnya sendiri bukan?""Imas, aku sudah bilang padamu bahwa aku tidak akan pernah membiarkan kamu hancur sedikitpun. Apa yang kamu inginkan? Haruskah aku membunuhnya untuk membuatmu puas?" kecam Faza pada Denny di hadapan Imas."Tidak! Tidak, Faza. Jangan libatkan dirimu dalam masalah ini. Biarlah, biarlah aku menerima semua ini," cegah Imas dengan memeluk tubuh Faza dari belakang sementara ia masih terisak.Faza mengepalkan tinjunya. Melihat Imas kesakitan ia juga tidak rela. Akan tetapi di sisi lain ia menyukai peluang ini."Kalau begitu, biarkan aku menjadi pengantinmu, Imas. Aku akan menggantikan posisi Denny di sisimu, biarkan
Baca selengkapnya

Kekacauan

Telinga Imas berdengung saat ayahnya mengulang ucapan itu. Betapa.sakit hatinya, akan tetapi itu adalah kenyataan yang harus ia terima.Lalu pria itu menatap gusar ke arah Faza, memindai wajah dan penampilan Faza dari ujung kepala hingga ujung kaki.. Tak ada yang istimewa melainkan pria itu masih lebih muda dari Imas."Apa yang kau lakukan? Apakah kamu yang akan melakukannya? Tidak, apakah ini akan menyelesaikan keadaan?". ujarnya dan iapun mengeluarkan ponsel untuk menghubungi Denny. Sayangnya Denny tidak bisa dihubungi."Ayah, biarkan dia melakukannya, tidak ada lagi cara yang lebih baik melainkan cara ini," kata Imas meyakinkan ayahnya.Faza membiarkan kedua anak dan ayah itu saling berunding."Baik, mari kita lakukan. Akan tetapi ayah tidak akan membiarkan Denny menghinamu begitu saja. Ayah pasti akan menghancurkan pria itu!" ujar ayahnya dan keluar dari ruang itu dengan marah.Sementara itu, Magdalena sedang berdebat hebat dengan putranya."Kamu
Baca selengkapnya

Janji

Mungkinkah sebenarnya Denny masih berhubungan dengan Mira tanpa sepengetahuannya? Lalu apa maunya Denny mengacaukan pernikahannya sendiri?Di tempat Imas, pernikahan digelar seperti jadwal yang direncanakan. Tanpa Denny, membuat Imas sangat gugup. Wanita itu berkali-kali meremas gaunnya usai dinikahkan dengan Faza. Ia tak mengerti pada akhirnya Faza adalah pendamping di dalam hidupnya."Kamu terlihat gugup, Imas," tegur Faza melihat binar wajah Imas yang redup. "Tersenyumlah, setidaknya demi aku sebentar saja.""Tapi, keluargamu bagaimana? Mereka tidak tahu kamu menikahiku bukan?""Tak usah dipikirkan. Aku baru saja memberitahu mereka tentang pernikahan kita ini. Santai saja," ujarnya tenang.Benar saja, tak lama kemudian serombongan orang datang dengan pakaian yang khas. Seluruhnya memakai hijab untuk wanitanya dan memakai peci untuk prianya. Faza menyambut mereka dengan senyuman."Kalian mengejutkan kami," kata wanita itu memeluk Faza. Terlihat setitik
Baca selengkapnya

Lelucon?

"Imas, aku akan menjelaskan semuanya esok hari, jika situasinya memungkinkan. Sekarang ini kita disibukkan menjamu tamu dan menjawab tamu undangan yang terkejut karena pengantin pria yang berubah lebih ganteng ini. Kita bisa membicarakan masalah itu kalau sudah santai, bagaimana?" Faza berusaha bersikap tenang, meredam sikap Imas yang emosional."Baiklah, aku juga lelah menjawab semua pertanyaan konyol itu. Ini gegara Denny yang sudah menghancurkan harapanku. Tapi Faza, kamu harus memikirkan lagi semuanya setelah hari ini. Kamu harus menjelaskan kepada seluruh keluargamu bahwa ini adalah pernikahan palsu yang terpaksa kamu lakukan demi menyelamatkan aku."Faza tak menjawab, ia sedikit kecewa karena bagi Imas pernikahan ini tidaklah serius seperti yang ia inginkan. Faza ingin memiliki Imas sesungguhnya, tapi Imas menganggap hal tersebut adalah lelucon.***"Selamat ya, bayinya laki-laki, sehat dan gemuk," kata seorang perawat membawa kabar buat Mira yang masih te
Baca selengkapnya

Bayangan Mira

Di Jakarta...Denny sibuk dengan berbagai macam urusan kantor yang sempat terbengkalai beberapa hari lamanya dan pekerjaannya menjadi bertumpuk-tumpuk.Dengan sedikit waktu menjelang makan siang, iapun menyempatkan untuk menyesap coffee mix yang baru dibuatnya.Seperti biasa juga, Alisya akan datang menjelang makan siang dengan menenteng makan siang di tangannya."Sudah lapar apa belum? Yuk makan siang dulu,". ujarnya lalu meletakkan bontot makan siang itu di atas meja."Makanlah dulu, masih ada yang harus kukerjakan sekarang, nanti aku akan menyusul," jawabnya."Baiklah, aku sudah lapar, jadi aku makan duluan ya.""Yaps, makanlah yang kenyang."Lalu pria itu kembali berkutat dengan tumpukan berkas di mejanya, tanpa menghiraukan Alisya yang terus memandanginya.Setelah dirasa selesai, Denny beranjak dan duduk di dekat Alisya."Apa yang kau bawa? Aku sudah lapar," keluhnya."Ini, sop ayam dengan makaroni. Dan ini, perkedel kentang. Tap
Baca selengkapnya

Cinta jadi Benci

"Kesalahanku? Kenapa kamu baru mengatakan sekarang kalau itu adalah kesalahanku? Kamu sungguh tidak mengenali aku?" sungut Imas tak percaya. "Itu cuma alasan untuk kamu meninggalkan aku bukan? Kamu berubah Denny, hatimu berubah hanya karena wanita ini!" tegas Imas tak terima."Bagaimana denganmu? Kamu berselingkuh dan bermesraan di belakangku dengan teman baik Mira. Jangan kamu kira aku tidak mengetahui apa yang kamu pikirkan sejak awal, Imas Gayatri. Wanita sepertimu sangat mudah jatuh cinta dan ini bukan untuk yang pertama kali!"Mereka berdua bersitegang saling menuding. Bagi Denny, tingkah Imas yang gemulai dan manja memang sering menimbulkan persepsi yang berbeda. Terkadang hal itu membuatnya ragu dengan kesetiaan Imas."Apakah yang kamu maksud adalah Faza? Itukah sebabnya kamu tega menjebakku di hari pernikahan yang sudah kita sepakati?"Denny menyeringai, menatap benci pada wanita itu. "Sekarang kamu sadar apa yang sudah kamu lakukan di belakangku? Baikla
Baca selengkapnya

Saham Faza

Faza meletakkan alat masak yang di tangannya dan mengambil posisi di dekat Imas."Sebentar, ceritakan sedikit demi sedikit apa yang terjadi. Aku ingin tahu bagaimana bisa kami datang ke perusahaan Denny. Katakan padaku, apa alasanmu untuk datang ke sana?""Tentu saja, tentu saja aku harus menuntut ganti rugi karena telah dipermalukan. Aku datang ke sana dan aku meminta saham milikku segera di keluarkan," kisahnya pada pria yang menunggu kisah darinya. "Selain itu kamu adalah suamiku, kamu harus menolongku. Aku ingin melihat Denny kepayahan karena kehilangan investor Begitu juga kamu, aku ingin kamu mencabut semua saham milikmu di sana," terangnya panjang lebar.Faza menautkan alisnya saat disinggung soal saham yang ada di perusahaan Denny. Meski saham itu atas namanya, saham itu hanyalah milik Mira yang merupakan saham mantan istri Denny sendiri. Mana mungkin ia akan mencabutnya dari Denny!"Tapi...itu tidak mungkin, sayang. Itu tidak mungkin,"katanya gelis
Baca selengkapnya

Kapan?

Faza benar-benar terkejut saat Mira membalas pesannya dan mengatakan mau bertemu."Tapi... Kalimantan?" Iapun menggaruk kepalanya yang tak gatal karena harus bepergian ke luar pulau yang jauh. Jangankan ke luar pulau atau luar negeri, baginya bepergian keluar kota hanyalah kota Jakarta saja, hanya Jakarta yang pernah ia tempuh."Bagaimana kabarmu sekarang, Mira. Apakah kamu masih menyukai Denny yang brengsek itu? Aku bahkan tidak mengerti, kenapa kamu merelakan banyak sekali uang untuk pria seperti Denny," gerutunya sembari melihat layar laptop di hadapannya. "Kalau kamu sekarang masih berpikir untuk menyukai Denny, betapa naifnya kamu ini."Sesaat kemudian, Imas datang dengan semangkok bakso di tangannya. Wanita itu baru saja meminta maid membeli bakso di depan rumah.Melihat Imas, Faza langsung menutup kotak email lalu berkata, "Mana punyaku, kenapa cuma beli satu?""Hmm, aku mau coba selera kaki lima kayak seleramu. Barangkali aku bisa menikmatinya.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
89101112
...
21
DMCA.com Protection Status