“MasyaAllah, Nak Arman itu penyayang banget, ya,” kata bulik sambil memandang Arman dan Rania yang tengah berjalan ke tengah lapangan.“Tunggu apa lagi, to, Nduk, nikah saja sama Arman. Sudah anaknya ngganteng, baik, sayang sama kamu dan anakmu, itu yang paling penting.” Tiba-tiba Paklik keluar dari dalam rumah dan ikut berpendapat.Aku tersenyum sembari menarik napas panjang lalu mengikuti Paklik dan Bulik duduk pada dipan bambu yang ada di depan rumah.“Nadia nggak mau berkhianat sama Mas Arya, Paklik, Bulik.”“Bukan berkhianat. Kamu sudah setia sama suamimu sampai akhir hayatnya,” ujar Bulik sambil mengusap punggungku.“Tapi Bulik, kalau Nadia nikah lagi, apa bisa berkumpul dengan Mas Arya di surga nanti?”“Wis, to, Nduk, soal itu pasrah wae sama Gusti Allah. Kalau kamu menikah, paling tidak, ada yang menjadi imam kamu dan menjaga kamu juga Rania. InsyaAllah hidupmu jadi lebih tenang, nyaman, dan menjauhkanmu dari fitnah.” Begitu nasihat Paklik, yang sebenarnya sudah berkali-kali k
Last Updated : 2023-01-03 Read more