Aku masih menatap heran kehadiran lelaki di depanku itu. Aku pun belum menjawab pertanyaannya sama sekali. Sejak tadi aku hanya diam saja sembari memandangnya dengan raut tidak percaya."Kamu pasti heran kenapa aku di sini." Mas Atar terdiam sejenak, lalu dia sedikit mendekat ke tempat aku duduk. "Bayu, dia adalah adik dari mendiang istriku, Ra. Dia tidak punya saudara lagi selain istriku, jadi aku di sini untuk mendampinginya," tuturnya, seolah mengerti dengan keherananku atas kehadirannya di sini.Aku terkejut mendengar ucapannya. Aku pun tak menyangka jika suami Mila adalah adik ipar Mas Atar. Ya, lelaki yang ada di depanku sekarang adalah lelaki yang pernah bersikap buruk padaku, dialah Mas Atar."Kenapa diam saja, Ra?" tanyanya, ketika aku tidak juga menanggapi ucapannya.Bagaimana aku bisa menanggapinya,jika aku masih merasakan sakit hati terhadapnya. Katakan, siapa yang tidak sakit hati jika dituduh seperti itu? Dibentak, bahkan diancam akan dikeluarkan dari tempatku bekerja.A
Read more