"Baiklah, Mas. Jika memang kamu tetap pada pendirianmu, maka aku juga memiliki keputusanku sendiri.""Apa maksudmu, Ra?" tanya Mas Hilman menatapku dengan wajah yang nampak bingung.Aku menghela nafas panjang, mencoba menguatkan hati untuk mengutarakan keputusanku pada Mas Hilman."Mari berpisah, Mas," ucapku membuat Mas Hilman nampak terperangah. Terkejut dengan apa yang aku ucapkan."Apa? Apa maksudmu, Ra?""Maksudku sudah jelas, Mas. Aku ingin kamu menceraikan aku, Mas. Aku ingin berpisah darimu," jawabku memperjelas keputusanku.Mas Hilman menggelengkan kepalanya mendengar jawabanku, "Tidak, Ra. Tidak. Aku tidak akan pernah menceraikanmu. Sampai kapanpun aku tidak akan pernah menceraikanmu!" Suara Mas Hilman meninggi.Aku terperanjat mendengar nada suara Mas Hilman yang meninggi, ini sudah kedua kalinya Mas Hilman meninggikan suaranya padaku, tapi aku masih saja terkejut.Mas Hilman beringsut meraih tanganku, "Tolong jangan meminta pisah dariku, Ra. Aku tidak akan sanggup hidup ta
Read more