"Sudah selesai bersiap, Ra?" Mila menepuk pundakku, aku tersentak, tersadar dari lamunanku.Aku sedang mengemasi barang-barangku tadi, begitu selesai, anganku menerawang mengingat momen-momen kebersamaanku dengan ibu. Lalu tiba-tiba Mila sudah datang saja."Bukannya jawab malah ngelamun lagi, Ra. Ngelamunin apa sih?" tanya Mila lagi.Aku tersenyum tipis, "Maaf, Mil. Aku sedang teringat kenanganku bersama dengan ibu.""Sabar ya, Ra. Do'akan saja agar ibumu tenang di alam sana," sahut Mila.Aku pun mengangguk menanggapi ucapan Mila. Lalu, aku mengedarkan pandangan ke setiap sudut kamar ibu, mencoba merekam suasana kamar yang akan sangat aku rindukan. Mungkin, setelah ini aku tidak akan pernah datang lagi kemari. Perceraianku dengan Mas Hilman pasti akan segera selesai, dan kami benar-benar akan menjadi orang asing yang tidak memiliki ikatan apapun."Ra ... ayo kita pergi. Pak Alif sudah menunggu kita dari tadi."Aku menoleh ke arah Mila. Benar apa kata Mila, kami harus segera pergi. Aca
Read more