"Saya mau pulang, Pak," ucapku pada Pak Alif setelah keluar dari ruang rawat Linda.Pak Alif menatapku dengan kening tampak berkerut. Tangan Pak Alif masih memegang ponselnya, mungkin dia masih berusaha menghubungi Mas Hilman. Entahlah, aku sudah tidak mau peduli lagi. Yang aku tahu, aku harus segera pulang, aku tidak mau berlama-lama berada di sini. Tidak ada gunanya aku tetap bertahan di sini."Saya khawatir dengan ibu saya, Pak. Beliau di rumah sendirian. Tadi saya juga tidak sempat berpamitan ketika kemari," ucapku lagi.Aku pun mulai melangkahkan kaki, pergi meninggalkan Pak Alif tanpa menunggu jawaban darinya. Lalu sedetik kemudian sebuah tangan menahanku dengan memegang pergelangan tanganku."Aku antar, Ra."Aku menoleh, menatap Pak Alif, lalu pandanganku beralih menatap tangan Pak Alif yang memegang tanganku."Ah, maaf, Ra. Aku tidak sengaja," ucap Pak Alif melepaskan tangannya dari tanganku. "Tunggulah sebentar saja, Ra. Setelah Hilman datang, aku akan mengantarmu," tambahnya
Read more