Setelah selesai diperiksa oleh dokter, dan dokter berkata bahwa kondisi wanita itu baik-baik saja, dokter dan suster tersebut tidak lama tinggal. Di dalam bangsal tersisa Shena dan Mahendra saja. Pria itu kembali menuju ke ranjang Shena setelah mematikan lampu utama dalam bangsal, hanya menyisakan lampu tidur di sisi ranjang. Dia sudah mematikan laptopnya sejak dokter datang dan tidak mau lagi melanjutkan menangani pekerjaannya. Sebelum duduk di pinggir ranjang, ia kembali menanamkan ciuman di kening sang istri. "Hey," sapanya sedikit gugup. Perasaannya berubah campur aduk, antara senang, lega dan sakit. Ia merasa sakit setelah melihat betapa sengsaranya wanita di hadapannya yang telah berjuang mempertahankan anak mereka. Sedangkan dia sendiri, tidak ada yang bisa dia lakukan selain terus menemani wanita ini di sini, sampai bangun. Shena menatap lama pada wajah tampan di mana kecemerlangannya sedikit berkurang. Menggunakan tangannya yang tanpa IV, dia mengelus rahang Mahendra yang
Read more