Rafael mendengar seseorang memanggil namanya. Saat dia melihat bahwa ibu Shena lah yang memanggil, ia langsung mendekat. "Tante Hera, apa kabar?" sapanya ramah. Ia melirik Shena, berharap wanita itu menyapanya tapi yang terjadi seperti yang telah dirinya duga. Shena mengabaikannya."Kabar tante baik. Bagaimana denganmu?""Saya juga baik, Tan." Rafael tidak berani duduk dikarenakan ada Shena di sana, mengawasinya."Apa kau sibuk?""Saya harus kembali bekerja," jawabnya jujur. Sejujurnya, pekerjaannya tidak terlalu mendesak, ia bisa tinggal di sana untu sementara waktu, tapi karena dia sadar diri kehadirannya tidak diharapkan, pergi adalah pilihan terbaik. "Maaf tidak bisa menemani Tante lama-lama.""Tante yang salah, Rafael. Kalau begitu kau bisa melanjutkan pekerjaanmu. Kapan-kapan kalau kau sedang libur, mampirlah ke rumah. Tampaknya sudah lama sekali tante melihatmu bermain di rumah."Shena menipiskan bibirnya, tidak senang akan tawaran sang ibu pada Rafael. Apabila itu dulu, dia s
Read more