Aku semakin gemetar di tempatku. Mulutku yang dibekap membuatku tidak bisa banyak berbicara. Setidaknya, kalau ikatan di mulutku dilepas, aku bisa bernegoisasi dengan mereka. Memang apa untungnya bagi pria itu untuk menculikku. Toh, aku tidak mengenalnya dan juga, kami hanya berinteraksi sangat minim malam itu."Lo harus kasih gue imbalan yang besar setelah urusan ink selesai," ujar salah seorang dari mereka. Aku tidak tahu itu siapa karena bahkan untuk mendongak saja aku tidak berani. Aju kelewat takut dan kelewat pasrah. Banyak kemungkinan-kemungkinan buruk yang berputar di kepalaku. Otakku sudah tidak bisa mendoktrin segala sesuatu yang bersifat positif karena suasana dan keadaan di sini sangat mendukung untuk berpikiran buruk.Bagaimanapun juga, jika aku berteriak, pasti tidak akan ada orang yang mendengar. Tidak akan ada orang juga yang berani mendekati tempat ini. Tempat yahg terbilang kumu dan terpencil. Tempat-tempat yang sangat dihindari para manusia normal karena mereka tahu.
Baca selengkapnya