Home / Romansa / DILEMA DUA HATI / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of DILEMA DUA HATI : Chapter 101 - Chapter 110

195 Chapters

Bergosip

Sultan berlarian bersama dua ekor serigala Naima. Terhitung sudah satu minggu sudah mereka baku tembak yang tidak main-main. Ali dan adik iparnya telah terpisah. Sedikit demi sedikit wilayah berhasil mereka dapatkan walau untuk menggapai camp konsentrasi masih sangat jauh. Meski demikian korban yang berjatuhan dari dua belah pihak tidak bisa dikatakan sedikit. Sin dan San memelankan langkah kaki mereka. Ada dua tentara Balrus yang menggunakan motor mengejar Sultan sambil menembak lelaki itu. Rompi anti peluru milik Sultan nyaris rusak dan sedikit lagi mengenai organ vital di bagian dalam. San berbelok, ia langsung melompat di atas motor, peluru yang dilesatkan ke atas tubuhnya tersangkut di rompi anti peluru. Binatang buas itu kemudian menggigit kepala yang ditutup helm khusus. Ia gigit bagian mana saja yang bisa diraih. Leher, tangan, kaki atau mana saja yang bisa dikoyak dengan gigi tajamnya. Salah satu tentara Balrus yang lain mencoba untuk menembak San. Namun, dari kejauhan Sult
last updateLast Updated : 2023-01-20
Read more

Mustahil

Naima bangun pagi-pagi sekali. Ia mengurus rumah itu semuanya mulai dari menyapu, memasak dan mencuci baju. Sedangkan Maira sendiri sedang ada ujian akhir hingga butuh konsentrasi untuk menjawab pertanyaan yang sudah pasti sangat sulit. Gadis bermata biru itu lebih mewarisi ketangkasan Ali daripada kecerdasan Gu. Terhitung sudah dua bulan lebih mereka ditinggalkan, berbagai berita juga sudah didengarkan untuk mendapatkan kabar dari orang-orang tercinta. Peperangan itu disiarkan oleh banyak stasiun televisi dari berbagai macam negara. Semua beranggapan Syam akan kalah sebab sedikitnya armada perang yang dimiliki. Saat sedang menyiapkan sarapan untuk adik-adiknya, tiba-tiba saja Gu bangun sambil memegang perutnya. Kandungan wanita tersebut memang sudah memasuki bulannya dan hanya menunggu hari untuk anak keenamnya menatap dunia. Terang saja Naima langsung meletakkan peralatan masak melihat bibinya kesakitan. “Sudah waktunya, Naima. Telepon ambulance saja, kau tak usah ikut lagi, urus
last updateLast Updated : 2023-01-20
Read more

Helikopter Pemburu

“Siapa mereka, Kapten. Apa di pihak kita?” tanya Sultan pada Ali. “Ya, katanya begitu. Kita lihat saja.” Ali dan anggota yang lainnya fokus menatap ke langit. Di sana ada dua pesawat tempur entah dari seri dan generasi keberapa, mereka yang di bawah sana tidak tahu. Dua pesawat itu datang dari sisi kanan, lalu dari sisi kiri pula datang empat pesawat tempur lainnya. “Empat itu punya siapa?” Reihan, seumur hidup ia tak pernah melihat pesawat tempur melintas. Bibirnya tak henti-henti mengatakan kata takjub. “Kau tanya aku, aku tanya siapa.” Ali pun tidak tahu sama sekali bahwa akan ada bantuan yang datang padanya. Dua pesawat dari sisi kanan yang dikendarai oleh Anastasya dan Ling, berpisah. Satu ke sisi kiri dan satu ke sisi kanan. Pilot perempuan yang datang membantu Ali dan timnya mengeluarkan senapan mesin yang tertanam pada sayap. Lengkap dengan manuver dan putaran yang membuat mereka di bawah sana takjub tak henti-hentinya. “This is dogfight,” ucap Ali. Sebuah istilah untuk m
last updateLast Updated : 2023-01-20
Read more

Saudara Dari Yaman

“Nice wolf, they belong tho whom?” tanya Alan pada Ali ketika memasuki lift menuju ruang bawah tanah, dan juga beberapa tentara lain. Mereka di antaranya ; Sultan, Reihan, juga Afnan. “My step daughter. Her name Naima,” jawab Ali. “I hope she doesn’t look like your wife.” “My wife rise and protect her. They are nice women, you just know little bit about them.” “Oh, sorry.” Alan tak suka berdebat jadi, sosok maskulin itu mengiyakan saja apa kata Ali. “Dia ini mengerti bahasa kita tidak, ya? Dari tadi berbahasa Inggris terus?” Afnan berbicara pada Sultan. “Mungkin tak tahu. Tapi aku bukan penasaran hal itu. Aku ingin tahu dia ini laki-laki atau perempuan ya?” jawab Sultan tanpa rasa bersalah, sebab ia yakin Alan tak paham dengan bahasa mereka. “Aku perempuan. Hanya saja lebih suka terlihat tampan,” sahut Alan ketika lift telah berhenti. Pintu besi itu bergeser dan terlihatlah beberapa ilmuwan sedang mengangkat senjata mereka. “Tembak! Kalian tahu di tempat ini tidak boleh ada me
last updateLast Updated : 2023-01-20
Read more

Kepingan Ingatan

Ali, Sultan, juga yang lainnya mulai menyusun rencana untuk menaklukkan camp konsentrasi. Satu orang diutus untuk mematai-matai di dekat wilayah itu. Ali sengaja tak mengirim Sultan, sebab takut ada yang tak beres dengan adik iparnya. Adik Gu sejak tinggal di Balrus mulai merasakan sedikit demi sedikit ingatannya kembali. Reihan pun pergi, awalnya ia ingin mengajak salah satu serigala Naima. Namun, baik Sin atau San tak ada yang mau patuh padanya, padahal lelaki itu membawa pluit pemberian gadis pujaan hatinya. “Rasa-rasanya aku pernah ke sini waktu kecil. Iya, sekelebat ingatan dalam mimpi selalu datang,” ucap Sultan sambil menunggu kedatangan Reihan. Ali dengar tapi tak mau menanggapi, persis seperti dirinya dulu saat mengeksekusi mati ayahnya sendiri. “Jangan terlalu dipikirkan. Kita ada pekerjaan penting di sini. Ingat, tujuan kita untuk menaklukkan wilayah ini supaya tak terus-menerus melakukan kedzoliman pada umat muslim.” Ali menghalau pikiran Sultan yang mulai tak bisa diken
last updateLast Updated : 2023-01-20
Read more

Rindu

Bagian 106 Rindu yang Disambut Sudah tiga bulan usia Zahra. Anak keenam Ali dan Gu lebih sering bersama Naima dibandingkan ibunya. Sebab Gu masih harus pula mengurus anak-anaknya yang lain. Meski telah dibantu Naima juga Maira tetap saja kerepotan ketika ditinggal oleh Ali. Zahra bersama ibunya hanya ketika menyusui saja. Tak bisa dipungkiri bahwa kuat sudah ikatan antara Naima dan Zahra. “Jadi anakku saja, ya, kalau begitu,” ucap Naima pada Zahra yang baru saja terlelap. “Mana bisa. Ibu kandungnya masih ada,” jawab Gu yang baru saja menutup panggilan dari suaminya. Ali mengatakan bahwa timnya akan segera menuju camp konsentrasi. “Bibi, kan, sudah punya banyak anak. Bahkan bisa punya anak lagi dengan Paman. Satu ini saja untukku. Ya Allah, sudah telanjur sayang.” Gadis berambut kemerahan itu menahan tangannya dari mencubit pipi Zahra. “Ya, kau masih bisa menikah lagi. Masih muda, Bibi yang sudah 40 tahun lebih saja masih semangat punya anak. Masak kau mau menyerah begitu saja.”
last updateLast Updated : 2023-01-20
Read more

Jejak Langkah

Naima menempati satu kamar sendiri, masih di lantai atas. Hanya saja ia sudah memiliki privasi sama seperti dulu saat di perbatasan. Namun, kali ini Zahra bersamanya. Gu menitipkan anak keenamnya sementara waktu sampai Ali sembuh. Usia Ali sudah tidak muda lagi, sudah memasuki angka setengah abad lebih. Luka tembakan di tubuh bagian kiri itu tak bisa cepat sembuh bahkan masih diiringi dengan demam tinggi, karena itulah Gu perlu untuk merawatnya secara intensif.“Tak apa-apa, ya, Sayang. Dengan kakak di sini, kau akan baik-baik saja.” Naima membelai kepala Zahra. Lebih cocok terlihat sebagai anaknya daripada adik. Anak terakhir Gu terlelap setelah Naima menimangnya. Gadis itu kemudian meletakkan Zahra di pembaringan. Ia berdiri di jendela kaca. Lalu melihat dari lantai atas bagaimana kondisi camp konsentrasi kini. Di segala penjuru dijaga oleh tentara Syam. Naima tersenyum lebar, tempat menyeramkan itu kini telah hancur dan tak akan ada lagi gadis-gadis yang bernasib sama seperti dirin
last updateLast Updated : 2023-01-20
Read more

Desa yang Damai

Sin dan San masih kerap mencari keberadaan Sultan yang jejaknya hilang di dekat danau. Hanya dua binatang buas itu yang meyakini tuan keduanya masih hidup. Baik Naima, Gu, Ali, Maira, juga yang lain sudah mengikhlaskan kepergian pemuda itu. Terutama gadis berambut kemerahan tersebut. Sejak Sultan dinyatakan tiada, ia jadi lebih bebas menjalani hidup dan tak dihantui rasa waswas lagi.Naima semakin menunjukkan kemahirannya sebagai seorang ibu, ditambah Gu masih sibuk mengurus suaminya yang masih sakit dan mulai belajar berjalan sedikit demi sedikit. Anak-anak Gu dan Ali diurus total oleh Naima, sedangkan Maira, gadis itu kembali ke Syam karena harus mengikuti ujian paling akhir untuk kelulusannya. Tidak bisa dipungkiri keinginan Naima untuk menuju danau di mana Dimitri membeli rumah harus tertunda beberapa saat. Sebenarnya ia sudah sangat ingin pergi. Namun, keadaan tak mengizinkan. Gu masih bergantung padanya. Para tentara yang menolong mereka pun tak mungkin dibawa masuk ke dalam ru
last updateLast Updated : 2023-01-20
Read more

Gangguan Pendengaran

“Bagaimana kalau kita mati bersama-sama,” ucap seorang tentara wanita Balrus yang mendatangi Sultan di kamar rahasia itu. “Kau saja yang mati. Aku masih ingin hidup dan bertaubat,” jawab Sultan sambil berdiri. Ia bersikap awas sebab tentara wanita itu memegang bom yang jika ditarik pelatuknya maka akan menimbulkan ledakan dahsyat. Keduanya seperti menanti kematian sembari menghitung mundur. 5, 4, 3, 2, 1 Sultan menyergap tentara wanita itu. Ia berusaha meraih bom yang ada di tangan lawannya. Pergulatan sempat terjadi beberapa saat termasuk pula baku hantam. Sultan mendapat pukulan beberapa kali di telinga kiri dan kanannya sampai berdarah. Kuping pemuda itu berdenging hebat, semua suara bercampur baur menjadi satu di telinganya. Namun, ia lekas fokus sebab kematian ada di depan mati. Adik Gu meraih pisau di pinggang tentara wanita tersebut lalu menancapkan di perutnya. Tentara wanita tersebut memegang bagian tubuhnya yang terluka. Sultan berjalan ke arah pintu sambil memegang telin
last updateLast Updated : 2023-01-20
Read more

Tersesat

Naima masuk ke dalam rumah sambil tak henti-hentinya menggerutu. Seharusnya ia sudah bahagia tinggal di rumah cinta pertamanya. Namun, lagi-lagi takdir bukan dalam genggamannya, ia harus bertemu Sultan dalam keadaan yang berbeda. Maksudnya, pemuda itu mengalami penyakit yang tak ia ketahui seperti apa. Gadis itu masih dihinggapi rasa penasaran. Ia mengintip dari balik tirai, Sultan masih menunggunya di luar pagar sambil memeluk diri sendiri. Yang membuat Naima heran, di mana keberadaan tentara Syam? Apa dipanggil pulang lagi oleh pamannya atau ganti shift, atau ada hal yang tak ia ketahui. Kasihan hati kecil gadis itu melihat keadaan Sultan. Meski dulu benci, tapi di hatinya masih ada sedikit rasa iba. Anak angkat Ali kemudian meraih ponselnya. Ia ingin menghubungi Gu, tetapi takdir belum berpihak padanya. Sinyal di desa itu hilang. Memang, di sana penduduk lebih suka menggunakan telepon kabel. Hanya di rumah Dimitri saja yang tidak karena baru ini ditinggali. “Huh. Sepertinya harus
last updateLast Updated : 2023-01-20
Read more
PREV
1
...
910111213
...
20
DMCA.com Protection Status