Danil mengertakkan rahangnya. Matanya memicing menatap kesal pada Bianca. Wanita yang sedang berdiri di samping Asma itu semakin ketakutan. Meskipun Ia terus berusaha untuk tetap bersikap santai di depan Asma. Sesekali ekor matanya melirik pada Danil."Nona Bi, saya tunggu anda mampir ke rumah saya. Terimakasih saat itu anda sudah menolong saya," ucap Asma."Iya Mbak!" balas Bianca memasang senyum getir. Degupan jantungnya berpacu lebih cepat. Ingin sekali ia segera kabur, sebelum Danil menghakiminya."Saya sangat senang sekali bertemu dengan Nona Bi, di sini," tutur Asma. Bianca hanya tersenyum, ia tidak menjawab apapun. Sesekali ekor matanya melirik kepada Danil yang berdiri di depannya. "Nona Bi, saya harus pergi sekarang," pamit Asma menatap pada Bianca. Setelah sekilas ia melirik pada arloji yang melingkar pada pergelangan tangan."Iya Mbak, saya juga harus pulang sekarang!" sahut Bianca cepat. Ia tidak ingin melewatkan kesempatan itu untuk kabur."Oh, iya!" Asma tersenyum ramah
Read more