Share

Bab 173

Penulis: Ayu Kristin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Bianca menghujani kemudi mobilnya dengan pukulan. Saat mobil Fortuner milik Wisnu pergi meninggalkan rumah tapi Danil belum tiba juga di rumah kost Natasya.

"Sial! Sial! Sial!" umpat Bianca kesal. "Kamu kemana saja Danil. Kenapa kamu lama sekali!" umpat Bianca meradang.

"Jika begini, aku yang akan mamp*s!" Bianca panik. Dia tidak mau mengambil resiko. Segera Bianca meninggalkan rumah kost Natasya sebelum Danil datang dan marah besar kepadanya.

_____

Danil berdetak kesal. Karena jalanan yang macet, ia harus terlambat tiba di rumah kost Natasya. Padahal ia sudah memacu mobilnya dengan kecepatan yang sangat tinggi sekali sejak meninggalkan kantornya. Tapi kini ia harus terjebak dalam kemacetan yang cukup panjang.

"Benar-benar ya!" umpat Danil meradang. Menghujani kemudi dengan pukulan. Mobilnya sama sekali tidak bergerak dari kemacetan.

"Sial! Sial sial!" rutuk Danil. "Lihat saja, kamu akan lihat apa yang akan aku lakukan jika kamu menghianati aku, Natasya!" cetus Danil dengan mata meng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 174

    Semua makanan sudah tersaji di atas meja makan. Saat lelaki yang mengenakan seragam kerja itu melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah."Bang, kok baru pulang?" seloroh Asma mengalihkan tatapannya pada Wisnu yang baru tiba. Di ruang makan sudah ada Akbar yang siap menyantap hidangan makan malam.Wisnu menghentikan langkah kakinya. Sekilas menatap pada Asma, ke arah pintu ruang makan yang berada dalam garis lurus ke arah anak tangga membuat Asma dapat dengan mudah melihat kedatangan Wisnu."Iya As, tadi jalanan macet" jawab Wisnu saat Asma berjalan menghampirinya yang hendak naik ke lantai atas.Asma hendak mengambil tas kerja yang berada di tangan bisa Wisnu. Tapi lelaki itu justru menjauhkannya."Biar aku bawa sendiri saja. Sekalian aku mau membersihkan diri," ucap Wisnu di sambut dengan anggukan lembut oleh Asma."Baiklah, aku tunggu Abang di ruang makan ya!" tutur Asma disambut dengan anggukan lembut oleh Wisnu. Lelaki pemilik lesung pipi itupun berjalan menaiki anak tangga menuj

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 175

    Asma masih mematung setelah menutup pintu kamar. Degupan jantungnya berdebar kencang. Netranya menatap pada ranjang empuk yang siap menghangatkannya malam ini. Tubuhnya gemetar, takut jika Wisnu akan melakukan suatu kepadanya."As, kenapa?" Wisnu menoleh ke belakang punggungnya. Setelah menyadari jika Asma menghentikan langkah kakinya.Asma meringis. Ia semakin menggenggam erat kedua tangannya, dan meremas. "Ehm ...!" Asma tersenyum dengan pipi yang bersemu merah. Kehadiran Akbar di dalam hidupnya seperti mengembalikan gairah cintanya pada Wisnu. Tapi ia begitu ragu untuk melakukan kewajibannya sebagai seorang isteri.Wisnu yang hampir sampai di dekat ranjang. Berjalan kembali menghampiri Asma yang masih berdiri di samping pintu. Dengan memasang wajah gugup."Kalau kamu tidak suka aku tidur di ranjang bersama kamu. Aku akan tidur di sofa saja," ucap Wisnu mengalihkan tatapannya pada bangku sofa yang berada di samping jendela kamar."Oh, tidak Bang, bukan begitu!" sahut Asma cepat, ser

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 176

    Wanita bertubuh sintal itu berjalan mondar-mandir dengan wajah gelisah. Ia terus memikirkan cara untuk menunjuk keburukan Natasya pada Danil. Karena ia tidak rela jika Danil akan menikahi gadis yatim piatu itu.Suara dering ponsel mengalihkan tatapan Bianca pada benda pintar miliknya yang berada di atas meja kamar. Dengan langkah cepat ia berjalan menghampiri benda pintar itu. Netranya menatap sesaat pada layar ponsel yang berkedip."Akhirnya!" Bianca segera mengambil ponsel dan menekan tombol hijau pada layar. Lalu menempelkannya ke dekat telinga dengan cepat."Halo, Di, bagaimana? Kamu punya informasi apa?" cetus Bianca dengan nada memburui. Sejak tadi ia hanya menunggu informasi dari Diana, yang tidak lain' adalah Sekertaris Danil."Sepertinya kamu harus berhenti mengejar Tuan Danil, Bi!" lirih suara wanita yang berada di balik telepon. Mengisyaratkan jika suatu yang tidak Bianca inginkan akan ia sampaikan.Wajah Bianca mendadak berubah. "Kenapa? Memangnya ada apa?" sahut Bianca ce

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 177

    Danil mengertakkan rahangnya. Matanya memicing menatap kesal pada Bianca. Wanita yang sedang berdiri di samping Asma itu semakin ketakutan. Meskipun Ia terus berusaha untuk tetap bersikap santai di depan Asma. Sesekali ekor matanya melirik pada Danil."Nona Bi, saya tunggu anda mampir ke rumah saya. Terimakasih saat itu anda sudah menolong saya," ucap Asma."Iya Mbak!" balas Bianca memasang senyum getir. Degupan jantungnya berpacu lebih cepat. Ingin sekali ia segera kabur, sebelum Danil menghakiminya."Saya sangat senang sekali bertemu dengan Nona Bi, di sini," tutur Asma. Bianca hanya tersenyum, ia tidak menjawab apapun. Sesekali ekor matanya melirik kepada Danil yang berdiri di depannya. "Nona Bi, saya harus pergi sekarang," pamit Asma menatap pada Bianca. Setelah sekilas ia melirik pada arloji yang melingkar pada pergelangan tangan."Iya Mbak, saya juga harus pulang sekarang!" sahut Bianca cepat. Ia tidak ingin melewatkan kesempatan itu untuk kabur."Oh, iya!" Asma tersenyum ramah

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 178

    Bocah lelaki berambut ikal belah pinggir melangkahkan kakinya cepat masuk ke dalam rumah. Matanya menatap ke sekeliling mencari keberadaan Asma. Ia sudah mengelilingi semua ruangan yang berada di lantai bawah. Tapi ia tidak juga menemukan Asma di manapun.Wanita yang sedang membersihkan ruang televisi itu mengalihkan tatapannya kepada kehadiran Akbar yang masih mengenakan seragam sekolah. Suara derap langkah kakinya yang berjalan cepat membuatnya mencari sumber suara."Tuan sudah pulang?" tanya asisten rumah tangga yang bekerja di rumah Wisnu pada Akbar yang lewat ruang televisi.Mendadak Akbar menghentikan langkah kakinya. Mengalihkan tatapannya pada Bibik. "Bik, di mana ibu?" tanya Akbar dengan nada memburu. Matanya menatap ke sekeliling."Oh, Nyonya, sepertinya Nyonya ada di halaman belakang," jawab Bibik.Tanpa menjawab apapun, Akbar berlalu menuju ke halaman belakang rumah. Benar saja, ia melihat wanita bergamis besar itu sedang sibuk merawat tanaman yang berada di halaman belaka

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 179

    Cahaya rembulan menambah kehangatan malam yang sedang Wisnu dan Asma ciptakan. Kesunyian malam menjadi saksi indahnya malam. Saat mereka saling mereguk madunya cinta. Hingga mencapai puncak yang selama ini mereka tunggu-tunggu. Bersama memadu kasih dalam kebahagiaan yang sesungguhnya.Dada Wisnu bergerak naik turun bersama deru nafas yang memburu. Tubuhnya tergulai lemas dengan peluh yang membahasi tubuhnya. Sungguh malam ini adalah puncak malam yang selama ini ia inginkan. Setelah sekian lama ia harus menahan perasaan itu.Ekor mata Wisnu melirik kepada Asma yang berbaring di sampingnya. berbantalkan lengan kekarnya. Wanita itupun seperti kehabisan tenaga. Setelah pertempuran yang terjadi di antara mereka. Puas, itulah rasa yang kini sedang memenuhi dada Asma.Wisnu membelai lembut ujung kepala Asma. Satu kata yang bisa mengisyaratkan perasaannya saat ini, lega.Asma menoleh dengan senyuman hangat. Membalas tatapan Wisnu yang penuh binar. Cahaya remang-remang dari lampu tidur, menamb

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 180

    Tidak ada suara lain di ruang makan kecuali suara sendok yang beradu dengan piring. Ruang makan yang berada di rumah berlantai dua milik Danil memang sudah terbiasa hening. Mereka membiasakan tidak ada pembicaraan saat mereka sedang menikmati makanan. Hingga acara menyantap makanan itu selesai."Aku sudah selesai makan, Ayah!" ucap Gala setelah menyelesaikan sarapan paginya.Danil menatap pada Gala. Ia pun memilih menyudahi menyantap makanan yang masih sedikit tersisa di atas piring."Gala, tunggu!" cegah Danil. Gerakan tubuh bocah lelaki yang mengenakan seragam sekolah itu pun terhenti. Ia kembali menjatuhkan tubuhnya duduk pada bangku yang berada di hadapan Danil, menatap pada lelaki itu. Di sebuah bangku meja makan minimalis, yang hanya terdiri dari empat bangku yang saling berhadapan."Ayah ingin bicara sesuatu padamu," ucap Danil menatap pada Gala. Ia melipat kedua tangannya di atas meja makan. Setelah menggeser piringnya ke tepi meja."Hari ini ayah akan pergi ke Lombok, ada uru

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 181

    Kaki dengan s.endal jepit lusuh. Melangkah menyusuri lorong panjang. Suara derap langkah kakinya hampir saja tidak terdengar. Tubuhnya yang kurus, begitu ringan untuk berjalan. Tetapi tidak dengan suara langkah kaki wanita yang berjalan di belakangnya. Suara langkahnya, begitu jelas terdengar, hingga memekikkan telinga Nada yang berjalan mendahuluinya.Seorang lelaki bangkit dari bangku tunggu. Saat melihat wanita dengan kerudung hitam muncul dari balik penyekat ruangan. Seragam orange khas tahanan, melekat pada tubuh wanita kurus dengan wajah lusuh itu. Tatapan wanita itu seketika memicing saat melihat siapa tamu yang ingin bertemu dengannya. "Hanya lima belas menit!" Wanita berseragam kepolisian itu menatap kepada Danil. Sebelum ia melangkahkan kakinya meninggalkan Nada di ruang tunggu bersama Danil.Danil mengangguk lembut, seraya tersenyum ramah. Ia kembali duduk pada bangku. Sementara Nada duduk pada bangku yang berada di hadapannya."Bagaimana kabar kamu, Nad?" tanya Danil sete

Bab terbaru

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 282

    Tidak ada yang bisa menyembuhkan kerinduan kecuali pertemuan. Segalanya nelangsa sirna, saat raga mampu mendekap tubuh yang terkasih secara sempurna. Jarak yang membelah, kini hanya menjadi sepenggal cerita manis. Melebur menjadi sebuah kisah bahagia."Ibu!" Gala terisak di dalam pelukan Nada. Tangis dua manusia yang tidak memiliki hubungan darah itu pecah. Menumpahkan segala dahaga yang selama ini tertahan."Maafkan ibu, Gala!" lirih Nada di sela-sela tangisannya. "Jangan tinggalkan ibu!" pinta Nada, memohon.Gala mengusap lembut pipi Nada yang basah oleh air mata. Menjatuhkan tatapan teduh pada wanita yang lebih tinggi darinya itu."Tidak Bu, aku tidak akan meninggalkan ibu!" ucap Gala, suaranya terdengar sumbang. Karena terlalu banyak menangis.Wisnu yang mematung di halaman rumah hanya terdiam seraya menarik sebelah sudut bibirnya tersenyum kecil. Ia tidak menyangka jika darah dagingnya bisa sesayang itu pada Nada. Wanita yang telah ia benci selama ini._____Satu bulan telah berl

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 281

    Nada memutar tubuhnya sembilan puluh derajat. Melihat ke arah wanita dengan setelan seragam kerja yang sedang menatap ke arahnya."Saya sedang mencari pemilik apartemen ini?" Nada mengarahkan jari telunjuknya pada pintu apartemen yang ada di depannya."Saya pemilik apartemen ini!" jawab Hanum dengan tatapan sedikit bingung. Tetapi entah mengapa ia merasa pernah melihat sosok Nada sebelumnya. Tetapi lupa di mana ia pernah melihatnya.Kepulan asap putih dari gelas yang berada di depan Nada menyeruak ke udara. Aroma terapi Jasmine sedikit menghilangkan perasaan khawatir yang sejak tadi melanda hati Nada."Saya Nada, saya mencari keberadaan Gala?" seloroh Nada setelah meletakkan gelas teh yang baru saja ia sesap.Wajah Hanum berubah sesaat. Tatapan yang sulit sekali untuk Nada artikan."Apakah anda orang itu?" celetuk Hanum menebak. Puzzle kisah cinta segitiga Wisnu, Asma dan wanita yang duduk di sudut bangku ruangannya telah sempurna. Sekarang ia bisa membingkainya dengan baik.Dari pert

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 280

    Cuaca panas tidak hanya terjadi di kota Medan. Hampir di seluruh kota yang berada di Indonesia. Hal seperti ini akan terjadi selama kurang lebih enam bulan ke depan. Hingga musim kemarau berakhir dan berganti dengan musim penghujan.Pengacara Arif membawa Nada menuju sebuah restauran cepat saji yang berada di pusat kota. Sebuah restoran yang menjual makan khas Padang."Nyonya mau makan apa?" ucap pengacara Arif mengalihkan tatapannya dari buku menu pada Nada. "Terserah Pak Arif saja," balas Nada tanpa menunjukkan ekspresi apapun. Wanita itu melipat kedua tangannya di atas meja. Netranya terus mengawasi Sekertaris Arif yang semakin lama menjadi salah tingkah oleh tatapan Nada.Setelah memesan makanan lelaki itu mulia dengan tujuannya untuk mendatangi Nada ke pulau seberang.Wajah pengacara yang tidak lagi muda itu berubah lesu, penuh dengan penyesalan. Sesekali ekor matanya melirik pada Nada yang sejenak tadi mengawasinya dengan tatapan tidak suka."Saya minta maaf, Nyonya Nada. Karen

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 279

    Tubuh Gala terhuyun jatuh di lantai. Wisnu tidak sempat menghalangi peluru yang hendak menembus dada Gala. Timah panas itu melesat cepat dan berhenti tepat di jantung Gala."Gala, bangun Gala!" Wisnu menarik tubuhnya Gala di atas pangkuannya. Dar*h dengan cepat menyebar pada bagian dada Gala yang tertembus timah panas. Kemeja putih yang Gala kenakan, berubah warna menjadi merah dar*h"Polisi, tolong!" teriak Wisnu panik.Wajah Danil mendadak berubah cemas. Para polisi yang sejak tadi memang mengintai cepat mengeluarkan diri dari persembunyiannya. "Sialan!" decak Danil meradang. Beberapa lelaki berseragam kepolisian muncul satu persatu masuk ke dalam ruangannya."Gala, bangun Gala!" Wisnu mengucang tubuh' Gala. Nafasnya yang mulia melemah membuat Wisnu semakin takut.Kedipan mata Gala melemah. Sakit yang mendadak menyiksanya, perlahan menjalar ke seluruh tubuhnya."Ibu ....!" lirih Gala sebelum akhirnya ia memejamkan kedua matanya dan tidak sadarkan diri."Gala, bangun!" teriak Wisnu

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 278

    Memilih tidak menceritakan apapun pada Wisnu adalah pilihan Gala. Sekalipun lelaki itu terus mendesaknya dan hampir seperti memaksa. Tetapi Gala tetap menyimpan permasalahan yang terjadi antara dirinya dan Danil sendirian.Berita kematian Gala semakin menyebar luas. Setelah sebulan berlalu di temukannya mobil yang Gala kendarai meringsek ke dalam jurang. Meskipun jenazah Gala tidak di temukan, tetapi media membuat berita sedemikian rupa. Jurang yang dalam menjadi dugaan tempat jasad Gala berada. Apalagi di bawah jurang itu ada aliran sungai yang cukup deras. Membuat pihak sars menyudahi pencarian setelah semua usaha tidak mendapatkan hasil.Selama pemulihan Gala memilih bersembunyi di rumah Wisnu. Hanya lelaki itulah yang menjadi andalan Gala saat ini. Menghilang dari Danil agar lelaki itu senang karena mengetahui jika Gala telah tiada."Sudah tidak terlalu sakit, Hanum!" suara yang terdengar seperti rengekan itu menghentikan langkah kaki Wisnu yang hendak menuju pintu utama rumah.Ke

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 277

    Aroma anyir menusuk pangkal hidung Wisnu. Perlahan setelah kesadarannya kembali. Tetapi entah mengapa kepalanya terasa sangat sakit sekali. Tanpa sadar, tangan kanan Wisnu memegangi sudut pelipisnya. Dan ia bisa merasakan ada sesuatu yang keluar dari pelipis lelaki itu dan sangat perih sekali.Wisnu membiarkan tubuhnya terbaring di atas rerumputan beberapa saat. Rekaman kejadian yang terjadi beberapa saat yang lalu berputar kembali di dalam kepalanya. Bergegas ia bangkit saat teringat dengan Gala dan mobil yang terperosok hampir masuk ke dalam jurang."Gala, di mana dia?" Wisnu bangkit dengan wajah panik duduk di atas rerumputan. Tatapannya menyapu ke sekeliling tebing. Tetapi ia tidak melihat keberadaan Gala. Hanya sebuah mobil yang terangkut pada pohon yang ada di bibir jurang.Perasaan khawatir seketika menguasai Wisnu. Seingatnya sebelum mobil yang kini tersangkut pada pohon yang berada di tepi jurang itu meringsek, Wisnu telah mendorong tubuh Gala ke arah pintu. Tetapi dia tidak

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 276

    Setelah Danil menolak ajakan sarapan paginya, Gala terpaksa menikmati serapan itu sendirian. Sebenarnya ia tahu, pasti Danil saat itu sangat marah karena niatannya untuk menyingkirkan Gala tidak berhasil. Sementara nasib Bibik, Gala belum tahu pasti. Yang jelas wanita itu pasti kena hukuman berat. Begitu dugaan Gala.Ekor mata Gala melirik pada jam dinding yang masih menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Masih ada waktu yang cukup lama untuk ia berangkat ke kantor.Rasa penasaran masih menganggu pikiran Gala. Tegang surat wasiat yang Nada katakan kepadanya. Jika sebenarnya dirinyalah pewaris utama seluruh harta Tuan Seno. Tetapi sampai detik ini, Gala tidak menemukan di mana lelaki bertubuh jangkung itu menyembunyikan surat wasiat itu.Cukup pelan Gala menyeret langkah kakinya menaiki anak tangga menuju kamar Danil. Dugaan Gala kali ini, Danil menyembunyikan surat wasiat itu di dalam kamarnya. Hanya ada dua tempat di rumah itu yang memungkinkan Danil menyimpan sesuatu. Yaitu ruang ke

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 275

    Bergegas Gala turun dari bangku. Memperhatikan dengan seksama kucing berwarna orange yang mendadak kejang dengan mulut berbusa. Melihat dari tanda-tandanya kucing itu sepertinya mengalami keracunan."Tidak salah lagi!" guman Gala yakin dengan apa yang ada di dalam pikirannya. Jika ada seseorang yang menginginkannya mati.Gala bangkit berdiri. Tatapannya tajam melihat ke arah makanan yang tersaji di atas meja makan. Beruntungnya belum ada satupun makanan yang masuk ke dalam mulut Gala. "Aku harus lebih berhati-hati lagi!" monolog Gala dengan tatapan serius.____Danil menatap terkejut saat baru kembali ke rumah. Pemuda tampan itulah yang membukakan pintu rumah untuknya. Keringat dingin seketika membahasi sekujur tubuh Danil.Sepersekian detik Danil mematung di depan pintu rumah. Menatap pada Gala yang tengah melemparkan senyuman kepadanya dengan wajah yang sedikit malas khas seorang yang baru bangun dari tidur."Ayah, kenapa pulang larut malam sekali?" seloroh Gala terdengar malas. Ke

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 274

    "Gala kamu kenapa?" seloroh Wisnu.Gala terseret kembali dari lamunannya. Sekarang ia sudah menemukan siapa wanita yang sudah melahirkannya ke dunia. Jawaban yang sudah sangat jelas sekali.Tidak terasa sudut mata Gala pun telah basah. Cepat ia mengusap genangan itu agar tidak berjejak. Ia tidak ingin Wisnu melihat hal itu.Bagaimana tidak sakit, menemukan wanita yang telah melahirkannya tetapi dalam perpisahan yang menyakitkan. Hanya sebait kenangan yang bisa Gala ingat. Jika Asma juga tidak kalah sayangnya kepadanya. Hingga hampir gila saat Nada mengambil Gala dari kehidupannya."Aku banyak sekali bersalah pada Asma." Helaan nafas Wisnu terdengar jelas. Suaranya yang menggelar terdengar penuh kesedihan.Kerongkongan Gala terasa kering. Hanya sedikit ia menelan salivanya. Selebihnya, tatapan matanya tidak beralih sedikitpun dari Wisnu."Memangnya kesalahan apa yang sudah Om Wisnu lakukan?" ucap Gala."Banyak Gala. Kesalahanku sudah tidak termaafkan oleh Asma." Tatapan mata Wisnu meli

DMCA.com Protection Status