All Chapters of Pelakor Yang Diundang Suamiku: Chapter 81 - Chapter 90

117 Chapters

BAB 81

BAB 81___"Jadi, kamu sudah dapat sertifikatnya, Mas?" ucap Lia sumringah. Wanita itu baru saja sampai rumah, bahkan Lia rela merogoh koceknya untuk membeli pakaian baru untuk mengelabui suaminya. Sementara baju seksinya, ia lempar ke garasi rumah Kikan sebelum masuk ke dalam rumah. "Iya sudah, tinggal nunggu kabar dari Hilman aja." Lia tersenyum sumringah, rencananya berhasil. "Kalau Hilman enggak mau, nanti aku bantu jualkan ya, Mas." Hanif mengangguk, "iya, Yang. Semoga aja cepat laku, supaya kita cepat buka usaha." Wanita itu tersenyum penuh arti menatap suaminya, "iya Mas, nanti uangnya biar aku yang pegang ya, Mas. Takut si Rima minta nanti, kalau dia tahu tanahnya sudah laku." Lagi, lagi, Hanif hanya mengangguk menuruti keinginan sang istri. Ia tak kuasa menolak keinginan Lia, meskipun terkadang hatinya merasa tindakannya ini salah, tapi jika istrinya sudah memerintah ia tak bisa menolak. "Kita nginap di sini aja dulu ya,
last updateLast Updated : 2023-01-11
Read more

BAB 82

BAB 82 "Kenapa, Ma?" tanya Anna. "Oma masuk rumah sakit, Nak." Anna dan Aldi saling pandang, meski mereka benci pada Hanif, tapi Wiyani berjasa besar pada kehidupan mereka. "Mama mau ke sana?" tanya Anna. "Iya, kalian di rumah, ya?" "Loh, nggak mau, Mah. Mbak Inah kan lagi mudik." Akhirnya Vania mengajak anak-anaknya serta. Aldi mengambil alih kemudi karena melihat tangan Vania yang tremor. Ia sudah paham betul dengan ibunya yang sering merasa panik jika mendengar sesuatu. Sampai di sana, Rima sudah menunggu dan membawa Vania menuju ruangan Wiyani. Vania begitu sedih melihat keadaan mantan mertuanya yang dulu berisi, kini malah kurus seolah tak terurus. "Ibu kenapa, Rim? Kok jadi begini?" "Ini semua gara-gara Bang Hanif, Kak." "Bikin ulah apa lagi Mas Hanif?" tanya Vania. Ia tak habis pikir dengan mantan suaminya itu. Seharusnya ia membantu orang tua, bukan malah membuat orang tua menjadi sakit dan pusing karena tingkahnya. "Bang Hanif ambil sertifikat tanah Ibu. Kemarin
last updateLast Updated : 2023-01-12
Read more

BAB 83

BAB 83 Aldi pun terkejut melihat Haikal, begitu pula dengan Haikal. Anak lelaki yang masih menyimpan rasa pada Anna itu hanya bisa terdiam. "Jen, kalian saling kenal?" tanya Ibra. "Jen?" "Ah, mungkin kamu kenal nama panggilannya di luar sana, ya? Kenalin, dia anak saya yang pertama. Jeno, atau Haikal."Mata Vania membeliak saat mendengar nama Haikal disebut. Ia menoleh pada Anna, dan anak perempuannya itu mengangguk. Sewaktu Haikal ke rumah Anna memang Vania tengah di rumah sakit. Pun dengan nomornya yang tak ada foto profilnya kala ia melihat Haikal mengirim pesan pada Anna sewaktu pulang dalam keadaan mabuk. "Jadi, Papa mau nikahin mamanya Anna?" tanya Haikal sambil duduk di sebelah Sela. "Iya, Nak. Kalian saling kenal?" tanya Ibra. "Satu kampus, kenal selewatan doang." Anna menatap tak percaya pada Haikal. Yah, memang apa yang diharapkan oleh Anna? Masa iya, Haikal mau bilang ke papanya kalau dia ini mantan kekasihnya? "Wah, kebetulan, dong. Nanti kalau sudah jadi saudara,
last updateLast Updated : 2023-01-12
Read more

BAB 84

BAB 84__Hanif memantapkan langkahnya untuk menemui anak-anak, berusaha tak terusik dengan kehadiran kekasih mantan istrinya. Meskipun sejak tadi, hatinya berdenyut nyeri. "Assalamualaikum."Vania dan Ibra yang tengah mengobrol menatap ke arah suara. "Wa'alaikumussalam, dari tadi Mas?" tanya Vania kikuk, pasalnya sejak tadi ia dan Ibra sibuk berdebat masalah anak-anak mereka."Baru sampai, anak-anak mana?" tanya Hanif dengan wajah datar.Lelaki itu berusaha menahan rasa cemburunya, ia ingin terlihat baik-baik saja meskipun hatinya tercabik-cabik. Terlebih melihat tatapan lelaki yang bersama istrinya itu begitu memuja. "Sebentar aku panggilkan," ucap Vania seraya beranjak dari duduknya. Vania memanggil Aldi yang tengah mengerjakan tugas di kamar, sementara Anna sedang tidur. Ia tak tega jika harus membangunkan putrinya yang sedang istirahat. "Nak temui Papamu dulu, di depan!" Aldi mengernyit, "ngapain dia ke sini, lagi?" "Papa, Nak, bukan 'dia'." Anak sulungnya itu menghela na
last updateLast Updated : 2023-01-12
Read more

BAB 85

BAB 85 __"Tumben kamu ke kamar Abang?" celetuk Aldi. Anna mengendikkan bahunya, seraya merebahkan tubuhnya di kasur kembarannya. Ia melirik abangnya yang tampak murung, di ruang makan juga mamanya terlihat kebingungan. "Abang enggak kasihan sama Mama?" tanyanya. "Maksudmu?" tanya Aldi balik. "Mama kayaknya galau karena Abang larang nikah sama Om Ibra," sahut Anna. Aldi menyentak napas kasar, ia melirik adiknya yang tampak biasa saja setelah mengetahui bahwa anak pertama Om Ibra adalah Haikal."Kamu enggak risih saudaraan sama, mantan?" tanyanya. "Enggak, biasa aja. Lagian kalaupun Mama sama Om Ibra menikah, belum tentu nanti si Haikal serumah sama kita, dia kan, masih punya Mama kandung juga.""Abang bingung." "Takut aku salah pergaulan lagi?""Iya lah, kamu kan orangnya plin plan. Sekarang A tahu-tahu besok berubah jadi, Z!" sungut Aldi. Aldi melirik adiknya, "buktinya sekarang, kemarin bilangnya enggak setuju tahu-tahu sekarang setuju Mama nikah sama Om Ibra!" Anna mengul
last updateLast Updated : 2023-01-13
Read more

BAB 86

BAB 86"Rim, bikinkan aku kopi," ucap Hanif saat melihat Irma yang tengah membuat teh. "Bikin aja sendiri. Punya tangan buat apa?" "Kamu ini, makin hari kok makin kurang ajar sama aku, sih?" "Ya kenapa? Kamu bukan abangku. Abangku bukan pencuri." Setelah mengatakannya, Rima pergi ke kamar ibunya. Kondisi Wiyani sudah membaik. Kini ia malah sudah bisa diajak ngobrol. "Abangmu ada, Rim?" "Ada. Sudah lah, Bu, nggak usah bahas dia. Bikin darah tinggi aja."Wiyani menggelengkan kepalanya. Ia mengerti rasa sakit hati anak perempuannya itu. Terlebih karena memikirkan Hanif, dirinya harus masuk ke rumah sakit. "Ibu cuma sedih melihat abangmu malah jadi salah arah begitu, Rim. Dia satu-satunya orang yang akan menjadi tempatmu bersandar saat Ibu sudah berpulang nanti.""Ibu kalau ngomong yang bener napa, Bu? Kenapa selalu ngomongnya gitu, sih? Ibu sudah
last updateLast Updated : 2023-01-13
Read more

BAB 87

BAB 87"Aldi! Terserah, ya! Gue dah nurunin harga diri buat ngomong gini sama lu. Jangan kelewatan, Di. Yang ada nyokap lu ga bahagia hidupnya kalau lu egois begini. Lu terlalu takut pada sesuatu yang bahkan udah gue jamin nggak bakal terjadi itu," ucap Haikal sambil beranjak pergi. Aldi terdiam mendengar ucapan Haikal. Sudut hatinya membenarkan, namun sisi hati yang lain berusaha menampik. Ah, kenapa ka menjadi egois sekali? "Jeno! Jen!" teriak Ibra. Namun, anak sulungnya itu tak mau berbalik dan terus melangkan meninggalkan cafe. "Kalau begitu, Om pamit dulu, Di. Ini, tolong kasih ke Mamamu. Katanya tadi sakit lagi, Om mau ke sana tapi nggak enak sama kalian. Semoga Mamamu cepat sembuh, ya." Aldi masih mematung. Memang apa yang ia harapkan lagi? Di saat Vania sudah mendapatkan orang yang benar-benar mencintainya? "Om, apa benar Om mencintai Mama?" tanya Aldi saat Ibra sudah menjauh untuk mengejar Haikal
last updateLast Updated : 2023-01-14
Read more

BAB 88

BAB 88__Hanif mematung, ia menatap adiknya tak percaya. "Butuh bukti?" tanya Rima datar. "Ya iyalah, mana mungkin Ibu memberikan rumah ini untukmu, sudah jelas warisan anak laki-laki lebih banyak dari anak perempuan!" sengit Hanif. Ia tak terima jika rumah mewah ini beralih menjadi milik adiknya, jelas ia ingin menguasai semua harta ibunya. "Kurasa di otakmu itu hanya ada 'harta' ya, Bang. Bahkan, kondisi Ibu belum pulih sepenuhnya, Abang malah mau mabuk-mabukan di rumah!" ketus Rima seraya melipat kedua tangannya di depan dada. Hanif mendengkus, "halah, munafik kamu itu, Rim. Aku tahu, kamu juga pasti pingin hartanya Ibu, kan?" Rima geleng-geleng kepala, entah ke mana wibawa yang ada dalam diri abangnya, yang ia lihat sekarang abangnya begitu serampangan. "Hentikan semua ini, atau kubuat kalian semua angkat kaki dari rumah ini dengan cara lain?" ancam Rima. "Bulshit!" sahut Hanif. "Udah Bro, lanjut aja! Enggak usah dengarin omongan orang gila, ini rumahku, kita bebas berp
last updateLast Updated : 2023-01-14
Read more

BAB 89

BAB 89 "Hentikan pesta mirasnya! Kalian semua sungguh tak beradab!" ucap Tio, Pak RT di tempat Hanif. Hanif dan yang lain baru minum beberapa gelas, sehingga masih sadar dan gelagapan. Terlebih, banyak warga yang ternyat ikut dalam penggerebekan pesta miras yang dilakukannya. Hanif melirik ke arah Rima, adiknya itu hanya tersenyum sinis dari dalam kamarnya yang bisa dilihat dari luar. "Kami hanya minum sedikit, Pak. Tak ada pesta miras," elak Hanif. Tio tak mempercayainya dan langsung masuk ke dalam rumah, ia mendapati sepuluh botol minuman yang baru terbuka dua botol. "Astaghfirullah! Jangan mencemari lingkungan kita dengan hal beginian dong, Pak! Mencoreng nama baik kampung kita namanya," ucap Tio. "Saya minum di rumah saya sendiri, bukan di rumah Bapak. Jadi berhenti ikut campur!" Hanif tak bisa menahan emosinya. "Tetap saja, Pak. Apalagi di rumah ini ada Bu Wiyani yang sakit dan merasa terganggu," ucap Tio. "Alah Pak Tio kalau mau ikut mah bilang aja, nggak usah bawa nenek
last updateLast Updated : 2023-01-17
Read more

BAB 90

BAB 90 "Kenapa, Van?" tanya Raisa. "Ibu di rumah sakit, kritis katanya." "Terus lu mau ke sana?" Vania mengangguk, ia segera mengambil tas dan menuju mobil. Setelah bundanya meninggal, hanya Wiyani satu-satunya wanita yang memedulikannya. Itu sebabnya, ia merasa sedih mendengar berita ini. "Biar aku yang nyetir." Vania menyerahkan kunci mobilnya ke Raisa, lalu masuk ke kursi penumpang. Tubuhnya bergetar sedari tadi. Apalagi Rima bilang jika Wiyani dalam kondisi kritis. "Nanti nggak apa-apa kalau ketemu Hanif?" tanya Raisa. "Ya nggak papa, lagian sudah masa lalu. Mau sampai kapan kita ngeliat ke belakang terus." "Bener." Setengah jam kemudian, mereka sampai di rumah sakit tempat Wiyani dirawat. Vania segera menemui Rima. Wanita itu tampak pucat dan khawatir. Yah, bagaimanapun hanya Wiyani yang ia punya. Terlebih Reza sudah menceraikannya. "Mira mana, Rim?" tanya Vania pada Rima. "Mira aku titipkan di Bu Yati, Kak. Nggak mungkin kubawa ke sini." Vania mengelus punggung Rima
last updateLast Updated : 2023-01-18
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status