Home / Rumah Tangga / Pelakor Yang Diundang Suamiku / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Pelakor Yang Diundang Suamiku: Chapter 101 - Chapter 110

117 Chapters

BAB 101

BAB 101 Vania terdiam. Ia seakan terjebak oleh pertanyaannya sendiri. "Kenapa Mama diam saja?" tanya Anna. "Iya, Mam akan membatalkan semuanya, demi Anna," ucap Vania. Ia tak boleh egois. Antara dirinya dan Anna, masa depannya masih lebih panjang anaknya. Tak apa jika ia tak memiliki pendamping, asal memiliki anak yang senantiasa bahagia. "Hehehe, nggak, kok, Ma. Anna sudah nggak ada perasaan apapun dengan Haikal. Mama jangan batalkan pernikahannya, sudah cukup Anna melihat Mama menangis terus. Mulai sekarang, berbahagialah, Ma." Vania memeluk anaknya, tak menyangka jika gadis kecil yang cengeng itu bisa berubah dewasa seperti ini. "Anak Mama juga berbahagia lah. Kalau ada apa-apa, sebaiknya lekas beritahu Mama." Anna mengangguk. Haikal mengusap matanya dari balik pintu kamar Anna. Ya, sedari tadi ia berdiri di sana, mendengarkan ucapan ibu dan anak itu. Ia semakin menjadi yakin, jika Vania adalah ibu sambung yang baik nantinya. "Sela nginap di rumah Mamanya sampai kapan kata
last updateLast Updated : 2023-01-24
Read more

BAB 102

BAB 102 Rima bergegas menelepon Vania, beruntungnya langsung diangkat. "Halo, Rim, kenapa?" tanya Vania. "Kak, maaf kalau aku menganggu." "Kali ini ada apa lagi, Rim?" Mendengar respon mantan kakak iparnya, membuat Rima bergeming. Ia seakan tersadar karena selama ini telah banyak merepotkannya. "Nggak papa, Kak." "Loh, kenapa?" "Nggak jadi. Ya sudah, assalamu'alaikum."Rima buru-buru berganti baju dan ke rumah Pak RT untuk menyewa mobilnya. Biasanya, mobil Pak RT memang disewakan. Tak lupa, Mira pun dibawanya. "Assalamu'alaikum, Pak RT!" "Wa'alaikum salam. Kenapa, Bu Rima?" "Pak, boleh saya sewa mobilnya? Saya mau jemput Bang Hanif, katanya ia ditemukan warga di kecamatan sebelah, Pak." "Eh? Ya Allah! Boleh, Bu Rima. Ayo, kalau gitu biar saya antar. Bu! Ayo ikut," ucap Pak RT sambil memanggil istrinya. Mereka pun gegas menuju ke kecamatan sebelah. Setelah perjalanan satu jam, mereka akhirnya sampai. Rima melihat Hanif yang sedang diobati. "Ya Allah, Bang, kok bis begini?
last updateLast Updated : 2023-01-24
Read more

BAB 103

BAB 103__Aldi menyentak napas kasar, ia sadar apa yang telah diucapkannya sudah melukai hati lelaki di sampingnya. Ia ingin sekali memaafkan papanya, tapi luka di hatinya seolah kembali berdarah jika melihat wajah Hanif. Ia ikut ke rumah Omanya ini pun, sebenarnya terpaksa. Karena ingin melindungi dua wanita yang sangat ia sayangi. "Kamu masih marah sama Papa, Bang?" lirih Hanif. Anak lelaki itu menatap sang ayah datar, Hanif seolah berkaca ketika menatap putranya. Anak lelaki yang dulu masih ia timang dalam buaian, kini bertumbuh menjadi lelaki dewasa. Ia sudah melewati banyak hal tanpa anaknya. "Abang enggak marah, Pa. Hanya kecewa, Papa ngerti, kan?" ucap Aldi seraya beranjak pergi. Hanif menatap punggung putranya yang semakin menjauh, ia benar-benar menyesal karena telah menelantarkan anak-anaknya. Ia tak hanya kehilangan istrinya, tapi juga dua malaikatnya.Hidupnya terasa tak lagi bermakna. "Seharusnya aku saja yang mati bukan Ibu," gumamnya. Membayangkan masa tuanya a
last updateLast Updated : 2023-01-25
Read more

BAB 104

BAB 104Ibra kembali datang ke rumah Vania untuk menentukan tanggal pernikahannya bersama dengan Vania. "Ayah ada?" tanya Ibra."Ada, abis salat Isya. nanti kamu temui aja, Mas." "Aku deg-degan kalau sendiri. kamu temani, lah." "Hih, mana bisa. iitu pembicaraanmu dengan Ayah. Aku ngikut aja." Mendengar ucapan vania, membuat debaran di jantung Ibra semakin mengencang. ia sama sekali tak menyangka jika hubungannya dengan Vania akan berjalan dengan lancar. "Mas nggak nyangka kalau kita bentar lagi mau nikah, Van," ucap Ibra. Dulu, ia dan vania menjalin hubungan saat mereka menjejaki bangku SMA. Ibra terpaksa memutuskan hubungannya dengan Vania karena akan fokus bekerja sambil kuliah. Terlahir dari keluarga sederhana, membuat Ibra tumbuh menjadi sosok lelekai yang begitu tahu diri. Ia bahkan tak segan untuk bekerja sebagai kuli bangunan sebelum akhirnya bekerja part-time dan melanjutkan kuliahnya. Tak lama kemudian, Rahman keluar dari kamar dan bergabung bersama dengan anak serta
last updateLast Updated : 2023-01-25
Read more

BAB 105

BAB 105___"Ternyata Vania benar-benar akan menikah," lirihnya. Langkah lelaki itu terhenti, suasana hatinya berubah seketika. Rasanya berat membayangkan wanita yang dulu ia sia-siakan, sebentar lagi memiliki pendamping baru. Sementara dirinya, sendiri meratapi penyesalan yang tak berujung."Eh, Papa sejak kapan sampai?" Anna terkejut ketika melangkah keluar, melihat Hanif sudah berdiri di teras rumah. Hanif gelagapan, "baru aja, kok!" "Kita jadi jalan, kan?" tanya Anna lagi. "Jadi dong!" ucap Hanif, ia tak mungkin mengecewakan anak-anaknya lagi hanya karena perasaannya. Mereka masuk ke dalam mobil yang di pesan oleh Hanif lewat aplikasi ojek online, demi menyenangkan buah hatinya ia rela merogoh kocek untuk mengorder kendaraan roda empat agar anak-anaknya nyaman, tadinya ia ingin naik motor bersama Anna, sementara Aldi membawa motor sendiri. Tapi ia berubah pikiran. "Mau makan dulu enggak?" tanya Hanif, mencairkan suasana yang canggung di dalam mobil. Anna dan Aldi saling tat
last updateLast Updated : 2023-01-27
Read more

bBAB 106

BAB 106__"Bang, jangan terlalu berharap. Meskipun Kak Vania belum memiliki calon, aku yakin dia enggak akan mau kembali lagi sama Abang!" Hanif seolah tertampar mendengar ucapan adiknya, ia seorang bajingan brengsek, berharap kembali lagi menjadi pendamping bidadari, tentu saja ia akan dihempaskan sang bidadari ke jurang. "Sudah banyak kesalahan Abang sama Kak Vania, tak mungkin wanita cerdas seperti Kak Vania memberi kesempatan untuk keparat seperti Abang!" cibir Rima, tak memikirkan perasaan abangnya yang tercabik-cabik. "Tega sekali muncungmu itu, Rima!" gumam Hanif seraya mengusap wajahnya. __Lia melangkah sempoyongan ke kamar mandi, ia baru saja selesai pesta miras bersama para berondong. Ia menghambur-hamburkan uang hasil penjualan mobil untuk berpesta, bahkan ia tak pernah menghubungi keluarganya setelah kabur dari kota tempat tinggal suaminya. "Hah!" Tubuh wanita berusia kepala empat itu terduduk di dalam kamar mandi, matanya menengadah menatap langit-langit kamar. Ia
last updateLast Updated : 2023-01-27
Read more

BAB 107

BAB 107Vania menangis haru saat dirinya dan Ibra sudah sah menjadi pasangan suami istri. Kini ia tak perlu merasa takut jika harrus pergi berdua-an. "Mama," ucap Anna."Nak."Mereka pun akhirnya berpelukan. Haikal dan Ibra pun melakukan hal yang sama. Untuk ke depannya, ia mungkin akan memilih untuk ngekost di luar. Sama seperti Anna, lelaki itu belum mampu menghilangkan Anna dari hati dan ppikirannya. Rasanya menyiksa, jika ia harus tinggal satu atap bersama dengan mantan kekasih yang tyelah menjadi saudaranya itu."Om, jangan sakiti Mama, ya? Aldi percaya sama Om," ucap Aldi seraya menatap suami mamanya itu."Kok manggilnya masih Om? Seharusnya Papa. Saya ini kan suah sah menjadi Papamu." Aldi tersenyum kaku, rasanya aneh jika harus memanggil Papa pada porang selain Hanif. Raisa yang ssedari tadi sudah menahan air matanya, akhirnya tumpah juga sat Vania menghampirinya. Kedua sahabat itu saling berpelukan. "Setelah ini, apa akku bakal kehilangan seorang sahabat?" tanya Raisa."
last updateLast Updated : 2023-01-28
Read more

BAB 108

BAB 108__Lia membersihkan nanah yang ada pada lukanya, sesekali ia meringis menahan pedih yang mendera. Pikirannya dipenuhi dengan kekalutan, tentu saja ia tahu jika hal seperti ini bisa jadi gejala penyakit sex menular. "Aku sudah berhubungan dengan aman, bagaimana bisa aku tertular penyakit menjijikan!" gumamnya. Setelah membersihkan diri, Lia menatap layar ponselnya. Ia ragu ingin kembali menghubungi Hanif, tapi perutnya pasti akan membesar. Ia tak mungkin terus sendirian tanpa pendamping suami, meskipun anak dalam kandungannya bukan anak suaminya. "Bagaimana caranya aku kembali dengan Mas Hanif?" gumamnya. Lia kembali menggaruk selangkangannya, bahkan rasa gatal itu berubah menjadi panas. Ia beranjak dari duduknya, lalu mengambil air hangat dan mengompres selangkangannya. "Bangsat, kenapa hidupku jadi begini!" rutuknya. Wanita paruh baya itu denial dan tak mau memeriksakan diri, ia merasa selama ini sudah 'bersih' dalam menjaga kewanitaannya. Setiap pria yang menggaulinya
last updateLast Updated : 2023-01-28
Read more

BAB 109

BAB 109__"Mama, Anna kangen!" pekik Anna ketika sampai di rumah. Anak gadis Vania itu memeluk sang mama dari belakang, Vania terkekeh dibuatnya. Ia juga merindukan sang putri, terlebih ini pertama kalinya mereka hidup terpisah dalam waktu lama. "Mama juga kangen, Sayang!" ucap Vania, seraya membalik tubuhnya. Ibu dan anak itu saling menumpahkan rindu, karena sudah lama ia tak pulang sejak tugas-tugas kuliahnya yang semakin banyak. Bahkan untuk membalas pesan mamanya pun, ia mencuri-curi waktu. "Gimana kuliahnya, lancar?'' tanya Vania. Anna mengangguk, "meskipun kepala hampir pecah, tapi aku bisa melaluinya." "Hebatnya anak Mama!" Anna membantu sang mama membersihkan sayuran, malam ini rencananya mereka akan makan bersama. "Sela mana, Ma? Kok aku enggak ada lihat dia dari tadi?" tanya Anna. "Di kamar sih tadi, dia juga lagi sibuk-sibuknya ngerjakan tugas sekolah." "Oh, gitu. Sela baik kan, sama Mama?" tanya Anna lagi. Vania mengangguk, wanita itu terdiam sejenak. Ia menghe
last updateLast Updated : 2023-01-28
Read more

BAB 110

BAB 110Anna dan Haikal sudah kembali ke kost-annya, rumah terasa sepi lagi karena Anna lah yang begitu banyak bicara. "Ma, Aldi kuliah dulu, ya?""Iya, Nak. Hati-hati di jalan. Kalau ada apa-apa, hubungi Mama."Aldi mengangguk, lalu keluar melewati Sela yagng tengah duduk di ruang tamu. Dalam hati ela semakin iri dengan anak-anak Vania, karena ia tak pernah bermanja dan juga diperhatikan opleh ibu kandungnya sendiri. Vania melanjutkan pekerjaan, setelah Mbak Inah memutuskan untuk berhenti kerja karena akan menikah, Vania merasa tenang-tenang saja karena semua ada yang menghandlenya. Namun sekarang, ia sendiri kewalahan mengatur jam kerja dan juga jam bebenah rumah. Sela memperhatikan Vania yang tengah menyapu, ingin rasanya ia menawarkan bantuan, ttapi ia sendiri malu. Vania pun bukan perempuan yang tidak peka, ioa sebenarnya tahu jika Sela sedari tadi memperhatikannya. "Sela, bisa bantu Mama ngepel, Nak? Mama mau mandi dulu." "Iya, Ma." Sela yang memang sedang libur sekolah ka
last updateLast Updated : 2023-01-28
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status