Semua Bab Dewi Kultivator Langit: Bab 71 - Bab 80

177 Bab

71. UNDANGAN RAJA HAN

Langkah kaki Xian Heng dan Putri Xian Ling menggema di sepanjang koridor Aula Langit. Pilar-pilar besar berlapis emas memantulkan cahaya matahari yang masuk dari jendela tinggi, menciptakan bayangan-bayangan megah di lantai marmer yang dingin. Di ujung aula, Kaisar Xian Shen duduk di atas takhta yang megah, diapit oleh dua patung naga emas yang tampak seperti hidup. Para menteri dan pejabat istana berdiri berjajar di sisi kiri dan kanan ruangan, diam dalam hormat.Xian Heng berlutut di hadapan Kaisar, membungkukkan badan hingga dahinya hampir menyentuh lantai. Suara lantangnya menggema di aula. "Lapor, Baginda! Necromancer telah berhasil diusir dari wilayah kita. Namun, makhluk kuno ini kemungkinan akan kembali, meski waktunya belum bisa kami pastikan."Kaisar Xian Shen memandang Panglima setianya dengan senyum lembut, matanya penuh kebanggaan. "Bangunlah, Xian Heng. Aku tidak pernah meragukanmu," katanya, suaranya dalam namun penuh kehangatan.Xian Heng berdiri perlahan, tangan masih
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-12
Baca selengkapnya

72. KEHEBATAN PANGERAN HAN

Langit pagi terlihat biru cerah, dengan awan putih yang melayang perlahan di atas istana Dinasti Xian. Di balkon pribadinya, Xian Ling berdiri dengan tatapan kosong mengarah ke taman istana yang penuh bunga bermekaran. Angin lembut membawa aroma mawar dan melati, namun tidak mampu menghapus rasa enggannya. Di dalam hatinya, ia masih memprotes keputusan ayahnya yang memintanya menghadiri ulang tahun Pangeran Han Zhin. Namun, melihat senyum ayahnya yang jarang muncul sejak kematian ibunya, ia merasa tidak punya pilihan lain."Apa ayah ada tujuan lain ya selain memintaku hadir di ulang tahun Pangeran Han ini?" gumam Xian Ling. Saat langkahnya memasuki ruang makan pribadi istana, Kaisar Xian Shen sudah menunggunya di meja panjang berlapis emas. Pancaran wajah cerah Kaisar membuat suasana ruangan yang biasanya dingin terasa lebih hangat. "Terima kasih, Ling’er," ujar Kaisar dengan suara penuh kasih, sambil menatap putrinya dengan bangga."Terima kasih apa, ayah?" tanya Xian Ling."Kamu s
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-12
Baca selengkapnya

73. TURNAMEN BELA DIRI

Langit Negeri Han yang cerah dipenuhi suara lonceng dan nyanyian rakyat, merayakan ulang tahun Pangeran Han Zhin. Bendera-bendera merah berkibar di setiap sudut istana, menggambarkan kejayaan dan kemakmuran. Di alun-alun utama, persiapan untuk Turnamen Bela Diri berlangsung dengan hiruk-pikuk. Para pekerja sibuk mendirikan panggung utama dengan ukiran naga emas, simbol kebesaran Kerajaan Han, sementara deretan pedang dan tombak dipajang sebagai penghormatan pada para pendekar yang akan bertanding.Turnamen ini menjadi topik hangat di seluruh negeri. Hadiah utama, Kitab Shaolin Kuno dan Kitab Kultivasi Surga, membuat semua pendekar dan kultivator terbaik datang dari penjuru dunia. Tidak hanya kitab itu, emas melimpah sebagai hadiah tambahan membuat para peserta rela mempertaruhkan nyawa demi kejayaan.Di istana, Putri Xian Ling berjalan di sepanjang koridor dengan gaun sutra biru keperakan yang mengalir seperti air, menyatu dengan angin sepoi-sepoi. Wajahnya tampak tenang, tetapi pikir
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-13
Baca selengkapnya

74. HARI PERTAMA TURNAMEN

Pangeran Han Zhin berdiri di atas panggung utama, mengenakan jubah kebesaran merah dengan bordiran naga emas yang memantulkan sinar matahari pagi. Di bawah panggung, kerumunan peserta dan penonton memadati alun-alun besar Kerajaan Han. Arena turnamen terbagi dua: arena utara untuk para pendekar dan arena selatan untuk para kultivator.Di tengah panggung, dua kitab ditempatkan dengan penjagaan ketat: Kitab Shaolin Kuno, warisan teknik bela diri yang legendaris, dan Kitab Kultivasi Surgawi, rahasia pencapaian kekuatan spiritual tingkat tinggi.“Pendekar dan kultivator dari berbagai penjuru, dengarkan!” Suara Han Zhin menggema, penuh kharisma. “Turnamen ini adalah kesempatan bagi kalian untuk menunjukkan kehebatan. Pertarungan tidak hanya tentang kekuatan, tetapi juga kehormatan. Hadiah yang kutawarkan bukan hanya benda, tapi juga pengakuan yang akan dikenang sepanjang sejarah!”Sorak-sorai menggema. Xian Ling, yang duduk di balkon kehormatan, memandang dengan tatapan netral. Namun, hati
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-13
Baca selengkapnya

75. INTRIK TURNAMEN DI HARI KEDUA

Mentari pagi menyinari arena Kerajaan Han, menerangi wajah-wajah penuh semangat dan ambisi dari para peserta dan penonton. Di sekitar arena, para pedagang menjajakan makanan dan barang-barang unik, menciptakan hiruk-pikuk yang menambah kehangatan suasana. Namun, di balik kemeriahan itu, suasana tegang terasa. Hari kedua turnamen selalu menjadi ujian bagi peserta, di mana hanya yang terkuat yang bertahan.Sorak-sorai memuncak saat Jiang Wei, pendekar muda yang menonjol pada hari pertama, melangkah ke tengah arena. Lawannya kali ini adalah Xue Ling, seorang pendekar wanita bertopeng yang tidak menunjukkan emosi sedikit pun.“Siapa dia?” bisik salah satu penonton. “Tak ada yang tahu asal-usulnya.”Ketika bel dimulai, Xue Ling langsung meluncurkan Jurus Pedang Angin Topan, serangan cepat yang menciptakan desingan angin tajam. Jiang Wei, yang terkenal dengan teknik pertahanannya, memanfaatkan Jurus Naga Membentengi Langit untuk melindungi dirinya. Namun, kecepatan Xue Ling memaksanya terus
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-13
Baca selengkapnya

76. KEMUNCULAN SUN WU LONG

Hari ketiga turnamen berlangsung dalam suasana penuh antisipasi. Nama Sun Wu Long, peserta yang tiba-tiba muncul dengan wild card, telah menjadi pembicaraan hangat. Tak ada yang tahu banyak tentang dirinya, kecuali bahwa auranya memancarkan sesuatu yang tidak bisa dijelaskan.Ketika pria berpakaian biasa saja itu melangkah memasuki arena Pendekar, sorakan dan bisikan memenuhi udara.“Siapa dia? Baru kali ini aku melihatnya,” bisik seorang pendekar muda.“Dia bahkan tak melalui babak penyisihan. Bagaimana bisa dia langsung ikut bertanding?” sahut yang lain.“Pasti ada permainan kotor di sini,” seorang peserta menggerutu, namun tak ada yang berani melanjutkan keluhan di depan para penjaga Kerajaan Han.Dari balkon kehormatan, Xian Ling memandang sosok Sun Wu Long dengan ekspresi penuh tanda tanya. Ia mengenali tanda-tanda kecil pada pria itu—gerakan tubuh yang terlalu ringan, langkah yang terlalu sunyi, dan sorot mata yang dalam seperti menyembunyikan sesuatu.“Zhin’ge,” Xian Ling meman
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-13
Baca selengkapnya

77. PERTARUNGAN KULTIVATOR

Hari ketiga Turnamen Bela Diri Kerajaan Han juga memasuki babak baru yang terus dinanti-nantikan yaitu pertarungan para kultivator. Arena kali ini dipenuhi energi spiritual yang membara, hawa kekuatan melingkupi udara, menciptakan tekanan yang membuat penonton biasa merasa sesak napas. Kitab Kultivasi Surgawi, hadiah utama, menjadi daya tarik yang membuat para kultivator hebat dari berbagai penjuru negeri datang untuk membuktikan kekuatan mereka.Pangeran Han Zhin, yang duduk di balkon kehormatan, memperhatikan arena dengan antusias. Xian Ling, duduk di sebelahnya, tampak lebih tenang, tetapi matanya menyapu setiap sudut arena, mencari sosok Sun Wu Long.Pertarungan pertama mempertemukan Bai Feng, seorang kultivator terkenal dari Sekte Gunung Langit, dengan Liang Chen, kultivator muda yang dijuluki Badai Malam. Bai Feng dikenal dengan teknik Jari Seribu Angin, sementara Liang Chen menguasai jurus Cakar Petir Hitam.Saat pertandingan dimulai, energi spiritual Bai Feng meledak seperti b
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-13
Baca selengkapnya

78. SEMAKIN MISTERIUS

Pagi di hari keempat Turnamen Bela Diri dimulai dengan udara yang dingin dan kabut yang menyelimuti arena. Meski begitu, antusiasme penonton tidak surut. Mereka memenuhi tribun lebih awal, berbisik-bisik tentang penampilan Sun Wu Long yang menghebohkan pada hari sebelumnya. Di ruang penonton kehormatan, Xian Ling tetap memerhatikan setiap peserta dengan penuh kewaspadaan. Pikirannya terus tertuju pada Sun Wu Long, yang tidak muncul di arena sejak kemenangan kontroversialnya. “Ling’er, kau tampak serius hari ini,” komentar Han Zhin dengan senyum kecil. “Bagaimana aku bisa tidak serius? Ada sesuatu yang salah dengan Sun Wu Long, dan kau tahu itu,” balas Xian Ling, matanya tetap fokus pada arena. Han Zhin menghela napas, lalu mengubah topik. “Turnamen hari ini akan semakin menarik. Kita akan melihat pertarungan kultivator tingkat tinggi. Aku yakin kau tidak akan kecewa.” Nama-nama besar mulai bertarung di arena. Salah satunya adalah Feng Lian, kultivator dari Sekte Hujan Abadi,
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-14
Baca selengkapnya

79. WANITA BERTOPENG

Matahari baru saja menyapa arena pada hari kelima turnamen, namun suasana sudah dipenuhi ketegangan yang menyelimuti para peserta dan penonton. Dua turnamen, yaitu Turnamen Pendekar dan Turnamen Kultivator, berjalan bersamaan di dua arena besar yang berdampingan. Sorakan penonton tak henti menggema, dan suara dentingan senjata bercampur dengan letupan energi spiritual menciptakan atmosfer yang mendebarkan.Xian Ling duduk di tempat kehormatan, mengamati pertandingan dengan ekspresi serius. Pertarungan di arena Turnamen Pendekar kali ini menampilkan salah satu pendekar paling berbakat, Lu Shan, yang dikenal dengan teknik Pedang Ombak Liar, melawan seorang pendekar asing berjubah abu-abu bernama Wei Tang.Lu Shan membuka pertarungan dengan teknik khasnya. Gelombang energi berbentuk ombak raksasa meluncur dari pedangnya, menyapu ke arah Wei Tang. Namun, Wei Tang dengan gesit menghindar, lalu membalas dengan serangan memutar menggunakan tombak bercahaya biru."Gerakannya terlalu tenang un
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-14
Baca selengkapnya

80. PRIA BERJUBAH HITAM

Matahari pagi memandikan arena turnamen dengan cahaya keemasan, seolah menyambut hari yang akan menjadi titik balik bagi seluruh peserta dan penonton. Sorakan riuh dari kerumunan menggema ketika para pendekar dan kultivator bersiap memasuki arena untuk babak perempat final. Hari keenam ini akan menjadi saksi momen yang menegangkan sekaligus penuh pengungkapan.Sun Wu Long, sosok yang sejak awal telah menimbulkan tanda tanya, kembali memasuki arena dengan langkah tenang. Lawannya kali ini adalah Bai Kun, seorang pendekar tua yang dikenal sebagai “Pedang Perak Hanbei.”Bai Kun membuka pertandingan dengan teknik Sepuluh Tebasan Perak, rentetan serangan pedang cepat yang membuat udara bergetar. Namun, Sun Wu Long hanya mengangkat satu tangan kosong. Dengan gerakan sederhana, dia menangkis setiap tebasan tanpa bergerak dari tempatnya."Mustahil! Itu teknik bela diri tinggi!" seru Bai Kun dengan mata melebar.Sun Wu Long tersenyum tipis. "Anda terlalu lambat."Dalam satu gerakan, dia melunc
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-14
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
18
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status