Semua Bab Dewi Kultivator Langit: Bab 61 - Bab 70

177 Bab

61. KEMBALI KE ISTANA

Langit yang berwarna kelabu di atas Hutan Hantu perlahan berubah, memberikan semburat jingga saat matahari mulai terbenam di cakrawala. Xian Ling berjalan dengan langkah tegas, namun wajahnya menyiratkan ketegangan yang sulit disembunyikan. Selir Song Yin, yang sejak tadi berjalan di sampingnya, memiringkan kepala, mencoba membaca kegelisahan di balik sorot mata sang putri. “Kita kembali ke istana!” suara Xian Ling terdengar lantang, menggema di antara pepohonan yang mulai tertutup bayangan malam. Ia berhenti sejenak, menatap Selir Song Yin yang tampak terkejut. “Ada sesuatu yang harus aku bicarakan dengan Ayah dan Paman Heng. Kalau kau mau ikut mendengarnya, aku tidak keberatan.” Selir Song Yin menaikkan alis, bibirnya mengerucut, mencerminkan rasa penasarannya. “Masalah apa sampai kau terlihat begitu serius?” tanyanya, nada suaranya setengah menggoda, tapi matanya penuh perhatian. “Nanti kau dengar sendiri,” Xian Ling menjawab tanpa ragu, melanjutkan langkahnya yang penuh seman
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-11
Baca selengkapnya

62. KERAGUAN PEJABAT ISTANA

Suasana ruang sidang istana Kekaisaran Benua Timur pagi itu tegang. Para menteri dan pejabat istana duduk berderet dengan ekspresi serius, beberapa di antaranya berbisik pelan di antara gemuruh spekulasi. Di tengah ruangan, berdiri Putri Mahkota Xian Ling, anggun dalam balutan jubah ungu kerajaannya, namun tatapan matanya menyiratkan ketegangan yang tidak bisa ia sembunyikan."Ayahanda Kaisar," Xian Ling memulai, suaranya tenang meski bergetar halus, "Aku mendapat peringatan bahwa seorang Necromancer telah kembali ke wilayah Kekaisaran Benua Timur. Kita harus berhati-hati."Kata "Necromancer" membuat ruangan itu mendadak sunyi. Para menteri saling pandang, sebagian mengangkat alis dengan ekspresi tak percaya.Seorang menteri tua, Menteri Kang, mengangkat suaranya. "Putri Mahkota, dengan segala hormat, ini adalah klaim yang sangat serius. Necromancer sudah lama menjadi bagian dari legenda gelap Kekaisaran. Tidak ada bukti konkret bahwa mereka benar-benar ada di masa kini.""Benar," samb
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-11
Baca selengkapnya

63. BENGKEL SUN WU LONG

Langit senja mengalirkan warna oranye keemasan yang melukis West City dengan kehangatan yang lembut. Jalan-jalan berbatu tampak seperti permadani waktu, mengantar siapa pun ke kejayaan masa lalu yang terukir pada menara-menara tinggi dengan detail rumit—kisah legenda yang seolah berbisik dari dinding-dindingnya. Di pasar yang ramai, aroma rempah beradu dengan suara pedagang yang tak henti menawarkan dagangan. Namun, di tengah hiruk-pikuk itu, langkah anggun seorang wanita muda mengundang perhatian. Matanya, tajam dan penuh tujuan, menyusuri setiap sudut jalan.Xian Ling menjadi pusat perhatian karena ia dikawal oleh beberapa pengawal istana sehingga beerapa penduduk menunduk hormat pada dirinya. Pamannya yang memaksakan pengawalan ke West City karena Xian ling belum pernah mengunjungi kota ini. Panglima Xian Heng harus kembali mengatasi pemberontakan bangsa Barbar yang pernah ditaklukannya sehingga tugas pembuatan senjata diserahkan kepada Putri Xian Ling.Panglima Xian Heng tidak mau
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-11
Baca selengkapnya

64. NAGARIUM

Langit membara dengan semburat merah dan oranye di atas West City, Sementara itu di dalam bengkel Sun Wu Long, suara dentingan logam masih bergema, beradu dengan desis tungku yang menyala terang. Xian Ling baru saja melangkah menuju pintu ketika suara Sun Wu Long menghentikannya.“TUNGGU!”Langkahnya terhenti. Ia menoleh, menatap pria itu yang masih sibuk membersihkan tangannya dengan kain kotor. Wajah Sun Wu Long tetap dingin, tapi ada ketegasan dalam suaranya yang tak bisa diabaikan.“Aku tidak punya bahan dasarnya,” katanya tanpa menoleh, pandangannya tetap tertuju pada logam yang tadi ia tempa. “Satu-satunya bahan yang bisa menahan tusukan senjata Necromancer adalah Nagarium.”Xian Ling mengerutkan kening. Nama itu asing di telinganya. “Nagarium?” tanyanya, matanya menyipit penuh rasa ingin tahu. “Aku belum pernah mendengar tentang itu. Kita harus mencarinya di mana?”Sun Wu Long tertawa pendek, namun nadanya getir. “Kamu pasti tidak akan percaya kalau aku ceritakan.”Xian Ling mel
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-11
Baca selengkapnya

65. RENCANA BARU

Cahaya redup dari lilin-lilin besar menerangi aula istana yang penuh dengan aroma dupa dan suara langkah kaki yang bergema di lantai batu. Xian Ling berdiri di hadapan pamannya, Panglima Xian Heng, dengan ekspresi tegas meski hatinya bergejolak.“Terlalu lama apabila harus berlayar ke Nusantara!” seru Xian Heng, suaranya menggelegar seperti petir, memantul di dinding aula. Sorot matanya tajam, memperlihatkan ketidakpuasan.Xian Ling mengepalkan tangan di sisi tubuhnya, menahan perasaan tidak puas yang mendesak. “Jadi, rencana baru apa yang akan Paman lakukan untuk menghadapi Necromancer?” tanyanya, mencoba menjaga nada suaranya tetap tenang.Xian Heng mengusap dagunya, seperti merenung, sebelum akhirnya menjawab. “Aku pernah mendengar tentang Seruling Sakti—sebuah senjata legendaris yang dapat menghancurkan apa saja. Seruling itu dimiliki oleh seorang pendekar dari Negeri Ming. Kemungkinan besar, itu bisa menghancurkan Necromancer.”Mata Xian Ling menyipit, pikirannya memutar cepat. “
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-12
Baca selengkapnya

66. MUNCULNYA SERULING SAKTI

Xian Ling menunggang kuda secepat angin, mantel perangnya berkibar di belakang. Pasukan kecil yang ia pimpin mengikuti dengan kesetiaan yang tak tergoyahkan. Wajah mereka dipenuhi tekad, meskipun ketakutan membayang di mata mereka. Di depan, Desa Fenghuang sudah tampak dari kejauhan, dikelilingi oleh kabut tipis yang mencurigakan.“Kita hampir sampai,” gumam Xian Ling, matanya tajam mengawasi cakrawala. Ia merasakan ada sesuatu yang salah. Udara terlalu dingin, terlalu sunyi. Bahkan burung-burung seakan enggan berkicau di atas tanah yang akan menjadi medan pertempuran.“Putri Mahkota, kita mendekati perbatasan,” lapor seorang prajurit yang berlari mendekat, suaranya gemetar. “Kabarnya, pasukan Necromancer membawa makhluk-makhluk kegelapan bersama mereka.”Xian Ling menarik napas panjang, menenangkan dirinya. “Kita akan menghentikan mereka di sini. Tidak ada yang boleh melewati Desa Fenghuang.”Saat mereka memasuki desa, bau kematian memenuhi udara. Rumah-rumah kosong, pintu-pintu yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-12
Baca selengkapnya

67. PENDEKAR SERULING SAKTI DAN NAGA HITAM

Xian Ling berdiri terpaku, tatapannya tertuju pada Zhang Long, pria muda dengan tatapan tenang dan kehadiran yang memancarkan aura kekuatan luar biasa. Seruling Hitam kini berada di tangannya, tampak menyatu dengan kepercayaan dirinya yang menggetarkan jiwa.“Apa kau benar-benar bisa menggunakan Seruling Hitam ini?” tanya Xian Ling, masih merasakan arus energi yang baru saja ia alami saat memegang seruling itu.Zhang Long hanya tersenyum tipis. “Aku telah lama berlatih dengan senjata ini. Jangan khawatir, Tuan Putri. Kegelapan tidak akan menang hari ini.”Panglima Xian Heng yang berdiri di sampingnya menepuk bahu keponakannya. “Ling’er, ini adalah hasil dari perjalanan panjangku. Zhang Long adalah pendekar terbaik dari Negeri Ming, seorang kultivator yang mampu mengendalikan kekuatan Seruling Hitam. Dengan bantuannya, kita punya harapan untuk menang.”Necromancer, yang tubuhnya diselimuti api gelap yang meliuk-liuk seperti ular, tertawa dingin. “Pendekar baru? Seruling itu tidak akan c
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-12
Baca selengkapnya

68. TAKDIR XIAN LING

Makhluk lava bersayap kegelapan itu melayang di udara, tubuhnya memancarkan panas yang membakar tanah di bawahnya. Suaranya menggelegar, seperti ribuan petir yang saling bersahutan. Naga Hitam mengeluarkan raungan balasan, menegaskan keberadaannya di tengah kegelapan yang menyesakkan.Zhang Long berdiri tegak di atas punggung Naga Hitam, Seruling Hitam di tangannya berkilauan dengan aura magis. Dengan ketenangan yang tidak biasa, ia kembali meniupkan nada, kali ini dengan irama yang mengguncang udara di sekelilingnya.“Ling’er, mundurlah sekarang juga! Ini bukan medan untukmu!” teriak Panglima Xian Heng sambil melindungi Xian Ling dengan auranya.Namun, Xian Ling menggeleng keras. “Tidak, aku tidak akan meninggalkan kalian! Jika kita kalah, tidak ada tempat untuk mundur lagi!”Di langit, makhluk lava itu meluncurkan serangan mematikan—sebuah gelombang api hitam yang berputar seperti tornado, mengarah langsung ke Naga Hitam. Zhang Long tidak gentar. Ia meniupkan serulingnya dengan inte
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-12
Baca selengkapnya

69. NAGA CAHAYA DAN KEGELAPAN

Pusaran energi dari Seruling Hitam berubah menjadi gelombang cahaya pekat yang memancar ke segala arah. Necromancer terdiam sejenak, matanya menatap Xian Ling dengan campuran rasa heran dan ancaman.“Aku tidak percaya…” gumamnya pelan, sebelum menyeringai lebar. “Jadi kau yang terpilih? Menarik. Sangat menarik!”Xian Ling, dengan tangan gemetar namun tekad yang kokoh, meniupkan nada berikutnya. Suara seruling itu menggema seperti nyanyian kuno yang menggetarkan jiwa, membuat tanah bergetar dan udara seolah dipenuhi energi yang hidup.Panglima Xian Heng menatap keponakannya dengan mata melebar. “Ling’er… Nada itu… itu bukan sekadar mantra pelindung! Kau telah membangkitkan sesuatu yang lebih besar!”Zhang Long yang terluka, bersandar pada pedangnya, mengangguk lemah. “Aku tahu dia bisa melakukannya… tapi ini terlalu cepat. Ling’er belum siap untuk menghadapi apa yang akan datang.”Dari pusaran energi itu, sosok besar mulai terbentuk. Awalnya kabur seperti bayangan, namun semakin nyata
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-12
Baca selengkapnya

70. PIL KULTIVASI EMAS

Langit di atas medan perang mulai cerah kembali, perlahan mengusir kabut pekat yang ditinggalkan oleh kekuatan Necromancer. Tubuh-tubuh makhluk kegelapan, yang sebelumnya meluluhlantakkan barisan para prajurit, kini berguguran menjadi abu, seiring dengan lenyapnya sang pencipta mereka. Para prajurit yang masih berdiri memandang sekitar dengan napas tersengal, beberapa saling menatap dengan mata penuh kelegaan dan kesedihan. Di sekeliling mereka, suara erangan para korban dan desahan angin yang membawa aroma darah menciptakan suasana sunyi yang mencekam.Panglima Xian Heng, dengan baju zirahnya yang kini ternoda darah dan tanah, mengusap keringat di dahinya. "Kita tidak boleh berpuas diri. Kehancuran Necromancer ini hanya sementara. Jika dia kembali, kita akan menghadapi kekuatan yang sama atau bahkan lebih dahsyat." Suaranya tegas, namun ada getaran kecil yang mengisyaratkan rasa gentar.Dia menoleh ke arah Xian Ling, Putri Mahkota yang berdiri di dekatnya dengan seruling hitam di tan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-12
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
18
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status